NovelToon NovelToon
Young & Free

Young & Free

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen School/College / Cinta Seiring Waktu / Persahabatan / Romansa
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: Rucaramia

Sahabat itu cinta yang tertunda, kata Levin satu waktu berkata pada Dizza seolah konsep itu memang sudah dialami nyata oleh si pemuda. “Kau hanya perlu melihat dengan persepsi yang berbeda untuk menemukan cintamu.”
Sampai kemudian Dizza yang berpikir itu omong kosong mengalami sendiri kebenaran yang Levin katakan padanya. Dizza jatuh cinta pada Edzhar yang adalah sahabatnya.
"Memangnya boleh mencintai sahabat sendiri?"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rucaramia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Salad Buah

Buku telah selesai diantarkan ke ruang dosen dan itu artinya adalah jam makan siang bagi Kimber. Gadis itu mempercepat langkahnya menuju ke kantin. Ada satu hal yang dia inginkan kali ini, dan dia sungguh berharap bisa mendapatkannya. Memang dasar aneh, sejak di kelas dia kepikiran untuk membeli salad buah gara-gara kelas tadi isinya terlalu memusingkan kepala.

Begitu Kimber sampai di kantin dan mendapati antrian yang lumayan menipis, gadis itu sedikit lega karena itu artinya dia punya kesempatan untuk membeli apa yang dia inginkan. Ketika secara perlahan antrian tinggal beberapa orang, dia melirik ke arah counter makanan. Gadis itu langsung mengarahkan pandangannya pada satu direksi yang berisi buah-buahan yang telah dipotong dan diberi saus yogurt segar diatasnya.

Masih ada.

Dia tersenyum senang. Tetapi sialnya, senyum itu tidak bertahan lama dan malah memudar manakala secara ajaib satu persatu mahasiswi yang sedang mengantri di depannya satu persatu mengambil salad buah. Dalam sekejap apa yang dia inginkan telah berpindah pada nampan-nampan para mahasiswa lain. Dan yang terakhir pun secara kejamnya di ambil begitu saja oleh mahasiswi yang mengantri di depan mukanya. Sejenak gadis itu menatap penuh harap ketika salad buah tersebut di bawa pergi. Sekarang pupus sudah harapannya untuk makan rujak buah penetral rasa pusing di kepala.

“Yah … sayang sekali,” gumamnya.

Sebagai penanggulangannya Kimber mengambil beberapa makanan lain yang sekiranya hanya bisa mengisi perutnya. Bukan mengisi keinginannya. Dia pun celingukan mencari tempat duduk setelahnya.

“Kimber!”

Kimber menengok ke arah suara yang memanggilnya dan tersenyum cerah ketika dilihatnya Dizza melambai padanya dengan semangat empat lima. Kimber langsung melangkah menuju ke tempat duduk yang disisakan oleh Dizza dan menempatinya dengan nyaman disana.

Seperti biasa, untuk urusan berteriak dan mengisi perut gadis itu selalu paling cepat diantara yang lain. Terlebih setelah mengungkapkan perasaan satu sama lain, dia dan Dizza malah semakin dekat sekarang. Soalnya sudah tidak ada lagi tabir yang menghalangi. Terutama kesalahpahaman. Dan tentu saja obrolan dari hati ke hati itu akan menjadi rahasia mereka berdua. Mereka sudah berjanji untuk tidak membuka hal itu kepada dua sahabat pria mereka. Edzhar dan Levin.

“Terima kasih, Dizza,” ujarnya setelah duduk di sebelah si gadis yang telah menyantap sebagian dari makanannya.

“Kembali kasih, Kimber. Oh ya, tumben kau terlambat ke kantin ada sesuatu kah?” tanya gadis itu usai mengunyah makanan yang ada di mulutnya.

“Tadi Pak Dosen memintaku untuk mengantarkan buku ke ruangannya,” sahut Kimber jujur sambil memakan jatah makan siangnya pula.

“Oalah, susah sekali tampaknya jadi mahasiswi teladan favorit. Sering sekali aku melihat dan mendengarmu disuruh-suruh terus,” timpal Dizza.

Kimber hanya tersenyum mendengar penuturan yang kelewat jujur dari gadis itu dan mulai menyantap makanannya kembali. Sampai dia mendengar suara renyah yang berasal dari Dizza. Kontan Kimber menoleh dan mendapati gadis itu sedang menyantap dessert-nya yang merupakan salad buah yang diidamkan oleh Kimber. Kelihatannya sangat enak sekali soalnya Dizza terus memakannya tanpa henti sampai isi mangkuk salad buah tersebut terisi setengah.

“Ada apa, Kimber?” tanya Dizza yang mulai merasa bahwa dia diperhatikan lebih daripada yang seharusnya. Apalagi dia melihat tatapan Kimber yang memandangnya seperti menyembunyikan sesuatu. Namun alih-alih menjawab pertanyaan Dizza, Kimber justru malah menggelengkan kepala.

“Tidak apa-apa,” sahutnya kemudian yang lalu kembali melirik makan siangnya.

