Aluna tiba-tiba diceraikan oleh suami nya Wardana, tepat saat anniversary pernikahan mereka yang ke 7 tahun. Padahal malam itu dijadikan Luna sebagai momen untuk membagi kabar bahagia, kalau ia telah sembuh dari sakit kanker yang menyerangnya selama 4 tahun terakhir.
Wardana mengatakan ingin menikahi Anita Yang sedang hamil anak kakak nya, Tapi fakta baru terungkap, keluarga Wardana menginginkan kematiannya, dapatkah Luna mengungkap tabir misteri yang keluarga Wardana sembunyikan?
Yuuk dukung karya terbaru aku.. jangan lupa subscribe nya ya..
karena subscribe kan kalian sangat berarti untuk menambah imun biar lebih semangat lanjutin cerita nya❤️🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sanayaa Irany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22
Kini Aluna dan Wardana sudah berada didalam mobil untuk pulang kerumah mereka.. Sepanjang perjalanan, Wardana masih mencerna kata-kata Bintang yang seolah terang-terangan menyindir dirinya. Selama yang ia kenal, Bintang selalu ramah dan sopan. Entah apa yang membuat nya menjadi seperti itu, bicara spontan dan menyindir
Menyadari raut wajah Wardana yang mulai berubah, Aluna paham.. Pasti Wardana tersinggung dengan perkataan Bintang tadi.
“Kenapa mas?”
“Gak apa-apa!”
“Kamu kesel sama kata-kata Bintang tadi?”
Wardana hanya menjawab nya dengan lirikan mata nya pada Aluna, lalu kembali fokus pada kemudi nya didepan.
“Aku baru sadar kalau ternyata Bintang bisa bersikap seperti itu!” jawab Wardana ketus.
“Gak ada yang salah dengan kata-kata nya mas, benar kan kita tidak pernah tahu apa isi hati seseorang , seperti aku yang tidak tahu apa isi hati mu! iya kan?” sentil Aluna tipis, membuat Wardana langsung menoleh pada istri nya.
“Jangan bilang kamu mulai terpengaruh!” kata nya dengan kerutan kening yang agak dalam.
“Terpengaruh apa sih mas? Benar kan apa yang aku bilang? Selama 7 tahun kita berumah tangga aku gak tahu, apa Yang sebenarnya ada didalam hati mu, terbukti dari kejadian kamu yang tiba-tiba menceraikan aku dan ingin menikahi Anita!”
“Lun.. Soal itu mas sudah bilang kalau mas terpaksa, mas terpaksa menikahi Anita karena dia mengandung anak mas Doni! Keluarga nya mengancam keluarga mas, mereka akan memenjarakan kami semua kalau mas tidak mengambil alih tanggung jawab itu, hanya sebatas itu Lun.. Mas masih mencintai kamu!”
“Kalau cinta tidak akan seperti ini! Kamu hanya kasihan saja kan?”
“Mas kan sudah membatalkan perpisahan kita, mas tetap ingin pernikahan kita berlanjut, tapi kamu juga harus terima kalau mas akan menikahi Anita! Mas mohon terima lah dia jadi adik madu mu!”
Aluna terkekeh, semudah itu kah mengambil keputusan menikahi wanita lain dengan alasan seperti itu? Jika saja Aluna tidak pernah tahu kebenaran nya, mungkin saat ini dia akan merasakan sakit hati yang luar biasa tentu nya. Sayang nya Allah masih berbaik hati mengungkapkan siapa sebenar nya Wardana selama ini.
“Mudah sekali pikiran mu mas, kamu bebas menikah lagi lalu aku harus lapang dada menerima semua nya, kamu pikir aku ini tidak punya hati kah?”
“Luna, tetep kamu satu-satunya istri yang ada didalam hati nya mas, Anita hanya istri diatas kertas saja!” jawab nya masih berusaha meyakinkan. 'Sayang nya aku sudah tidak percaya lagi mas!’
Aluna memilih untuk tidak menjawab ucapan Wardana, ia menyandarkan kepalanya pada kaca mobil dan menatap ke arah luar. Entah seperti apa wujud asli dari suami nya, saat ini ia benar-benar ragu dan awas, Sebenar nya bukan soal pernikahan antara Wardana dengan Anita lagi, melainkan siapa dalang di balik semua yang Aluna alami. Semua nya bisa saja menjadi pemeran utama nya.
Harta memang terkadang membuat orang lupa, bahkan mengabaikan rasa manusiawi seseorang.
Tak terasa mereka sudah sampai di rumah, Aluna melihat garasi nya terbuka, dan mobil nya sudah tidak ada lagi disana. Rasa kesal menyeruak, Nafas nya menderu, menahan amarah yang terasa sesak di dada. Bisa di tebak kalau tidak ada nya mobil kesayangan nya disana, semua itu karena istri kedua suami nya itu.
