Kita semua punya keinginan tapi semesta punya kenyataan.
Bruuaaakk
"Aduh.... ". ringis seorang gadis yang bernama Eliana Hira Adipura atau sering di sapa El.
"Kamu gak papa nak? ". tanya seorang ibu paruh baya dengan sigap menolong El yang terjatuh.
"Maaf ya nak, karena menghindari ibu kamu jadi jatuh dan terluka begini ". ucap ibu itu dengan nada tak enak hati.
"Gak apa-apa bu, hanya luka ringan saja kok, nih lihat masih bisa loncat-loncat kan? ". ucap Eliana dengan melompat-lompat kecil membuktikan bahwa dia baik-baik saja.
selamat membaca......
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mamy charmy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
9
gak bisa lagi bertahan dengan kegemasannya lantas mengejar El yang sudah siap berlari.
"Aaaaaa lontoooooong, eh kliru, tolooooooong". teriaknya dengan gaduh memutari bangku lalu berlari ke arah belakang.
Mendengar El berteriak semua orang ketawa ngakak sampai memegang perutnya masing-masing.
Braaaak
"Eeeeeel ". teriak Nanta, Bulan, Anya dan Fenya dengan tangan yang siap seolah akan menangkap El yang terjatuh.
"Eeeh, kok.... ". gumam El
Sedangkan yang lain sudah menahan nafas karena terkejut.
El perlahan mendongak melihat tangan siapa yang sudah menopangnya agar tak jatuh, daaaaaan......
"Eeeeh, ma maaf gak sengaja". ucapnya sambil membuat bentuk V dengan jarinya tak lupa senyum manis sedikit canggung ia berikan.
"Kalau gak niat senyum gak usah senyum, lo jelek". ucap Al datar melihat El yang berdiri di depannya.
"Eh.... apa hubungannya ya, gue minta maaf sama wajah gue yang jelek? ". tanyanya polos.
Para sahabatnya yang melihat itu seketika menepuk jidat, kalau sudah mode polos plus ngeselin emang gak ada obat si El. Dia anak tertua dalam keluarganya, di sana ia di tuntut untuk dewasa sebelum waktunya apalagi sang ibu yang punya mulut pedas bak bon cabe level 30 terhadap El.
Tapi..... di antara sahabatnya... El adalah sosok bungsu yang mempunyai berbagai perpaduan sifat, bar-bar, dewasa, polos, kalem, dingin semua ada sama dia menyesuaikan keadaan. Dan itu kadang sukses membuat para sahabatnya ingin memukul kepalanya saking gereget nya.
Al yang mendengar pertanyaan polos dari El ingin sekali ia ketawa tapi ia harus menjaga image nya yang cool akhirnya ia memalingkan wajahnya yang memerah karena menyembunyikan rasa gemas.
"Ekhem! ".
"Dah sana kembali ke tempat dudukmu". ucap Al memutar badan El kembali ke tempat duduknya.
Tak tak tak
"Assalamualaikum anak-anak...... sekarang kita mulai pelajarannya, keluarkan buku matematika kalian..... ".
Setelah 30 menit pelajaran...
"Sekarang kerjakan soal halaman 34 lalu kumpulkan kalau sudah selesai".
"Yaaah bu...... ".
"Haduuuh ngapain harus ngerjain soal sih, mumet nih..... ".
"Waaaah, ngalamat bakal habis makan banyak ini, kepala bakal ngebul".
"Huuu, dasar lebay lo tong".
Para siswa sibuk berceloteh tak melihat raut muka guru di depan sana.
Braaaak
"Diam, dan kerjakan, jangan berisik! ". teriaknya, yang membuat langsung kicep seketika.
Hening......
20 menit kemudian....
El maju dan mengumpulkan tugasnya.
"Yang sudah selesai bisa langsung keluar istirahat". ucap Bu Ina.
Di susul Al di belakang El, dia menatap punggung El dengan tatapan penuh arti.
"Huuft, gimana gue harus mulai pendekatan sama dia? ". gumamnya, dia secara refleks mengikuti El kemanapun El pergi, dan ternyata El memasuki perpustakaan.
"Sini aja lah ". ucap El setelah mendapat tempat duduk di pojokan yang mengarah ke taman sekolah yang sejuk dan Indah karena banyak di tumbuhi bunga yang bermekaran dan beberpa pohon rindang.
"Hmm, lanjut berimajinasi kayaknya pas ini sambil dengerin musik". gumamnya yang masih bisa di dengar oleh Al karena duduknya di belakang El.
"Berimajinasi? apa dia sedang menulis, mengarang cerita? ". batinnya dengan alis berkerut.
