Lisya menjadi siswi pindahan di sekolah isinya kalangan atas. Demi sebuah misi yang penuh teka-teki saat di telusuri. Bermodal sebuah buku diary yang isinya juga tidak jelas.
Semua urusan itu susah jika cinta sudah masuk kedalamnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dinkacill, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Apartemen Jewar
Lisya memencet bel apartemen Jewar dengan brutal. Bukan tak sopan tapi Lisya hanya menyalurkan rasa kesalnya karena ia sudah menunggu lama daritadi
"Berisik" laki-laki dengan muka datar itu berucap setelah membuka pintu
"Monyet! Gue udah lumutan nunggu lo buka pintu"
"Oh, masuk" Jewar langsung berbalik dan meninggalkan pintunya yang terbuka
Lisya meninju udara untuk melampiaskan rasa kesalnya. Ia tersenyum ramah saat Jewar berbalik dan menatapnya
"Masuk" ucap Jewar
Lisya mengganguk lalu masuk dan meletakkan sandal karetnya di rak sepatu.
"Lo tinggal sendiri?" Lisya bertanya sambil mengikuti Jewar dari belakang.
"Hmm"
"Seriously? Ortu lo mana?"
"Rumah"
"Rumah Lo mana sih?"
"Rumah gue jauh jadi gue tinggal apartemen biar cepet"
"Sejauh apa?"
"Jogja" Lisya mengatupkan mulutnya setelah ditatap sedingin es batu
Mereka duduk di ruang tamu, memilih duduk di karpet bulu daripada di atas sofa. Terasa lebih nyaman dan mudah mengerjakan tugasnya di laptop
Lisya mengeluarkan laptop berwarna abu-abu. Menyalakannya dan terpampang lah foto selfienya sebagai walpaper.
"Mulai darimana?" tanya Lisya pada Jewar yang duduk disebelahnya
"Proposal pengajuan acara ke pihak sekolah" Jewar membuka proposal yang ada di atas meja tersebut
"Ini contohnya, proposal tahun lalu. ketik nanti ubah aja sesuai data yang kita punya"
"Ketik dari awal? Kenapa gak minta filenya dari sekretaris yang bikin ini tahun lalu? Biar gampang tinggal ngubah doang"
"Gak usah banyak protes, selesein aja"
Lisya sakit kepala saat memegang proposal tersebut. Setebal ini isinya apa saja?. Lisya merengut tapi mulai mengetik kalimat demi kalimat sesuai dengan proposal 27 halaman itu.
"Jewar, logo sekolahnya gimana?"
"Ambil di internet"
"Jewar, apartemen lo gak ada sinyal ya"
"Internetnya belum lu idupin"
"Hehehehe"
Lisya terkekeh lalu memberi hotspot untuk laptopnya. Dia kembali mengetik lalu tak lama menatap Jewar lagi
"Jewar, gue haus" Lisya menatap Jewar memelas
"Terus?"
"Tawarin gue minum kek" Lisya cemberut
"Ambil sendiri sana"
"Gak ada sopan santunnya ya lo sama tamu"
Jewar mendengus lalu berjalan ke belakang. Lisya menyeringai, mana mau dia jika susah sendiri. Setidaknya Jewar juga harus susah dibuatnya kan
Jewar kembali dengan segelas susu strawberry. Lisya berbinar saat satu gelas minuman berwarna pink itu diletakkan di atas meja
"Rasa strawberry?" Lisya menatap Jewar dengan binar yang tidak hilang
Jewar mengganguk membuat Lisya bersorak girang lalu mengambil gelas itu dan meneguknya.
"Lo gak takut gue racunin?" Jewar menatap Lisya yang sudah menghabiskan susu itu
"Lo kasih racun?" Lisya melotot terkejut
Jewar mengindik bahunya, Lisya merungut saat tahu jika ia dibohongi. Eh gak ada yang membohongi kan Jewar cuma nanya.
"Spasinya kurangin" titah Jewar. Lisya dengan cepat menekan tombol backspace
"Kata-kata nya masih ada typo tuh"
"Ukuran huruf judul sama keterangan beda"
"Perhatiin-
"Huaaa gue gak bisa!" jerit Lisya lalu menelungkup wajahnya dia atas meja
"Tugas lo belum selesai"
Lisya menghadap wajahnya ke arah Jewar yang menatapnya. "Gue gak bisa Jewar" suaranya teredam karena pipinya tergencet oleh meja belum lagi bibirnya yang manyun.
Jewar menahan senyumnya "bisain"
Lisya mengangkat wajahnya "Gak bisa! Sana cari aja sekretaris baru. Sakit kepala gue ngeliat laptop. Lo taukan? Gak boleh liat layar laptop terlalu lama itu bisa aja buat penglihatan mata jadi kabur belum lagi sakit kepala. Gue belum siap minus terus make kacamata bulat gede kayak anak culun. Gak sesuai sama muka gue yang kecil."
Jewar terkekeh geli mendengar keluhan gadis didepannya. Padahal gadis itu baru setengah jam mengetik, mungkin tidak ada apa-apanya dibandingkan jam menontonnya di layar laptop.
Lisya tambah cemberut saat Jewar tertawa "pake ketawa lagi. Gue sakit kepala, Jewar."
Jewar berdehem lalu Mendekat ke arah Lisya. Tangan kanannya terlihat melewati punggung Lisya untuk memegang mouse hitam laptop itu hingga posisinya seperti memeluk Lisya.
