Anna harus terjebak dengan dua orang laki-laki yang membuatnya harus terpaksa berakhir dengan Maxim yang ternyata adalah teman masa kecilnya dulu.
Ternyata Maxim dan Dexter adalah mantan rekan yang memiliki sifat berbeda jauh.
Akankah Luna menerima cinta Maxim atau malah pergi bersama Dexter.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tessa Amelia Wahyudi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 31
Stefano terus aja menyelidiki, Anna. Waktu itu dia tidak sengaja bertemu dengan adik sebuah club' malam, dan ternyata wanita itu bersama dengan seorang laki-laki. Bahkan laki-laki itu adalah laki-laki yang menghajarnya habis-habisan saat dia ingin bermalam dengan Anna.
Sungguh, dia benar-benar tidak percaya bahwa Anna bisa dilindungi oleh laki-laki itu. Ternyata laki-laki yang menolong Anna waktu itu adalah Maxim Luxio Grox. Seorang laki-laki yang menjadi idola sejuta umat. Bukan hanya itu saja, bahkan para wanita rela naik ke atas ranjangnya dengan sukarela banyak untuk bisa bermalam dengannya. Gila memang, tapi memang tidak terjadi. Pesona seorang Maxim Grox tidak bisa dibiarkan begitu saja.
Maka ketika Stefano mengetahui laki-laki itu adalah Maxim, dia terus berusaha untuk mencari dan menggali informasinya. Ternyata Anna pernah melakukan hubungan terlarang dengan laki-laki itu.
"Sial! aku yang berusaha untuk mengajaknya bermalam tapi dia malah bermalam dengan laki-laki lain. Rasanya aku benar-benar tidak rela dengan semua ini!" umpat Stefano setelah mengetahui kenyataannya.
Dia benar-benar tidak menyangka bahwa laki-laki yang bersama dengan Anna ternyata seorang laki-laki memiliki kekuasaan yang luar biasa.
"Aku merebut kembali seharusnya menjadi milikku. Anna milikku dan aku tidak akan membiarkan siapapun berani memilikinya. Aku pastikan itu!" Stefano sumpah bahwa dia tidak akan membiarkan semua itu terjadi begitu saja.
Dia akan kembali merebut Anna. Sama seperti yang dia lakukan dulu. Dia sudah bertekad bahwa dia akan kembali melakukannya.
"Anna hanya milikku dan aku akan kembali merebutnya!"
***
Sedangkan di ruangan kerjanya, Maxim baru saja kedatangan Anna. Wanita itu datang di jemput oleh sopirnya lalu dibawa ke perusahaannya.
"Come on, Anna. Duduk di sini honey..." panggil Max ketika melihat Anna baru datang.
Sedangkan Anna sendiri hanya menatap datar pada laki-laki yang memanggilnya.
"Mau apa?" tanya Anna yang membuat laki-laki itu langsung terlihat kesal padanya.
"Jika aku memanggilmu itu artinya ada perlu. Jadi cepat datang!" panggil Maxim lagi tinggal membuat wanita itu terpasang datang padanya.
Saat Anna datang, Maxim langsung menarik tangannya hingga wanita itu terduduk di pangkuannya.
"Eh?" Anna kaget saat tangan yang ditarik oleh laki-laki itu.
Maxim lalu melingkarkan kedua tangannya di pinggul ramping wanita itu, lalu menenggelamkan wajahnya di ceruk lehernya.
Dia benar-benar menikmati apa yang dilakukan saat ini. Maxim merasa nyaman setiap kali berada di dekat Anna. Dia merasa bahwa hidupnya dilengkapi, dengan kehadiran wanita itu.
"Kenapa?" tanya Anna.
Tiba-tiba dia melihat sisi lain dari laki-laki itu. Terlihat sekali jika saat ini Maxim sangat rapuh.
Dia mengusap puncak kepala laki-laki itu, lalu menyayanginya. Terlihat sangat rapuh memang. Jadi dia berusaha mengaku kenapa bisa dia lakukan saat ini.
"Tidak ada, aku hanya merasa lelah." jawab Maxim.
Dia merasa lelah karena pekerjaannya tidak ada habisnya.
"Ayo kita pergi!"
"Hah?" gumam Anna kaget ketika Maxim tiba-tiba saja mengajaknya pergi. Padahal Baru sebentar saja terlihat tidak baik-baik saja.
Tapi sekarang sudah terlihat baik dan malah mengajaknya pergi. Aneh sekali memang laki-laki ini. Dia bersikap sesuka hati dan melakukan apapun yang dia inginkan.
