Kinara yang menjadikan Geffie sang suami sebagai panutan lantas harus di hadapkan dengan kenyataan terpahit yang menuntun dirinya membuka tabir kepalsuan yang di sembunyikan oleh suaminya selama ini.
Hati perempuan mana yang tak runtuh ketika melihat suami yang begitu penyayang dan penuh kehangatan, ternyata berselingkuh dengan sahabat dekatnya sendiri tanpa rasa bersalah sedikitpun.
Ketika rasa terjatuh karena perselingkuhan suaminya semakin menusuk hatinya, Kinara dipertemukan dengan seseorang yang mempunyai luka yang sama dengannya.
Mampukah seorang Kinara memperbaiki segalanya? akankah segala hal yang mereka lalui berakhir dengan kandas? atau malah berlabuh ke lain hati?
Ikuti terus kisahnya hanya di sini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon senja liana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Apa kamu ingin membalas ku?
Kinara berjalan mendekat ke arah Kafeel yang tengah beristirahat setelah mengganti ban mobilnya, Kinara kemudian lantas memberikan sebotol air mineral dingin kepada Kafeel yang sepertinya cukup kelelahan karena mengganti ban mobilnya barusan.
"Terima kasih." ucap Kafeel kemudian sambil langsung meminumnya selagi dingin.
Kinara hanya menanggapi ucapan Kafeel dengan senyuman, ingin sekali rasanya Kinara mengeluarkan suara dan bertanya, namun lagi lagi tidak sampai karena Kinara merasa ini bukanlah ranah nya untuk bertanya dan mencampuri urusan orang lain apalagi yang sifatnya pribadi.
Kafeel yang mengerti akan gerak gerik Kinara yang aneh, lantas sesekali melirik ke arah Kinara.
"Ada apa?" tanya Kafeel kemudian karena sudah tidak tahan lagi dengan raut wajah Kinara yang terlihat gelisah.
Kinara yang mendapat pertanyaan itu lantas langsung menatap ke arah Kafeel, antara yakin dan tidak yakin mengutarakan pertanyaan yang terus berputar di benaknya sedari tadi.
"Katakan saja, tak perlu menahannya seperti itu." ucap Kafeel lagi.
"Kenapa kamu tiba tiba memutuskan untuk bercerai?" tanya Kinara pada akhirnya.
Mendapat pertanyaan tersebut Kafeel nampak terdiam sejenak, bingung hendak menjawab bagaimana pertanyaan dari Kinara barusan. Hingga kemudian terdengar helaan nafas cukup panjang dari Kafeel.
"Tidak ada yang bisa di perbaiki lagi dalam rumah tangga ku Ra." ucap Kafeel dengan nada yang seakan menyimpan luka mendalam di setiap ucapannya.
"Bukankah kamu sangat mencintai Nabila?" tanya Kinara lagi.
"Aku memang mencintainya, dan karena cinta itu aku terus berusaha membuka kesempatan lagi dan lagi kepada Nabila untuk berubah, aku tidak akan sampai semarah ini jika hanya kali ini saja Ra, andai kamu tahu? Geffie bukanlah yang pertama bagi Nabila, dan penghianatan itu sudah terlalu sering di lakukan, hingga aku muak dan lelah karena terus terusan mencoba untuk mengerti tentangnya." ucap Kafeel panjang kali lebar. "Sepertinya kisah ku terlalu menyedihkan ya? atau lebih tepatnya aku yang terlalu bodoh?" imbuhnya lagi dengan sesekali tersenyum singkat seakan menertawakan kebodohannya sendiri.
Mendengar ucapan Kafeel barusan membuat hati Kinara semakin sedih, entah mengapa rasanya Kinara seperti kasihan terhadap Geffie yang jelas jelas hanya di permainkan oleh Nabila, padahal jelas jelas Geffie menganggap Nabila jiwa dan raganya, bukankah itu tampak terlalu tidak adil bagi Geffie? namun jika menengok dari sisi Kafeel, bukankah Kafeel lebih tersakiti dalam hubungan ini?
"Hei apa sekarang kamu mau menyumbang air mata untuk kisah hidup ku?" goda Kafeel karena melihat manik mata Kinara nampak berair.
Kinara yang mendapat godaan itu lantas langsung mendorong pelan bahu Kafeel dengan wajah yang cemberut, membuat Kafeel lantas tertawa melihat ekspresi yang di berikan oleh Kinara.
"Kafeel kamu benar benar ya... selalu saja menggoda diriku seperti ini." ucap Kinara dengan kesal, namun Kafeel malah tertawa dengan kencang. "Kafeel hentikan kubilang! jangan tertawa!" ucap Kinara sambil mencubit perut Kafeel yang tentunya tidak akan terasa sakit bagi seorang Kafeel, namun karena menggoda Kinara kini adalah kegiatan barunya, jadilah dia pura pura kesakitan namun sambil menghindar dengan sesekali tertawa.
