Setelah kematian Panca, kekasihnya tujuh tahun yang lalu. Andara mencoba menyibukkan diri untuk karirnya. Tidak ada ketertarikan untuk mengenal cinta.
Andara gadis muda yang cantik dan energik, dia berhasil menempati posisi manajer di sebuah perusahaan fashion. Usianya sudah memasuki 27 seharusnya memikirkan pernikahan. Akan tetapi belum ada lelaki yang bisa masuk ke hatinya.
Butuh waktu bagi Dara untuk membuka hati pada pria lain. Entahlah, ada magnet tersendiri membuat dia malas memikirkan pasangan.
Ervan Prasetya, pria matang yang punya jabatan bagus di perusahaan tempat kerja Andara. Mereka di pertemukan dalam sebuah kerja sama tim. bagaimana Tom dan Jerry mereka selalu bertengkar.
Tapi ternyata itu yang membuat Ervan makin penasaran dengan Dara.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Melisa ekprisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 31
Malam Ika menyambut kedatangan Kinara di rumahnya. Rumah yang dulu beraksen tradisional kini sudah menjadi rumah modern. Itu yang Nara lihat ketika turun dari rumah Marika Andini.
"Masuk." sapa Ika pada Kinara.
Kinara masuk ke rumah Ika. Ada rasa takjub melihat perubahan hidup temannya. Begitu banyak yang dia ingin dengar cerita setelah kasusnya dulu. Ika mempersilahkan Kinara duduk di kursi ruang tamu.
"Keren kamu, Dini. Dulu setahu aku orangtuamu hanya pekerja pabrik. Ya walaupun ayah kamu adalah orang punya jabatan di pabrik. Apa yang terjadi?" tanyanya.
"Kamu mau minum apa?" tanya Ika.
"Apa aja deh, asal yang dingin." jawab Kinara.
"Din, Reva apa kabar?" Kinara memulai obrolan.
"Sejak dia cerai dari kak Darren, terus dia kuliah di Jogja ambil jurusan hukum. Aku sudah tidak tahu kabarnya lagi, Nara. Pas reuni angkatan SMA dia tidak pernah datang. Terakhir aku ketemu dia pas nikahan Tomi. Itu sudah tiga tahun yang lalu. Dia misterius banget beda sama Reva yang dulu." cerita Ika.
"Bentar, Reva nikah sama kak Darren. Sumpah aku baru tahu. Aku pernah ketemu kak Darren sembilan tahun yang lalu. Itu aku juga tidak tahu kalau kak Darren sudah punya istri." ucap Kinara masih tidak percaya.
"Iya aku juga tidak percaya awalnya. Kamu ingat saat kak Darren mencoba menculik Embun. Dari situ awal masalah utamanya. Reva memfitnah Embun dan kak Darren, itu juga atas dasar membela kamu, Nara.
Reva di lecehkan sama kak Darren karena marah. Padahal Embun tidak di keluarkan melainkan dia yang berhenti kuliah. Tiga tahun nikah sama kak Darren mereka pisah kamar. Apalagi kak Darren masih cinta sama Embun." jelas Ika.
"Jadi masalah utamanya adalah Embun, kan? dari kak Darren mau melecehkan Reva, terus menikah tapi pikirannya ke Embun juga." kata Kinara.
"Kata Reva, kak Darren kecelakaan dan kakinya terbakar. Menurut Reva kalau sebenarnya target kecelakaan adalah Embun bukan Darren. Terus yang buat celaka adalah mamanya kak Darren, mama kak Darren masuk penjara. Reva juga pernah bilang selama sakit yang di pikiran kak Darren hanya Embun. Dan itu yang buat dia mantap bercerai dari Darren."
Kinara langsung menyimpulkan "Jadi semua permasalahan penyebabnya adalah Embun, Ya." Ika mengangguk.
