NovelToon NovelToon
Jodohku Mas Duda Jutek

Jodohku Mas Duda Jutek

Status: tamat
Genre:Duda / Pernikahan Kilat / Tamat
Popularitas:7.5M
Nilai: 4.8
Nama Author: Asri Faris

Setelah kepergian istrinya, Hanan Ramahendra menjadi pribadi yang tertutup dan dingin. Hidupnya hanya tentang dirinya dan putrinya. Hingga suatu ketika terusik dengan keberadaan seorang Naima Nahla, pribadi yang begitu sederhana, mampu menggetarkan hatinya hingga kembali terucap kata cinta.

"Berapa uang yang harus aku bayar untuk mengganti waktumu?" Hanan Ramahendra.

"Maaf, ini bukan soal uang, tapi bentuk tanggung jawab, saya tidak bisa." Naima Nahla

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Asri Faris, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32

Icha menuntun ibunya yang ternyata menuju kamarnya. Perempuan yang belum genap dua puluh empat tahun itu mengekor hingga tepat di depan lemari yang bersebelahan dengan pakaian Hanan dan hampir tidak pernah dibuka sebelumnya.

Deg

Hati Nahla mulai tidak nyaman saat putrinya menunjuk lemari yang bahkan sejak kedatangannya tidak pernah dijelaskan fungsinya. Hanya saja seperti terus dijaga suaminya. Ternyata di dalamnya menyimpan banyak kenangan yang mungkin tidak akan pernah terlupa.

"Di sini?" tanya Nahla lembut. Icha mengangguk yakin.

"Mama boleh lihat?" tanya perempuan itu lembut.

"Jangan, kata papa jangan dibuka, nanti bikin papa sedih," jawab Icha penurut sekali.

Nahla pun mengangguk ngerti, paham tidak akan membukanya di depan Icha. Mungkin kapan hari di waktu yang tepat, karena dirinya sungguh penasaran dengan almarhum perempuan beruntung itu. Hingga dicintai suaminya begitu dalam.

Seharusnya Nahla tidak boleh marah, apalagi cemburu. Mereka pernah disatukan dalam ikatan yang sah, dan dipisahkan karena maut. Pasti akan sangat sangat sulit kenangan itu terhapus. Namun, ia menyayangkan akan sikapnya yang tidak bisa membawa diri, padahal sekarang jelas ada dirinya yang nyata.

Setelah Icha keluar dari kamarnya, ibu dan anak itu kembali melakukan aktivitas sore seperti biasa. Nahla tidak mau kepikiran, tetapi tetap saja tidak bisa. Terlalu membuat hatinya penasaran.

Sore hari seperti biasa, setelah menemani Icha, Nahla menyiapkan makan malam untuk keluarga. Namun, hingga lewat jam delapan Hanan belum juga pulang. Sebagai seorang istri Nahla mengkhawatirkannya. Hanya saja ia bingung untuk menanyakan kabar suaminya. Nahla berharap suaminya mengabari jika pulang terlambat.

"Icha makan malam dulu ya, terus mama temani di kamar. Sepertinya papa hari ini lembur," ujar Nahla mendahului. Tetapi tidak untuk dirinya, barang kali suaminya itu di luar belum makan, jadi dirinya akan menunggu saja.

"Iya Ma," jawab Icha patuh. Nahla juga menemani gadis kecilnya makan.

"Mama nggak makan? Ini kan sudah malam?" tanya Icha keheranan.

"Icha duluan nggak pa-pa, mama nunggu papa pulang," jawab Nahla lembut.

Usai menghabiskan isi piringnya, Nahla mengantar putrinya ke kamar. Baru setelah gadis kecil itu lelap Nahla keluar.

Jarum jam pendek sudah menunjuk di angka sembilan malam. Namun, suaminya juga belum pulang. Hanan tidak mengabari dan jelas itu membuat Nahla tak tenang menunggunya.

Makanan di meja makan juga sudah berubah menjadi dingin, rasa lapar yang mendera menguap berganti rasa cemas. Akhirnya diputuskan untuk menghubunginya saja. Perempuan itu baru saja hendak mendial nomor ponsel suaminya ketika suara deru mobil terdengar memasuki halaman rumah.

Hanan pulang, tiba di rumah tepat setengah sepuluh.

"Baru pulang Mas?" sambut Nahla langsung menghampiri suaminya di depan pintu dengan senyuman.

"Iya, maaf aku lembur. Kamu kenapa belum tidur?" tanya Hanan telihat lelah.

"Aku nungguin kamu Mas, karena kamu nggak ngabarin."

"Tadi nggak sempat, maaf ya lain kali akan aku kabari bila pulang telat."

"Iya Mas nggak pa-pa, yang penting kamu sudah pulang dengan selamat."

"Mas sudah makan? Biar aku panasin lagi ya karena sudah dingin."

