Nadia, memergoki sang suami sedang bercinta dengan sekretarisnya sendiri, di ruangan khusus kantor pria itu.
Nadia, yang ingin memberi kabar kehamilannya kepada Dygta, justru di kejutkan dengan kenyataan yang menghancurkan hatinya berkeping-keping.
Nadia berlari tanpa memperdulikan klakson kendaraan, hingga sebuah sedan menabraknya.
Nadia terbangun di rumah sakit dan kehilangan janinnya.
Buruknya lagi, Dygta langsung menceraikannya saat itu juga.
Merasa tak ada pegangan dan kalut, Nadia mencoba bunuh diri dengan melompat dari jembatan layang.
Beruntung, seorang pria pemilik perusahaan yang juga seorang ketua mafia menyelamatkannya.
"Hargai hidupmu. Hiduplah untuk membalas mereka yang telah menyakitimu!" ucap Leonardo De Xarberg.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon chibichibi@, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab#18. KIYD.
Akhirnya Leo menggandeng Nadia yang sangat cantik dengan gaun indahnya itu. Sementara itu, si bos kulkas pertama kali datang ke kantor pesta dengan menggandeng wanita.
Mereka berdua nampak seperti pasangan serasi sungguhan. Membuat beberapa pasang mata menatap kagum keduanya.
"Apa anda nyaman dengan pakaian ini?" tanya Nadia . Karena beberapa kali melihat Leo nampak merenggangkan dasi di lehernya.
"Entahlah, saya hanya merasa agak tercekik," jawabnya.
"Bukankah Anda telah terbiasa memasang dasi? Kenapa memangnya?" cecar Nadia yang justru membuat Leo melempar tatapan tajam kepadanya.
"Pertanyaanmu itu sungguh tidak membantuku sama sekali," ketus Leo.
"Biasa aja, Tuan. Saya kan heran aja. Yaudah gak usah mendelik, kita ke pojok situ sebentar." Tanpa menunggu persetujuan dari Leo, wanita itu gegas menarik tangan pria dingin itu begitu saja.
"Sini, biar saya betulkan sebentar. Tuan menunduklah sedikit. Saya kan lebih pendek, tak sampe!" ujar Nadia, yang anehnya dituruti saja oleh Leo, tanpa penolakan sedikit pun.
Pria berambut tebal dan legam, dengan bulu-bulu halus di rahang tegasnya itu, nampak menelan ludahnya kasar.
Ketika kedua tangan Nadia bermain di lehernya, dengan mengutak-atik simpul dasinya. Hingga, tanpa sengaja kedua mata tajam Leo menangkap warna merah menggoda di bawah hidung Nadia.
Belum lagi, bagian atas terbuka gaun Nadia menampilkan ceruk leher serta tulang selangka wanita itu yang sangat indah.
Mau tak mau, dengan posisi ini Leo dapat memperhatikannya dengan jelas.
"Sial! Kenapa mata ini melihat ke arah situ," batin Leo, seraya buru-buru, melengos kesamping.
Leo, berusaha menjaga pandangannya, yang kemungkinan besar bisa saja mengacak-acak rencana serta pendiriannya nanti.
Berjarak sedekat itu ternyata juga membuat Nadia menahan napasnya. Wanita itu memasang ekspresi sedatar mungkin, walaupun perasaannya seperti sedang di obrak-abrik.
"Sudah. Semoga lebih nyaman sekarang," ucap Nadia dengan senyum.
"Kenapa segala tersenyum? Apa dia berniat menggodaku?" batin Leo lagi dengan persepsinya sendiri.
" Ini, lebih baik," sahut Leo dengan mata yang sudah tak fokus, antara bibir merah muda itu dan ...
Keduanya kembali berjalan bergandengan tangan. Saling menatap sesekali karena keduanya menyadari bahwa mereka kini telah menjadi sorot perhatian dari sebagian tamu.
Leo sesekali juga mengelus punggung tangan Nadia yang melingkar di lengannya.
Sesampainya di ruangan bagian tengah ball room penthouse tersebut.
"Leonardo! Ah ya, ternyata kau benar Leo. Salah satu pengusaha ekspedisi yang sedang ramai di bicarakan dan di perhitungkan di kalangan para pengusaha?" sapa seorang wanita yang langsung mendekat.
Nadia menoleh melihat wajah pria yang berada di sebelahnya ini. Pria itu tetap seperti manekin tak bergeming sama sekali. Apa tidak bisa menjawab gitu? Lagipula yang menyapanya adalah wanita berkelas yang sangat cantik.
"Ah, Leo. Kau tetap menjadi pria yang irit bicara. Siapa wanita yang datang bersamamu ini?" tanya wanita itu lagi berusaha memancing suara dari Leo.
"Apakah Nona pernah mengenal calon suami saya ini?" tanya Nadia santai, membuat Leo dan wanita seksi itu terkesiap kaget dengan jalan pikirannya masing-masing.
Entah kenapa, Leo pada saat ini tiba-tiba merasakan desiran hangat di hatinya, ketika Nadia dengan lantang mengucap kata suami, disertai rangkulan erat pada lengannya.
Ia bahkan menoleh, yang kemudian di sambut oleh senyum yang sangat manis dari bibir berwarna delima itu.
