Ketika tombak itu dihunuskan ke arahnya, Qu Fengxiao sudah tidak memiliki terlalu banyak harapan lagi untuk mengembalikan segalanya seperti semula. Satu-satunya keluarga yang ia punya membunuhnya. Dia jatuh ke dalam keputusasaan. Tapi siapa sangka, dia akan terbangun di dunia lain di mana teknologi lebih maju dari duniannya. Ditambah, dia harus berurusan dengan ilmuwan gila dari sebuah institusi raksasa yang terhubung dengan keluarganya.
Belum selesai dengan itu, tiba-tiba seseorang mengajaknya menikah dan membuatnya bingung dengan keberadaan dua pria yang terlihat mirip di dua dunia.
"Tuan Dewa Kuno, kau tidak sedang mempermainkanku, kan?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chintyaboo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
30. Kompetensi
Satu bulan sudah cukup bagi Qu Fengxiao untuk menstabilkan jiwanya setelah memakan Bunga Cermin Air. Energi Bunga Cermin Air sangat kuat baginya sehingga dia harus melakukan kultivasi tertutup untuk mencerna seluruh energi yang didapat.
Setelah satu bulan, Qu Fengxiao keluar dari gua. Gua ini berada di pekarangan rumah Qing Fei di desa pinggiran lembah. Saat dia keluar, aroma yang harum dan membuatnya bersemangat tercium. Matanya menjadi sangat cerah.
“Xiao Xiao, cepat ke sini! Bibi Li memasakkan ayam panggang yang istimewa hari ini.”
Dalam satu kedipan mata, Qu Fengxiao muncul di meja makan samping Qing Fei. Dia tidak segan mengambil beberapa potongan ayam dan makan dengan lahap.
“Sangat lezat. Sudah lama aku tidak makan seperti ini.” Qu Fengxiao terlalu bahagia sampai ingin menangis. Makanan ... dia tidak pernah melewatkan makan sehari saja, tapi sejak menjadi jiwa, lidahnya terasa hampa sampai ia tertekan.
Bibi Li yang memasak ayam untuk mereka tersenyum senang. “Makanlah perlahan. Sebentar lagi Dewa Lembah Ming akan mengadakan kompetisi untuk memasuki dimensi baru. Setelah hari itu, akan sulit mencari makanan yang enak dimakan.”
Qing Fei mengangguk cepat. “Benar. Xiao Xiao, jangan habiskan semuanya. Sisakan untukku juga ....”
Qing Fei mengambil dua potongan ayam sekaligus dan memakannya. Karena Qu Fengxiao makan terlalu lahap, dia jadi ikut makan dengan lahap mengabaikan saran Bibi Li.
Bibi Li terkekeh sambil menggeleng kepala. “Kalian sangat suka makanan. Makanlah yang banyak. Aku akan mengambilkan sup burung kenari yang penuh kekuatan spiritual.”
Bibi Li telah merawat Qing Fei sejak dia baru datang ke dunia ini. Mereka seperti bibi dan keponakan. Sekarang Qu Fengxiao datang, Bibi Liu telah menganggapnya sebagai keponakan kedua.
Sup burung kenari baru saja datang, sedangkan ayam panggangnya sudah habis lebih cepat. Sekarang giliran sup burung kenari yang jadi perebutan.
Setelah memakan semuanya sampai habis, kedua wanita itu duduk lemas dengan wajah puas. Qu Fengxiao bahkan sampai cegukan.
Bibi Li membereskan meja setelah makan dan pergi. Qu Fengxiao melihatnya pergi untuk beberapa saat, laku bertanya pada Qing Fei.
“Apa Bibi Li tidak akan ikut?” tanyanya.
“Bibi Li tidak pernah mengikuti acara seperti ini. Dia telah hidup ribuan tahun dan pernah mengalami kegagalan kenaikan. Sekarang, aku takut dia sudah tidak optimis lagi.”
Qu Fengxiao mengangguk paham.
Qing Fei berkata, “Xiao Xiao, kita harus segera pergi mengikuti kompetisi. Katanya kompetisi di Lembah Ming diadakan secara serentak dan dipimpin oleh Dewi He.”
“Dewi He?”
“Namanya He Yuniang. Dia sangat kuat dan hampir membentuk tubuh fisik. Rumornya dia akan naik ke Alam Dewa tidak lama lagi bersama pemilik Lembah Ming, Ming Xuan.”