"Tidak usah Dek, aku sudah makan tadi di luar. Sekalian tadi ketemu klien jadi dijamu makan malam. Tolong siapkan ganti saja aku mau mandi," pinta Hanan yang langsung diangguki Nahla walau hatinya jujur agak kecewa.

Kenapa tidak memberitahu, padahal dirinya sampai belum makan hanya karena rela menunggunya. Kenapa tidak mengabari walau sibuk, seharusnya Nahla tidak harus capek-capek masak kalau pada akhirnya mubadzir. Mendadak sedikit kesal.

"Astaghfirullah ... ini bukan salahnya, seharusnya aku bertanya lebih dulu menghubunginya kalau Mas Hanan terlalu sibuk," batin Nahla berpikir dengan pandangan berbeda. Berusaha menampik pikiran negatif yang mulai bersarang di otaknya meminta penjelasan.

Nahla tidak ingin mengambil hati, dan memilih menyiapkan ganti untuk suaminya. Setelahnya membuatkan kopi panas kesukaannya. Mungkin memang dia saking sibuknya hati ini jadi tidak sempat mengabari.

"Itu gantinya Mas, sama kopinya di meja," seru perempuan itu begitu suaminya keluar dari kamar mandi.

"Terima kasih, tadi Icha tidur jam berapa? Apa masih ngeluh sakit?" tanya Hanan sembari memakai pakaiannya.

"Setelah makan malam Mas, tidak alhamdulillah," jawab Nahla jujur. Sibuk dengan buku di tangannya.

Pria itu memakai pakaiannya, lalu beranjak menyambar kopi yang jelas masih mengepulkan asap.

"Capek banget hari ini," keluh Hanan sembari duduk di kursi kerja.

"Kalau capek langsung istirahat saja Mas, ini juga sudah malam."

"Iya," sahut Hanan datar.

Terlihat pria itu kembali menyeruput kopinya, sementara Nahla sendiri menempati ranjang lebih dulu. Tanpa sadar, perempuan itu tidur dalam keadaan lapar. Namun, ia kadung malas beranjak makan sendirian.

Perempuan itu terlelap begitu saja. Pagi-pagi sekali Nahla terbangun, perutnya terasa begitu lapar. Bergegas ia ke dapur, salahnya sendiri yang semalam mengabaikan perutnya yang lapar. Dulu, ibuk yang selalu mengingatkan dirinya apabila terlambat makan.

"Duh ... kangen ibuk, besok mampir ah," batin Nahla sembari membuat teh hangat. Beberapa potong biskuit yang ada lumayan mengganjal perutnya. Setelah mendapatkan cukup energi, perempuan itu baru beraktivitas seperti biasa.

Saat kembali ke kamar, Hanan sudah bangun tengah mengerjakan fardhu pagi ini.

"Icha sudah bangun?" tanya pria itu usai salam.

"Belum sempat aku bangunin Mas, aku mau mandi dulu," jawab Nahla berlalu.

Perempuan itu menuju kamar mandi, sementara Hanan menuju kamar Icha. Pria itu membangunkan putrinya.

"Ayo bangun sayang, sudah pagi, sekolah kan?"

"Papa, semalam pulang jam berapa? Kasihan mama nungguin papa sampai nggak makan," lapor Icha turun dari ranjang.

"Owh ya ... papa pulang malam saat Icha sudah tidur. Ayo sekarang mandi, biar gantinya papa yang siapin."

Icha beranjak ke kamar mandi, sejenak Hanan merasa bersalah dengan istrinya. Ia memang semalam makan di luar, tidak tahu juga kalau istrinya ternyata menunggu dirinya makan malam.

Saat Hanan tengah menyiapkan ganti, Nahla masuk ke kamar Icha.

"Eh, Icha sudah bangun Mas?" tanya perempuan itu lalu hendak beranjak. Sedikit menghindari interaksi yang tidak begitu penting, bukan apa-apa hatinya hanya sedang sedikit malas, entahlah.

"Semalam kamu nungguin aku sampai nggak makan? Lain kali jangan begitu, makan saja dulu bila aku belum pulang," kata Hanan datar, pun tidak ada kata penyesalan dan meminta maaf, atau ini bentuk kepedulian mengenai klarifikasinya. Setidaknya mengabari lebih tepat.

"Iya Mas," jawab Nahla dingin. Berlalu begitu saja dari kamar Icha. Sesungguhnya ia tidak ingin bersikap demikian, tetapi melihat perangai suaminya yang bertambah dingin saja, membuat Nahla seakan tidak dipedulikan.

"Ya Allah ... kenapa aku baperan banget sih," batin Nahla mulai bergejolak emosi ditambah rasa penasaran tentang lemari keramat yang belum ada waktu membukanya.