"Garis besarnya seperti itu, Nara. Tapi bukan berarti semua salah Embun. Kan dia juga nggak pernah menganggap Darren lebih dari teman. Dasar Darrennya saja yang ngebet sama Embun." ucap Ika terkesan membela Embun.
"Wah, tidak bisa gitu. Kalau semua orang berpikiran kayak kamu yang jahat akan semakin kuat." Nara menyeruput es cappucino yang di sediakan art nya Ika.
"Ada apa kamu kesini tidak biasanya kamu main ke rumah?" tanya Ika pada Kinara.
"Aku mau kamu bantu menyingkirkan Dara." ucap Nara.
"Apa salah Dara sama kamu, Nara? Sampai kamu mau menyingkirkan dia. Dara itu gadis yang baik tidak kayak kamu yang terobsesi."
"Loh malah nyudutin aku. Kita lagi bahas Dara. Kamu tahu siapa Dara. Dia yang buat tunangan aku kecelakaan dan meninggal dunia. Kalau tidak begitu kami sudah menikah dan hidup bahagia." kata Nara.
"Kok bisa? Apa kamu yang masuk di antara mereka. atau kebalikannya. Aku pernah ikut Dara ke rumah camernya. Di sana ada photo pertunangan mereka. Dan kamu mengklaim bahwa itu tunangan kamu. Wah, sakit kamu Nara! Maaf ya aku kalau soal kejahatan tidak bisa bantu. Tobat aku ikut kamu dulu."
"Tapi emang benar, Ika. Dara itu bisa tunangan karena hasil nikung. Sebelum ada Dara kami sudah merencanakan pernikahan. Semuanya hancur saat Dara muncul di kehidupan kami. Kalau tidak percaya kamu tanya sama mamaku."
Ika membuka artikel tentang rencana pernikahan Kinara dan Panca sembilan tahun yang lalu. Dia tersenyum melihat reaksi Ika, sepertinya Ika mulai terpengaruh.
"Ya Allah tidak menyangka padahal Dara terlihat gadis baik-baik." ucap Ika kaget.
Ya iyalah. Kalau tidak ancaman dari mama mana mungkin kami bisa tunangan.
*****
Dara menatap air yang turun dari langit di gerbang utama apartemen. Dia harusnya membawa mobil. Tapi lihat cuaca sangat mengerikan dia memilih memesan mobil online seperti Grab ataupun taxy.
Dara memandang ke arah wanita yang ikut berdiri tak jauh dari dirinya. Wanita itu tengah menelepon sambil membawa beberapa barang. Tampaknya sangat kesulitan dengan barang segitu banyaknya.
Tak lama mobil berdiri di depan wanita itu dan ada pria yang membuka pintu. Pria itu membantu membawa barang yang segitu banyak. Dara tersenyum melihat hal itu. Sungguh pemandangan yang menyejukkan hati. Dia pun kembali mengalihkan perhatian ke jalanan di depannya. Kaget saat melihat Ervan keluar dari mobil dengan pakai tadi malam.
"Bapak..." sapa Dara ketika Ervan berdiri di depannya.
"Kamu mau ke kantor, Dara?" tanya Ervan.
"Bapak tidak pulang semalam?" Dara kembali melontarkan pertanyaannya.
"Kepala saya pusing semalam. Takut kalau bawa mobil bahaya saya memilih tidur di mobil. Ya walaupun sempat di tegur sama pihak keamanan. Waktu saya jelaskan alasannya mereka paham dan mengizinkan." jelas Ervan dengan senyum khasnya.
"Kalau bapak merasa kurang sehat kenapa tidak kabari pak Hendro atau Bu Becca. Mereka pasti menunggu kepulangan bapak. Atau biar saya yang kabari mereka. Bapak tidak usah masuk kantor dulu. Istirahatlah di rumah."
Ervan tersenyum mendengar penuturan Dara. Dia menganggap Dara sangat mengkhawatirkan dirinya. Pria itu berjalan mendekati Dara lebih dekat. Dara merasa seperti modus memilih jaga jarak.