Jewar menggerakkan mouse itu sedangkan tangan kirinya mengetik dengan cepat. Lisya berdecak kagum melihat kemampuan Jewar. Jewar itu bisa kidal mana cepat lagi ngetiknya.
Jewar semakin menggeser tubuhnya di belakang punggung Lisya agar lebih mudah. Sedangkan Lisya meletakkan kepalanya di atas meja atau tepat di depan laptop tersebut. Lisya menatap serius layar laptopnya yang penuh dengan tulisan.
Jewar merasakan kakinya terhimpit lalu ia mengintip di bawah meja saat diatas kakinya ada kaki lain dengan ukuran lebih kecil. Jewar sadar dengan posisinya sekarang dan menatap punggung dan kepala Lisya dari belakang
Jewar mundur dan sedikit menggeser ke samping lalu menggerakkan tangan Lisya pelan. Tak ada sahutan jadi Jewar kembali mendekat dan memperhatikan wajah Lisya yang tertutup rambut. Ia menyampir rambut itu kebelakang dan terlihatlah wajah itu yang sedang tidur.
"Malah tidur" Jewar menatap lamat wajah sampai Lisya. Gadis itu memang benar-benar definisi wajah cewek sempurna. Pantas saja para anggota OSIS sering menggosipnya sebagai siswi paling cantik
"Nyusahin" Jewar memegang kepala Lisya perlahan dan menyandarkan di dadanya. Lalut tangan kanannya beralih di tengkuk gadis itu dan tangan kiri berada di tekuk lutut. Ia mengangkatnya dan menaruh di sofa. Lalu kembali duduk di atas karpet.
"Kalau gini biar gue aja yang sekalian jadi sekretaris" gumam ketua OSIS PHS itu
Jewar mengetik kalimat itu dengan cepat dan teratur. Karena berpengalaman membuat proposal jadi dia bisa membuatnya tanpa bantuan proposal lama.
Sekitar 2 jam Jewar menghabiskan waktu dengan mengetik pada laptop tersebut. Aneh tapi Jewar benar benar membantu gadis yang malah sedang enak tertidur bahkan Jewar memberinya selimut. Masih kurang baikkah Jewar?
Sekarang Jewar memilih istirahat dan duduk di single sofa. Menatap Lisya yang sepertinya akan bangun
"Hoaamm, pegel banget badan gue" sekretaris itu meliukkan bagian pinggangnya hingga berbunyi. Lisya menyadari jika ia tidak sedang berada di rumah nya melainkan apartemen ketosnya
Lisya mengedar pandangannya hingga menatap Jewar yang menatapnya datar.
"Hehehe sorry gue ketiduran. Btw, sekarang jam berapa"
"Sebelas"
"Seriously? Gue ketiduran 2 jam? Gue gak ngorok kan? Ngigo gak tadi? Kalau lo liat ada iler jangan dipeduliin" Lisya berujar dengan panik
Jewar menatap Lisya gemas, walau malas mengakui, gadis itu malah kelihatan seperti bidadari yang tertidur. Dari semua yang ucapkan tidak ada terjadi saat ia tertidur. Mungkin gadis itu hanya mencemaskan penampilan nya
"Proposal lo" dibandingkan mendengar omong kosong gadis itu Jewar memilih menyadarkan Lisya kalau ada tugas yang harus diselesaikan
Lisya menyadarinya dan langsung loncat ke karpet bulu dibawahnya. Ia melihat laptopnya menyala dengan keadaan dicas. Lisya membuka folder acara ultah sekolah hingga terdapat dua file disana.
"Hah? Ini proposal pengajuan dana nya? Kok bisa? Jewar, lo buatin?"
Jewar hanya mengangguk
"Aaa makasih banyak" pekik Lisya girang
"Tadi bendahara nya ngirim rekap jadi langsung gue buatin proposalnya. Gue cuma gak mau nanti malah ada salah nominal" Lisya tak peduli dengan jawaban Jewar yang penting salah satu tugasnya sudah selesai
"Iya, iya tapi gue tetep mau bilang makasih banyak banyak"
Lisya membuka file dengan nama pengajuan acara. Matanya kembali berbinar saat isinya juga lebih banyak dari yang ia buat tadi
"Jewar? Jangan bilang lo buat salah salah biar nanti gue disalahin. Kalau iya, gak usah bantuin"
"Pikiran lo kotor, gue gak suka main main kalau udah ada kaitan sama OSIS"
"Mana tau hehehe, sorry and thank you very much for your help. Lo mau imbalan apa? Kalau yang mahal-mahal kayaknya duit lo lebih banyak dari gue. Atau gini aja, gue tolongin lo nyari cewek biar hidup Lo gak hampa. Eh entar gak ada lagi yang nolongin gue kalau lo punya cewek, oh iya imbalan lo bisa temenan sama gue. Lo tau? Orang-orang rebutan buat temenan sama gue. Bahkan ada anak PHS yang gue tolak cintanya soalnya gue gak suka sama dia. Eh sorry keceplosan, jangan kasih tau Sasya ya"
Jewar tertawa pelan mendengar celoteh Lisya
"Lo gemesin"
"Hah?"
Omaygat, Lisya syok berat. Bagaimana tidak? Jewar mengatakannya dengan nada suara dan ekspresi datar. Kan serem
...****************...
mau pilih Lisya Jewar atau Lisya Revan