Ciara Tamara, hanya memiliki sahabat yang dirinya punya. bukan tanpa alasan ia berpikir seperti itu Cia cukup berhutang budi terhadap orang tua sahabat nya Daliya Karimatun Nisa.
apapun akan Ciara lakukan demi kebahagiaan sahabatnya sekali pun ia harus berpindah agama, menaruh dirinya sebagai istri kedua untuk sahabat Suaminya Keenan Algazi Ustman.
Demi permintaan Daliya yang mengalami sakit kanker otak selama bertahun-tahun Cia harus rela mengorbankan kebahagiaan untuk diberikan kepada Gus Azi yang terpaksa menikahinya demi permintaan terakhir Daliya sebelum wanita itu pergi untuk selamanya.
Daliya ingin memberikan keluarga yang utuh untuk suaminya, cuman Ciara saja lah yang bisa memenuhi keinginannya walaupun dirinya terkesan egois Cia rela melakukan nya dengan ikhlas.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon adelita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
AMS-30
" ASSALAMUALAIKUM SEMUANYA. " teriak Hamdan.
" Waalaikumsalam! bisa gak, gak usah teriak-teriak pagi-pagi. " ucap Mama Arinda berkacak pinggang.
" Hehehehe.... gak bisa Tante sudah biasa. " jawab Hamdan.
" Kamu ngapain pagi-pagi kesini? " tanya Papa Adam menyusul ke dapur saat mendengar teriakan yang sudah biasa didengarnya 3 minggu ini.
" Numpang makan seperti biasa. " Bukan lelaki itu yang jawab melainkan Mama Arinda mengejek.
" Kali ini tebakan Tante salah, aku mau antar pesanan Nyonya Ciara. " ucap Hamdan menenteng kantongan plastik.
" Apa yang kamu pesan Cia? " tanya Mama Arinda.
" Coklat dubai ya? " tanya Cia lagi.
" Yap, pesanan Nyonya Cia telah sampai. " ucap Hamdan meletakan kantongan hitam itu.
" Coklat dubai? Mama baru dengar. " ucap Mama Arinda mengernyit bingung.
" Yang lagi Viral itu loh, Tante. " ucap Hamdan mengintip isi nya begitu juga Mama Arinda dan Papa Adam penasaran.
Cia membuka isi nya ada 10 batang coklat yang dipesan nya.
"Beli dimana Dan? " tanya Papa Adam kepo.
" Jastip sama teman nya Fahmi, soalnya Fahmi gak bisa kesini dia harus ke Bandung jadi aku yang bawakan. " jelas Hamdan.
" Mama mau? ambil saja kamu juga Dan. " ucap Cia mulai memakan coklatnya yang sudah dibuka.
Sangat meleleh sekali di mulutnya, ngidam Cia terpenuhi sudah rasanya.
" Gak usah buat kamu aja, Mama sama Papa kurang suka. " jawab Mama Arinda.
" Boleh deh satu ya Mbak. " ucap Hamdan mengambil satu.
" Ambil saja. " balas Cia.
Setelahnya, Hamdan diajak makan sarapan bersama. Hamdan yang memang suka gratisan tidak akan menolak dengan semangat dirinya mengangguk.
Hari-hari berikutnya, semua tampak biasa saja. Mama Arinda dan Papa Adam bolak balik rumah sakit menjenguk Daliya dan Gus Azi sedangkan Cia wanita itu tidak diperbolehkan berkeliaran karena kondisi tubuhnya yang lemah.
Selama 1 minggu kegiatan Cia lumayan parah, dirinya harus lembur bekerja banyak orderan yang masuk membuatnya bekerja bak orang gila dan melupakan kandungan nya.
Dan berakhirlah dirinya, dirumah sakit seperti sekarang ini terbaring lemah dengan infusan yang menempel di tangan nya.
" Untuk sementara, Bed rest dulu ya Bu Cia. " ucap Dokter Darma tersenyum pada Cia yang menatap kesalnya.
" Berapa lama Bed rest nya Dok? tapi kandungan menantu saya baik-baik aja kan? " tanya Mama Arinda cemas.
" Mungkin sekitar 1 bulanan, karena kondisi janin nya cukup lemah begitu juga dengan ibunya mengalami dehidrasi dan tekanan darah yang rendah. "
" Tapi Tante tenang saja, kondisinya tidak sampai separah itu kok. sebab itulah saya memberikan penanganan pertama. " sambung Dokter Darma.
Seharusnya jadwal kontrol Cia bulan depan, tapi dokter Darma memaksa untuk datang lagi minggu depan katanya ingin tahu perkembangan kesehatan Cia dan Baby sesuai dugaan dokter itu kondisi Cia memang tidak baik-baik saja dan harus beristirahat total.
" Saya juga menyarankan untuk memperhatikan asupan Gizi nya, dan jangan terlalu memaksakan diri dalam beraktivitas setelah keluar dari rumah sakit. Jika sudah melewati masa ini, Bu Cia bisa melakukan aktivitas dengan catatan tidak berlebihan. " jelas dokter Darma.
" Tapi setelah keluar dari sini, saya bisa bekerja lagi kan dok? " tanya Cia penuh harap.
