penghianatan? kisah perjuangan? rasa sakit dari orang terdekat? seorang pria dari kalangan mahkluk abadi harus membangun kembali tiap menara pencapaiannya dari darah, keringat, dan air mata.
seorang yang dulunya di segani, terjatuh ke titik terendah hidupnya yang di mulai dari penghianatan orang-orang terdekatnya.
akankah long yi-chen melawan mimpi buruknya dan terus maju dengan identitas lain?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lang-ya 𓆉, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 19 (Wajah Dua Patung & Mutasi Roh Bai Qing-He)
...༻𓆉༺...
Bai Yi-Chen, Bai Qing-He, dan Bai-Cuan berdiri di depan air mancur raksasa, sebelumnya Bai Yi-Chen telah merasakan energi spiritual murni di atas air mancur itu hingga akhirnya mengajak Bai Qing-He dan Bai-Cuan datang berkultivasi.
“apa kalian siap untuk berkultivasi.......?” tanya Bai Yi-Chen dengan pandangan mendongak ke atas.
Bai Qing-He dan Bai-Cuan juga turut memandang puncak air mancur itu dan menjawab serempak. “siap.....!!!” balas mereka.
Bai Yi-Chen kemudian tersenyum dan langsung terbang dengan ilmu peringan tubuh dan di ikuti Bai Qing-He dan Bai-Cuan di belakangnya.
Di dalam air mancur raksasa itu sendiri sebenarnya terdapat tempat duduk yang terbuat dari kayu namun di ukir seperti bunga dan dapat menampung satu orang per tempatnya. Dan akhirnya mereka duduk dan mulai berkultivasi serta menyerap seluruh energi spiritual di air mancur tingkat ke tujuh.
Namun bagi Bai Yi-Chen, kesempatan itu di gunakannya untuk menemui sang guru dalam kesadaran spiritualnya. Begitu masuk dalam kesadaran spiritual melalui perairan dirinya kemudian berjalan ke arah sang guru.
“guru..., aku kembali....” lapornya pada sang guru.
Long yi-chen yang duduk di bawah pohon emas yang menjadi tempat dantian Bai Yi-Chen kemudian menoleh dan berkata. “kau kembali....? apa kau sudah menemukan kandidat yang cocok untuk membantu menyatukan jiwa kita...?” tanya Long yi-chen yang langsung berdiri dan berjalan ke arah Bai Yi-Chen.
Bai Yi-Chen kemudian mengangguk dan menjawab. “aku sudah menemukan kandidat yang cocok...., dia adalah putri pertama kekaisaran api Huo-Yin'er yang juga adalah reinkarnasi Wu Ling-Yi. Saat ini kultivasinya lah yang mendekatiku...., dalam beberapa hari dia pasti sudah akan naik tingkat ke ranah prajurit spiritual tingkat dua...” jawabnya.
Long yi-chen mengangguk mengerti dan mengatakan suatu hal pada Bai Yi-Chen. “yi-chen...., bagaimana pendapatmu jika kita melakukan penyatuan jiwa secara langsung tanpa menunggu kenaikan Huo-Yin'er....?” tanya Long yi-chen yang ingin meminta kepastian dari diskusi mereka.
Bai Yi-Chen terkejut sekaligus tertegun karena mendengarnya. Karena dulu Long yi-chen lah yang mengatakan agar proses penyatuan jiwa di dukung dari energi luar yang setingkat. “guru...., apa maksudnya...? bukankah kau bilang penyatuan jiwa harus di dukung oleh orang yang setingkat denganku.....? kenapa kau berubah pikiran....?” tanya Bai Yi-Chen dengan raut wajah serius.
Long yi-chen mengernyitkan dahi dan menghela nafas. “huh..., maaf karena aku lupa memberitahumu. Orang yang memberikan dukungan bagi orang dalam proses penyatuan jiwa akan mengalami penurunan dalam kultivasinya...., mendengar jika kau akan memilih reinkarnasi Wu Ling-Yi aku jadi merasa tidak tega....” jelasnya.