Qu Fengxiao tiba-tiba teringat aksinya menelan Bunga Cermin Air di depan dua dewa yang ingin merebutnya. Dua dewa itu adalah utusan Lembah Ming.
Jangan-jangan ... Bunga Cermin Air yang ia telan dikhususkan untuk He Yuniang yang akan membentuk tubuh fisik.
“Ayo kita pergi. Kita hampir terlambat!” Qing Fei meraih lengan Qu Fengxiao dan menariknya pergi. Dia berteriak pamit pada Bibi Liu di dalam rumah sambil berlari.
Qing Fei terbang cukup cepat sampai tiba di area kompetisi. Ada banyak jiwa berkumpul sampai area kompetisi penuh akan jiwa-jiwa yang menunggu seleksi.
Pasalnya Wilayah Kekacauan merupakan tempat yang berbahaya. Selain itu tidak hanya Lembah Ming yang akan datang untuk berburu di sana, tapi ada juga dewa-dewa dari fraksi lain yang tak kalah kuat. Lembah Ming tentu saja tidak akan mau kalah dan ingin menarik jiwa-jiwa kuat untuk menjelajah bersama mereka.
Qu Fengxiao tidak ingin menjadi bagian dari Lembah Ming, mengingat konfliknya tentang Bunga Cermin Air. Dia tidak akan bisa menghindari perselisihan dengan dua dewa besar itu.
Tapi Qu Fengxiao sendiri tidak memiliki pijakan apa pun di tempat ini. Hanya bisa mencari cara berada di posisi aman agar identitasnya tidak sampai ketahuan.
“Sesak sekali. Itu sebabnya Bibi Liu tidak menyukai kompetisi seperti ini. Apa pun bisa terjadi di tempat seramai ini,” keluh Qing Fei.
Seiring berjalannya waktu, tempat ini menjadi semakin padat. Qu Fengxiao dan Qing Fei saling bergandengan tangan agar tidak terpisah. Mereka juga sampai terdesak ke pinggiran karena disela oleh jiwa-jiwa yang tidak mau mengalah.
Saat ini, Qu Fengxiao tenggelam di antara jiwa-jiwa bersama Qing Fei. Tidak ada yang bisa melihatnya dari arah mana pun. Itu membuat Qu Fengxiao agak lega.
“Lihat! Itu He Yuniang!” Qing Fei menunjuk ke arah altar di atas sana.
Qu Fengxiao mendongak. Wanita berpakaian bangsawan berwarna kuning berdiri di altar. Wajahnya cantik dan mempesona. Senyumnya sangat memanjakan mata. Dia terlihat sangat lembut.
“Tidak disangka, dia sudah akan mencapai tahap itu. Meski bukan Dewa Utama, dia memang terkenal sangat kuat. Itu sebabnya bisa berdiri di samping Dewa Ming selama ribuan tahun.”
“Dewa Ming itu ....”
“Itu dia!” Qing Fei menunjuk ke arah cahaya yang tiba-tiba muncul di langit dan mendarat di samping He Yuniang.
Sosok pria tampan dan matang berdiri di sampingnya dengan gagah. Dia memiliki aura yang istimewa, yang membuat seluruh dewa di tempat ini menjadi sangat heboh.
Qing Fei berkata dengan santai. “Dia adalah Dewa Utama. Selain Dewa Ming, orang mengenalinya dengan sebutan Dewa Pedang.”
Dewa Pedang hanya dewa di urutan terbawah. Tapi kekuatannya lebih kuat dari dewa biasa. Bagaimanapun, dia adalah dewa utama. Kemampuan pedangnya mengerikan dan tidak bisa ditiru dewa lain.
“Kudengar He Yuniang adalah muridnya. Saat ini mungkin saja kekuatan He Yuniang telah mencapai tahap Raja Dewa yang setara dengan para Dewa Utama. Aura tidak bisa membohongi.”
Qu Fengxiao mencibir dalam hati. “Tapi tetap saja bukan Dewa Utama. Selain itu, ini adalah Alam Jiwa. Kekuatan dewa tidak bisa berfungsi penuh.”
“Benar. Tapi dewa kecil seperti kita, aku tidak berani mengucapkannya.” Qing Fei menghela nafas.
Qu Fengxiao sebenarnya Dewa Utama, Dewi Yin. Dia juga telah memulihkan jiwanya, hanya perlu meningkatkan kekuatan jiwa sedikit demi sedikit untuk mendapatkan kendali kekuatan dewanya.
