Bercertia tentang anak laki2 yang segala kelebihannya di sembunyikan oleh teman masa kecilnya
Ketika SMP mereka pun mulai berpacaran, namun selama hubungan mereka. Anak laki2 itu justru malah di perlakukan seperti babu.
Puncaknya ketika SMA, anak laki2 itu kerap kali di buat layaknya seperti anjing peliharaann yang selalu patuh dan menurut pada gadis teman masa kecilnya itu.
Namun, setelah sekian lama di posisi itu, anak laki2 itupun akhirnya merasa muak dan memutuskan gadis teman masa kecilnya itu.
Bagaimana kira2 kehidupan anak laki2 itu setelah putus dari teman masa kecilnya itu..?
Yuk simak ceritanya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RizSlide, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31 : Salah paham..
Karin kesal karena Gora membahas tentang apa yang mereka lakukan ketika masih bersama, bagi Karin itu merupakan salah satu penyesalannya karena selalu menuruti permintaan laki2 di hadapannya ini dulu.
Gora adalah salah satu pria yang di sukai Karin dan menjadi pacarnya dulu, dia memiliki sifat ceria dan terkesan laki2 playboy yang senang mempermainkan perasaan para gadis.
Karin menyesal karena menuruti permintaan Gora untuk melakukan hal "ITU" ketika mereka masih bersama, bahkan mereka sudah melakukannya beberapa kali saat masih bersama.
Gora menjadi satu2nya mantan pacar Karin yang pernah menyentuh tubuh Karin.
"Hentikan ocehanmu itu, kau dan aku bukan siapa2 lagi sekarang.." ucap Karin kesal
"Oh ayolah, apa kau tidak merindukan kehangatan kita saat itu.." kata Gora
Karin menahan amarahnya berbalik menghampiri Miki, namun Gora tidak menyerah dan mencoba untuk kembali menarik tangan Karin.
Miki menghentikannya dengan menepis tangan Gora dengan berkata..
"Apa kau ingin kami berteriak kalau kau melecehkan kami..?" ucap Miki dengan wajah dingin
Mendengar itu membuat Gora berfikir dua kali, Gora tidak ingin mendapat masalah di tempat umum seperti ini.
Terlebih, meski Miki nampak seperti gadis nakal, tapi sebenarnya Miki lahir di keluarga ahli bela diri, tentu sejak kecil hingga saat ini Miki selalu berlatih ketika dirumah.
Dan sejujurnya Miki juga andalan dari klub karate sekolah, dia hanya tidak menunjukan bakatnya itu dan besikap seperti para Kogal bersama Karin.
"Whoa, tenang gadis2. Aku tidak menolak jika kau juga ingin ikut bersenang2, tidak perlu kasar.." kata Gora
"Apa kau memaksaku berteriak disini..?" tanya Miki
"Sudah Miki, jangan dengarkan dia. Ayo kita pergi.." ucap Karin
Karena merasa tidak nyaman Karin pun mengajak Miki untuk kembali menemui Seiji dan Kenji.
Namun nampaknya Gora masih menyimpan niat tersembunyi dari ekspresi wajahnya itu. Dia nampak begitu ingin pergi dan kembali bersama Karin, meski entah itu karena penampilan baru Karin atau hanya untuk menuruti nafsunya.
Ketika sampai di tempat Kenji, Karin dan Miki tidak melihat Seiji dan langsung menanyakan itu padannya.
"Hei, dimana Seiji.." tanya Karin
"Ah kalian sudah kembali.." kata Kenji
"Kau tidak menjawab pertanyaannya, Kenji.." kata Miki
Pada awalnya Kenji bingung harus mengatakan apa, tapi pada akhirnya Kenji pun mengatakan kalau Seiji pergi setelah Karin di bawa pergi oleh Gora dan Miki mengejarnya.
Mendengar itu membuat Karin terkejut dan tidak percaya hingga tidak bisa berkata2.
"Sepertinya Seiji salah paham, aku akan mencoba menelfonnya.." kata Miki seraya mengeluarkan ponselnya
"Percuma, aku sudah mencobanya. Dia tidak membalas pesan atau mengangkat teleponku.." ucap Kenji
"Kenapa kau tidak menahannya..?" kata Miki kesal
"Hei, aku juga bingung dengan apa yang terjadi tadi. Terlebih Karin yang hanya diam saja ketika di bawa pergi oleh laki2 itu. Ketika sadar Seiji sudah menghilang.." jawab Kenji menjelaskan
"Sial, dia jelas2 salah paham tentang ini.." kata Miki
Kenji yang juga merasa begitu, dia berfikir untuk mencoba mencarinya di tempat parkir sekalian mengecek apa mobilnya masih ada disana atau tidak.
"Ini, aku titip barang2 ku. Aku akan berlari mengecek mobilnya di tempat parkir.." kata Kenji
"Baiklah, semoga dia masih disini.." kata Miki
"Ya.." ucap Kenji seraya berbalik dan berlari menuju ke tempat parkir.
