Di suatu hari paling terpuruk di hidup Dinda, dia bertemu dengan seorang wanita paruh baya. Wanita tua yang menawarkan banyak bantuan hanya dengan satu syarat.
"Jadilah wanita bayaran."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
WB&CEO Bab 33 - Inilah Yang Akan Kamu Dapatkan
"Ayo masuk, aku akan memperkenalkanmu pada keluargaku," ucap Alden, seketika membuyarkan keterkejutan Liora atas apa yang baru saja dia kenal. Untuk pertama kalinya Liora melihat sisi Alden yang seperhitungan itu.
"Tunggu, aku rapikan rambutku dulu," jawab Liora, meski hatinya masih sedikit kesal namun dengan cepat dia merapikan rambutnya.
Mungkin Alden memang pelit, tapi dia yakin keluarganya yang Lain tidak akan seperti itu. Diam-diam Liora sudah menghapal seluruh keluarga Alden, mulai dari kedua orang tuanya, adik-adiknya dan kakaknya. Nyonya Jia dan tuan Alex pasti akan memberikan yang terbaik untuknya, karena dia akan jadi menantu di keluarga ini.
Setalah dirasa rapi dia dan Alden akhirnya masuk.
Kedatangan mereka berdua langsung disambut oleh seluruh keluarga Carter. Kecuali Rayden karena hingga kini dia belum juga pulang ke rumah.
Liora sedikit terkejut saat dia lihat penampilan semua orang. Alex dan Jia hanya menggunakan baju sederhana, begitu juga dengan Aleia yang hanya merias wajahnya saja, sementara bajunya pun terlihat santai. Apalagi si kembar Arion, kedua pemuda itu bahkan hanya menggunakan sebuah t-shirt.
Sementara Liora? malam dia dia menggunakan gaun malam yang begitu mewah.
Liora malah merasa saat ini dia bukan bagian dari keluarga ini.
"Selamat datang sayang, mommy senang sekali akhirnya Alden memperkenalkan kamu pada semua keluarga," sambut Jia, dia tersenyum dan memberikan pelukan hangat.
Namun penampilan Jia yang sederhana membuat Liora tak suka. Dia merasa seperti dipeluk oleh pelayannya di rumah.
Sementara Alex hanya diam saja, tidak menunjukkan ekspresi apapun. Entahlah, malam ini seolah sedang ada yang menganggu pikirannya.
Setelah sambutan singkat itu mereka semua segera menuju meja makan untuk makan malam bersama, saat ini waktu sudah menunjukkan hampir jam 8 malam.
Liora makin tercengang saat melihat hidangan di atas meja, tidak sebanyak dan semewah yang dia harapkan. Ini semua terlihat hanya seperti makan malam biasa bagi Liora.
Bahkan saat makan malam itu, Aleia pergi meninggalkan mereka semua. Sungguh tidak sopan, pikir Liora.
Namun Liora masih menahan diri ata sambutan yang tidak berkesan ini, dia masih coba tersenyum dan mengikuti semua alurnya.
Liora yakin, saat mereka membicarakan tentang pernikahan nanti Jia dan Alex akan memberikan pernihakan yang luar biasa bagi mereka.
Liora tahu, jika pernikahannya dengan Alden nanti adalah pesta pertama di keluarga ini.
Dan selepas makan malam, mereka semua berkumpul di ruang tengah. Lagi-lagi ada yang pergi, Arion dan Aaron pamit masuk ke kamarnya lebih dulu. Sebenarnya bukan benar-benar langsung ke kamar mereka masing-masing. Namun menemani Leia di dalam kamarnya.
Arion dan Aaron tahu jika tadi Aleia pasti menemani Leia makan malam di kamar.
Melihat kepergian Arion dan Aaron sontak saja membuat Liora semakin kesal, dia benar-benar merasa tidak diperlakukan spesial malam ini, padahal dia adalah ratunya.
"Mom, aku dan Liora akan segera menikah," ucap Alden, memulai pembicaraan diantara mereka berempat. Memang hal inilah yang akan dia sampaikan malam ini.
Mendengar ini Liora pun tersenyum, menunggu sahut antusias dari Alex dan Jia.
"Baguslah sayang, mommy sangat bahagia mendengarnya," balas Jia, dia benar-benar bersyukur untuk kabar ini.
"Kapan rencana kalian akan mendaftarkan pernikahan? karena tidak ada pesta sebaiknya dipercepat saja," timpal Jia lagi, sebuah penjelasan yang membuat Liora langsung mendelik.
"Tanpa pesta?" tanya Liora tanpa sadar, seolah menuntut penjelasan untuk kalimat yang dia tanyakan.
"Iya sayang, pernikahan kalian tidak akan didiadakan pesta. Langsung saja daftarkan ke catatan sipil."