Setelah kedatangan Ming Xuan, senyum He Yuniang semakin mengembang. Mereka juga sempat beradu pandang dengan tatapan kasih sayang.
Qu Fengxiao yang melihatnya memasang wajah datar.
“Guruku jauh lebih tampan.”
“Oh, ya?” Qing Fei tertarik. “Seperti apa dia?”
“Jika orang melihatnya, mereka akan mencintainya tanpa memandang gender.”
Qing Fei terkejut. “Ada yang seperti itu? Apa dia dewa?”
“Entahlah.” Qu Fengxiao jadi kepikiran. Apa gurunya adalah Dewa? Tapi mereka tidak lagi bertemu setelah ia memasuki Alam Atas. Gurunya seolah menghilang begitu saja dan tidak kembali.
“Ah, aku jadi ingin melihatnya. Tahukah kamu? Aku menyukai pria tampan semasa hidup dan telah membagikan peringkat sesuai wajah mereka.”
“Ada yang seperti itu?” ejek Qu Fengxiao.
“Kamu tidak tahu semasa aku hidup.” Qing Fei membusungkan dada.
Dia memang cantik dan penuh energi positif. Qu Fengxiao pikir Qing Fei adalah seorang wanita muda yang populer dari sebuah klan yang hidupnya dipenuhi cinta.
Kembali ke kompetisi. Saat He Yuniang mengangkat tangannya dan berdiri di samping Ming Xuan, semua orang langsung diam dan terpusat padanya. Kerumunan tidak lagi berisik dan dipenuhi gosipan.
“Semuanya. Dunia kecil yang baru akan terbentuk sebentar lagi. Siapa pun yang memiliki kualifikasi bisa datang saat pembukaan dunia kecil. Di sana akan ada banyak dewa dan dewi yang datang mencari peluang sekecil apa pun untuk meningkatkan kekuatan jiwa dan naik ke Alam Dewa. Aku harap kalian dapat mewakili Lembah Ming untuk mendapatkan wilayah baru sekaligus meningkatkan diri kalian. Bagi yang berhasil mendapatkan banyak inti dewa dari wilayah lain dan harta bagus di dunia baru, maka akan terpilih sebagai generasi enam kesatria selanjutnya.”
Enam kesatria adalah enam dewa terpilih yang bisa bertarung berdampingan dengan Ming Xuan dan He Yuniang. He Yuniang adalah salah satu dari enam kesatria generasi pertama di Lembah Ming. Semua orang di Lembah Ming tahu seberapa kuat enam kesatria itu.
Tawaran itu sangat menarik bagi sebagian besar dewa. Menjadi bagian dari enam kesatria Lembah Ming bisa mendapatkan banyak manfaat sumber daya dalam pelatihan dan mendapat dukungan besar Lembah Ming.
Ming Xuan adalah Dewa Utama. Siapa yang tidak ingin mendapat dukungan dari Dewa Utama?
Kerumunan menjadi heboh. Mereka semakin bersemangat dan siap menerima ujian apa pun agar bisa ikut serta.
He Yuniang melanjutkan, “Tidak semua orang bisa mengikuti perburuan dunia kecil kali ini. Sebelum memasuki dunia kecil, kita akan melalui Wilayah Kekacauan yang berbahaya. Jadi hanya jiwa dengan kekuatan yang mumpuni yang bisa menginjakkan kaki di Wilayah Kekacauan. Oleh karena itu, kompetisi ini akan diadakan dalam bentuk seberapa besar tekanan yang bisa kalian hadapi. Jika tidak bisa menanggungnya, kalian akan tereliminasi.”
Kompetisi kali ini hanya pengujian kekuatan jiwa terhadap tekanan. Namun, tekanan tiap unsur kekuatan berbeda-beda efek. Qu Fengxiao penasaran, apa He Yuniang akan menggunakan kekuatannya sendiri untuk menguji atau orang lain.
He Yuniang menoleh ke arah Ming Xuan, lalu mengangguk setelah mendapat persetujuannya. Dia mengangkat tangannya dan mengukurkan rune di langit. Sebuah pola bintang yang besar muncul di langit dan menciptakan aura yang mengesankan.
“Ini adalah formasi kekacauan bintang. Tekanan yang diberikan hampir sama seperti tekanan di Wilayah Kekacauan. Jika bisa bertahan di bawah tekanan selama satu batang dupa, maka dinyatakan lolos.”