Setibanya di depan lift untuk turun ke basement parkir, ternyata itu terlalu lama. Kenji memutuskan untuk berlari dan turun melewati tangga darurat.
Dengan staminanya sebagai pemain basket andalan sekolah, tentu hal seperti ini bukan masalah besar baginya.
Namun sayang, setibanya di tempat parkir ternyata mobil Seiji juga sudah tidak ada disana. Dia langsung menelpon Miki dan menyampaikan itu padanya.
...
Malam harinya..
Seiji terlihat sedang duduk sendiri di sofa studionya sambil termenung dengan memeluk gitar kesayangannya.
Jelas Seiji masih memikirkan apa yang terjadi tadi, meski dia takut perasaannya bertepuk sebelah tangan pada Karin.
Sejujurnya dia juga merasa kalau Karin memang menyukainya, namun dia tidak tahu kalau perasaan Karin padanya itu adalah cinta atau bukan.
Dan dia jelas cemburu melihat Karin diam saja ketika laki2 bernama Gora tadi mengajak Karin pergi ketempat yang lebih "Privat". Itulah yang membuat Seiji kecewa.
Semenjak dia pulang kerumah, ponselnya tidak henti2nya berdering dari notifikasi chat dan beberapa panggilan telepon.
Setelah cukup menenagkan diri, Seiji pun akhirnya membuka ponselnya dan melihat chat yang ada disana.
Ada lebih dari seratus pesan di LINE nya..
...> LINE <...
-> Kenji
Kenji : Hey, kau dimana..
Kenji : (2 missed call)
Kenji : (4 missed call)
Kenji : Ayolah angkat telponku kawan..
Kenji : Baiklah tenangkan dirimu, dan jangan ragu untuk bercerita padaku seperti biasanya..
Kenji : (sticker tersenyum dan mengacungkan jempol)
Seiji membaca pesan dari Kenji dengan tatapan kosong dan ekspresi yang datar. Selanjutnya dia membuka pesan dari Miki
-> Miki
Miki : Kenapa kau meninggalkan kami..?
Miki : (2 missed call)
Miki : Dengar, biar aku menjelaskannya padamu..
Miki : Karin sangat khawatir padamu..
Ekspresi Seiji seidkit berubah ketika membaca pesan Miki, nampaknya dia masih merasa cemburu dan kesal.
Terkahir Seiji membuka pesan dari Karin.
Ada lebih dari 50 pesan dan 30 panggilan tidak terjawab darinya, dengan perasaan campur aduk Seiji tetap membaca setiap pesan Karin dengan wajah dingin.
Karin : Kumohon angkatlah teleponku..
Karin : (7 missed call)
Karin : Seiji, biarkan aku menjelaskannya..
Karin : Kumohon..
Karin : (4 missed call)
Karin : (sticker menangis)
Karin : Kumohon Seiji, biarkan aku menjelaskannya padamu..
Melihat semua pesan2 yang di kirimkan Karin membuat hati Seiji semakin campur aduk. Meski dirinya tahu kalau ada rumor kalau Karin pernah tidur bersama mantan pacarnya, Seiji tidak mempermasalahkan hal itu.
Yang membuat Seiji bersikap seperti sekarang adalah rasa kecewa dan kesal karena Karin hanya diam ketika di bawa pergi oleh Gora ketika tidak sengaja bertemu di mall tadi.
Itu karena, cara Gora mengatakan "berbicara di tempat yang privat" mengisyaratkan kalau mengajak Karin untuk melakukan hal "itu" dan Karin hanya diam saja ketika di bawa pergi.
Seiji tidak tahu kalau saat itu fikiran Karin sedang kosong kerena terkejut melihat ekspresi dirinya ketika membalas tatapan Karin dengan agak dingin dan langsung memalingkan wajah.
Dan Seiji masih berfikir kalau Karin pergi melakukan itu dengan laki2 bernama Gora yang di temunya di mall sore tadi.
Dengan enggan dia tetap membalas pesan teman2nya, terakhir dia membalas pesan dari Karin.
Karin : (2 missed call)
Seiji : Lupakan..
Karin yang sedang terdiam sambil meneteskan sedikit air mata di kamarnya karena tahu Seiji mungkin marah dan kecewa padanya, langsung menyambar ponsel di sampingnya ketika tahu ada notifikasi pesan balasan dari Seiji.
Karin : Tolong biarkan aku menjelaskannya Seiji..
Seiji : Tidak perlu..
...[In coming Call - Karin]...
Seiji hanya membisukan dering ponselnya tanpa menjawab atau menolak panggilan dari Karin. Bahkan dia kembali meletakkan ponselnya dan kembali menghiraukan panggilan dari Karin.
kukira cinta, ternyata permisi ya..