Kehidupan Brian yang menjadi pemuda begajulan dan merupakan anggota geng motor, tiba-tiba berubah total saat sang ayah mengusirnya dari rumah. Dia terpaksa belajar mandiri dengan menjadi kurir pengantar makanan untuk menyambung hidup.
Sialnya, malam itu dia terjebak dengan seorang perempuan mandiri bernama Naomi yang mendapat fitnah dari tetangganya. Mau tak mau Brian dan Naomi harus menikah karena fitnah itu.
Namun, baik Brian maupun Naomi tak ada yang mau mengumumkan pernikahan mereka dan merahasikannya sampai waktu berpisah tiba. Akankah mereka sanggup merahasiakan pernikahan itu sampai akhir?
cek visual di ig @ittaharuka
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itta Haruka07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bad Boy | Bab 5
Brian mampir ke rumah Iyan setelah menemui teman-teman geng motornya. Pemuda itu mengembalikan ponsel milik Iyan yang dipinjam dan kini telah mati total karena ulahnya.
Iyan memandangi ponselnya yang menjadi ladang uang tambahan. “Aku tahu sih ini HP murah. Tapi, kok bisa sih, Bry!”
Brian yang tengah pusing memikirkan status barunya juga masalah yang ditimbulkan oleh anggota gengnya pun tak mau menjawab dan memilih untuk merebahkan punggung lelahnya di kasur Iyan.
Pemuda itu memikirkan anggota baru dalam geng motornya yang telah menghasut beberapa temannya untuk melakukan tindakan kriminal seperti perampokan itu. Sekarang, mereka semua harus mengganti rugi atas masalah itu, dan Brian sudah menyerahkan beberapa uangnya pada ketua geng sebagai iuran ganti rugi.
Iyan terus menggerutu sedangkan Brian yang kelihatannya mendengarkan, justru sibuk dengan pikirannya sendiri. Belum lagi dia harus membayar uang sewa untuk kontrakan Naomi.
Teringat Naomi, pemuda itu langsung bangun dan mengambil ponsel miliknya sendiri. Dia mengetikkan beberapa kata untuk mencari tahu tugas apa yang harus dia lakukan sebagai suami.
Ada banyak poin yang muncul di sana dan semua itu membuat kening Brian berkerut. Mencari nafkah, menyayangi istri, memaafkan kesalahan istri, menutupi aib istri, melayani istri dengan baik, dan masih banyak poin lagi yang membuat Brian ingin melempar ponselnya.
“Lo dari tadi mikirin apa sih, Bry? Lo nggak dengerin gue ngomong, Nyet!” Iyan yang kesal karena ponselnya rusak dan juga diabaikan oleh Brian, seketika itu melemparkan bantal ke arah sahabatnya itu.
Bukannya menjawab, Brian yang sudah terlanjur bingung dengan nasibnya sendiri pun balik bertanya, “Lo mau temenin gue bikin akuun drive-food, ‘kan?”
Iyan mendesaahkan napas kasar, tapi tetap menjawab pertanyaan sahabatnya itu. “Iya, gue temenin. Tapi ada duit gantiin HP gue ya, Nyet! Lo tuh kalau lagi miskin nyusahin banget!”
Iyan memang selalu menjadi sahabat terbaik Brian. Mereka berteman sejak SMP, tapi sayangnya Iyan tidak bisa lanjut kuliah karena keterbatasan ekonomi. Meski begitu, pertemanan mereka tidak pernah surut. Iyan tetap menjadi orang yang disusahkan Brian saat bertengkar dengan papanya, dan biasanya papa Brian akan mengganti pengeluarannya untuk Brian.
Sayangnya, kali ini entah Brian akan bisa kembali ke rumahnya atau tidak. Apalagi, dia sudah menikahi Naomi tanpa memberi tahu papanya itu.
“Iya, iya! Ntar kalau dapat tips banyak kayak kemarin, seminggu juga kebeli itu HP, tapi gue nggak makan!” balas Brian.
Iyan langsung menoyor kepala sahabatnya itu. “Emang laaknat bener punya temen! Siapin kartu identitas lo! Habis ini kita ke kantor polisi buat minta catatan kelakuan baik lo, entah ada atau nggak tuh yang baik!” cibir Iyan yang tetap peduli meski mulutnya mengucapkan hal yang tidak baik pada Brian.
Mereka biasa mengatakan hal seperti itu, bahkan panggilan binatang pun biasa terdengar. Baik Iyan maupun Brian, menganggap hal itu wajar karena persahabatan mereka yang sudah sangat erat.
Brian membuka dompet untuk memeriksa kartu identitasnya. Dia baru ingat jika kartu penting itu dibawa oleh RT Naomi yang tadi malam menggerebek mereka. “Aduh, kalau nggak pakai KTP bisa nggak? Pakai kartu mahasiswa aja gitu?” tanya Brian dengan kening berkerut.
Melihat ekspresi bingung sahabatnya, makin menjadi-jadi kekesalan Iyan. Seperti emak-emak yang siap mengomeli putranya, Iyan berkacak pinggang dan menarik napas untuk bicara nada tinggi. “Ya kamu pikir kantor mereka itu perpustakaan kampus! Lo kebangetan bikin gue kesel, Nyet! Emang KTP lo ke mana? Lo gadein?”
Mendengar Iyan yang mengoceh seperti emak-emak kompleks rebutan sayur, Brian hanya bisa garuk-garuk kepala sebelum akhirnya menjawab, “Itu, KTP ya ... KTP gue dibawa Pak RT-nya Naomi!”
Nama Naomi terdengar sangat asing di telinga Iyan. Setahu Iyan, pacar Brian cuma Rebeca. Apakah mungkin Brian punya selingkuhan baru?
Iyan mendekat dan kembali duduk di samping Brian yang sejak tadi tidak beranjak. “Naomi siapa lagi? Kamu punya cem-ceman baru ya? Selingkuh ya?”
Brian melirik Iyan. Tidak mungkin dia bisa menutup-nutupi semua ini dari Iyan, tapi pernikahan karena fitnah, bukankah itu memalukan? Haruskah diceritakan pada Iyan?
***
Loha gaess, jangan lupa komen yang banyak, dan subscribe juga ya 🤗🤗