Elsya adalah seorang anak perempuan yang bisa melihat sosok tak kasat mata, saat memasuki taman kanak-kanak ia bertemu dengan sosok perempuan yang kini menjadi temannya, karena hal itu ia kadang terlihat berbicara sendiri dan membuat orang-orang di sekitarnya menganggap ia anak aneh.
Anggapan itu lah yang membuat ia tidak memilih teman di sekolah, dan ada hal lain yang menjadikan Elsya sasaran empuk para preman di sekolah untuk melakukan kejahatan padanya.
Elsya hanya tinggal bersama kakak kandungnya, kalau bukan support dari kakaknya ia tidak akan mampu bertahan.
Hingga suatu hari Elsya harus berpisah selama-lamanya dengan teman gaibnya, itu membuat Elsya sangat sedih dan memutuskan untuk menutup mata batinnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon xzava, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31
"Jalan tuh gak usah nunduk El," ucap Rayhan yang sedang berjalan di samping Elsya.
"Dih gak usah nunduk katanya, lu aja nunduk itu," ucap Elsya karena Rayhan pun juga sedang menundukkan kepalanya.
"Duo Indihome sedang berdebat."
"Ngapain juga sih kalian jalan sambil nunduk gitu, kesandung ntar kalian."
"Lebih milih kesandung sih gue." tepat setelah Elsya menyelesaikan ucapannya, ia bener-bener tersandung dan hampir jatuh untung saja Ana menahannya.
"Nah kan ngeyel sih," ucap Ana.
"Untung lu nahan gue," ucap Elsya.
"Jalan yang bener." Elsya hanya menganggukkan kepalanya agar Ana berhenti menyuruhnya melihat ke depan.
Sesampainya di penginapan guru, kami di ajak untuk foto lebih dahulu setelahnya perwakilan guru menyampaikan beberapa kata perpisahan.
"Kalian jadi liburan lagi ya?" tanya wali kelas Elsya.
"Jadi bu," jawab yang lain kompak.
"Gini, langsung pamit aja sama guru-guru bilang kalau kalian mau duluan, kalau bareng rombongan kesorean nanti kalian kami pulang paling sekitar jam tiga atau jam empat," ucap wali kelas mereka.
"Sore banget ya bu, kirain jam satu?" tanya Azizah.
"Di undur anak-anak yang lain minta agak sore baliknya."
"Ya sudah kalau gitu bu, kami pamit duluan," ucap Monica.
Mereka pun langsung pamitan dengan guru-guru yang lain, dan segera kembali ke penginapan sebelum mereka berangkat.
Saat sudah di penginapan mereka sedang duduk sambil menunggu arahan dari ketua kelas mereka, disaat itu Elsya duduk bersebelahan dengan Sarah.
"Sarah lu gak apa-apa?" tanya Elsya saat melihat Sarah terlihat lesu dan pucat.
"Gak ko," ucapnya sambil tersenyum.
"Ayo berangkat," ucap Bian.
"Let's go."
"Berangkat kita."
"Liburan lagi."
Semua langsung keluar dari penginapan, dan berjalan menuju bus.
Saat Elsya melewati si nenek yang berada di dekat pintu, Elsya mengucap terima kasih dan juga mengucapkan permintaan maaf untuk kesekian kalinya.
Setelah menjauh dari penginapan itu, Elsya berbalik untuk melihat si nenek, tampak si nenek tersenyum.
Elsya pun tersenyum dan segera menyusul teman-temannya yang sudah menjauh.
Setelah memasukkan kopernya di bagasi, Elsya langsung naik ke bus, ia terkejut melihat mbak Kun sudah duduk anteng dimana tempat ia duduk kemarin.
"Antusias banget lu Kun?" tanya Elsya dalam hati.
"Iya lah," ucapnya sambil tersenyum.
"Tapi sejak kapan lu disini?"
"Baru aja, tapi Sya itu cewek di ikutin banyak sosok," ucap mbak Kun sambil melihat Sarah yang lewat di hadapan mereka.
"Tau, tapi gue gak tau kenapa dia diikutin," ucap Elsya juga terus melihat ke arah Sarah. "Lu tau dia kenapa?"
"Tau lah," ucap mbak Kun, tapi ia langsung menghadap ke depan.
"Apa? Lu gak mau ngasih tau gue?" tanya Elsya.
"Sya, apa yang lu pikirin tentang mereka itu benar," ucap mbak Kun.
"Lu gak bercanda kan?" tanya Elsya memastikan, mbak Kun melihat Elsya dan menganggukkan kepalanya.
"Justru apa yang lu pikirin sama yang mereka lakukan lebih parah Sya."
"HAH!" Tanpa Elsya sadari, suaranya sedikit meninggi membuat teman-temannya yang berada di bus seketika diam.
"Kenapa lu?" tanya Diki yang baru naik.