Bai Yi-Chen terkejut hingga mundur selangkah dari jaraknya semula yang berjarak satu meter dari guru menjadi dua meter. “guru..., kenapa kau baru memberitahuku....?!!” tekannya dengan rasa tidak percaya.
Long yi-chen dengan wajah seriusnya kemudian berkata. “dengarkan penjelasanku dulu....!!! ada sebuah giok putih berbentuk yang tersimpan dalam kita. Giok itu memiliki energi esensi langit yang cukup kuat untuk membantu kita..., aku menyembunyikannya dalam sebuah formasi unik yang hanya diriku lah yang bisa memecahkannya dan kita bisa menggunakannya....” jelas Long yi-chen.
Bai Yi-Chen berpikir sejenak, kini dirinya merasa bahwa dugaannya bila ada sebuah harta dalam patung itu nyata dan kini dirinya tidak membuang waktu lagi dan mengiyakan penjelasan sang guru. “guru aku mengerti......., jadi kapan kita akan memecahkan formasinya....?” tanya Bai Yi-Chen.
Long yi-chen kemudian menjawab dengan tenang. “tergantung padamu...., jika kau sudah siap maka pergilah ke patung itu dan biarkan aku mengambil alih tubuhmu untuk memecahkan formasi itu....” jawab Long yi-chen yang menyerahkan pilihan pada Bai Yi-Chen.
“baiklah..., aku sudah putuskan. Kita akan menyelinap malan nanti...” balas Bai Yi-Chen dengan penuh keyakinan.
Sementara itu di sisi lain. Huo-Yin'er masih berusaha mencerna perkataan Bai Yi-Chen hingga akhirnya teringat sesuatu.
FLASHBACK ON
“jika kau ada waktu..., lihatlah wajah patung ketua sekte pertama di halaman pelatihan sekte....” ucap Bai Yi-Chen pada Huo-Yin'er.
FLASHBACK OFF
Huo-Yin'er yang ingat perkataan Bai Yi-Chen kemudian menghentikan langkahnya yang hendak berjalan keluar ke arah gerbang. Langkah Huo-Yin'er yang terhenti membuat Han Fei-Yun di sampingnya bertanya.
“yin’er..., ada apa....? kenapa kau berhenti.....?” tanya Han Fei-Yun.
Huo-Yin'er kemudian melirik ke tempat aula sekte dan menjawab temannya itu. “aku ingin melihat patung ketua sekte pertama....” jawabnya.
Kini ketiga gadis itu berbalik arah dan berjalan dengan Huo-Yin'er yang ada di depan. Huo-Yin'er kemudian melewati tangga tempat menuju aula sekte dan sampai di teras. Namun langkahnya tidak terhenti secepat itu, saat sudah berada di teras terdapat jalan lain yang menghubungkan aula sekte ke tempat berdirinya paviliun tempat tinggal para murid dan juga tempat berdirinya patung ketua sekte pertama itu berdiri.
Tian-Hua yang baru saja mengurus beberapa dokumen di aula sekte tepatnya di mejanya kemudian tertarik perhatiannya akan langkah Huo-Yin'er yang cepat. Dan Tian-Hua mengikuti tiga gadis itu di belakang.
Huo-Yin'er kemudian kembali berbelok dan kini dirinya berdiri tepat di belakang aula sekte yang juga terdapat tangga panjang di belakang aula itu. Di sana ia melihat sebuah patung yang sangat tinggi.
Tian-Hua yang berhasil mengejar mereka kemudian berkata. “jadi kalian kembali untuk melihat patung ketua sekte pertama...?” ujarnya yang membuat Han Fei-Yun menoleh.
Han Fei-Yun seketika menyatukan kedua tangan lalu membungkuk dan memberi salam. “salam tetua tian...” balasnya.
ia melihat Huo-Yin'er dan Huo-Yao mematung memandang wajah patung yang membuat dirinya dan tetua Tian-Hua merasa bingung. “yin’er...., Huo-Yao...., apa yang kalian lihat....?” tanya Han Fei-Yun yang kemudian ikut menatap wajah patung.