“Dimana mobil ku, mas?” tanya Aluna melirik tajam pada Wardana.
“Hah mobil? Tadi masih ada di garasi kok!”
“Jangan bohong! Aku sudah bilang kalau itu murni mobil ku tanpa campur tangan mu kan? kenapa kamu malah memberikan nya pada Anita?”
“Mas tidak memberikan nya pada Anita, Lun.. Sumpah! Mas gak bohong!”
Aluna mengeram kesal dalam hati, ia memejamkan mata nya untuk menetralisir emosi nya. Berani sekali pelakor itu mengambil barang nya.
“Kamu yang mengambil nya kesana, atau aku sendiri mas?” tanya Aluna dengan penuh penekanan.
“Tapi Lun..”
“Aku atau kamu?” Aluna mengulang pertanyaan nya lagi.
“Biar mas saja!”
Wardana langsung pergi lagi untuk mengambil mobil milik Aluna, ia pikir setelah dirinya mengatakan kalau dia tak tahu, Aluna akan percaya. Rupanya tidak, Aluna sekarang manjadi Aluna yang suka mendebat dirinya, tidak selembut dulu.
Baru saja ia keluar dari rumah nya, ibu serta adik nya datang kesana dan Wardana tidak tahu sama sekali.
Aluna mengatur nafas nya, saat Wardana sudah pergi meninggalkan rumah mereka, ia terduduk di sofa dengan mengusap wajah nya kasar.
‘Anita!! Berani sekali kau mengambil barang-barang ku, apa kau juga salah satu diantara mereka? Kalau memang benar tunggu saja, tunggu apa yang akan aku perbuat untuk mu!’
Aluna mengambil ponsel nya dan mengirimkan pesan pada Aji.
[Mas bisakah kau mencari tahu tentang Anita? tolong kirimkan aku informasi nya sedetail mungkin.] send..
“Aluna??” panggil Bu Lisa, lekas Luna menoleh, dua orang yang menjijikan hadir dihadapan nya, melihat mereka teringat kembali saat kata-kata Wiranti yang telah mengganti obat nya dengan obat pilihan nya untuk membunuh dirinya pelan-pelan. Kata-kata itu terus melintas di pikiran Aluna, bagai bisikan-bisikan yang membuat Aluna muak.
“Mbak, tadi malam mbak kemana? Mas Wardana loh nyariin mbak kelimpungan,” kata Wiranti yang kini duduk di samping nya, berpura-pura simpati. Begitu juga dengan ibu mertua nya.
“Kamu gak apa-apa kan, Lun?” Bu Lisa menelisik tubuh menantu nya dari atas sampai bawah. Sedang Aluna hanya diam saja memandangi mereka satu persatu.
“Aku lupa kejadian tadi malam, tau-tau nya aku sudah dirumah sakit, kata Bintang temennya menemukan aku di jalan tadi malam, terus dibawa kerumah sakit.. Dan mas Wardana menjemput ku di sana tadi!” jawab Aluna dibuat sesendu mungkin, agar Wiranti dan mama mertua nya tidak curiga
Bu Lisa dan Wiranti saling pandang, seolah mereka sedang saling berbicara menggunakan telepati.
“Mama bilang juga apa, dulu mama menyarankan kamu untuk berobat ke luar negeri tapi kamu malah nolak! sekarang begini kan? Untung saja Wardana sudah punya Anita, kalau tidak dia pasti akan sedih sekali kehilangan kamu!”
“Mama menginginkan aku tiada?” tanya balik Aluna, rupanya begini mksud mertua nya.
“Bukan gitu maksud mama, tapi ...”
“Aku tahu apa maksud mama, memang Anita jauh lebih baik dari aku, dia sehat dan masih muda, pasti mas Wardana akan bahagia hidup bersama dengan nya, begitu kan? Sebab itu lah mama menyetujui pernikahan mas Wardana dengan Anita!”
“Gak gitu maksud mama mbak,Sudah lah maafkan saja dia.. Jangan terlalu di ambil hati, kita bicarakan yang lain saja!”
‘Kau pikir aku akan menyerah begitu saja, dasar manusia-manusia lucknut, kalau suatu saat situasi seperti ini akan terulang lagi pada Wiranti dan menjadi Boomerang untuk dia sendiri, aku orang pertama yang akan bertepuk tangan untuk semua nya!’ batin Aluna dalam hati.
“Oke, ngomong - ngomong, kalian ngapain kesini?”
“Kami khawatir sama kamu!”
“Khawatir atau ingin melihat .. apa aku sudah sekarat atau belum?”
“Aluna...”