"Aktingmu bagus juga. Aku bahkan bisa merasakan jika senyum itu natural. Tetapi, kenapa dia memasang wajah sangat manis itu disini, aku jadi tidak tahan," batin Leo yang sedang menahan gemas mati-matian.
" K–kalian, akan menikah?" gagap wanita bernama Lucy itu. Dirinya yakin bahwa pria yang ada di hadapannya ini cukup mengenalnya , tapi kenapa pria ini begitu angkuh seakan mereka berdua tak pernah bertemu sebelumnya.
Di ujung sana ternyata Dygta menyaksikan kebersamaan Nadia dan juga Leo.
Pria itu nampak mengepalkan tangannya. Bahkan, genggamannya pada tangan Clara tak sengaja ia eratkan. Membuat wanita itu mengaduh kecil.
"Dygta sialan! Apa dia masih mencintai wanita itu? Apa Dia telah menyesal sekarang hah! Sialnya lagi, wanita tak berguna itu bahkan nampak cantik dan seksi tanpa perjuangan dan pengorbanan sepertiku," batin Clara.
Ya tentu saja Clara.
Nadia sudah cantik sejak awal hanya tidak pernah di poles dan di rawat dengan baik. Berbanding terbalik denganmu yang lebih sering bolak-balik rumah sakit untuk menjalani operasi plastik.
"Wah. Wah. Wah ... rupanya kalian sedang berkumpul, reuni di sini?" timpal sang tuan rumah yang di kenal bernama Robert.
Pengusaha kaya yang tiba-tiba hadir diantara mereka, nampak menyunggingkan senyum kepada wanita cantik yang berada di sisi salah satu pengusaha saingannya ini.
Nadia sontak mengeratkan rangkulannya pada lengan Leo, karena dirinya merasa tak nyaman akan tatapan pria itu.
"Halo. Sahabat ku Leo!" Robert langsung menubruk tubuh tegap Leo tanpa aba-aba. Hingga punggung tangan Nadia pun terhimpit karena ulahnya.
"Sejak kapan kita bersahabat, Robert. The King Of Karaoke Club!" tampik Leo melerai paksa pelukan Robert padanya.
Leo tau usaha Robert yang terpampang di permukaan hanya kamuflasenya untuk menutupi usaha gelap yang sebenarnya membuat pria itu menjadi salah satu konglomerat di negeri ini.
Leo sontak meraih tangan Nadia yang sempat terhimpit tadi, mengelusnya pelan. Memberi pertanyaan lewat tatapan mata, apakah wanita itu baik-baik saja.
Nadia yang paham pun mengangguk.
"Aiih. Kenapa kalian pamer kemesraan pada jomblo abadi ini," sindir Robert seakan sengsara dengan kesendiriannya. Padahal pria tersebut adalah Casanova kelas kakap.
"Berhentilah berpura-pura menderita, Tuan Robert yang memiliki puluhan hareem cantik. Bahkan tersebar di setiap kota dan negara yang anda singgahi," ungkap Leo dengan seringai penuh arti.
Robert pun tergelak, hingga tatapannya menemukan sosok yang sangat tidak ia harapkan kehadirannya.
" Lihatlah, seorang pemilik perusahaan ekspedisi yang hampir saja pailit. Padahal sering menangani pengiriman besar-besaran. Apa itu karena sistemnya anda di 'Hack', Tuan Dygta," sindir Robert dengan alis yang terangkat sebelah.
"Sial! Kenapa pria ini justru mengungkitnya sekarang!" geram Dygta dalam hatinya menahan kesal. Pria di hadapannya ini hendak mempermalukannya, ia tau.
Robert masih sesekali melirik ke arah Nadia. Membuat wanita itu semakin risih karena merasa seakan di scan oleh pria berwajah mesum itu.
"Pria tua tak tau diri! Beraninya dia memandangi wanitaku! Apa kau ingin ku masukkan kedalam karung mayat dengan keadaan tubuh terpisah!" batin Leo menggeram kesal dalam hatinya.
Pria itu bahkan bisa merasakan tubuh Nadia yang sedikit gemetar.
"Perkenalkanlah bidadarimu pada ini kawanku. Barangkali suatu saat nasibku bisa sebagus dirimu," pinta Robert, dengan akting sengsaranya.
Memasang wajah memelas, hingga membuat orang di sekitarnya itu ingin muntah serempak.
"Dia calon istriku, pemegang saham terbesar di perusahaan Rajasa," sahut Leo.
"Bagaimana dengan rencana kerja sama perusahaan kita, apakah perusahaanku tak memiliki kesempatan?" tanya Robert, yang membuat Leo menaikkan sebelah sudut bibirnya.
"Anda itu ternyata bukan hanya beruntung dalam pangsa pasar internasional, tetapi juga beruntung dapat menarik hati wanita cantik seperti Nona Nadia," puji Robert dengan nada satire.
"Pria tua ini rupanya sudah bosan hidup," batin Leo geram setengah mati.
"Sepertinya calon istriku haus. Ijinkan kami undur diri sejenak," pamit Leo. Sebelum otaknya benar-benar, meledak karena kesal.
...Bersambung. ...
wc umum.
pas lah pasangan SM penjahat kelamin
tp kecolongan mulu...😆😆😆