"Hah... gak apa-apa," Elsya berusaha menyembunyikan keterkejutannya tapi tetap saja tidak bisa.
Diki langsung duduk di samping Elsya, tanpa meminta izin sebelumnya.
"Ana duduk disini," ucap Elsya.
"Ntar dia duduk di belakang sama Rio," jawab Diki, Elsya pun menganggukkan kepalanya.
"Kenapa lu tiba-tiba teriak? Ada yang kelupaan kah? mumpung masih nunggu yang lain ini," tanya Diki.
Elsya lagi-lagi menggelengkan kepalanya, ia masih terkejut mengetahui fakta tentang perbuatan temannya.
Elsya tadi berpikir jika Sarah dan Leo sedang kiss di tempat umum, tapi mbak Kun mengatakan lebih dari yang Elsya pikirkan.
"Jadi Kun, mereka melakukan hubungan suami istri?" tanya Elsya.
"Betul sekali," ucap mbak Kun membenarkan ucapan Elsya.
"Bantuin dia lah Kun, biar tuh setan gak ngikutin," pinta Elsya.
"Elsya, di dunia gue sama aja kek di dunia manusia, gak semua hal bisa dicampuri seenaknya."
"Tapi Kun ...."
"Kejadian lu pergoki mereka itu udah teguran buat mereka tapi apa? Mereka gak hiraukan bahkan cari tempat lain, gue udah berusaha buat di sekitarnya rame biar mereka gak lakuin itu, tapi ternyata mereka punya banyak ide," omel mbak Kun.
"Terus gue harus apa Kun?" tanya Elsya.
"Setan yang ngikutin mereka gak akan ganggu kalian," ucap mbak Kun, mendengar itu Elsya cukup lega tapi tetap saja ia sekarang bingung harus bagaimana.
"Lu kenapa si El?" tanya Diki.
"Gak apa-apa Dik," ucap Elsya.
"Tapi lu gelisah banget, lu sakit?" Diki langsung menempelkan telapak tangannya di jidat Elsya. "Gak panas."
"Kan emang gue gak sakit Dik."
"Terus kenapa? Lu gak tenang gitu."
"Kerjain ah," ucap Elsya dalam hati, seketika Elsya menundukkan kepalanya lalu menutup mata.
"El, Elsya." Diki mengguncang tubuh Elsya tapi Elsya tetap menutup matanya.
Tak lama Elsya langsung membuka matanya dan melihat ke arah Diki dengan tatapan melotot, Elsya juga menaikkan sebelah bibirnya untuk mendukung aksinya itu.
"Kenapa lu?" tanya Diki yang terlihat panik.
Elsya mendekatkan wajahnya ke arah Diki, dan membuat Diki refleks mundur hingga ia hampir terjatuh dari kursi, untungnya Elsya menarik tangan Diki jadi bisa ditahan sama Elsya.
"Kalian kenapa?"
"Gak tau ini bocah," ucap Elsya menjawab pertanyaan Monica. "Tiba-tiba aja jatuh."
"Lu itu kenapa tiba-tiba melotot ke gue," ucap Diki.
"Mimpi lu ya?" tanya Elsya pura-pura.
"Ada apa ini ribut-ribut?" tanya Azizah yang juga baru naik di bus, beberapa teman Elsya memang pergi membeli camilan untuk di makan selama perjalan ke Villa.
"Gak ada apa-apa," jawab Elsya.
"Kerasukan lu ya?" bisik Diki tepat di telinga Elsya.
"Sembarangan, jaga mulut lu," ucap Elsya memukul jidat Diki.
"Diki pindah, gue duduk disini," ucap Ana ke Diki.
"Duduk aja lu di belakang sama Rio," suruh Diki karena ia mau duduk di samping Elsya.
"Duduk semua," ucap Bian, karena sebelum berangkat Bian akan mengabsen sekelasnya untuk mematikan semua sudah ada di bus.
Setelah selesai bus pun mulai bergerak, tentu anak-anak bersorak kegirangan, karena mereka sangat menantikan liburan ini.
Tak lupa Elsya mengirimkan pesan ke kakaknya, memberitahukan kalau ia dan teman-temannya sudah berangkat ke Villa.
Karena mengantuk Elsya memutuskan untuk tidur selama perjalanan, tapi baru saja ia memejamkan matanya Diki membangunkannya karena para guru meminta foto-foto pada saat di penginapan tadi.
"El wali kelas minta foto katanya guru-guru minta," ucap Diki sambil menepuk-nepuk pundak Elsya.
"Aelah kenapa harus sekarang sih, gue ngantuk banget," ucap Elsya sedikit kesal karena ia mengantuk, tapi mau tidak mau ia harus memindahkan foto-foto ke ponselnya.
Setelah selesai, Elsya langsung memejamkan matanya agar segera bisa tidur.
jika bersedia km bs follow ak dan ak bs undang kamu mksh.