Mikayla gadis cantik berusia 19 tahun ini harus menjadi Kekasih Kontrak seorang Dosen, selain menjadi Pacar kontrak ia juga harus menjadi budak ranjang Dosen nya yang bernama Theo Felix yang berumur 29 tahun. Wajah tampan nya memang memikat hati semua kaum hawa, namun sikap nya yang Arogan membuat Mikayla harus banyak bersabar demi kesembuhan Nenek nya yang sedang berada di rumah sakit. Theo selalu melampiaskan kekesalan nya kepada Mikayla, padahal semua itu di sebabkan oleh kelakuan Chealsea yang selama ini mengikatnya tanpa hubungan yang pasti. Sikap Theo yang munafik membuatnya tidak sadar wanita mana yang ia cinta.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fitryas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
12
“Maksudmu apa Theo? Aku tidak salah dengar kan?” Tanya Zayn dengan raut wajah tidak terima, karena sejujurnya Zayn memang tertarik dengan wanita yang kini di rangkulnya.
Tidak bukan itu masalahnya, masalahnya adalah bagaimana mungkin seorang Theo mempunyai kekasih? Itu yang ada di pikiran Zayn dan Gonzales.
“Gon, kamu mendengarnya juga kan?” Tanya Zayn pada Gonzales namun matanya tetap pokus pada lengan yang merangkul pinggang wanita cantik itu.
“Tidak, itu tidak mungkin. Bagaimana mungkin kamu berubah secapat itu.” Ucap Gon sambil menggelengkan kepalanya.
Mereka berdua memang senang karena akhirnya Theo sadar dan bisa lepas dari Chelsea namun itu suatu yang mustahil. Mereka berdua belum percaya dengan apa yang mereka lihat.
“Sayang, siapa mereka.” Ucap Mikayla dengan tubuh yang semakin menempel di tubuh Theo karena pria itu semakin erat merangkulnya, dan berbisik untuk bereaksi kepada kedua orang sahabatnya itu.
“Mereka hanya orang yang ku kenal.” Ucap Theo acuk.
Seolah tidak terima mata Zayn dan Gon membelalak sempurnah sambil mendengus tidak terima.
“Hei! Jadi selama ini kau tidak menganggap kami sahabatmu!” Pekik Gon.
“Aku tidak punya sahabat yang berani merayu kekasih sahabatnya sendiri.” Sindir Theo dia lalu menarik Mikayla untuk ikut duduk bersamanya di sofa.
“Lakukanlah tugasmu dengan benar!” Bisik Theo karena dirinya menginginkan hal lebih untuk membuat kedua sahabatnya itu percaya. Jika membuat kedua sahabatnya itu percaya, itu artinya orang lain di luaran sana juga akan percaya dengan hubungan mereka berdua.
“Hei itu tadi kami tidak tau, lagian kenapa kamu jahat sekali sampai tidak mengenalkanya pada kami!” Pekik Zayn kesal.
Mereka berdua ikut duduk di sofa yang saling berhadapan.
“Sayang, apa mereka berdua adalah sahabat yang sering kamu ceritakan itu?” Tanya Mikayla dengan nada manja sambil mengeluh dagu Theo.
Kedua pria itu menelan salivanya susah saat melihat betapa sexynya wanita yang bergelendot manja di lengan sahabatnya.
“Iya, mereka berdua orang-orang yang selalu memaksaku untuk bercinta dengan wanita-wanita bayaran di luar sana.” ucap Theo jujur tanpa mengalihkan tatapanya pada kedua sahabatnya. Karena jika ia melihat Mikayla sudah pasti tubuhnya akan semakin tegang, jujur saja saat ini ia nyaris tergoda dengan sikap Mikayla yang sangat pandang berakting.
“Hah! Dia bukan berakting. Tapi ini kebiasaanya saat melayani pria-pria hidung belang.” Ucapnya dalam hati meyakinkan dirinya sendiri agar tidak tergoda.
Sementara Mikayla sejujurnya ia enggan melakukan hal itu, namun dalam kontrak tertulis dengan jelas jika dirinya harus memakai berbagai cara untuk meyakinkan kedua orang ini, bahkan walau harus berciuman di depan mereka.
