NovelToon NovelToon
Pelangi Berselimut Awan

Pelangi Berselimut Awan

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Badboy / Perjodohan / Cintamanis / Patahhati
Popularitas:35.8M
Nilai: 4.9
Nama Author: Kolom langit

Siapkan kanebo kering untuk menyeka air mata!

"Aku kecewa karena suamiku sendiri berniat menjandakan aku demi membahagiakan wanita lain."

Pelangi Faranisa, seorang gadis taat agama yang dijodohkan dengan pria brutal. Di malam resepsi pernikahan, ia dipermalukan oleh suaminya sendiri yang pergi tanpa permisi dan lebih memilih mabuk-mabukan.

Pemberontak, pembangkang, pembuat onar dan pemabuk berat. Itulah gambaran sosok Awan Wisnu Dewanto.

"Kamu tidak usah terlalu percaya diri! Aku tidak akan pernah tertarik denganmu, meskipun kamu tidak memakai apa-apa di hadapanku!" ~ Awan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kolom langit, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Laa Tahzan Innallaha Ma'ana

Pelangi baru saja akan mengenakan mukenah saat terdengar suara ketukan pintu yang mendesak untuk segera dibukakan. Ia segera berjalan ke arah pintu dan membukanya. Tampak Zidan berdiri di hadapannya dengan wajah panik. 

“Ada apa, Dek?” 

Zidan terdiam selama beberapa saat. Bola matanya mengarah ke lantai, seolah sedang memilih kalimat yang tepat. Entah akan seperti apa reaksi Pelangi jika mengetahui suaminya mengalami kecelakaan.

“Om Fery barusan telepon,” Ia menjeda ucapannya dengan hela napas. Menatap Pelangi yang sedang menunggu kalimat selanjutnya. “Kak Awan kecelakaan, sekarang ada di rumah sakit.” 

Bagai mendapat sambaran petir, tubuh Pelangi gemetar. Bola matanya seketika tergenang cairan bening. Lidahnya bahkan terasa kaku. Tiada yang dapat terucap dari bibirnya selain kalimat, “Innalillahi wa inna ilaihi raji’un.” 

Untuk beberapa saat Pelangi seperti kehilangan kemampuannya untuk berpikir. Ia pasti sudah ambruk membentur lantai jika saja Zidan tidak segera menangkap tubuh dan memeluk kakaknya. Pemuda itu pun berusaha mengalirkan ketabahan dengan mengusap punggung. "Kakak tenang ya, jangan panik!"  

Detik itu juga Pelangi tersadar. “Ayah tidak bilang bagaimana kondisi Mas Awan? Apa Mas Awan baik-baik saja?” lirih Pelangi dengan suara lemas. 

“Om Fery cuma bilang Kak Awan dilarikan ke rumah sakit. Dan kakak diminta ke sana.” 

Pelangi meremas pakaiannya dengan gemetar. Wajahnya mulai memucat dengan keringat yang mengucur di kening. 

“Laa tahzan innallaha ma’ana, Kak. Jangan bersedih, Allah bersama kita,” bisik Zidan. “Kakak mau ke rumah sakit sekarang? Aku temani.” 

Dalam rangkulan adiknya, Pelangi mengangguk pelan. Pikirannya terus tertuju kepada sang suami, memikirkan bagaimana kondisinya sekarang.

“Iya, Dek! Tapi kakak mau shalat dulu.” 

..........

Pelangi keluar dari kamar beberapa menit setelahnya. Ibu, ayah dan Zidan sedang menunggunya di ruang keluarga. Ia terlihat lebih baik setelah menjalankan shalat. 

“Kamu sudah siap, Nak? Ayo, kita semua ke rumah sakit.” Ayah Ahmad langsung bangkit dari duduknya. 

“Ayah dan Ibu di rumah saja, ya! Biar aku sama Kak Pelangi yang ke rumah sakit.” 

Zidan menatap kedua orang tuanya. Akan lebih baik jika Ayah Ahmad dan Ibu Humairah tetap di rumah, sebab mungkin Ibu Sofie akan mengatakan sesuatu yang akan membuat kedua orang tuanya bersedih. 

“Tapi bagaimana dengan Nak Awan?” 

"Insyaa Allah semuanya akan baik-baik saja." Zidan memberi isyarat dengan lirikan mata.

