Kirana Putri, seorang gadis cantik dan baik hati, tanpa disadari jatuh cinta pada seorang pria misterius bernama Dirga Praditama. Namun, Kirana tidak tahu bahwa Dirga sebenarnya menyimpan dendam mendalam terhadap masa lalu keluarga Kirana yang telah merenggut kebahagiaan keluarganya. Dalam perjalanan kisah cinta mereka, Kirana dan Dirga dihadapkan pada berbagai rintangan dan konflik hingga pada suatu hari Kirana pergi meninggalkan Dirga tanpa jejak.
Akankah cinta mereka mampu menyatukan keduanya, ataukah mereka harus rela berpisah demi kebahagiaan masing-masing? Hanya waktu yang akan menjawabnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meindah88, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.25
Di tengah kesendiriannya Kinara mengusap air mata, dia baru saja berhenti menangis, sakit yang dirasakan melihat sikap sang suami padanya.
Pagi ini Dirga berangkat ke kantor pagi-pagi tanpa menemui Kinara.
" Aku memang salah, mas. Tapi pernahkah kamu bertanya kenapa aku melakukannya ?"
Fazha adalah sahabat ku sejak dulu, dia adalah teman yang tak pernah meninggalkan aku dikala aku membutuhkannya.
" Tapi perlu kamu ketahui, bahwa aku tidak ada hubungan apa-apa dengannya selain dari seorang sahabat. Kamu selalu salah paham dengan ku, lalu bagaimana dengan dirimu?" Bianca selalu menempel dan kamu membiarkan itu. Seolah kamu saja yang tersakiti dalam hal ini, lalu aku bagaimana?"
Sebuah pesan masuk di aplikasi hijau milik Dirga. Sejenak menatap ponselnya, hanya membaca pesan tersebut tak berniat untuk membalasnya.
Dia masih sangat sakit hati ketika mengingat, bahwa ada seorang yang menganggap istrinya sebagai calon tunangannya.
***
"Maaf, pak!"
"Saya terlambat, " Kinara yang masuk ke ruangan terburu-buru dan seketika mendapati tatapan tajam dari atasannya.
Kinara menunduk tidak berani menatap wajah tampan atasannya.
Dirga hanya diam tak berucap, Kinan benar-benar tak tahu harus berbuat apa dengan menghadapi sikap suaminya seperti itu.
" Pe-permisi, pak. "Ujarnya kemudian berlalu masuk ke ruangannya tanpa menoleh sedikit pun.
" Auuuh.." Kinan melenguh kesakitan.
Reihan yang baru saja ingin keluar dari ruangan Dirga, seketika mendengar suara rintihan, dia pun masuk memeriksa ruangan itu
" Anda baik-baik saja?" Ujarnya ikut khawatir.
Dirgq tersenyum miris, bukan suami yang perhatian padanya melainkan orang lain sendiri yang tak ada hubungan dengannya.
" Saya memanggil pak Dirga dulu, bertahan sedikit saja ya, "titah Reihan.
" Jangan pak, Reihan!" Aku sendiri yang akan ke rumah sakit. " Ujarnya.
" Hallo, pak!"
Reihan tetap menelpon atasannya tanpa mempedulikan Kinara yang melarangnya.
" Ada apa?" Kalau tidak ada yang penting, saya tutup sekarang juga," ujarnya dingin, pada temannya sekaligus pengawalnya kepercayaannya.
Reihan dengan cepat menceritakan kondisi istri atasannya saat ini, Reihan belum selesai bicara, telepon ditutup sepihak oleh Dirga.
Reihan mendelik kesal dengan itu.
"Mari saya antar, nona !"
" Tidak pak, Reihan. Aku akan pergi sendiri, percayalah aku baik-baik saja.
"Bruk."
"Dirga , "panik Dirga menangkap tubuh istrinya yang hampir jatuh ke lantai.
Tanpa basa-basi Dirga langsung menggendong tubuh istrinya keluar. Semua mata tertuju pada ke dua pasang itu.
" Apa yang terjadi dengan Kinan, pak?" Tanya Nisa pada Reihan dengan perasaan khawatir.
Reihan hanya mengangkat bahu seolah tak tahu apa-apa.
Merry mencebir tak suka melihat semua itu.
" Kinara sangat beruntung banget ya, dia dapat perhatian khusus sama pak, Dirga." Ujar Merry bercerita pada temannya. Suaranya sengaja dikeraskan untuk memanas-manasi Bianca.
Bianca seketika menoleh padanya, dari sorot matanya bertanya-tanya apa yang sedang terjadi.
Bianca menghentikan aktivitasnya lalu mengikuti Dirga.
" Reihan, bawah kami ke rumah sakit," titahnya setelah berhasil membawa Kinan masuk ke dalam mobil.
Reihan menurut, dia ikut senang melihat perhatian atasannya pada istrinya, sempat terjadi kesalah kesalah pahaman, namun dia melihat hari ini, ternyata di luar dari dugaannya.
" Saya mengira bapak akan pergi begitu saja, dan mengabaikan apa yang kusampaikan tadi," ujarnya ikut merasakan kebahagiaan.
" Aku tidak mungkin meninggalkannya dengan kondisi seperti ini." Datarnya.
Reihan mendelik mendengar ucapan atasannya, percuma membantah karena Dirga tidak akan mengakuinya, gengsinya setinggi langit.
