NovelToon NovelToon
Sumpah 100 Hari

Sumpah 100 Hari

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Berbaikan / Dikelilingi wanita cantik / Anak Kembar / Crazy Rich/Konglomerat / Beda Usia
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: RatihShinbe

Lihat saja, aku bersumpah, aku akan membuatnya memohon untuk menikah dengan ku kurang dari 100 hari ini.

Luna mengucapkan sumpah di depan sahabatnya, Vera yang hanya menganga menatap ke arahnya, merasa sumpahnya itu konyol dan takkan pernah terjadi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RatihShinbe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

24

Mobil ambulans dan bantuan yang lainnya datang, mereka dibawa ke rumah sakit dan tempat yang lebih aman.

Abel senang dan lega melihat semuanya bisa ditangani dengan cepat, tak sampai berhari-hari.

Luna menatapnya dari jauh, merasa kasihan karena ternyata kebaikan Abel tak pernah dianggap oleh orang-orang yang dia bantu.

"Aku pernah melihatnya menampar adiknya sendiri di depan semua orang. Tapi sampai sekarang adiknya tak pernah menunjukkan rasa benci padanya, selalu bersikap baik dan hormat padanya" bisik beberapa orang yang sedang membicarakannya.

Luna melirik, tapi memang dia mengakui hal itu pernah terjadi.

"Dia pasti kesal karena adiknya yang mengambil cinta sejatinya" gumam Luna.

Mata Abel dan Luna bertemu, Luna salah tingkah kemudian mengalihkan tatapan nya ke arah Arul yang akhirnya datang membawa orang-orang terakhir.

"Kau sudah datang? " seru Luna mendekat.

"Pak Abel mau langsung pulang? " tanya Arul terlihat lelah.

"Kita pulang, aku yang bawa mobil" ucap Luna.

Arul membulatkan matanya.

"Kau bisa bawa mobil? " tanya Arul tak yakin.

"Bisa" jawab Luna kemudian masuk ke dalam mobil.

Dia menghela, dia belajar mengendarai mobil sejak SMP bahkan handal membawa Jeep saat masuk kelas 2 SMA. Luna sedikit mengingat kenangan tentang ayah dan ibunya.

"Hmmm, kenapa akhir-akhir ini aku selalu mengingat mereka" gumamnya.

Abel langsung masuk saja meskipun tahu yang membawa mobil adalah Luna. Dia santai dan memeriksa pesan di ponselnya.

"Pak, itu... Luna yang bawa mobil!" ucap Arul ketakutan.

"Hmmm, aku tahu" jawab Abel.

"Tapi Pak....! " Arul tak yakin.

Luna menyalakan mobil dan melaju dengan perlahan. Kemudian dia mempercepatnya di jalanan yang mulai bagus.

Arul berpegangan, Abel tersenyum melihat tingkahnya.

Luna fokus ke jalanan, tapi kemudian berpikir, kenapa Abel bersikap seolah dia tahu kalau Luna pandai membawa mobil.

Luna menatap Abel dari cermin, Abel juga akhirnya menatapnya.

"Kalau kamu tak fokus kita akan kembali ke rumah sakit tadi nantinya" ucap Abel datar.

Luna kembali menatap jalan. Dia mengambil nafas, masih tetap heran dengan Abel.

"Soal Clara... " Abel memulai pembicaraan lagi.

"Saya tidak akan mengatakan apapun Pak, bahkan jika pistol ditodongkan di depan mata saya" ucap Luna dengan suara tegang.

"Sudah tidak ada apa-apa antara aku dan Clara, itu sudah lama sekali, aku juga tidak tahu kenapa dia datang dan bersikap seperti itu kemarin. Jangan katakan apapun, terutama di depan Novel. Aku juga khawatir Mikaela bicara tentang kemarin padanya, dia sudah cerewet sekarang" jelas Abel.

Luna menatap ke arah Arul yang terlihat sudah tahu semuanya.

Abel menatap ke arah pepohonan di luar.

Luna tetap fokus meski dalam hatinya merasa dia tak perlu mendapatkan penjelasan itu. Dia hanya akan mengatakan iya saja terhadap semua perintah bosnya.

#

Liana terdiam, menatap ponselnya.

"Dia belum memberi kabar? " tanya Suryo.

"Belum, kenapa dia pergi padahal baru saja keluar dari rumah sakit" keluh Liana cemas.

"Tidak apa-apa, lagipula Luna juga Arul ikut dengannya" ucap Suryo sembari membalikkan halaman korannya.

Liana menghela.

"Kenapa kau begitu memperhatikan anak itu? " tanya Liana.

Suryo terdiam berpikir.

"Luna? " tanya Suryo memastikan.

"Tentu saja, masa Arul" Liana kesal.

Suryo melipat korannya dan mengambil kopinya.