"Terimakasih sudah mengkhawatirkan saya, Dara. Saya Juna tidak mau bikin papa dan mama khawatir." ucap Ervan pada Dara.
"Kalau anda merasa kurang sehat. Biar saya bawa mobil bapak." Tawar Dara. Tanpa pikir panjang Ervan langsung menyerahkan kunci mobilnya pada Dara. Keduanya masuk ke mobil bersama-sama.
"Bapak, duduk di belakang saja. Saya tidak mau terlihat duduk berdua dengan anda." ucap Dara sambil membuka pintu mobil di belakang.
"Tapi kamu akan jadi bahan omongan ketika saya di belakang. Padahal orang tahu itu mobil saya." Dara menarik nafas dalam-dalam. Dia pun mempersilahkan Ervan duduk di sebelahnya.
Selama perjalanan keduanya saling terdiam sejenak. Dara fokus pada kendali mobil. Sementara Ervan terhanyut dalam pikirannya sendiri. Sesekali menatap ke arah sang pengendali perjalanan. Wajah Dara terlihat sangat cantik di matanya. Sungguh dia merasa detak jantungnya lebih kencang bersama Dara daripada Kinara.
TING!
Van, tadi papa ke rumah sakit sama Panji. Mengecek soal pendonor jantung kamu. Panji yakin kamu pakai jantung anaknya. Apa kamu ingat sama lokasi kamu kecelakaan. Kan dulu papa pernah nanya kamu tidak ingat kejadiannya.
"Pa, nanti aku jelaskan. Aku dalam perjalanan ke kantor." balas Ervan pada pesan singkat pak Hendro.
Tak berapa lama mereka akhirnya sampai di kantor. Dara mempersilahkan Ervan keluar terlebih dahulu. Hujan sudah mulai mereda. Ervan sepertinya masih agak lemas. Mau tidak mau dia memapah bos nya.
"Bapak masih kuat. Kita naik lift aja ya." ucap Dara di balas anggukan kepala dari Ervan.
Dara baru saja sampai di kantor bersama Ervan di kagetkan berita tentang dia menikung tunangan orang lain. Berita yang dulu sempat membuat dia trauma kembali terbuka.
"Wah, keren kamu, Ra. Dulu nikung tunangan orang sekarang berduaan sama Pak Ervan." ucap Dinda.
"Apaan sih, pak Ervan kurang sehat ini. Saya cuma bantu." kata Dara.
"Dara, saya tidak menyangka kamu seperti ini. Pantas kamu mundur jadi desainer pernikahan Ervan. Karena kamu punya salah sama Veronica. Saya salah menganggap kamu gadis yang baik." Becca muncul meluapkan kekecewaannya.
Dara pergi dari ruang kantornya di kejar oleh Ervan. Dia yakin ada orang yang ingin menjatuhi nama Dara. Dia tidak peduli tubuhnya masih lemah. Dia hanya peduli bagaimana perasaan Dara. Dia yakin Dara butuh teman di saat seperti ini. Biarlah Dara menolak jadi pasangan akan tetapi dia akan tetap berada di samping gadisnya.
"Ra ...." panggil Ervan.
"Lebih baik bapak pergi berkumpul bersama mereka" usir Dara.
"Saya bukan mereka, Dara. Saya percaya kamu bukan orang seperti itu." Ervan menggenggam erat jemari Dara. "Saya tahu kamu tidak bisa membalas perasaan saya. Tapi izinkan saya tetap di sampingmu sebagai teman."
*****
Yuk mampir ke karya temanku. Di jamin mengandung bawang.
yuk mampir sudah up
apa salah nya di coba dulu.
kebanyakan readers juga gak suka klo alurnya muter2 dan bertele tele thor🙏🏻
semangat yaaa 🥰🥰