"Kau ini lamban sekali! aku bilang ayo kita pergi. Aku bosan terus-terusan bekerja di sini. Jadi ayo kita pergi berlibur. Katakan kemana kau ingin pergi?" tanya Maxim pada Anna hingga membuat wanita itu terdiam. Dia juga tidak tau apa yang harus dilakukan sekarang ini nanti juga tidak tahu jawaban apa yang akan dia berikan.
"Kemana? aku tidak tahu manapun. Aku bahkan tidak memiliki wish list, kemana aku akan pergi. Jadi tidak memiliki tujuan." jawabnya jujur karena memang tidak memiliki keinginan apapun untuk pergi.
Bosan melihat reaksi Anna membuat Maxim langsung menarik tangan wanita itu dan membawanya pergi.
"Kita mau kemana?" tanya Anna ketika dia dibawa pergi.
"Diam dan jangan banyak bertanya, Anna. Ikuti saja," ucap Maxim.
Akhirnya Anna mengikuti apa yang di katakan laki-laki itu. Dia ikut dengan Maxim dan mereka pergi berlibur.
Ternyata Maxim membawanya pergi ke Swiss. Ke tempat di mana dia sering menghabiskan waktu dulu. Anna juga tidak tahu jika ada tempat seindah ini karena memang dia tidak pernah tahu yang namanya dunia luar.
Menempuh perjalanan panjang, akhirnya mereka sampai di Swiss. Melihat tempat yang indah-indah seperti ini membuat Anna terlihat bahagia. Untuk pertama kalinya dalam hidup dia berkunjung tempat seindah ini.
"Hey, mau apa?" tanya Anna ketika Maxim bersandar di dadanya, dan dia membuka kancing kemeja yang di pakainya.
"Aku ingin!"
"Ingin apa?" tanya Anna khawatir jika laki-laki itu meminta hal yang tidak-tidak nantinya.
Apalagi saat ini mereka masih berada di dalam mobil, bahkan ada orang lain selain mereka di dalam mobil ini. Jadi dia takut dia laki-laki itu akan melakukannya nanti.
"Diamlah, Anna." gumam Maxim ya terus melakukan aksinya.
Dia membuka kancing kemeja milik, Anna hingga membuat wanita itu malah ketakutan dan juga panik.
"Ada supir yang melihatnya, aku-"
"Apa kau melihatnya?" tanya Maxim hingga membuat supirnya itu langsung menggelengkan kepalanya.
Bahkan dia juga sudah menutup kaca spion yang berada di dekatnya, biar dia tidak melihat apapun yang dilakukan sepasang kekasih itu di belakang sana.
"Kau dengar bukan?" tanya Maxim lagi yang langsung kembali melanjutkan aksinya.
Sayangnya Anna kembali bereaksi, dia takut jika supir itu mendengarnya. Bosan dengan semua itu membuat Maxim langsung membungkam bibir Anna dengan sebuah ciuman panas yang menggairahkan.
"Ahhh..." anna mulai mendesah saat merasakan bagian dadanya di mainkan oleh maxim.
Laki-laki itu menghisapnya, lalu menjil*ti puncak dadanya hingga membuat Anna terus saja mendesah. Sungguh, Maxim benar-benar bisa melakukan apapun yang dia inginkan.
Desahan Anna semakin menjadi saat Maxim terus mempermainkan dadanya dan meremas sepasang bongkahan kenyal miliknya, lalu membuat Anna mulai merasakan panas di sekujur tubuhnya. Apalagi saat Maxim membuka kedua pahanya, lalu memainkan kacangan liar di daerah hutan rimba miliknya.
Anna semakin menjadi, dia sudah tidak bisa mengontrol desahannya lagi. Bahkan Anna sudah kehilangan akal sehatnya, karena Maxim berhasil membuatnya bergairah di dalam mobil ini.
"Sial!" umpatnya dalam hati ketika mendengar desahan dari sepasang kekasih di belakangnya.
Dia terpaksa menyumpal telinganya dengan headset agar dia tidak mendengar apa pun lagi dari belakang tempat dudunya saat ini.
"Hentikan ini, Tuan, aku-"
"Keluar!" titah Maxim hingga membuat anak buahnya langsung menghentikan mobil mereka, lalu keluar dari dalam mobil saat Maxim memintanya untuk keluar.
Setelah keluar, Maxim melanjutkan aksinya. Dia melakukan apa yang seharusnya dia lakukan dan mereka melakukannya di dalam mobil. Mobil bergoyang hingga membuat supirnya hanya bisa menggelengkan kepalanya saja melihat hal itu.
Bersambung