Kinara yang melihat hal itu tentu semakin di buat kesal dan mengejar Kafeel yang mulai berlarian memutari mobilnya.
"Kenapa jadi aku? bukannya kamu yang tiba tiba memasang wajah memelas seperti tadi?" ucap Kafeel menjelaskan sambil tetap memutari mobil milik Kinara.
"Kafeel berhenti! jangan membuat aku naik darah deh." ucap Kinara dengan kesal namun juga terkadang tertawa akan tingkah Kafeel yang seperti anak anak itu.
Sampai kemudian entah karena terlalu excited atau memang tidak hati hati, Kinara tersandung kakinya sendiri dan terhuyung hendak jatuh, Kafeel yang melihat Kinara akan jatuh lantas dengan spontan membuang air mineral di tangannya dan langsung berusaha menggapai Kinara agar tidak jatuh ke lantai.
Manik mata keduanya kembali bertemu kala Kafeel berhasil menangkap Kinara hingga ia belum sempat jatuh dan menyentuh tanah. Manik mata Kinara begitu jernih dan indah, membuat Kafeel betah berlama lama menyelami manik mata milik Kinara, sampai kemudian suara Kinara menyadarkan Kafeel dari lamunannya.
"Maafkan aku." ucap Kinara kemudian dengan nada yang lirih.
"Maaf? harusnya yang keluar dari mulut mu itu ucapan terima kasih, bukannya minta maaf seperti ini." ucap Kafeel yang kali dengan nada yang tulus, tidak seperti yang tadi.
Kinara membenarkan posisinya lalu menatap ke arah Kafeel dalam dalam.
"Aku kira dalam hubungan yang rumit ini aku yang paling tersakiti, nyatanya kamu yang lebih terluka, aku hanya mendapati mas Geffie dengan satu perempuan saja rasanya sudah sangat menyakitkan, bagaimana bisa kamu menahan diri selama ini Kaf?" ucap Kinara dengan raut wajah yang sedih.
Mendengar hal itu Kafeel hanya tersenyum manis kepada Kinara.
"Bagaimana kalau kita sekumpulan orang orang yang terluka, berteman? Aku Kafeel Hafizhan Adhitama." ucap Kafeel sambil mengulurkan tangannya dengan senyum yang mengembang membuat siapa saja akan terpesona melihat senyuman itu.
"..."
"Bukankah kita belum berkenalan dengan benar? hem?" ucapnya lagi kala melihat tatapan bingung dari Kinara.
Kinara yang baru sadar dengan maksud dari ucapan Kafeel barusan, lantas menerima jabatan tangan Kafeel dengan tersenyum.
"Baiklah, aku Kinara Nafasya Jeslyn senang bertemu dengan mu." ucap Kinara sambil tersenyum manis.
Pada akhirnya baik Kafeel dan juga Kinara memilih mereset pertemuan mereka. Kini perlahan semuanya di mulai kembali, pertemuan mereka yang tidak terduga di rooftop kala itu, ternyata membawa mereka ke dalam hubungan yang rumit tanpa mereka sadari sebelumnya. Kinara yang melihat Kafeel kini sudah bahagia, seakan menimbulkan pertanyaan di dalam benaknya. Akankah dia juga bahagia jika melepaskan Geffie dengan hati yang ikhlas? Pikiran itu terus berkecamuk dan berputar di kepala Kinara.
"Akankah aku bisa seperti Kafeel?" batin Kinara dalam hati.
**
Sementara itu tanpa mereka sadari di dalam sebuah mobil yang tidak jauh dari keduanya, Geffie tengah menatap ke arah Kafeel dan Kinara dengan perasaan marah dan juga kesal bercampur menjadi satu. Interaksi keduanya benar benar membakar api cemburu dalam diri Geffie. Melihatnya saja membuat Geffie sangat kesal, bagaimana jika Kafeel benar benar mengambil Kinara dari sisinya?
Geffie terlihat berkali kali memukul stir mobilnya dengan kesal, ingin sekali Geffie menarik dan membawa Kinara dari sana, hanya saja rasanya seperti Geffie tidak berhak melakukan hal itu, mengingat apa yang ia lakukan bahkan lebih parah dari apa yang Kinara lakukan saat ini.
Geffie nampak berdecak kesal berulang kali, pikirannya benar benar kacau saat ini, niat hati datang ke perusahaan Damar ingin melakukan negosiasi bisnis dengan Damar karena Geffie tahu Kinara bekerja sama dengan perusahaan Damar, namun siapa sangka kedatangannya ke sana malah melihat dua orang yang ia kenal sedang berduaan sambil bersenda gurau. Ternyata rasanya teramat sangat sakit walau Geffie tidak mencintai Kinara.
"Apa yang sebenarnya kau lakukan Ra? apa kamu terus ingin membalas ku?" ucap Geffie pada diri sendiri dengan kesal.
Bersambung