Tian-Hua kini juga turut merasa heran karena kini Han Fei-Yun juga mematung menatap patung Long yi-chen.
Tian-Hua kemudian mengatakan sesuatu. “ini adalah patung dari ketua sekte pertama sekte Tian-xu yang membangun sekte pertama di da-huang...., dirinya terkenal sebagai jenius kultivasi yang dapat melakukan mutasi roh dan kemudian naik tingkat menjadi dewa bersama dengan seorang wanita yang patungnya ada di bawahnya. Wanita itu di katakan adalah sahabat dari Long yi-chen yang adalah Wu Ling-Yi dengan tubuh roh phoenix murni seperti Huo-Yin'er....” jelas tetua Tian-Hua.
Namun penjelasan itu sepertinya tidak di gubris sama sekali. Mata ketiga gadis itu tertuju pada wajah patung Long yi-chen dan Wu Ling-Yi yang sangat mirip dengan Bai Yi-Chen dan Huo-Yin'er.
“(wajah itu adalah wajah tuan muda pertama bai..., dan wajah patung wanita itu adalah wajahku.....!!!)” batin Huo-Yin'er yang tertegun dan mematung di tempat.
Huo-Yao yang menjatuhkan rahangnya kemudian menepuk pundak nona nya dan berkata. “putri pertama....!!!, wa...wajah itu adalah....!!!” ucap gugup Huo-Yao sehingga tak mampu berkata-kata.
Han Fei-Yun kini melirik ke arah Huo-Yin'er yang beruntung selalu menggunakan cadar merah kemanapun dia pergi. “Yi...Yin’er...., apakah aku bermimpi.....?!!” tanya Han Fei-Yun dengan gugup dan mata yang membulat sempurna.
Tian-Hua yang melihat hal aneh dari tiga gadis itu kemudian berkata. “ada apa dengan kalian....? kenapa nada bicara kalian seperti orang jang baru saja melihat orang mati yang hidup lagi...?” tanya Tian-Hua dengan rasa heran.
Sementara itu di sisi lain. Tiga pemuda bermarga bai itu telah selesai berkultivasi dan hanya saja masih tersisa Bai-Cuan yang terlelap dalam meditasinya.
Bai-Cuan melirik ke arah sang tuan dan bertanya. “tuan muda...., kenapa tuan muda kedua lama sekali menyelesaikan kultivasi...?” tanya Bai-Cuan dengan keheranan.
Bai Yi-Chen merasakan energi spiritual yang di gunakan Bai Qing-He sangatlah banyak, Bai Yi-Chen juga menyadari jika terjadi perubahan pada tubuh roh Bai Qing-He melalu ilmu mata yang baru saja di ajarkan sang guru yang dapat melihat bentuk roh orang lain tanpa orang yang di lihat bentuk rohnya sadari.
Bai Yi-Chen kemudian tersenyum puas dan menjawab pertanyaan Bai-Cuan. “ini adalah sesuatu yang baik...., tubuh roh qing-he sedang bermutasi....” jawabnya.
Bai-Cuan yang mendengarnya merasa terkejut sekaligus heran dan bertanya-tanya mengapa Bai Yi-Chen bisa mengetahuinya sehingga membuat dirinya tanpa ragu bertanya. “mutasi bentuk roh......?!! tapi tuan muda..., bagaimana kau mengetahuinya....?” tanyanya.
Bai Yi-Chen sama sekali tidak panik akan pertanyaan itu dan langsung menjawab. “ketika aku melakukan terobosan dimana postur tubuhku berubah..., di situlah semua inderaku seolah di pertajam dan oleh karenanya aku bisa tahu ada yang mengikuti kita saat perjalanan kemari....” balasnya yang kemudian membuat bai qing-mengangguk.
Tepat di saat itu juga datanglah tiga orang gadis yang naik ke air mancur raksasa tingkat tujuh dan melihat keadaan di sana. Tiga gadis itu tak lain adalah Huo-Yin'er, Han Fei-Yun, dan Huo-Yao.
