Eric adalah seorang pria yang dingin, dia selalu bersikap dingin dengan semua wanita terkecuali dengan adik dan mamanya. karena rasa sakit hatinya dengan kekasihnya dulu. suatu saat eric bertemu dengan elsa, seorang wanita yang membuatnya penasaran.
Sayangnya elsa sudah mempunyai kekasih, dan Eric terjebak dengan cinta segitiga di antara elsa dia dan kekasih elsa. Apakah elsa dan Eric akan bisa bersatu…? Jika penasaran dengan ceritanya, silahkan baca novel ini…
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Na_1411, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
31. Ada apa dengan kalian berdua.
Saat ini rio menatap elsa dan eric, dengan wajah yang penuh tanya rio menatap kekasihnya.
"selamat malam pak eric."
Eric mengulurkan tangannya ke depan eric, dia hanya menyapa karena terlihat eric dari tadi diam tanpa mau berbicara sedikitpun atau menyapa rio.
"oh iya, selamat malam."
Eric membalas uluran tangan rio.
"dari mana sayang, kenapa pak eric yang menggantar kamu."
Rio mendekati elsa dan merangkul pundaknya, eric yang menatap interaksi elsa dan rio langsung memalingkan wajahnya.
"aku tadi keluar, te.. Terus tadi ketemu pak eric dijalan, Ja.. Jadi sekalian pak eric anterin aku pulang."
ucap elsa yang terlihat gugup.
Eric yang tidak tega melihat elsa serba salah, maka dia memutuskan untuk pergi dari rumah elsa.
"ehem... Kalau begitu saya pulang dulu." eric yang akan melangkah pergi di cegah elsa.
"tunggu sebentar sa... Eh pak...?"
Sudah jadi kebiasaan elsa yang memanggil eric dengan panggilan sayang, hampir saja dia ketahuan oleh rio jika elsa akan memanggil panggilan sayang ke eric.
Eric melihat wajah gugup elsa, dia rasanya tidak tega melihat wajah tertekan elsa.
"mm... Terima kasih pa...pak, sudah mengantarkan saya pulang sampai rumah."
Ucap elsa menatap wajah tampan selingkuhannya, yah bisa dikatakan eric adalah selingkuhan elsa saat ini, karena elsa masih menjalin hubungan dengan rio.
"baiklah, saya permisi pulang dulu."
Ucap sopan eric melihat rio dan elsa yang berdiri bersisihan.
Rio menatap kepergian eric begitu juga dengan elsa, di dalam hati elsa dia sangat kehilangan dengan kepergian eric saat ini.
Sebenarnya dia ingin kembali ke rumah sakit dengan eric, tapi apa daya elsa tidak mengetahui kalau rio sudah ada di rumahnya.
"sayang, aku bawain kue susu kesukaan kamu."
Rio menggambil paper bag yang dia letakkan di atas meja.
"wah... Terima kasih sayang." elsa mencium pipi rio singkat.
"ayo kita masuk." elsa membuka pintu rumahnya setelah membuka kuncinya.
Rio dan elsa masuk kedalam rumah yang terlihat sangat sepi, dia duduk di sofa ruang tamu. Sedangkan elsa berjalan ke dalam, dia akan menghidangkan kue yang di bawa rio tadi untuk mereka makan bersama.
"sayang, bagaimana keadaan ayah kamu, kapan pulang dari rumah sakit."
Tanya rio yang melihat elsa berada di dapur.
"besuk kayaknya sudah bisa pulang"
Ucap elsa yang menaikkan nada bicaranya agar rio dapat mendengarnya.
"apa perlu besuk aku cuti untul menjemput ayah kamu pulang dari rumah sakit."
Ucap rio.
Elsa berjalan sambil membawa kue yang rio bawa tadi, dia meletakkan kue tersebut di atas piring.
tak lupa dia juga menggambilkan air mineral dingin yang tadi dia ambil dari dalam kulkas.
"tidak usah, kamu mau minum kopi, biar aku buatin ya..."
