Aulia Aisha Fahmi Merupakan sepupu Andika, mereka menjalin cinta tanpa sepengetahuan orang tua mereka. Andika adalah cinta pertama Aulia dan ia begitu mencintainya. Namun, kejujuran Andika pada ayahnya untuk menikahi Aulia ditentang hingga Andika perlahan-lahan hilang tanpa kabar.
Kehilangan Andika membuat Aulia frustrasi dan mengunci hatinya untuk tidak menerima pria lain karena sakit di hatinya begitu besar pada Andika, hingga seorang pria datang memberi warna baru di kehidupan Aulia... Akankah Aulia bisa menerima pria baru itu atau masih terkurung dalam masa lalunya.
Penasaran dengan kisah selanjutnya, yuk ikuti terus setiap episode terbaru dari cerita Cinta untuk sekali lagi 😍
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aninda Peto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CHAPTER 23
..."Hanya berada di dekatnya, aku merasa nyaman dan bahagia"...
Suasana tampak ramai di alun-alun batu, di sepanjang perjalanan banyak pengunjung yang terus berdatangan, wajar saja ini merupakan hari weekend di mana banyak pekerja yang meluangkan waktunya untuk rehat sejenak.
Ryan menautkan tangannya di jemari tangan Aulia, sambil berjalan ke pusat jajanan makanan. Dari arah parkiran tampak ramai, berbagai manusia datang ke sana, mulai dari anak kecil hingga lansia karena seindah itu alun-alun kota Batu.
"Astagfirullah" Ujar Aulia terperanjat kaget ketika melihat kuntilanak sedang berdiri di luar pagar taman alun-alun. Ryan terbahak-bahak melihat reaksi Aulia yang begitu ketakutan sekaligus keheranan karena ada beberapa pengunjung sedang berfoto bersama kuntilanak tersebut, bahkan juga ada pocong di samping kuntilanak.
"Mereka masih hidup" Bisik Ryan di telinga Aulia, membuat perempuan itu hanya mengangguk kecil.
"Aku mau foto sama mereka" Aulia melepas genggaman tangan Ryan dan buru-buru ke arah setan jadi-jadian itu. Ryan hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah lucu Aulia, padahal baru beberapa detik yang lalu ia berteriak ketakutan. Namun, sekarang malah meminta untuk berfoto dengan setan.
Dengan memasang ekspresi datar, Ryan mulai mengangkat hpnya dan mengarahkan kamera hpnya ke arah Aulia yang sudah berpose dua jari di samping kuntilanak. Sedikit tak suka tapi ia tetap melakukannya.
Ada enam foto Aulia bersama setan kuntilanak dan pocong, setelah usai berfoto, Aulia memasukan uang dua puluh ribu ke dalam ember kecil di depan kuntilanak dan pocong.
Bibir Aulia tak henti-hentinya merekah berbeda dengan Ryan yanga menunjukkan wajah masam sedari tadi membuat perempuan itu menaikkan alisnya tinggi, bertanya-tanya gerangan apa yang dialami Ryan sampai pria itu terus menunjukkan ekspresi kesal.
"Ada apa tuan?" Aulia bertanya dengan nada merayu, memasang wajah manis dan mata yang di kedip-kedipkan.
"Nona, mau mendengar lelucon paling konyol gak?" Ryan bertanya, masih dengan ekspresi datar bahkan tatapannya menjadi dingin.
"Apa?" Jawabnya sambil berjalan di samping Ryan. Namun, tiba-tiba saja tangannya di tarik hingga kaki yang tadinya melangkah berhenti lalu melirik ke arah Ryan yang tiba-tiba membungkuk hingga berhenti ke telinganya sebelah kanan.
"Saat kau bersikap manis pada kedua setan itu, dan aku sangat cemburu"
Aulia menatap dalam-dalam wajah di hadapannya yang memanyunkan bibirnya serta mata yang memandang ke langit. Aulia sedikit tersenyum, kaki kecilnya menjinjit dan...
CUP
Satu kecupan mendarat di pipi Ryan membuat mata pria itu terbelalak dan berdehem merapikan baju hoodienya.
"Sudah baik perasaannya tuan?" Ryan hanya berdehem sebagai jawaban atas pertanyaan Aulia. Langkah yang sempat terhenti kini kembali mengayun ke depan menuju jajanan seafood yang terkenal di kota Batu.
Ryan diam-diam tersenyum lebar saat pandangan aulia tak lagi padanya, senyum yang menandakan bahwa hatinya sudah baik-baik saja.
"Nona, makanlah sepuasnya karena tuanmu ini sedang bahagia" Ujar Ryan dengan gaya elegan tanpa ekspresi serta tatapan yang mengarah ke depan. Aulia tertawa geli melihat tingkah konyol Ryan, baru kali ini ia melihat sisi Ryan yang sungguh menggemaskan. Dan ia tahu apa yang membuat pria itu bahagia.