"Tapi bagaimana bisa_"
"Liora," potong Alden seraya menyentuh lengan sang kekasih, sebuah isyarat agar Liora diam.
Dan Liora memang diam, namun dia sungguh merasa geram. Pesta mewah adalah salah satu impiannya saat menikah dengan Alden. Lalu apa ini? tidak ada pesta dan hanya catatan sipil? Liora menggeleng pelan, itu sama saja bukan sebuah pernikahan baginya. Tidak ada gaun mewah, tidak ada cincin berlian sebagai mas kawin, tidak ada pesta sehari semalam dan dia ratunya.
Tidak, tidak bisa begini. Batin Liora.
Sepanjang pembicaraan mereka malam itu Alex masih terus diam, membuat Liora sampai kehabisan kata-kata menghadapi keluarga ini.
Hampir jam 9 malam Alden pamit pulang.
Namun sebelum dia pergi Alden berniat pamit pada adik-adiknya. Sebenarnya Aleia adalah kakaknya, mereka selisih 2 tahun. Namun karena Aleia sangat kekanak-kanakan Alden sampai menganggapnya sebagai adik.
Saat menemui adik-adiknya di lantai 2, Alden tidak mengajak Liora. Dia meninggalkan wanita itu tetap di ruang tengah bersama dengan kedua orang tuanya.
Sampai di depan pintu kamar Aleia, Alden mengerutkan dahi saat samar-samar dia mendengar banyak sekali pembicaraan di dalam sana, seolah sedang banyak orang.
Alden yang ingin mengetuk pintu kamar itu seketika dia urungkan dan langsung membuka pintunya begitu saja, untunglah pintu itu tidak terkunci.
Alden cukup terkejut saat dia lihat ada Arion dan Aaron pula di dalam kamar ini.
"Kak Alden, sudah mau pulang?" tanya Aaron, saat dia lihat sang kakak membuka pintu dan masuk.
Sementara Alden tidak langsung menjawab, masih mengamati kamar yang terlihat sedikit berantakan. bahkan ada nampan berisi piring kotor untuk 2 porsi makan.
"Dimana Aleia?" tanya Alden.
"Di toilet," Arion yang menjawab. Saat itu Arion dan Aaron tidak terpikirkan sedikitpun untuk menceritakan tentang Leia pada sang kakak. kebetulan juga saat Alden datang Aleia sedang mengantarkan Leia ke toilet.
"Katakan pada Aleia aku pulang."
"Baiklah," jawab Arion dan Aaron bersamaan.
Sesaat Alden melihat ke arah pintu kamar mandi yang masih tertutup rapat, entah kenapa dia merasakan sesuatu yang aneh di hatinya ketika menatap pintu itu.
Namun dia tidak terlalu banyak bertanya pada kedua adiknya dan langsung segera pergi dari sana.
Tidak lama setelah Alden keluar, Aleia dan Dinda pun keluar dari dalam kamar mandi itu. kedua wanita ini sungguh tidak tahu apa yang telah terjadi di dalam kamar ini, mereka berdua sedikitpun tidak merasa Jika Alden telah datang.
"Kak Alden tadi kesini, dia pamit pulang," ucap Arion, bicara seraya menatap Aleia.
Namun yang terkejut mendengar ucapan itu malah Dinda. Meski sangat yakin jika itu adalah Alden yang lain, namun tetap saja mampu membuat hatinya bergetar.
Sementara itu di bawah, Alden dan Liora segera pamit pulang. keluar dari rumah utama keluarga Carter, wajah Liora sangat masam.
Dia bahkan menatap Alden tajam ketika mereka sudah berdiri di samping motor butut ini.
"Apa maksudnya ini semua Al? kenapa pernikahan kita tidak diadakan pesta?" tuntut Liora, rumah ini sangat besar, tidak akan ada yang peduli dengan pertengkaran mereka ini.
"Kenapa? tentu saja karena aku tidak punya uang."
"Jangan bercanda, aku tau kamu anak dari keluarga Carter, pemilik Carter Kingdom! bagaimana bisa kamu tidak punya uang!!" geram Liora, sampai tanpa sadar dia mengucapkan kalimat itu menyebut nama Carter, padahal selama pertemuan tadi tidak ada satu orang pun yang menyebutkan nama Carter.
"Bagaimana kamu bisa tahu nama belakang keluarga ku?" tanya Alden, seketika membuat Liora gelagapan.
"A-aku, aku pernah melihat mommy dan Daddy mu di majalah bisnis," jawab Liora dengan suara putus-putus, seketika gugup dan takut.
"Cater Kingdom adalah milik ayahku, bukan punyaku. Apa yang aku punya adalah apa yang kamu lihat saat ini. Jadi ketika menikah dengan ku, inilah yang akan kamu dapatkan."
Liora menggeleng pelan.
"Kamu ingin pesta mewah? ingin cincin berlian? gaun yang indah? bisa, pakai uang mu dulu."