" Cepat dikit Reih, kenapa sih?" Titahnya tak sabaran.
"Maaf, pak.
" Saat ini jalanan sedang macet bos, saya tidak mungkin menyelip di tengah-tengah kemacetan seperti ini," Reihan membela diri membuat Bima berdecak kesal.
" Kinan semakin pucat, Reih. Ayo buruan!"
Mereka tidak tahu jika sebuah mobil telah mengikutinya.
" Ke mana Dirga membawa, Kinara?" Gumamnya.
"Apakah ke rumah sakit ? Sepentng itu kah Kinara bagi Dirga, sampai-sampai membawanya ke rumah sakit. Aku yakin, sakit Kinara hanya dibuat-buat karena ingin mendapat perhatian dari Dirga. "sinisnya.
"Tolong istri saya, dok!" Teriak Dirga yang mengangkat tubuh lemah istrinya.
"Jedaaarr."
Seorang wanita yang mengikuti dari belakang luruh ke lantai mendengar ucapan Dirga dari kata istri.
Bagaikan petir di siang bolong menghantam sekujur tubuhnya. Bergetar hebat menahan rasa sakit saat mengetahui fakta sebenarnya.
" Dirga a, apa yang kamu lakukan ? Ini tidak benar, kan?"
"Hiks Hiks," tangisnya tak mampu ditahan lagi.
"Apa salahku, Dirg ?Kenapa kamu lebih memilih dia?Apa hebatnya wanita itu?"
" Hahah," apa kamu baru tahu yang sebenarnya ?" Atau pura-pura tidak tahu?"
" Ujar Reihan menertawakan Bianca, dia sudah tahu jika Bianca mengikutinya, namun dia sengaja membiarkan semua itu, agar dia tahu yang sebenarnya.
" Kenapa kamu membohongiku, Reih ?"
Teriaknya ingin melampiaskan kemarahannya, namu Reihan dengan santainya meninggalkan dirinya begitu saja.
"Apa yang terjadi pada istrinya, pak ?" Tanya dokter itu ramah pada Bima.
"Aku sendiri tidak tahu, dok. Tiba-tiba saja dia pingsan. " Ujarnya, sangat terlihat guratan khawatir di wajah.
" Baiklah, aku akan memeriksa istrinya, pak.
Silahkan bapak menunggu di luar!"
" Baik, dokter. Lakukan yang terbaik untuk istriku. Berapa pun biayanya, aku akan membayarnya.
Dokter wanita paruh tersebut tersenyum tipis mendengar kekhawatiran Dirga pada istrinya.
" Anda begitu mencintai istrinya, pak. Saya salut dengan anda. Ucapan dokter itu membuat Bima terdiam sejenak.
"Bukan cinta, " gumamnya menepis perasaannya.
" Pak, ini telepon untuk anda. Reihan menerima menelpon seseorang dari klien atasannya.
"Jaga Suci sebentar !"titahnya, kemudian menerima telepon dari rekannya.
Beberapa menit kemudian Kinara sudah selesai diperiksa oleh dokter.
" Kandungan pasien sangat lemah, dia memerlukan penanganan yang baik . Tapi, saya sudah memberinya resep obat, jadi anda tidak perlu khawatir." Dokter menjelaskan kondisi Kinaraa pada Reihan.
" Apakah kandungannya baik-baik saja, dokter ?"
" Tentu saja," dokter mengangguk memastikan.
Tidak lama kemudian Dirga datang, baru saja selesai menerima telepon.
" Apa kata, dokter ?" Tanya Dirga tak sabaran.
Uhuk uhuk
Perhatian keduanya beralih pada Kinara yang tiba-tiba terbatuk.
" Mas, aku haus ," ujar Kinara lalu memberi kode pada Reihan agar tidak mengatakan pada Dirga.
Reihan tidak setuju, tapi Kinan sangat memohon.
"Baiklah, nanti aku tanyakan apa alasannya menyembunyikan kehamilannya dari suaminya. "Batin Reihan.
" Minum, " pintah Dirga memberi minum pada istrinya.
Jika dilihat seperti saat ini, keduanya adalah sepasang kekasih yang saling mencintai dan saling menyayangi. Namun kenyataannya tidak seperti itu.
" Kinan ingin pulang, Mas. Aku tidak tahan bau obat. " Ujarnya manja.
Dirga a mengabulkan itu, dan menyuruh Reihan meminta izin pada dokter untuk pulang. Kinara hanya ingin rawat jalan saja.
Kinara bersama Dirga keluar dari ruangan rawat tersebut, sepasang mata masih menunggu mereka berdua untuk memastikan bahwa keduanya terlihat baik-baik saja atau tidak, berharap masih ada kesempatan untuknya memiliki pria yang selama ini diharapkannya.
"Apa yang dikatakan, dokter?" Tanya Dirga pada Reihan ketika sudah berada dalam mobil.
Reihan menatap Kinara di balik cermin meminta persetujuan untuk mengatakannya.
Kinara menggeleng kecil tidak mengizinkan.
"Aku baik-baik saja kok, mas. Aku cuma kecapean saja.
Aku tanya Reihan, bukan kamu.
Kinara cemberut dan Dirga merasa gemas melihat wajah cantiknya.