Bai Yi-Chen yang menyadari kehadiran tiga orang itu kemudian berkata. “tuan putri pertama huo...., kemana saja kau pergi...? untung kau sudah datang dan bisa menyaksikan mutasi bentuk roh adikku....” ujar Bai Yi-Chen dengan mata sayu dan rasa bersalah pada Huo-Yin'er karena juga telah mendapatkan sebagian ingatannya dari sang guru.
Huo-Yin'er, Han Fei-Yun, dan Huo-Yao menatap Bai Yi-Chen dengan rasa tidak percaya. Huo-Yin'er kemudian berkata. “tuan muda pertama bai...., aku ingin berbicara padamu empat mata setelah ini....” tegas Huo-Yin'er yang menatap punggung lebar Bai Yi-Chen.
Bai Yi-Chen yang tadinya masih menggunakan bandana hitamnya kemudian membukanya dan menatap wajah Huo-Yin'er. “aku tahu jika kau pasti memiliki banyak pertanyaan untuk ku....., aku harap kau bisa menunggu lima tahun lagi...” tawar Bai Yi-Chen dengan senyum mengangguk di bibirnya.
Huo-Yin'er kemudian dengan sikap
dan pandangan yang tak lepas dari Bai Yi-Chen kemudian berkata. “aku bersedia menunggu kapan pun itu...., tapi jawab dulu pertanyaanku satu ini. Apakah kita pernah bertemu di kehidupan sebelumnya.....?” tanya Huo-Yin'er mengenai isi pikirannya.
Bai Yi-Chen kemudian melirik ke arah Bai Qing-He dengan pandangan mata berkaca-kaca dan menjawab pertanyaan Huo-Yin'er. “jawabanku adalah iya...., namun aku ingin meminta sesuatu padamu....” ujar Bai Yi-Chen dengan rasa kesedihan yang memuncak.
Huo-Yin'er kemudian berjalan mendekat bersama Han Fei-Yun dan Huo-Yao yang akhirnya bertanya. “apa itu....?” tanya Huo-Yin'er yang kini berdiri di belakang punggung Bai Yi-Chen sembari mengernyitkan dahi....”
Bai Yi-Chen kemudian menyambung kembali perkataannya. “permintaanku adalah...., jangan membenciku dan menjauh dariku setelah kau mengetahui kebenarannya. Apa kau bersedia....?” tanya Bai Yi-Chen yang membuat Huo-Yao, Han Fei-Yun, dan Bai-Cuan menjadi bingung dan saling menatap.
Huo-Yin'er tidak memperdulikan semua orang kecuali seorang pemuda di depannya, dirinya kemudian berkata. “aku bersedia..., aku tidak akan pernah menjauh darimu setelah tahu semuanya....” balas Huo-Yin'er.
Bai Yi-Chen kemudian tersenyum. Sedangkan kini dari tubuh Bai Qing-He terjadi sebuah gelombang dorongan yang membuat mereka terpental. Bai-Cuan, Huo-Yao, dan Han Fei-Yun kemudian terjatuh keluar dari air mancur, sementara Huo-Yin'er yang berdiri tanpa adanya persiapan langsung terpental keluar tanpa ilmu peringan tubuh.
Bai Yi-Chen yang melihat Huo-Yin'er terjatuh kemudian melompat dan menangkap pinggang Huo-Yin'er yang kecil itu. Kini Bai Yi-Chen memeluk erat Huo-Yin'er yang membuat mereka saling melakukan kontak mata.
Dengan kesigapan Bai Yi-Chen mereka berdua akhirnya turun dengan selamat. Huo-Yin'er kemudian berkata. “tutup wajahmu..., jangan sampai ada orang sekte Tian-xu yang melihatmu....” ujar Huo-Yin'er tersenyum lalu mengambil bandana hitam Bai Yi-Chen dan di dikatakannya pada Bai Yi-Chen yang menutupi sebagian wajahnya.