" Bisa, asalkan harus tetap istirahat total selama 2 minggu kedepan setelahnya barulah Bu Cia bisa kembali bekerja. " ucap dokter Darma.
" Tidak! kali ini, Cia kamu harus memprioritaskan anak mu diatas segala kegiatan kamu! Mama melarang kamu bekerja, kamu boleh mulai bekerja tapi dirumah tidak di kantor ! " titah Mama Arinda.
" Kalau gitu saya berikan obat vitamin dan obat anti mual nya, sebisa mungkin harus tetap makan Bu Cia jangan sampai tidak makan empat suapan tidak masalah dalam per-jam. " jelas Dokter Darma.
" Saya akan pastikan dok, menantu saya makan dengan baik. " ucap Mama Arinda.
"Baiklah, kalau gitu saya permisi dulu. " ucap dokter Darma pamit pergi.
BLAM...
" Ma? " panggil Cia.
" Tidak! mulai sekarang semua aktivitas kamu Mama pantau, sudah cukup Mama beri kamu waktu bekerja terus tanpa pantangan. " ucap Mama Arinda.
KLEK....
Bertepatan dengan pintu terbuka menampilkan Papa Adam, Hamdan, Fahmi dan Risma.
" Bagaimana kabarmu? " tanya Mama Arinda pada Risma.
" Baik Tante, bagaimana kondisi Cia? " tanya Risma.
" Kau bisa lihat, dia harus bed rest. gak mau turuti omongan Tante makanya Opname. " ucap Mama Arinda.
" Az sudah tahu kamu disini? " tanya Risma pada Cia.
Hening, suasana mendadak hening. terutama Cia yang tidak kunjung menjawab pertanyaan Risma.
" Dia gak tahu. " jawab Cia menunduk.
" Atau jangan-jangan kamu memang belum memberitahu nya? " tanya Fahmi lagi.
Cia mengangguk-anggukkan kepala nya membenarkan.
" Mama kira Az sudah tahu mengenai kehamilan kmu Cia. " jawab Mama Arinda.
" Aku gak mau membuat Gus Azi merasa terbebani. " ucap Cia.
" Baiklah, kalau itu mau mu kami akan tetap diam sampai kamu sendiri yang memberitahu nya. tapi kapan akan kau beritahu? " tanya Papa Adam.
" Entahlah Pa, ak-aku tidak kepikiran. " jawab Cia.
" Ya sudah, Papa sama Mama terserah padamu saja keputusan kamu yang pegang. " ucap Papa Adam.
Selama berada dirumah sakit, kondisi Cia semakin memburuk. mual dan muntah berkepanjangan terus menerus dia rasakan Mama Arinda Papa Adam, Hamdan, Fahmi serta Risma selalu menjenguk Cia. terutama Hamdan yang tidak pernah meninggalkan sisi Cia.
Adanya Mama Arinda dan Papa Adam, Hamdan selalu ada disana siap siaga jika terjadi sesuatu pada Cia bukan hanya saat Cia masuk rumah sakit saja, sejak awal Cia hamil Hamdan selalu siaga menuruti semua permintaan Cia sekalipun harus ditengah malam akan Hamdan berikan.
Hari ini tepat seminggu Cia dirawat dirumah sakit, pagi-pagi buta Cia minta dibawa keluar ruangan menuju taman rumah sakit, Cia didudukan di kursi roda dengan Hamdan yang mendorongnya dari belakang.
Mama Arinda pulang bersama Papa Adam mengambil beberapa perlengkapan barang kebutuhan Cia, jadilah mereka hanya berdua saja.
Mereka sudah berada di taman mungkin sekitaran 10 menit, Cia minta kembali kedalam ruangan saat kursi roda melewati beberapa pepohonan di taman pandangan Cia tidak sengaja menatap Gus Azi bersama Daliya dengan Daliya di kursi roda juga mereka tampak tersenyum senang.
Cia yang melihat itu menatap kearah lain, entah kenapa semenjak hamil suasana hati Cia mudah sensitif. air mata wanita itu seakan ingin mengalir keluar. ia seperti dilupakan kehadiran nya oleh Gus Azi.
Hamdan yang merasa suasana hati Cia berubah, mengikuti arah pandang wanita itu. hatinya bergemuruh melihat pemandangan yang menyakitkan matanya.
" Bisa-bisa nya mereka bermesraan tanpa mengingat Cia sama sekali! bajingan kau Az! " umpat Hamdan dalam hati.
" Kenapa berhenti? kau melihat apa? " tanya Cia pura-pura tidak mengetahuinya.
" Ah bukan apa-apa, kita keruangan sekarang. sebentar lagi jadwal Mbak kontrol. " ucap Hamdan mendorong kursi roda.
Di sisi lain, Gus Azi menatap sekitarnya pandangan nya tidak sengaja menatap Hamdan saat lelaki itu berbelok dilihatnya Hamdan mendorong kursi roda tapi Gus Azi tidak melihat siapa yang duduk disana hanya rambut panjang nya saja.
" Siapa dia? " pikir Gus Azi dalam hati.
bahagia selalu buat gua Azi, mba CIA dan keluarga 🤲🤲🤲🥰
udh qu kasih kopi nih,,,/Rose/
makin penasaran kan aku sama ceritanya,,,