Setelah beberapa saat ia melihat El sudah tenggelam dalam dunianya sendiri, ia selalu memperhatikan El yang sesekali melihat ke arah taman dan diam beberapa lama lalu setelahnya ia melihat ke arah Hp nya seolah sedang berpikir jangan lupakan earphone yang selalu menempel di telinganya.
Tiba-tiba terdengar suara isakan lirih, seperti sebelumnya.... ia yakin El sedang teringat almarhum ayahnya.
Dimatamu masih tersimpan selaksa peristiwa
Benturan dan hempasan terpahat dikeningmu
Kau nampak tua dan lelah keringat mengucur deras
Namun kau tetap tabah hm
Meski nafasmu kadang tersengal
Memikul beban yang makin sarat
Kau tetap bertahan
Engkau telah mengerti hitam dan merah jalan ini
Keriput tulang pipimu gambaran perjuangan
Bahumu yang dulu kekar legam terbakar matahari
Kini kurus dan terbungkuk hm
Namun semangat tak pernah pudar
Meski langkahmu kadang gemetar
Kau tetap setia
Ayah dalam hening sepi kurindu
Untuk menuai padi milik kita
Tapi kerinduan tinggal hanya kerinduan
Anakmu sekarang banyak menanggung beban
Engkau telah mengerti hitam dan merah jalan ini
Keriput tulang pipimu gambaran perjuangan
Bahumu yang dulu kekar legam terbakar matahari
Kini kurus dan terbungkuk hm
Namun semangat tak pernah pudar
Meski langkahmu kadang gemetar
Kau tetap setia
Sumber: LyricFind
Penulis lagu: Ebiet G. Ade
Setelah beberapa bulan perginya sang papa, El memang masih sering menangis saat mendengar lagu yang bertema "Ayah" hatinya teramat rapuh bila mendengar kata itu.
"Maaf..... ". batin Al menatap intens El.
Tapi.... semakin lama ia tak tahan lagi dan beranjak dimana El berada. Ia memeluk El secara tiba-tiba dan mendapatkan respon terkejut dari El meski sebentar. El membalas pelukan Al dengan erat, entah kenapa dia merasa nyaman mendapat pelukan dari Al yang terkenal super dingin terhadap perempuan.
"Menangislah, gue ada buat lo". ucapnya semakin mengeratkan pelukannya.
Hatinya sakit setiap melihat El menangis seperti ini.
Setelah menunggu beberapa lama akhirnya isakan El berhenti dan ia mulai melepas pelukannya dari Al, ia menunduk karena merasa canggung.
"Bodoh kenapa lo bisa senyaman itu sih nyender di pelukan Al". ucapnya memukuli kepalanya pelan sambil mulutnya menggerutu.
"Jangan di pukuli, gue gak suka ". ucap Al memegang tangan El yang memukuli kepalanya tadi.
"Eh, ke kenapa? ". ucap El yang tiba-tiba gugup.
"Gue gak suka melihat lo nyakitin diri lo sendiri, gue gak suka liat lo nangis kayak tadi". ucap Al tegas.
"Ke kenapa? ". tanya nya lagi.
"Hati gue sakit liat lo yang kayak gitu El". jelasnya yang membuat El membeku seketika.
"Apa ini? kenapa Al berkata begitu? kenapa jantungku berdegup cepat begini". batin El menatap Al yang juga menatapnya intens.
"Mulai sekarang, lo milik gue, jadi jangan dekat-dekat cowok lain atau lo akan dapat hukuman dari gue". tegasnya tanpa mau di bantah.
"Hah? apa'an sih, main klaim gitu aja, siapa lo? ". sewotnya sambil mengalihkan pandangan nya menyembunyikan semburat merah di wajahnya dan menjauh dari duduknya.
Sreeeet
Al dengan cepat menarik pinggang El kembali mendekat ke arahnya dan berbisik....
"Gue gak nerima penolakan sweety, lo milik gue sekarang dan gue milik lo, jangan sampai ada cowok lain yang coba deketin lo atau gue pastiin hidupnya gak akan aman". Tegas Al di sertai ancaman.
"Kok gitu sih? ".
"Udah gue bilang, gue gak terima penolakan sweet heart".
"Huuft, terserah laah, minggir iiih gerah tau". protesnya lirih karena mereka masih di dalam perpustakaan. Meski sebenarnya ia hanya menghilangkan rasa salah tingkah gara-gara panggilan baru yang di sematkan oleh Al barusan membuat jantungnya jedag jedug berdisko.
Al yang menyadari itu tersenyum melihat tingkah salah tingkah El yang menurutnya sangat menggemaskan di matanya.
"Kamu menggemaskan sekali sih sweety". seru Al menguyel-nguyel pipi El.
El menatap nya datar karena tingkah Al yang di luar prediksi BMKG, ia tidak menyangka Al juga bisa berbuat hal absurd kayak gitu.
"Ekhem.... ".
"aku, kamu dan toleransi