Dalam sekejap, sebuah tekanan besar muncul dan menekan semua jiwa di area kompetisi. Lingkaran besar jatuh ke atas kepala mereka, menekan mereka dengan tekanan besar yang akan membuat jiwa manapun terhempas keluar dari area kompetisi.
Tapi tekanan seperti ini tidak membuat Qu Fengxiao dan sebagian dewa lainnya merasa harus tertekan. Bahkan Qing Fei juga terlihat tenang.
Melihat tidak terlalu banyak dewa yang tersingkir, He Yuniang menambahkan tekanan pada formasi. Tekanannya semakin meningkat. Beberapa dewa terhempas tak berdaya.
Orang-orang di sekeliling Qu Fengxiao sudah terbang keluar dari area kompetisi. Mereka tereliminasi. Tapi Qu Fengxiao dan Qing Fei masih berdiri kokoh.
“Tekanan seperti apa itu?” Qu Fengxiao justru tidak merasakan tekanan apa pun. Dia melirik Qing Fei yang juga melihatnya dengan bingung.
He Yuniang menambahkan tekanannya saat melihat belum setengah dari total jiwa di area. Dia telah menetapkan jumlah yang ikut nanti, tapi jumlah jiwa di sana masih lebih. Jadi dia menambahkan tekanannya ke tahap maksimal.
Pada saat itulah, lebih banyak jiwa yang tidak bisa menahan tekanannya. Semua orang menggunakan kekuatan mereka untuk bertahan. Qu Fengxiao juga baru bisa merasakan tekanan tersebut dan seger menyelimuti diri sendiri dengan kekuatan spiritualnya.
Namun, dia sadar. Kekuatan spiritual saja tidak cukup. Tekanan itu semakin kuat dan memaksa garis keturunan naganya mengembangkan kekebalan tubuh dan melindunginya dari tekanan.
Qing Fei lebih-lebih lagi. Jiwa wanita itu bergetar dan menunduk menahannya. Ada cahaya abu-abu di sekitar sosoknya. Aura naga yang kuat tiba-tiba muncul di sekitarnya dan menghalangi tekanan yang menimpa batasan jiwanya.
Qu Fengxiao terkejut. Qing Fei adalah naga?
“A Fei ....” Qu Fengxiao menyentuh bahunya.
Qing Fei mendongak. Matanya kembali cerah dan dia seketika menjadi normal. “Ya?”
“Kau baik-baik saja?”
Qing Fei melihat sekitar dan menggaruk tengkuknya. “Ya ... apa yang bisa terjadi padaku?” Dia menyengir.
Pengujian ini terlihat remeh bagi Qu Fengxiao. Tapi entah kenapa, tatapan He Yuniang justru terarah padanya.
Apa ia ketahuan?
Setelah satu batang dupa berakhir, tekanan menghilang. Sisa jiwa di atas area kompetisi merasa sangat lega setelah bertahan cukup lama.
“Bagus. Selamat pada kalian. Dalam satu bulan kedepan, aku harap kalian semua bisa mempersiapkan diri dan berada di sini untuk melakukan perjalanan bersama. Semoga beruntung.”
Semua peserta akhirnya bubar. Qu Fengxiao dan Qing Fei juga berbalik pergi. Mereka pikir kompetisinya akan begitu sulit, tapi ternyata hanya ini.
Saat mereka baru saja akan melewati gerbang bangunan, seorang pria datang menghadang jalan mereka dengan wajah tegas.
“Dewi He ingin bertemu dengan kalian berdua.”
Qu Fengxiao dan Qing Fei saling bertukar pandang. Mereka mengikuti pria itu untuk bertemu He Yuniang di dalam kediamannya.
Saat bertemu, Qu Fengxiao melihat wanita itu tengah duduk sambil menyesap teh dengan tenang. Tampilannya sangat elegan dan lembut.
“Dewi He, mereka sudah di sini.” Pria itu memberitahunya, kemudian pergi.
He Yuniang melihat mereka berdua dengan senyuman, lalu berkata, “Aku melihat kalian di kompetisi tadi.”
“Ada keperluan apa Dewi He memanggil kami?” tanya Qu Fengxiao.
He Yuniang meletakkan cangkir teh ke meja, lalu bicara serius. “Sepertinya kau bukan orang yang menyukai basa-basi.”
“Aku suka basa-basi. Tapi berbasa-basi dengan Dewi He, aku rasa kurang tepat.” Qu Fengxiao tersenyum, menunjukkan kesopanannya.