Tawar elsa sambil meletakkan kue dan air mineral di atas meja.
"tidak usah, kamu duduk di sini aja temani aku."
Ucap rio sambil menepuk kursi sofa di sampingnya yang terlihat kosong.
Elsa berjalan mendekat ke arah rio, dan dia duduk di tepat samping rio.
"boleh aku tanya, kenapa bisa pak eric mengantar kamu tadi...?"
Seketika elsa menjadi insecure dengan pertanyaan rio saat ini.
Elsa bingung akan jawaban yang akan dia berikan ke rio, dia berfikir keras apa yang akan dia jawab agar rio tidak curiga.
Rasanya elsa kepengen pergi dari depan rio sekarang juga dan menyusul eric, tapi pasti rio akan curiga dengannya.
"emmm... Tadi aku ke minimarket, mm... Nggak sengaja ketemu pak eric, jadi pak eric berbaik hati menggantar aku pulang."
Elsa sedikit gugup dengan jawabnya, dan dia berharap rio akan percaya dengan ucapannya.
"oh... Bisa baik hati juga ya bos dingin itu, aku harus berterima kasih ke pak eric besuk, karena mau berbaik hati mengantarkan kekasihku yang cantik ini pulang dengan selamat."
Rio membelai pipi elsa dengan sayang, elsa yang mendapat perlakuan lembut eric tersenyum kikuk melihat ke wajah tersenyum eric saat ini di depannya.
Dengan cepat rio mencium bibir merah elsa yang mengodanya dari tadi, elsa yang mendapat serangan dari rio pun membalasnya seperti biasa.
Merekapun saling melumat satu sama lain, satu detik, dua detik sampai tautan bibir mereka terhenti ketika terdengar bunyi barang yang jatuh dari arah luar rumah elsa, yang membuat elsa dan rio langsung menghentikan aktivitas panas mereka.
"suara apa itu...?"
Tanya rio melihat elsa, sedangkan elsa sendiri tidak tahu dengan bunyi suara keras di luar.
Akhirnya elsa memutuskan untuk keluar dari rumahnya, rio yang ingin ikut elsa keluar menghentikan gerakkannya saat mendegar ucapan elsa.
"biar aku saja yang lihat, kamu di sini aja."
Rio pun menuruti elsa, dia kembali duduk dan makan kue yang ada di depan mejanya.
Setelah elsa keluar dia terkejut melihat eric yang berdiri di teras depan dengan memasukkan kedua tangannya, sampai elsa memelototkan ke dua matannya.
"apa saya menganggu aktivitas kalian...?"
Tanya eric yang melihat elsa berdiri sendiri di depannya, wajah elsa terlihat sangat pucat saat ini, dia takut kalau eric melihatnya saat berciuman dengan rio tadi.
"tadi kamu..."
"ya... Tadi aku sudah pulang, tapi aku balik lagi karena aku tidak ingin memberi ruang untuk kalian berdua saja di rumah ini."
Eric berbisik ke telinga elsa, elsa sampai terdiam tanpa berani meneruskan ucapannya.
"dan yang aku kawatirkan benar benar terjadi, apa yang kamu lakukan dengan rio tadi membuat saya tidak rela pergi dari rumah ini."
Bisik eric kembali di telinga elsa.
Eric langsung menjauhkan diri dari elsa saat mengetahui kalau rio akan keluar daei rumah elsa.
"hlo pak eric kenapa kembali, apa ada yang tertinggal...?"
Ucap rio terkejut melihat eric sudah ada di teras rumah elsa.
"oh iya, tadi ada masalah pekerjaan yang lula saya tanyakan ke elsa."
ucap eric enteng sambil melihat ke arah rio dengan tatapan sengit.
"kalau begitu silahkan masuk pak, ayo sayang ajak pak eric masuk ke dalam."
Rio menggandeng tangan elsa untuk masuk ke dalam, dan eric mengikuti langkah ke dua anak adam tersebut masuk ke dalam rumah.
"silahkan duduk pak, biar saya buatkan kopi."