Lagipula Kimber bisa apa? memang hari ini dia bukan rejekinya lantaran mendadak semua orang memilih salad buah sebagai dessert alih-alih makanan manis yang dijajakan.

“Eh, kau mau salad buah, Kimber?” celetuk Dizza. Kimber kontan langsung menoleh. “Oh ya ampun …,” Dizza memandang pada mangkuk salad buahnya yang kini sudah habis tanpa sisa. Kimber mengikuti pandangan mata gadis itu.

“Eh tidak apa-apa kok,” timpal Kimber sambil tersenyum pada temannya itu.

“Ahh … maafkan aku ya Kimber. Aku tidak tahu kalau kau ingin makan salad buah juga, aku benar-benar tidak peka dan baru kepikiran saat salad buahnya sudah habis,” kata Dizza dengan penuh rasa sesal.

“Ya ampu kau tidak perlu minta maaf begitu, Dizza. Benar tidak apa-apa kok. Lagian kalau salad buah aku bisa beli dan membuatnya sendiri nanti,” jawab Kimber dengan tulus.

“Kalau begitu nanti sepulang ngampus aku akan menemanimu membeli buah dan bahan-bahannya ya, sekalian biar aku buatkan untukmu sebagai bentuk rasa bersalahku ya?” tawar Dizza antusias. Kebetulan gadis itu memang ingin membuat ulang salad buah yang dia cicipi hari ini karena rasanya sangat enak dibandingkan hari-hari biasanya. Karena itu ketika Kimber bilang dia mau membuat sendiri, Dizza langsung tercetus ide untuk membuatnya.

Tluk!

Semangkuk salad buah diletakan di atas meja di depan Kimber. Kimber memandang salad buah tersebut sesaat sebelum kemudian melirik ke arah orang yang baru saja meletakannya disana.

Levin.

“Untukmu,” ujar si pemuda yang berdiri di samping meja Dizza. Entah darimana dia berasal, karena sebelum ini Kimber bahkan tidak menyadari kehadirannya sama sekali.

“Terima kasih, Levin,” ucap Kimber sambil mengambil salad buah itu dengan kedua tangannya. Jantungnya berdebar dan pipinya bersemu merah. Dia tidak pernah sedikit pun bermimpi bahwa hari ini akan datang.

Dizza yang menjadi satu-satunya yang sadar akan situasi hanya menyeringai. Dia berdehem untuk mencairkan suasana yang aneh diantara mereka bertiga. “Mau sekalian duduk bareng dengan kami tidak?” tanya Dizza dengan nada main-main pada lelaki yang sempat perang dingin dengannya gara-gara pernyataan cinta lelaki itu padanya.

Tetapi sekarang situasi tersebut sudah berangsung membaik dan mereka tampaknya telah kembali pada situasi seperti dulu. Dizza memutuskan untuk bersikap seperti ini lagi, setelah apa yang lelaki itu katakan kepadanya saat mereka bersitumbuk di depan perpustakaan tempo hari. Walaupun memang situasinya tidak sepenuhnya kembali. Tetapi setidaknya mereka sudah bisa mengatasinya.

Karena bagaimana pun juga baik itu Dizza atau pun Levin sudah tidak bisa lagi melanggar garis yang telah jelas membatasi mereka berdua. Jadi sekarang hubungan diantara mereka sudah pure bersahabat saja, terlepas dari bagaimana perasaan Levin terhadap Dizza sekarang. Mereka sepertinya sudah memutuskan untuk menganggapnya sebagai bagian dari masa lalu saja, dan legowo.

“Tidak, hari ini aku mau bersama Edzhar saja. Jadi see you ladies,” kata pemuda itu dan mengalihkan pandangannya dari Dizza ke arah Kimber.

Kimber menganggukan kepala, sementara Dizza menepuk lengan pria itu. “Yasudah sana, biarkan disini menjadi ladies only,” kata Dizza yang ditanggapi dengan Levin yang mengaduh.

Namun yang berbeda dari interaksi itu adalah Levin yang sempat melirik pada Kimber dan memberikan gadis itu senyuman yang membuat hati Kimber meleleh.

“Sepertinya kita tidak jadi membeli buah-buahan untuk membuat salad ya, Kimber,” ujar Dizza setelah Levin pergi.

Kimber menganggukan kepala sambil memandangi salad buah yang ada di tangannya.

“Salad buahnya itu bukan pajangan loh, tapi untuk dimakan, Kimber,” goda Dizza yang membuat pipi gadis itu kembali bersemu merah bahkan lebih parah dari yang sebelumnya.

1
Tara
there is no sich thing friends between man n woman..in the end they Will falling love eventually. or break up n never see each other again😱🤔
Love ..word that can cause happiness or sadness Depend situation. i hate that word n try to avoid happened to me 🫣🤔😱
Rucaramia: omg, sorry to hear that 🥹
that's right, there is no 'friendship' between woman and man.
don't hate to much about love, and i hope u find your love my dear ✨️
total 1 replies
Rubby
Kayaknya ini bakal jadi cerita yang ringan + gemesin deh, tumben kak Ruca pake POV cowo. Semangat terus ya kaaaaaa
Rucaramia: makasih banyak review-nya kak Rubby 🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!