Apa jadinya seorang desainer bernama Elania, dan pria barista yang bernama Shin tersebut, sama - sama memiliki rahasia besar didalam hidup mereka.
Dipersatukan oleh Shin yang ternyata mencintai Elania secara diam - diam, lalu bagaimana perjalanan kisah ujian cinta mereka, dan kehidupan rahasia keduanya.
Akankah berjalan sesuai kehidupan cinta pada umumnya ataukah sebaliknya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Piitaloka_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
27
Ditengah obrolan dari masing - masing, secara mengejutkan mereka melihat kedatangan Miura sebari membawa beberapa makanan.
"Eh.. Kalian sudah ada disini, sejak kapan kalian bisa seakrab ini?" tanya heran Miura
"Sejak tuh musuh berulah lagi" jawab santai Helen
"Huft,,, berbuat apalagi tuh anak, apa nggak lelah dia berbuat ulah lagi"
"Ya nggak tau, gitu - gitu kan bawaan dari bibimu yang sok berkuasa itu" saut Dessy
"Sudah lah, jangan dibahas lagi tuh anak yang terpenting kau berikan saja itu makanan buat kami" kata Laura
"Iya - iya nih.. Oh ya, kalian juga apa sekalian aku pesan kan juga sekarang?"
"Ah tidak perlu kak, kami sudah istirahat tadi" jawab Elania
"Begitu ya, yasudah sekarang kalian nikmati saja suasana dikantor senior mu ini" semua mengangguk kan kepala
"Gila loh! Modelan anak - anak seperti ini kagak pertama lo kenalin ke kita malah lo kenalin tuh orang" saut Dessy
"Yah, mana aku tau kalau kalian akan suka sama mereka, maaf bukan bagaimana. Aku tau siapa kalian nggak mudah kali kalau menerima orang baru apalagi anak junior modelan begini. Jadi daripada kalian hancurkan mental mereka mending aku aman kan dulu"
"Barusan sudah hampir dihancurkan sih sama Julia" saut Helen
"Iya kah kalian direndahkan sama tuh anak" menujuk Julia dengan santainya yang mana anak tersebut tengah menyeduh segelas kopi dingin nya
"Iya kak, dia merendahkan kami sekaligus kak Elania" saut Ayumi dengan santai, membuat Elania melotot kearah anak buahnya seperti mengkode jangan dikatakan tetapi terlanjur diomongkan olehnya
"Apa?!" Miura seketika menghampiri Julia dengan tatapan dingin "Apa kau mau mati ditangan sepupuku bocah edan" bisik Miura sebari melotot kearahnya
"Emang kenapa? Diantara mereka ada sepupumu?" bisik santai Julia
"Nggak ada sih, tapi jangan berani - berani nya kau membuat salah satu pujaan hatinya, sakit hati bodoh"
"Ha? Memang nya siapa orang nya" sebari mengintip melihat kearah gerombolan Elania
"Ela-nia" memberi penekanan
"Yah mana gue tau, kalau ada yang disukai sepupumu"
"Haish... Kuharap tuh anak tak akan mengaduhkan kita kepada tuh bocah deh, yang ada nyawa ku ditaruhkan"
"Lah, emang tuh orang udah pacaran sama sepupumu?"
"Lebih tepat nya belum"
"Anj**! Eh mana ada modelan belum pacaran sudah dilindungi begitu kocak" reflek Julia meninggi kan suaranya
"Hush... Bisa kau pelan kan suara kau" sebari menepuk lengan Julia
"Eh maaf - maaf" jawab bisikkan Julia
Elania, serta yang lain menatap keduanya penuh kecurigaan karena dua orang tersebut tengah berbisik, sedangkan teman nya yang lain mencoba untuk junior nya ini jangan menghiraukan kedua teman nya ini.
"Oh ya kak permisi, apa boleh kami kembali keruangan kami" ucap Elania
Seketika Julia dan Miura berlari menghampiri Elania yang terkejut dengan tindakan mereka berdua.
"Eh tunggu! Sebelum itu maafkan atas perkataan ku yang tadi yah please...." ucap Julia
Elania mengkerut kan keningnya, sedangkan yang lain juga sama halnya dilakukan Elania, karena hal baru kali ini teman nya merasa ada keanehan kepada Julia yang meminta maaf kepada seorang junior.
"Eh.. Maaf? Untuk apa kakak meminta maaf, kakak tidak salah kok, teguran tadi itu adalah pembelajaran baru bagiku maupun anak buah ku kok, jadi kakak tak perlu harus meminta maaf kepada kami"
"Huft... Syukurlah, kalau begitu makasih banyak ya El" disitu Elania dan yang lain dibuat bingung "Haha... Hiraukan saja, kamu benar - benar memaafkan aku kan"
"I - iya kak, memang nya ada sih kak?"
"Ah tidak ada aku merasa amat bersalah besar, kalau sudah menyakiti hati anak orang. Yang ada aku mendapatkan banyak dosa, kau tau kan kalau setiap agama pastinya ada dosa kalau sudah menyakiti hati orang lain ya kan"
Elania hanya menganggukkan kepala "Sudah lah sekarang kalian bisa kembali keruangan kalian, kalau ada apa - apa hubungi kami melalui Miura juga tak masalah, apalagi tuh orang bikin ulah. Cukup hubungi kami dengan nomor yang tadi kita saling tukar ya" semuanya menganggukkan kepala dengan saran
"Nah jadi, sementara ini kalian bisa beristirahat terlebih dulu, atau bersantai - santai dulu, sekalian waktu pulang akan bersamaan seluruh penjuru kantor pukul 8 malam"
"Baik kak"
Ketika mereka menaiki lift dan meninggalkan ruangan, semua teman Miura mendekati keduanya.
