Davina Himawan tidak pernah menyangka pernikahannya dengan Jodie kandas di tengah jalan. Pernikahan yang awalnya begitu bahagia, dalam sekejap hancur berkeping-keping setelah Vina mengetahui suaminya berkhianat dengan wanita lain. Wanita itu tak lain sekertaris suaminya sendiri. Lolita.
Davina memilih pergi meninggalkan istana yang telah ia bangun bersama Jodie, laki-laki yang amat di cintainya. Bagi Vina yang menjunjung tinggi kesetiaan, pengkhianatan Jodie tak termaafkan dan meninggalkan luka teramat dalam baginya.
Bagaimana kisah ini?
Apakah Davina mampu bangkit dari keterpurukan atau kah ia akan merasakan sakit selamanya? Ikuti kelanjutannya 🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Emily, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
VISUAL
...🌹🌹🌹...
Davina sedang memeriksa lembar demi lembar kertas di hadapannya dengan teliti. Ia sengaja membawa pulang pekerjaan yang belum selesai ia kerjakan tadi di kantor nya di rumah produksi.
Davina senang akhirnya ia dan kliennya deal masalah harga. Ia bersyukur orang itu mau memakai katering milik nya di acara pernikahan anak mereka nanti. Mengingat kliennya tersebut bukan orang sembarangan, acara pernikahan pun di adakan di hotel berbintang lima.
"Ceklek!"
Davina menatap ke arah pintu.
"Mas, kamu sudah pulang?", ucapnya membuka kaca mata dan segera merapikan kertas-kertas yang berada di atas tempat tidur. Menyimpannya di dalam laci nakas.
Jodie melempar tas kerjanya keatas sofa yang ada di kamar. Wajahnya terlihat kesal. Entah karena apa.
"Biar aku bantu", ucap Vina beranjak dari tempat tidur, membuka blazer suaminya yang terlihat lelah.
Aroma tembakau tercium tajam dari pakaian Jodie yang sudah di lepaskan dari tubuhnya.
"Mas, sudah makan belum? Mandi air hangat ya, aku siapkan sekarang", ujar Davina penuh perhatian sambil berlalu.
Tidak ada jawaban dari suaminya yang langsung merebahkan tubuh di atas tempat tidur mereka. Jam di dinding menyentuh angka sebelas malam, jadi wajar saja Jodie merasa lelah.
Sementara Davina mengisi bathtub dengan air hangat, ia memeriksa satu persatu saku pakaian kerja Jodie sebelum memasukkan nya ke tempat pakaian kotor yang ada di ruang sudut dekat kamar mandi.
Netra Davina melihat sesuatu di leher atas kemeja suami. Jemari wanita itu gemetaran meraba pelan noda merah di sana. Lipstik. Davina tahu itu lipstik.
“Deg!"
Perasaan Vina mendadak tidak nyaman. "Lipstik siapa yang menempel di kemeja mas Jodie", gumam Vina membatin sambil mendekatkan kemeja itu pada hidungnya.
Seketika tubuh Vina diam membisu. Pikiran nya berkecamuk akan hal negatif.
Ia ingat aroma itu, milik sekertaris suaminya yang di temuinya siang tadi. Ya parfum Jodie dan Lolita bercampur menjadi satu sama seperti aroma yang ia cium di ruangan suaminya.
Davina menepis bayangan yang menari-nari di dalam pikirannya.
Pun ketika ia memeriksa celana panjang Jodie, tangan Vina menemukan secarik kertas nota pembayaran sebuah cincin berlian yang harganya hampir mencapai sepuluh juta.
Kali ini Davina tidak bisa menahan diri untuk bertanya pada suaminya. Ia mendekati Jodie yang tertidur di atas tempat tidur mereka hanya menggunakan boxer.
Sesaat Davina menatap Jodie. Keinginan nya pun lenyap, setelah melihatnya pulas seperti itu.
"Mas... bangun. Air hangat sudah siap", ucap Davina menggoyang bahu suaminya.
"Mas ..
"Hm!"
"Mas harus mandi biar segar. Nanti airnya dingin", ucap Davina penuh perhatian mengusap lembut punggung suaminya.
"Mas–"
"Vinaaa!"
Seketika tubuh Vina melonjak kaget mendengar teriakkan suaminya.
"Bisa tidak kalau suami mu tidur itu jangan di ganggu. Kau ini bodoh atau apa? Semakin hari sikap mu ini semakin memuakkan saja! Sudah tidak memberiku keturunan tapi mulut mu selalu berkicau seperti burung beo", hardik Jodie beranjak kesal sambil menatap tajam Davina yang tertunduk di tepi tempat tidur.
"Sudahlah... mulai hari ini kau tidak usah mengurusi aku lagi. Kau tidak perlu menyiapkan apapun untuk ku termasuk bekal mu itu!", sambung Jodie sambil masuk kamar mandi.
Ucapan kasar suaminya membuat kedua mata Davina panas. Gadis itu mengusap dadanya. Vina merasakan perubahan sikap Jodie beberapa bulan ini padanya. Sering kali berkata ketus dan menyakiti hati nya.
"Ya Allah kenapa mas Jodie berubah seperti ini", ucapnya lirih. Namun Vina masih menyiapkan pakaian untuk suaminya yang saat ini berada di dalam kamar mandi. Meskipun beberapa saat yang lalu ucapan Jodie telah menyakitinya
...***...
To be continue