“Sayang, kamu tidak benar-benar bercinta dengan wanita lain kan selain aku?” Tanya Mikayla dengan wajah dan nada sedih.
Theo akhirnya menatap Mikayla. Dia menarik dagu itu lalu perlahan menempelkan bibirnya di bibir kenyal dan basah milik Mikayla.
Seketika Zayn dan Gon langsung memalingkan wajahnya kesal, ternyata ada di posisi seperti ini sangat membuat mereka berdua kesal. Padahal selama ini mereka berdua lah yang selalu melakukan hal itu di depan Theo tanpa malu sedikit pun.
“Cukup jangan melanjutkanya. Terserah kalian jika memang kalian berpacaran, tapi saat tiba waktunya kalian berpisah. Jangan segan untuk menghubungiku Nona.” Ucap Zayn serius pada Mikayla.
Gon dan Theo langsung menatap sinis Zayn.
“Kalian bahkan nampak serasi dengan baju couple itu, aku jelas membencinya. Apa kamu sengaja memamerkan kekasihmu dengan memakai baju yang sama?” Pekiknya lagi pada Theo yang kini menyenderkan tubuhnya di sofa sambil mengelus-elus lengan Mikayla yang sejak tadi di pegangnya.
Mikayla terkekeh, dia sampai tidak sadar jika pakian yang ia kenakan sangat senada dengan pakaian yang di kenakan oleh Theo.
Menurutnya ini sangat menggelikan mengingat sikap Theo yang sedikit membagongkan.
Bukanya menjawab pertanyaan temanya, justru Theo malah melihat ekpresi Mikayla yang sedang memperhatikan pakaian mereka berdua, dia lalu mencium jemari Mikayla dengan lembut.
“Apa kamu menyukainya?” Tanya Theo, karena memang Theo lah yang meminta pakaian seperti ini, walau bukan pacaran sesungguhnya tetap saja harus terlihat sempurna dan harus sesuai gaya pacaran Theo walau pria itu belum pernah pacaran sekalipun.
“Iya sayang, gaun ku dan jas mu sangat indah, aku menyukainya.” Ucap Mikayla jujur dengan senyum manisnya.
Setidaknya dia sedikit terhibur dengan suasana kali ini, tidak seperti sebelumnya yang selalu menegangkan saat hanya berduaan saja.
“Jadi kapan kau akan mengenalkanya? Aku sangat penasaran dengan nama kekasih mu itu.” Ucap Gon akhirnya dia bertanya setelah melihat interaksi kedua pasangan itu.
Gon sama sekali tidak berpikir aneh, ia mengira memang Theo sudah bisa melupakan Chelsea karena perempuan yang ada di samping sahabatnya pun jauh lebih menarik dan tidak kalah cantiknya dengan Aktris superstar itu.
“Tuan, sebaiknya kita berangkat sekarang.” Ucap Ronal saat melihat waktu sudah hampir tiba.
Theo mengulurkan lengana untuk mengajak Mikayla pergi, dan Mikayla menerimanya mereka berdua pun berjalan.
“Hei! Aku tuan rumah acara itu, aku bisa mengundur waktunya kalau kau mau! Setidaknya perkenalkan dulu kekasihmu.” Ucap Zayn yang ikut kesal.
“Kalau begitu aku kana mengenalkanya di sana.” Jawab Theo tanpa menoleh sedikitpun ke belakang.
Mikayla hanya terkekeh geli menatap ke belakang.
“Sial, ayo capat bawa baju mu. Kita harus cepat pergi ke sana.” Ucap Gon terlihat tidak sabar.
Mereka berdua pun pergi meninggalakn butik itu setelah mengambil pakaian yang sudah mereka pesan sebelumnya.
“Bukankah kau juga mengundang Chelsea dan kekasihnya untuk bintang tamu malam ini?” Tanya Gon saat teringat itu.
Zayn tersenyum. “Iya, sepertinya malam ini akan sangat menatik.” Ucap Zayn mengingat Chelsea yang membawa pasangan dan juga Theo yang membawa wanita cantik.
.
To be continued…