Elsa beranjak masuk ke dalam dapur, dia lebih baim pergi sementara waktu untuk mengatur jantungnya yang berdebar sangat kencang.
tak lama elsa pergi, terdengar bunyi telpon dari hp rio terlihat nama sinta memanggil, seketika wajah rio berubah menjadi cerah seperti matahari baru terbit.
"sebentar pan saya ijin dulu ke luar, mau angkat telpon."
Eric hanya menganggukan kepala tanpa mau membalas ucapan rio.
Saat rio melangkah keluar dari rumah elsa menuju ke teras depan, eric langsung masuk ke dalam rumah elsa dan mencari elsa yang ada di dapur
Elsa yang sedang asik membuatkan kopi, dia terkejut saat mendapati ada tangan kekar seorang pria yang memeluk perutnya.
dia tahu siapa pemilik tangan kekar itu, yah... Eric saat ini memeluk perut rata elsa dengan erat.
"sayang lepasin, nanti ada yang lihat."
Ucap elsa sedikit tak enak.
Eric membalikkan tubuh elsa, dia masih sangat marah dengan kejadian yang di lihatnya tadi saat akan masuk ke dalam rumah elsa.
Elsa dan rio berciuman panas tanpa mengetahui kalau eric sedang melihatnya.
Eric yang melihat pintu kamar mandi setengah terbuka, dia langsung menyeret elsa masuk ke dalam kamar mandi tersebut.
Tak lupa eric menutup dan menguncinya dari dalam, agar rio tidak mengetahui apa yang aka eric lakukan ke elsa saat ini.
"sayang, apa yang akan kamu lakukan, lepas. Kita keluar sekarang, jangan nekat gini."
Elsa yang merasa takut jika rio memergoki elsa dan eric yang sekarang ada di dalam kamar mandi.
"aku ingin menghapus bekas ciuman dia dari bibir kamu."
Eric langsung mencium bibir elsa dengan sangar kasar, elsa sampai merinding mendapat perlakuan sedikit kasar dadi eric.
Lama lama ciuman eric yang tadinya kasar berubah jadi lembut ketika elsa mencengkram tangan eric, eric tahu kalau elsa saat ini merasa tidak nyaman.
Tangan eric yang tadinya memegang tengkuk elsa, semakin menjalar ke beberapa bagian tubuh elsa.
Terdengar lenguhan dari elsa, saat menikmati sentuhan dan ciuman eric.
mereka saling melumat satu sama lain sampai bibir elsa seperti terasa kebas akan ciuman eric.
"sayang, kamu dimana....?"
Ucap rio yang mencari keberadaan elsa.
Saat mendengar suara rio, eric mengentikan ciumannya.
"aku keluar dulu,"
Ucap eric sambil membuka pintu kamar mandi.
Dengan santai eric keluar dadi dalam kamar mandi yang ada di dapur, sedangkan elsa masih ada di dalam kamar mandi tersebut.
"pak eric lihat elsa tidak....?"
Ucap rio yang melihat eric berjalan dari arah dapur mendekati rio yang akan masuk ke dalam kamar elsa.
"sepertinya tadi dia ada di kamar, sebaiknya kita keluar, ada yang mau aku bicarakan sama kamu."
Ucap eric sambil berjalan ke arah teras, dia tahu kalau rio akan mengikuti langkahnya.
Sedangkan elsa yang ada di kamar mandi mengeluarkan kepalanya, mengintip apa situasi sudah kondusif saat ini.
"huh... Aman..."
Elsa keluar dadi kamar mandi, dia melanjutkan mengaduk kopinya lagi.
Elsa yang memegang bibirnya yang tampak sedikit membengkak, dia menggelengkan kepalanya membayangkan satu hari ini bibirnya sudah di cium dua lelaki sekaligus.
elsa mengambil penampan dan meletakkan dua kopi panas di atasnya.
Lalu dia berjalan ke arah ruang tamu, setelah meletakkan dua kopi di atas meja, elsa melihat ke arah teras, terlihat eric dan rio sedang mengobrol masalah pekerjaan.