"Tuan, jika aku menciummu sepuluh kali, apa tuan ingin membeli seluruh pasar seafood ini untukku?" Tanya Aulia
"Aku akan membeli Bumi dan seisinya untukmu... jika aku mampu, heheheh" tawanya pecah membuat perhatian beberapa pengunjung mengarah padanya, ia yang menyadari hal itu langsung diam dan berpura-pura tidak terjadi apa-apa.
Aulia menutup sebagian wajahnya ingin sekali terbahak-bahak tetapi tempatnya tidak mendukung.
"Sungguh, panggilan tuan tadi tidak pantas untukmu"
"Hehehehe, tapi kedengarannya bagus... Mulai sekarang panggilan sayang kita adalah nona dan tuan"
Kini keduanya sudah berada di pasar seafood, mata Aulia berbinar-binar melihat banyaknya jajanan enak di sana.
"Aku takut tuan akan bangkrut malam ini"
"Ambil saja nona, bukankah aku sudah menjaminnya" Tersenyum lebar saat mendengar jawaban yang memuaskan dari seorang tuan muda desa.
Aulia pun membeli lima tusuk gurita, empat tusuk cumi-cumi, telur gulung seharga sepuluh ribu, pentol sepuluh ribu, tidak lupa membeli jus apel dan alpukat serta kue tar dua potong.
Setelah membeli apa yang diinginkan Aulia, Ryan membawa Aulia ke taman, di mana dua rumah berbentuk buah berdiri kokoh di sana, tanpa tiang yang menyanggah.
Aulia terpesona melihatnya apalagi ada banyak sekali pengunjung yang bersantai di dalam, mulai dari yang single maupun yang sudah berpasangan hingga sekeluarga pun datang berkunjung.
"Suka dengan tempat ini?" Aulia mengangguk. Mereka pun mencari kursi yang hanya menampung tiga orang dewasa, dan tak jauh dari pagar pembatas, Ryan melihat kursi yang sesuai dengan keinginannya.
Setelah sampai mereka pun langsung duduk, Aulia dan Ryan membuka beberapa kantong plastik yang berisi jajanan yang tadi dibeli. Hampir seratus ribu jajanan yang sudah di habiskan Aulia malam ini.
Keduanya pun makan sambil menikmati keramaian di alun-alun kota Batu, sungguh Aulia akan menyimpan kenangan indahnya bersama Ryan.
"Apakah ini adalah dinner kita setelah satu tahun berpacaran?" Tanya Aulia yang kini sudah berusia 19 tahun, sebab perempuan itu lahir di tahun dua ribu, di bulan Januari dan lebih gokilnya lagi adalah tanggal satu.
Dan hari jadi mereka adalah di bulan Agustus tahun dua ribu delapan belas. Dan kini bertepatan pada bulan yang sama di tahun dua ribu sembilan belas, maka hubungan mereka telah terjalin selama setahun penuh.
"Anggap saja begitu" Balas Ryan sambil menikmati gurita di mulutnya.
"Tuan, kita di sini sama-sama untuk kuliah... Waktu kita akan dibatasi oleh tugas-tugas perkuliahan, aku pasti akan sangat merindukan tuan" Aulia berucap sambil melihat wajah Ryan dan bersamaan, pria itu membalas tatapan Aulia. Tangannya terayun, jempol tangan Ryan menghapus jejak merah kecoklatan di bibir Aulia kemudian menjilatinya membuat Aulia melotot.
"Tuan, ini kotor"
"Tidak. Sesuatu yang berada di tubuhmu akan menjadi bersih di mataku" Ucapnya kemudian disambung dengan kalimat hiperbola.
"Nona, puluhan bahkan ribuan tugas tidak akan mampu membatasi waktuku untuk menemuimu, karena kehendak berada dalam kendaliku, jadi jangan takut untuk tidak bersua"
Bibir Aulia seketika mengembang ia menatap lama wajah Ryan yang semakin ditatap semakin menggoda. Bahkan wajah Ryan sudah sangat tersipu, menjadi merah bak kepiting rebus. Aulia semakin menggoda prianya.
"Hey, bisakah berhenti menatapku?!" Serunya dengan ekspresi malu.
"Tidak tuan. Aku tidak ingin menyia-nyiakan maha karya Tuhanku yang begitu sempurna..."
"Tapi aku sudah sangat malu"
"Hahahaha, dan aku sangat menyukainya"
"Aku akan menciummu nona jika kau masih menatapku"
"Baiklah- baiklah"
Aulia pun berhenti menggoda Ryan dan kembali menikmati makanan yang dipegangnya.
"Hanya berada di dekatnya, aku merasa nyaman dan bahagia"
Aulia menatap nabastala yang dipenuhi jutaan gugusan bintang, malam ini ia seperti seorang putri yang diragukan pangeran tampan dan loyal.
.
.
.
.
.
Lanjut part 24