"Awalnya aku berpikir kau akan menjodohkan nya dengan Abel, aku tidak setuju karena dia sudah punya dua anak kembar, mana mungkin aku mengizinkan putraku menikahi janda, tapi aku sadar, ini karena kau menyukainya kan, kau mengincar nya untuk dirimu sendiri" ucap Liana.

Suryo menyemburkan kopi yang dia minum. Pelayan yang sedang melap barang di belakangnya langsung menepuk jidatnya, kemudian buru-buru mengambil lap.

Suryo tertawa, pelayan memberikan tisu dan melap meja.

Liana berpaling dan melipat tangannya karena kesal.

Suryo mendekat dan menyentuh bahunya.

"Sayang, Luna itu lebih muda dari Novel putra bungsu kita. Dia masih muda, dan mungkin seleranya jauh lebih baik dari ku bahkan dari Abel. Kenapa kau tak berpikir ke arah sana? " Suryo mencoba membuka pola pikir istrinya pada persepsi Luna.

Liana mengerutkan dahinya, merasa ucapan Suryo ada benarnya.

"Kau dan Abel sangat protektif, memperhatikan dan selalu melindunginya. Siapa yang tidak berpikir kalau kalian suka padanya? " dia tetap kesal.

"Sudah... itu karena dia sangat loyal terhadap keluarga kita, kau tidak menghargai kerja kerasnya yang tetap tinggal di sisi Abel meski sering diteriaki di depan orang-orang? Dia juga tetap menghormati kita meski pernah merasakan keraguan kita terhadap nya" jelas Suryo.

"Ha, aku paham. Tapi, kau juga Abel itu selera yang paling tinggi, kenapa kau berpikir tak pantas untuk wanita seperti dia" Liana merasa Luna terlalu pemilih jika benar tak suka Abel.

"Jika sebuah barang, nilai Luna itu semakin hari semakin naik. Dari kerja keras, penghasilan dan attitudenya. Akan banyak orang yang menyukainya, dan semakin banyak yang datang yang lebih baik dari orang sebelumnya. Itu sudah hukum alam. Wajar kalau nantinya dia menaikkan level kriteria pria yang disukainya " Suryo menjelaskan dengan gerakan tangan sehingga lebih meyakinkan.

Liana berpikir, dia mulai terpengaruh dan berpikir bahwa Abel mulai tersingkir bahkan untuk Luna sekalipun.

#

Sampai di rumah.

Abel hendak masuk ke rumahnya, Luna juga hendak masuk ke rumahnya sendiri, tapi Luna melihat ponselnya.

"Pak! " seru Luna saat Abel hendak menutup pintunya.

Abel mengeluarkan kepalanya, Luna tersenyum, melihat dari posisinya yang terlihat sedang terjepit di pintu. Abel tersenyum melihat Luna yang tersenyum.

"Apa.... ? " tanya Abel.

"Tidak...., ibu anda sudah menelpon sebanyak 11 kali ke ponsel anda katanya" ucap Luna masih tertawa.

"Ahhh, ok! " jawab Abel.

Luna masih tersenyum kemudian membuka pintu rumahnya.

Abel menelpon Liana sambil membuka baju di ruang depan.

"Ya Bu! " sapa Abel.

"Kau ini, tidak menjawab telpon ibu lama sekali" ucap Liana kesal.

"Ibu kirim makanan, ibu suruh Luna ambil ke bawah dan menghangatkannya untuk mu, makan dan jangan sampai tak habis. Luna akan memotret mu saat kau menghabiskan suapan terakhir" Liana tak memberikan jeda untuk Abel menjawab.

Dia menutup telponnya, ponsel masih menempel di telinga Abel. Dia sedang membuka celananya di depan pintu kamarnya.

Kemudian Luna masuk dengan membawa makanan di tangannya. Mata mereka beradu, tatapan Luna turun ke bawah melihat Abel hanya memakai celana dalam.

Abel terdiam seperti patung, dengan posisi kaki masih tersangkut celana, dan ponsel menempel di telinga.

Luna berjalan menuju dapur, bersikap seolah tak melihatnya.

"Saya akan hangat kan lalu pergi! " ucapnya.

Abel membuka pintu perlahan kemudian berjalan masuk dengan satu kaki yang masih tersangkut di celana.

Dia menutup pintu kemudian mengusap seluruh wajahnya dengan kedua tangannya.

Sementara Luna, mengipasi wajahnya yang terasa panas mengingat tubuh Abel yang begitu proporsional dan hanya memakai celana dalam.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=>>>

1
Aul soobin
semngt yaa
Shinbe: /Good/
total 1 replies
Ini cinta
lanjut
Ini cinta
hmmm begitu awalnya....
Ini cinta
🤦‍♀️pingsan terooos
Ini cinta
🤣🤣🤣
Ini cinta
/Facepalm/
Suka Baca
/Smile/
Ini cinta
selamatkan Luna!
Ini cinta
ada aja lucunya
Ini cinta
lanjut
Ini cinta
ini kek romcom yang pernah aku lihat
Ini cinta
Hadir thor, semangat banget bikin banyak novel
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!