He Yuniang terkekeh. “Kau pandai bicara.” Ia melihat ke arah Qing Fei dan Qu Fengxiao bergantian. “Bagaimana aku memanggil kalian?”
“Aku Qing Fei.”
“Feng Xiao.” Qu Fengxiao menyembunyikan marganya.
Awalnya dia tidak menyembunyikannya dari Qing Fei, karena Qing Fei hanya dewa biasa. Sedangkan He Yuniang memiliki hubungan dengan Dewa Utama. Karena ayahnya adalah Kaisar Dewa, para Dewa Utama kemungkinan telah mengenali marganya.
“Feng ... Apa kau memiliki hubungan dengan klan phoenix?”
“Tidak.” Qu Fengxiao bersyukur menyembunyikan marganya sebagai langkah pertama. He Yuniang sudah menghubungkan namanya dengan klan lain. Wanita itu ingin mencari asal-usulnya.
He Yuniang tertawa. “Tentu saja tidak. Aku melihat kalian tadi mengeluarkan aura naga yang mengesankan. Aku jadi sempat berpikir kalau kau adalah jenis naga phoenix.” Kemudian melihat ke arah Qing Fei. “Bagaimana denganmu?”
Qing Fei berkata dengan santai. “Naga manusia. Ayahku adalah manusia.”
“Kau?” tanyanya pada Qu Fengxiao.
“Sama.” Qu Fengxiao mengerutkan kening. Apa menanyakan garis darah seperti ini adalah hal normal? Tapi Qing Fei terlihat baik-baik saja.
“Naga manusia ....” He Yuniang mengangguk paham. “Sulit bagi keturunan campuran manusia menempuh jalan kedewaan. Kalian sudah berusaha sangat keras.”
Qing Fei melihat Qu Fengxiao dengan kejutan di matanya. “Kau juga naga manusia? Apa jangan-jangan kita saudara?” Dia tertawa renyah.
Qu Fengxiao mengedikkan bahu. “Siapa yang tahu?”
“Kalian sangat menarik.” He Yuniang berusaha bersikap menyenangkan. “Aku sendiri hanya manusia biasa yang hanya memiliki sedikit keberuntungan. Baru-baru ini aku juga akan membentuk tubuh. Tapi sayangnya, Bunga Cermin Air yang akan membantuku telah hilang.”
“Bunga Cermin Air?” Qing Fei terkejut.
“Benar. Aku mengirim beberapa orang untuk mengambilnya di reruntuhan bagian selatan Lembah Ming. Tapi mereka belum kembali dan inti jiwa mereka telah hilang. Bunga Cermin Air juga tidak ditemukan.” Dia memandang Qu Fengxiao setelah mengatakannya.
Qu Fengxiao menaikkan alis, waspada.
“Aku merasakan aura Bunga Cermin Air di tubuhmu. Aku ingin bertanya. Dari mana kamu mendapatkannya?”
Benar. Memang sudah ketahuan. He Yuniang menggunakan pendekatan yang lebih ringan untuk membuat Qu Fengxiao mengungkapkannya dengan mudah. Tapi Qu Fengxiao selalu waspada.
“Bunga Cermin Air? Seperti apa itu?” Qu Fengxiao bertanya balik.
“Bunga ini seperti kaca dan hidup di wilayah di mana inti jiwa yang pudar semakin pekat. Itu berarti dia hidup dengan menyerap inti jiwa di wilayah penuh kematian. Itu bisa menstabilkan jiwa dan membantu keberhasilan pembentukan tubuh. Aku lihat Bunga Cermin Air di tubuhmu tidak sepenuhnya dicerna.”
Bagaimana dia bisa tahu? Qu Fengxiao menyimpan sedikit kekuatan Bunga Cermin Air untuk digunakan saat pembentukan tubuh. Itu tidak mudah dilihat. Tapi He Yuniang melihatnya?
“Aku tidak tahu apa itu Bunga Cermin Air. Satu bulan yang lalu, aku hanya jiwa baru dan pergi ke Lembah Ming untuk pertama kali. Aku tersesat dan menemukan reruntuhan. Jadi aku istirahat di sana. Kebetulan aku menemukan satu-satunya bunga di sana. Karena aku membutuhkan energi dan jiwaku nyaris hilang karena kelelahan, jadi aku memakannya.”
He Yuniang menyipitkan mata. “Kau benar tidak menemukan siapa pun di sana?”
Qu Fengxiao menggeleng. “Tidak.”
“Orangku mati di sana. Dan kau mengambilnya begitu mudah ....”