Bai Yi-Chen kemudian tersenyum dan berkata. “hem..., aku tahu itu. Tapi putri..., apa kau akan membiarkan semua orang melihat kita berpelukan seperti ini.....?” tanya Bai Yi-Chen berusaha menggoda gadis di pelukannya.
Bai-Cuan, Huo-Yao, dan Han Fei-Yun tersenyum geli melihat dua orang itu hingga akhirnya membuat suara untuk melepaskan mereka. “eekhemmm.....ekhemmm......” tekan mereka yang berdehem dengan senyum geli.
Huo-Yin'er seketika sadar dan langsung mendorong dada Bai Yi-Chen yang bidang dan berbalik arah dengan wajah tersipu. Bai Yi-Chen kini hanya bisa memandang gadis di depannya dengan tatapan hangat.
Tak berselang lama, Bai Qing-He yang sadar telah terjadi sesuatu kemudian menemui kakaknya dan semua orang di bawah air mancur. “kakak..., apa aku aku menyakiti kalian......?!!” tanya nya dengan panik.
Bai Yi-Chen yang masih fokus pada Huo-Yin'er kemudian menjawab sang adik. “tidak ada yang terluka..., hanya saja di sini ada orang yang baru saja ku toLong dan kini dia mendorongku dan berbalik dengan wajah tersipu....” balasnya yang tengah membicarakan Huo-Yin'er.
Huo-Yin'er yang mendengarnya kemudian berkata. “tidak tahu malu...” balasnya yang masih tersenyum.
Han Fei-Yun kini berdiri di samping Huo-Yin'er dan berkata. “aduh...aduh..., aku mencium bau dewa cinta yang baru saja datang...., apa jangan-jangan akan ada yang berjodoh ya....?” godanya pada Huo-Yin'er dengan senyum geli.
Bai-Cuan kemudian berdiri di samping sang tuan dan menyandarkan lengan di pundak sang tuan yang langsung mengatakan sesuatu dengan sedikit lantang. “tuan muda...., ternyata kau hebat juga untuk menggoda seorang gadis.....” sanjungnya sekaligus menggoda Huo-Yin'er.
Huo-Yao yang sedari tadi diam kemudian berdiri di samping Han Fei-Yun dan menggoda sang nona. “putri pertama han..., kau benar. Aroma dewa cinta itu bahkan masih tertinggal di sini.....” godanya yang kemudian menatap langit dan menggelengkan kepala.
Di sisi lain Bai Qing-He hanya bisa menatap semua orang dengan pandangan aneh. “kalian bercanda...? aku baru saja kembali dengan bentuk roh ku yang bermutasi..., tapi di sini kenapa semua orang menjadi aneh............?” kesalnya.
Bai Yi-Chen kemudian menatap Bai Qing-He dan di ikuti semua orang, kini Bai Yi-Chen bertanya pada adiknya itu. “lupakan saja....., jadi bentuk roh mu bermutasi menjadi apa....?” tanya Bai Yi-Chen.
Bai Qing-He kemudian menjawab dengan rasa bangga. “aku harap kalian tidak terkejut karen sekarang bentuk roh ku bermutasi menjadi bentuk roh yang sama seperti tetua tian......” jawabnya dengan senyum bangga.
Huo-Yin'er kemudian mengucapkan beberapa kata. “apa itu sebuah pagoda....?” tanya Huo-Yin'er.
“apa itu tubuh roh tipe penyerang....?” tanya Han Fei-Yun.
“apa semacam roh tipa pendukung....?” tanya Huo-Yao.
“apa ini semacam sebuah bentuk roh penyembuh seperti keahlian mu tuan muda....?” tanya Bai-Cuan.
Bai Qing-He menghela nafas dan kemudian mengeluarkan bentuk roh. “teknik kultivasi.....!!! wujud asli pagoda awan penyembuh.......!!!”tekan Bai Qing-He yang kemudian dari tangannya keluar sebuah pagoda putih dengan sembilan tingkat dan memiliki sebuah batu yang di atasnya ada sebuah pohon kecil dengan akar yang menempel pada batu.
“pagoda awan penyembuh.....?!!” tekan semua orang dengan yang takjub.
keren!