“Zidan benar, Ayah, Ibu. Biar kami yang ke rumah sakit. Ayah sama Ibu istirahat saja di rumah. Lagi pula ini kan sudah malam,” tambah Pelangi setelah mengerti isyarat yang diberikan adiknya.

“Baiklah, tapi kalau ada apa-apa tolong segera beri kabar ya, Nak.” 

Zidan mengangguk. 

............

Pelangi dan Zidan berlari kecil melewati lorong-lorong panjang dan sunyi di sebuah rumah sakit. Raut wajahnya penuh dengan kekhawatiran. Langkahnya kemudian terhenti saat dari jarak yang tak begitu jauh terlihat Ayah Fery bersama Ibu Sofie sedang berdiri di depan pintu sebuah ruangan. 

Pelangi merasakan lemas pada kedua tungkai kakinya saat melangkah mendekat. Jantungnya berpacu dengan cepat. Apa lagi saat merasakan tatapan menghujam penuh permusuhan dari ibu mertuanya. 

“Mau apa kamu ke mari? Karena kamu Awan menjadi seperti ini!” teriak wanita itu dengan air mata yang berderai.

Mata Pelangi terpejam dengan berucap istighfar di dalam hati. 

“Cukup, Bu!” bentak Ayah Fery. “Bukan saatnya menyalahkan siapa-siapa. Kalau ada yang harus kamu salahkan, itu adalah diri kamu sendiri! Kamu yang sudah memicu keributan sampai Awan meninggalkan rumah dalam keadaan marah.” 

“Kenapa malah aku yang kamu salahkan, Mas?” Bu Sofie terduduk lemas di kursi panjang berbahan stainless seraya terisak-isak. “Seandainya Awan tidak mengejar Pelangi, semua ini tidak akan terjadi. Dia tidak akan sampai kecelakaan.” 

Zidan hanya dapat berdecak seraya menggelengkan kepala. Sebuah keputusan tepat meminta orang tuanya tidak ikut ke rumah sakit. Jika tidak, mereka akan lebih sakit lagi mendengar ucapan dari lidah tajam Ibu Sofie.

"Maafkan kekhilafan ibu, Nak," ucap Ayah Fery.

Pelangi menganggukkan kepala, kemudian mendekati ibu mertua dan mengusap bahunya tatkala wanita paruh baya itu terus menangis dengan mengucap kata penuh sesal.

 “Qadarullaah wa maa syaa fa' ala'! Tidak ada yang perlu dipersalahkan. Ini sudah menjadi takdir Allah. Setiap apa yang Dia kehendaki pasti akan terjadi dan tidak akan luput dari manusia walaupun memakai perisai dari baja. Jangan pernah menyesali dengan kata seandainya, karena  perkataan itu dapat membuka pintu setan.” 

Ibu Sofie seketika terdiam. 

...........

catatan :

..."Jika engkau tertimpa suatu musibah, maka janganlah engkau katakan, 'seandainya aku lakukan demikian, niscaya tidak akan terjadi demikian'. Akan tetapi hendaklah kau katakan, Qadarullah wa maa syaa-afa'ala'(Takdir Allah, setiap apa yang Allah kehendaki pasti terjadi'). Karena perkataan law (seandainya) dapat membuka peluang godaan syaiton....

...(HR. Muslim, No. 2664)...

1
Surati
bagus
Nuri Nurazizah
nanti jga di bkin bucin tuh si awan sma pelangi
Nuri Nurazizah
awan nya sedang kelabu
Andreas Affandi
Luar biasa
Janah Selaluinginsetia
Kecewa
Dinarkasih1205
Luar biasa
Dinarkasih1205
Lumayan
Marlianna Siregar
lanjutnya mana ya..?
Nurul Fatma wati
guntur beledek ni kyny
Laila Umroh
Luar biasa
fasalina 123
menarik
Nur Inayah
alurnya bagus dan banyak pelajaran yg bisa diambil
Julia Vanka
Luar biasa
nene Situmorang
mundur bangg
nene Situmorang
nyesel kan lo?
nene Situmorang
ngedumel trusss
nene Situmorang
tempur nih
nene Situmorang
kesindir dong
nene Situmorang
mission failed
nene Situmorang
beneran pernah kena sambar petir sih kek nya si guntur
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!