Qing Fei tiba-tiba berkata, “Bukankah ada monster belalang di reruntuhan itu? Kekuatannya setara Raja Dewa. Aku pernah sekali melintas dan ditemukan. Kalau bukan karena retakan, aku mungkin tidak akan bisa kembali hidup-hidup. Kemungkinan yang membunuh orangmu dan belalang itu bertarung saat Xiao Xiao mengambil Bunga Cermin Air dan mereka mati karena bertarung.”
Ucapan Qing Fei masuk akal. Buktinya inti jiwa telah menghilang, bukan dikonsumsi. Kalau mereka dibunuh jiwa lain, jiwa manapun tidak akan tahan dan akan melahap inti jiwa itu untuk meningkatkan kekuatan. Jadi mereka benar-benar mati dibunuh monster belalang.
He Yuniang melihat mereka dengan penuh pertimbangan, tapi senyumnya tidak pudar. Ia pun menghela nafas.
“Yah, mau bagaimana lagi?” Dia melihat ke arah Qu Fengxiao. “Karena kamu telah memakan Bunga Cermin Air, aku juga tidak bisa melakukan apa pun. Kalau begitu, aku memiliki sebuah permintaan padamu. Aku akan membentuk tubuh tak lama lagi. Jika kamu bisa membantuku menerobos menggunakan kekuatan Bunga Cermin Air, maka aku akan memberimu hadiah.”
Qu Fengxiao menaikkan alisnya. “Membantu penerobos menggunakan Bunga Cermin Air. Bukankah sama saja memberikan sisa Bunga Cermin Air-ku?”
“Dewi Feng jangan salah paham. Aku akan memberikan wilayah baru itu padamu sebagai kompensasi. Satu tetes Bunga Cermin Air dan wilayah baru, bukankah sepadan? Dalam satu bulan kita semua akan pergi ke sana untuk melakukan peninjauan. Aku dan Dewa Ming juga akan ikut. Aku tidak akan meminta apa pun yang kau temukan di sana, aku juga akan memberimu hak kelola wilayah. Itu asal kamu bersedia membantuku.”
Bagi jiwa dewa manapun, membentuk tubuh dan pergi ke Alam Dewa adalah bal paling penting dibandingkan nyawa mereka sendiri. Dewa Ming sudah membentuk tubuh dan hanya perlu mencari jalan pergi ke Alam Dewa. Dia sedang menunggu He Yuniang. He Yuniang tidak ingin terus menghambat dan ingin cepat-cepat membentuk tubuh.
Qu Fengxiao pikir, meski He Yuniang ini agak licik, dia masih seorang wanita biasa yang tidak ingin menjadi beban kekasihnya. Qu Fengxiao memahaminya.
Tapi Qu Fengxiao sendiri memiliki hal yang harus dilakukan. Dia tidak bisa memberikan Bunga Cermin Air pada siapa pun. Itu sangat penting baginya untuk membantunya lebih cepat kembali dan menyelesaikan masalahnya.
“Masalah ini ... akan aku pikirkan.” Qu Fengxiao tidak bisa memberi jawaban. Dia tidak bisa mengatakannya langsung kalau dia menolak. Kekuatannya belum cukup untuk melawan He Yuniang dan Ming Xuan sekaligus.
He Yuniang menghela nafas. “Aku tunggu jawabanmu saat kita bertemu lagi nanti.”
Qu Fengxiao dan Qing Fei pun pergi. Mereka kembali ke rumah Bibi Li. Tapi raut Qing Fei tampak jelek.
“Kalau bisa, jangan serahkan begitu saja. Jika kamu bisa membentuk tubuh dengan itu, satu wilayah kecil bukanlah apa-apa.” Qing Fei tampaknya tidak menyukai tawaran He Yuniang.
“Aku mengerti.” Qu Fengxiao menghela nafas. Sekarang, dia hanya perlu lanjut berkultivasi sampai satu bulan kedepan.
“Xiao Xiao, aku akan berkultivasi tertutup. Bibi Li belum pulang. Katakan saja padanya kalau aku sedang kultivasi tertutup jika dia bertanya.” Qing Fei langsung pergi ke kamarnya. Dia tampak terburu-buru.
Qu Fengxiao hanya melihat kepergiannya dengan pandangan aneh.
Entah kenapa, sejak Qing Fei menunjukkan aura naga itu, dia merasa sangat familiar.
“Siapa Qing Fei sebenarnya?” gumamnya.
To be continue