Di dunia kultivasi yang dilanda konflik antara Ras Manusia dan Ras Iblis, Dewa Bin Jue dari Sekte Pedang Langit menjadi harapan terakhir umat manusia. Setelah bersembunyi di Gua Abadi, Dewa Bin Jue meninggal dan menciptakan warisan Pedang Langit sebelum Dewa Iblis Yu Zheng menyerang.
Di Benua Huang Zhou, pemuda jenius Luo Xinfen kehilangan kemampuan kultivasi akibat pengkhianatan tunangannya, Wei Ling. Dalam pencariannya untuk memulihkan kekuatannya, Luo Xinfen menemukan gua misterius yang menyimpan rahasia kuno. Di sana, ia bertemu dengan suara Dewa Bin Jue yang memberinya Pedang Langit.
Dengan warisan legendaris ini, Luo Xinfen bersiap untuk menghadapi tantangan, mengungkap kebenaran di balik pengkhianatan, dan menyelamatkan dunia manusia dari ancaman Ras Iblis.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LevzaaOP, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch.31 I Rencana Besar di Sekte Pedang Kilat
Setelah pertarungan sengitnya dengan Zhao Liang, Luo Xinfen berjalan kembali ke kamarnya dengan perasaan campur aduk. Ia merasa kekuatan dan tekniknya telah meningkat pesat, terutama dengan bantuan Dewa Bin Jue dan Kristal Surga Biru. Tapi pertarungan itu juga meninggalkan perasaan yang membayangi pikirannya; persaingan di Sekte Pedang Kilat ternyata lebih keras dari yang ia bayangkan. Xinfen tahu, tantangan yang lebih besar menantinya di sini.
Sesampainya di kamar, ia menutup pintu dengan perlahan. Udara malam yang sejuk menerobos masuk dari jendela, memberikan ketenangan. Xinfen duduk bersila di kasurnya, memejamkan mata dan menarik napas dalam-dalam, menenangkan jiwanya. Dengan hati-hati, ia memanggil kesadaran Dewa Bin Jue.
Hanya dalam hitungan detik, sosok kesadaran Dewa Bin Jue muncul, melayang dengan aura yang agung dan tenang, menyelimuti ruangan dengan energi lembut namun kuat. Dewa Bin Jue memandang Xinfen dengan penuh kebijaksanaan.
"Xinfen," suara Dewa Bin Jue terdengar, lembut namun tegas. "Hari ini kau telah menunjukkan ketangguhanmu di hadapan seluruh murid luar. Tapi ingatlah, kekuatan sejati tak hanya datang dari kemenangan, namun dari keteguhan hati dan fondasi yang kuat."
Xinfen mengangguk dengan hormat, menyerap setiap kata dari mentornya. “Terima kasih, Guru Bin Jue. Tanpa bimbinganmu, aku tidak mungkin bisa mengendalikan teknik yang telah kita latih. Pertarungan tadi membuatku sadar bahwa perjalanan ini masih panjang.”
"Benar," jawab Dewa Bin Jue. "Kau memiliki potensi yang besar, potensi yang besar itu membuatku pada saat itu memilihmu Xinfen, tapi di sini, di Sekte Pedang Kilat, kekuatan saja tak cukup. Kau harus memahami tempatmu, dan lebih dari itu, menentukan jalan yang ingin kau tapaki."
Xinfen memejamkan mata, merenung sesaat sebelum berbicara. "Guru Bin Jue aku memutuskan ingin mencapai puncak kultivasi di Sekte Pedang Kilat ini dan mengasah teknik yang Anda ajarkan hingga sempurna. Saya ingin menjadi murid dalam yang bisa menguasai setiap teknik tinggi di Sekte Pedang Kilat.”
Dewa Bin Jue tersenyum tipis. "Itu ambisi yang mulia, Xinfen. Tapi jalan menuju puncak sekte penuh dengan ujian, dan setiap murid inti adalah lawan yang tangguh. Pertama-tama, fondasimu harus dibangun lebih kokoh. Kau masih perlu melatih 'Tebasan Badai Halilintar' hingga tingkat yang lebih tinggi untuk menghadapi lawan sekelas murid dalam."
Xinfen terdiam, mengingat energi luar biasa yang ia keluarkan saat menggunakan Tebasan Badai Halilintar. Teknik itu memberikan kekuatan besar, namun juga menguras tenaga yang sangat besar. Ia menyadari bahwa ia harus mengembangkan daya tahannya agar mampu mengendalikan kekuatan itu dengan lebih lama.
"Saya mengerti, Dewa Bin Jue," jawabnya. "Lalu, apa yang Anda sarankan untuk tahap selanjutnya?"
Dewa Bin Jue mengangguk. "Ada beberapa hal yang harus kau fokuskan. Pertama, latih pernapasan dan teknik penyerapan energi dari Kristal Surga Biru setiap malam. Kristal itu akan membantu menyelaraskan teknik pedangmu dengan energi alam, sehingga kau tak hanya mengandalkan kekuatan fisik, tapi juga kekuatan jiwa."