1
Tiagus Nababan
sekarang baru terasa....lki lki egois
Sandisalbiah
hah.. makanya jd suami itu jgn labil, udah tua juga kok gak bisa konsisten dgn hati dan perasaanya sendiri...
Sandisalbiah
walau langkah yg di ambil Nahla itu salah tp sebagai perempuan normal pasti akan mendukung tindakan Nahla.. buat apa bertahan kalau keberadaan kita gak di anggap juga gak di hargai.. apa lagi adanya Nahla dlm hidup Hanan adalah murni keinginan laki² egois itu sendiri, hasil paksaan dia malah.tp begitu Nahla masuk dlm kehidupannya justru di kecewakan, hanya dianggap sebagai pelampiasan... berengsek banget si Hanan emang..
Sandisalbiah
lagi² egois juga kepala batu.. harusnya kalau dia emang peduli dan menganggap Nahla itu istrinya saat tau Nahla belum pulang dia langsung cari in, lha ini kok nunggu sampe besok.. nampak sekali dia gak peduli dgn keadaan Nahla... dasar suami gak waras..
Sandisalbiah
Hanan egois.. gak peka sama istri... kasihan Nahla
Sandisalbiah
hah.. Hanan hangat di awal aja ya.. awas aja kalau sampai dia nyakiti hati Nahla... sadar gak sih kalau sikapnya itu sudah aneh.. dasar Hanan
Sandisalbiah
padahal udah sempat beristigfar lho si Hanan tp begitu nyicip ketupat tahu kok langsung bersikap aneh.. sadar gak dia itu udah menyakiti istrinya.. semoga sikap anehnya gak makin menjadi dan berlarut².. kasihan Nahla... secara pernikahan ini juga termasuk hasil dr paksaan Hanan walau tdk secara langsung
Sandisalbiah
hah.. mantan duda yg udah lama puasa.. pengen buka, ada aja gangguan.. 🤭
Sandisalbiah
sempet kawatir kalau Hanan bakal menyebut nama Almarhumah saat penyatuan mereka krn Hanan kan belum move on sepenuhnyaa dr sang mantan terindah walau sudah beda alam
Sandisalbiah
readers ikut salting gegara mas Hanan
Sandisalbiah
pinter banget mas Hanan baca situasi, pasang strategi dadakan buat mengikat neng Nahla nya... gak tanggung².. langsung ijab lho..
Sandisalbiah
bener² gak mau buang² waktu ya mas Hanan... semua kudu di segerakan.,
Sandisalbiah
pak duda meresahkan ya Na... buat jantung jd gak normal
Sandisalbiah
tuh kan.. mulai kelihatan kan gelagat² kang gombalnya 🤭L
pak duda mah jutek nya cuma kamuflase, aslinya dingin dingin empuk dia
Sandisalbiah
𝚒𝚗𝚒 𝚍𝚞𝚍𝚊 𝚖𝚊𝚙𝚊𝚗 𝚕𝚑𝚘 𝙼𝚒𝚜𝚜... 𝚖𝚊𝚗𝚊 𝚐𝚊𝚔 𝚗𝚎𝚔𝚘² 𝚍𝚒𝚊 𝚌𝚞𝚖𝚊 𝚒𝚝𝚞 𝚊𝚓𝚊 𝚓𝚞𝚝𝚎𝚔 𝚙𝚕𝚞𝚜 𝚍𝚒𝚗𝚐𝚒𝚗.. 𝚝𝚙 𝚜𝚊𝚙𝚊 𝚝𝚊𝚞 𝚙𝚊𝚜 𝚜𝚊𝚖𝚊 𝙼𝚒𝚜𝚜 𝚗𝚊𝚗𝚝𝚒 𝚖𝚊𝚗𝚊 𝚝𝚊𝚑𝚞 𝚓𝚍 𝚕𝚎𝚋𝚒𝚑 𝚑𝚊𝚗𝚐𝚊𝚝...
Koni Dwi N
jaga image dong
Sandisalbiah
𝚒𝚗𝚒 𝚘𝚛𝚐 𝚗𝚐𝚊𝚓𝚊𝚔 𝚗𝚒𝚔𝚊𝚑 𝚖𝚊𝚌𝚎𝚖 𝚗𝚐𝚊𝚓𝚊𝚔 𝚋𝚎𝚕𝚒 𝚌𝚒𝚕𝚘𝚔, 𝚖𝚊𝚗𝚊 𝚖𝚊𝚔𝚜𝚊 𝚕𝚊𝚐𝚒.. 𝚑𝚎𝚛𝚊𝚗...
Any Puji
hamil tuh kan habis haid dgass trus sama si duda..bulan madu ya gagal
Any Puji
rumah kamu na dari duda jutek
Ray
🤣🤣🤣🤣🤣 yang udah puluhan tahun aja bakalan ingat. itulah perempuan, terkecuali dah pikun
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!