"Kena timpukan batu apa lu, sampai ucapin kata maaf ke junior hah!" saut Dessy penuh curiga
"Iya! Tumbenan apa yang kalian bicarakan tadi"
Disitu Julia menjelaskan obrolan tadinya, awalan nya mereka ekspresi nya biasa tetapi berlahan matanya melotot semuanya, karena mereka tau betul latar belakang keluarga Miura jadinya mereka sedikit lebih berhati - hati.
Sedangkan ketika Elania, dan yang lain kembali disitu mereka memilih bersantai - santai, ada pula yang menggambar beberapa desain. Sedangkan Elania memilih keruangannya sebari menata barang nya, tetapi malah ia mendapatkan telfon dari Shin.
"Halo iya? Ada apa ya?"
"Maaf apa aku menganggu waktu kakak?"
"Tidak juga, aku tengah menata beberapa barang ku memang nya ada apa ya Shin?"
"Hm... Tidak ada sih kak, aku hanya memastikan apa kakak baik - baik saja diperusahaan sepupuku?"
"Tentu saja, memangnya kenapa?"
"Tidak aku takutnya kakak tidak merasa nyaman disana, apalagi beradaptasi pertama kali diperusahaan lain itu cukup lama loh"
"Haha... Kamu benar sih, tapi aku sudah cukup banyak yang baru aku pelajari malahan sejak berada disini, serta mengkuatkan mental juga"
"Memang nya mengkuatkan mental dari siapa kak"
"Ada, tapi aku bisa lah melawan nya"
Ditempat lain Shin tengah mengkerutkan kening, seolah ada orang yang harus dia waspadai dan tandai agar ia melindungi pujaan hatinya.
"Kak, kalau ada apa - apa jangan ragu katakan padaku, supaya aku dapat menolongmu" seketika suara kekehan dari Elania membuat hatinya tenang, dan deg - deg an "Kak, aku tidak sedang bercanda loh, kalau emang kakak butuh sekali bantuan aku tetap akan selalu dibelakangmu"
"Iyaa... Oh ya memang nya sekarang kau tengah berisitirahat ya? Sampai dapat menghubungiku"
"Memang aku tengah bersantai sih kak"
Terlihat Shin tengah tidur - tiduran di kamar rahasia nya, tidak ada yang tau cukup dirinya dan beberapa orang saja yang tau dia memilki kamar rahasia disalah satu toko miliknya sendiri yaitu toko roti miliknya sendiri.
"Lantas saja, kau sampai sesantai ini"
"Haha... Ya tentu saja, kak... Kalau boleh tau kapan kakak pulang kerja nya?"
"8 malam, memang nya kenapa?"
"Apa boleh aku menawarkan tumpangan untukmu kak"
"Eh tidak perlu, jarak cafe mu dan perusahaan sepupumu ini sangat jauh"
Elania tidak tau hanya menyangka kalau Shin berada di Cafe, tetapi siapa sangka kalau dia berada di toko rotii yang amat dikenal tersebut.
"Tidak apa kak, aku juga tidak berada di cafe sekarang, jadi aman lah kalau ku menjemputmu"
"Hmm... Yasudah lah kalau kau memaksa"
Hati seorang Shin begitu amat bahagia ketika mengetahui kalau ini adalah moment tepat mendekati Elania dengan secara perlahan.
Ditengah Shin menghubungi Elania ternyata, ada seorang wanita paruh baya tengah memasuki toko roti tersebut dengan membawa beberapa bodyguard.
"Tolong panggilkan bos kalian!" perintahnya
Membuat semua nya merasa ketakutan dengan wajah sangar bodyguard yang mengawal wanita tua tersebut. Lalu ketika memanggil bosnya.
"Permisi bos!"
Terdengar teriakan anak buah nya membuat Shin panik sekaligus geram, akhirnya dia harus memutuskan panggilan dari Elania agar supaya, rahasia besarnya tidak diketahuinya.
"Oh ya kak, aku tutup dulu ya" setelah mematikan telfon, ia keluar dari kamar pribadinya "Apa?"
"Maaf bos, ada wanita tua yang datang didepan, katanya dia beliau ingin menemui anda"
Firasat Shin tak enak, dengan cepat dia bergegas keluar. Benar saja kalau wanita tua tersebut adalah neneknya.
"Kalian semua, aku perintahkan kemasi diri kalian, dan pulanglah" perintah Shin
"Tapi bos, ini kue nya?"
"Biar menjadi urusan ku sekarang terpenting pulanglah kalian" seketika semua anak buah nya menuruti nya
"Shin" ucap si wanita tua dengan nada bergetar
Shin malah berjalan menuju ruangannya, dan disitu dia mengkunci dirinya dari dalam. Lalu ia mematau kondisi karyawan nya dari monitor layar laptop nyaa, dimana berlahan anak buah nya sudah pulang semua.
Setelah dipastikan pulang, ia langsung keluar dari ruangan nya, dan mengusir wanita tua tersebut dan bodyguardnya
"Keluar dari toko ku sekarang juga!" nada dingin "Keluar kalian atau saya laporkan kalian semua ke pihak berwajib, apabila kalian masih ada disini" menatap satu persatu mereka semua
Terlihat para bodyguard menatap permusuhan terhadap Shin
Bersambung