Xinfen mengangguk. "Baik. Saya akan memastikan setiap malam digunakan untuk berlatih seperti yang Anda ajarkan."
"Kedua," lanjut Dewa Bin Jue, "kau harus mendalami lagi Teknik Jiwa Petir Langit, dan Teknik Cakar Naga Bayangan, Teknik Tapak Ilahi Bumi serta teknik yang kamu dapat di Mansion Tersembunyi Teknik Pedang Bayangan, dan Teknik Pedang Pemisah Dimensi Latihan teknik ini akan membuatmu semakin tangguh dalam bertahan maupun menyerang. Khususnya Teknik Jiwa Petir dan Pemisah Dimensi, Teknik ini sangat jarang dikuasai bahkan murid dalam dan tetua tidak memiliki teknik ini. Jika kau bisa menguasainya, kau akan berada di atas rata-rata murid sekte."
Dewa Bin Jue berhenti sejenak, memberikan kesempatan bagi Xinfen untuk mencerna informasi tersebut. Mata Xinfen berkilat penuh tekad. “Saya akan melatihnya dengan segenap jiwa. Dan dengan petunjuk Anda, saya yakin bisa menguasai teknik itu.”
“Dan terakhir,” ucap Dewa Bin Jue dengan nada yang sedikit lebih dalam, “kau harus menyusun sekutu di dalam sekte ini. Kau sudah membuktikan kekuatanmu di arena, tapi untuk mencapai puncak, kau harus memiliki sekutu. Ada beberapa murid yang bisa kau dekati. Cari mereka yang memiliki karakter yang cocok denganmu.”
Xinfen mengangguk, memahami maksud gurunya. Dengan memiliki sekutu, ia bisa lebih leluasa mengembangkan kultivasinya tanpa gangguan. Meski baru sehari berada di sekte ini, ia sudah bisa merasakan adanya ketegangan dan persaingan antar-murid, terutama dari murid senior halaman luar yang merasa terancam dengan kehadiran murid baru berbakat sepertinya.
"Baiklah," kata Xinfen dengan penuh keteguhan. "Saya akan mengikuti saran Anda, Guru Bin Jue. Saya akan melatih fondasi saya, menguasai teknik dengan sempurna, dan menjalin jaringan di sekte."
Dewa Bin Jue mengangguk dengan bijak. "Bagus, Xinfen. Ketahuilah, kau berada di jalan yang benar. Sekarang kau harus fokus untuk memperkuat jiwa mu setelah itu cobalah untuk menerobos Tingkat Menengah Tahap ke-8. Sekte Pedang Kilat ini hanyalah awal, dan aku melihat takdir besar menunggumu di masa depan. Kau akan mencapai ketinggian yang tak terbayangkan, namun tetaplah rendah hati."
Setelah percakapan mendalam dengan Dewa Bin Jue, Luo Xinfen mengingat sebuah teknik yang disebutkan gurunya, sebuah teknik alkimia untuk memperkuat jiwa dengan bantuan pil khusus. Teringat akan potensi luar biasa dari pil itu, Xinfen langsung bertanya pada Dewa Bin Jue.
“Guru, Anda pernah menyebutkan tentang pil yang bisa memperkuat jiwa,” ujar Xinfen dengan rasa ingin tahu. “Bisakah Guru memberi tahu lebih lanjut tentang pil itu? Bahan apa saja yang dibutuhkan untuk membuat pil?”
Dewa Bin Jue menatapnya dengan penuh pengertian dan kebijaksanaan. “Kau cukup cepat menyerap semua informasi, Xinfen. Baiklah, pil yang kau maksud adalah Pil Penguat Jiwa. Pil ini memiliki khasiat luar biasa untuk memperkuat dan menstabilkan inti jiwa seorang kultivator, khususnya dalam menghadapi batas-batas kekuatan jiwa yang lebih tinggi.”
Xinfen mendengarkan dengan penuh perhatian saat Dewa Bin Jue melanjutkan penjelasannya.
“Untuk membuatnya, kau membutuhkan beberapa bahan langka. Di antaranya adalah Bunga Naga Matahari untuk energi jiwa yang kuat, Akar Bintang Langit sebagai penyeimbang energi dalam tubuh, dan sedikit Serbuk Lotus untuk memurnikan efek pilnya. Ketiga bahan itu adalah bahan utama. Beberapa bahan tambahan seperti Buah Es Malam dan Daun Angin Lembut bisa menambah daya serapnya, tapi hanya jika kau menemukannya.”
Xinfen mengangguk, mencatat semua bahan dalam pikirannya. "Terima kasih atas petunjuknya, Guru," jawabnya dengan hormat. "Saya akan mencari bahan-bahan itu di pasar sekte hari ini siapa tau aku akan menemukanny. Dengan pil ini, saya akan lebih siap untuk meningkatkan kekuatan jiwa saya."