Menjadi seorang asisten rumah tangga bukanlah tujuan hidup bagi seorang wanita bernama ZENVIA ARTHUR.
Tapi pada akhirnya dia terpaksa menjadi ART seorang billionaire bernama KAL-EL ROBERT karena suatu alasan.
Bagaimana keseruan ceritanya?
follow instagram @zarin.violetta
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zarin.violetta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2
KZ 2
"Siapa namamu?" tanya Lesca sambil memeriksa Zenvia.
"Zenvia Arthur," jawabnya.
Lesca tersenyum lalu perawat membisikkan sesuatu pada Lesca dan wanita cantik itu tersenyum.
"Kau jangan khawatir. Biaya pengobatanmu gratis dan kami akan merawatmu sampai sembuh," kata Lesca.
"T-terima kasih," jawab Zenvia.
"Semoga kau cepat sembuh," kata Lesca.
Zenvia mengangguk tanpa mengatakan apa pun.
'Aku tak ingin sembuh jika di sini aku bisa tinggal dengan gratis,' batin Zenvia.
"Luka di kepalamu tak dalam dan kau tak sampai gegar otak," kata Lesca.
"Apakah lukaku parah?" tanya Zenvia.
"Kakimu cukup parah dan sepertinya kau akan cukup lama dirawat di sini," jawab Lesca.
'Syukurlah,' batin Zenvia.
Setelah memeriksa Zenvia, Lesca pun keluar dari kamar itu dan melanjutkan pekerjaannya kembali.
*
*
2 minggu berlalu dan keadaan Zenvia mulai membaik meskipun kakinya belum sepenuhnya pulih.
"Good morning," ucap seorang perawat cantik yang sering menemani Zenvia selama dirinya ada di rumah sakit itu.
"Morning, Reena," jawab Zenvia tersenyum.
"Ini dari mommy," ucap Reena menaruh semangkuh buah yang sudah terkupas di meja nakas.
Reena adalah menantu Dokter yang kebetulan menjadi perawat di rumah sakit itu. Suaminya adalah seorang dokter juga di rumah sakit yang sama.
"Thank you," jawab Zenvia yang mengawasi gerak gerik wanita cantik berseragam putih itu.
"Sepertinya bayimu perempuan, Reena. Kau semakin cantik," ucap Zenvia.
"Menurutmu begitu?" Sahut Reena sambil memberikan sepiring kecil buah pada Zenvia.
"Kau sedang mengandung, mengapa Doktee Clark masih mengizinkanmu bekerja?" tanya Zenvia.
"Dia tak bisa melarangku. Dan aku bisa sering bersamanya di sini jika aku bekerja. Dia terlalu tampan untuk kutinggal sendirian bekerja di sini," jawab Reena.
"Kau menantu pemilik rumah sakit, tapi kau sangat berbaur dengan pegawai rumah sakit ini," kata Zenvia.
Reena tak menjawab apa pun dan hanya tersenyum.
"Menurutmu apakah Dokter Lesca akan menerima lamaran kerjaku?" tanya Zenvia pelan.
"Kau tak mau bekerja di sini saja?" tanya Reena.
"Tidak, aku tak punya pengalaman di bidang kesehatan dan itu akan berbahaya jika aku tak mengerti apa pun tentang pekerjaan yang berhubungan dengan nyawa ini," jawab Zenvia.
"Baiklah. Kau pasti diterima," jawab Reena.
"Terima kasih," sahut Zenvia tersenyum senang.
"Aku tak akan pernah lupa dengan kebaikan yang kalian lakukan padaku. Aku bahkan mau bekerja pada Dokter Lesca tanpa digaji," kata Zenvia menunduk.
"Kami tak sejahat itu," jawab Reena.
Zenvia tersenyum dan memegang tangan Reena.
"Terima kasih," bisiknya lirih.
"Kau tak ingin ke taman?" tanya Reena.
"Tidak," jawab Zenvia seperti biasanya.
"Kau sama sekali tak pernah keluar semenjak di sini," kata Reena.
"Aku lebih suka di dalam," jawab Zenvia.
Reena hanya mengangguk dan mencoba mengerti apa yang diinginkan Zenvia.
*
*
Satu bulan berlalu dan Zenvia akhirnya sembuh total. Kini dia sudah bisa berjalan lancar dan tak menggunakan alat bantu lagi.
Pagi- pagi sekali, Zenvia pun sudah pulang dari rumah sakit setelah berpamitan pada beberapa perawat serta pasien yang dikenalnya.
Setelah itu, dia pergi ke mansion Lesca untuk tinggal dan bekerja di sana mulai hari ini.
"Halo, Sayang. Kau sudah datang? Ayo, kamarmu sudah disiapkan," kata Lesca.
Zenvia mengangguk sambil mengedarkan pandangannya ke mansion megah itu.
"Reena tak tinggal di sini?" tanya Zenvia.
"Tidak. Kau akan menempati kamar putriku karena di sana sudah lama tak terpakai," kata Lesca.
Zenvia mengangguk dan mereka pun masuk ke sebuah kamar mewah nang megah yang ada di pojok ruangan.