Bijak dalam membaca😊
❗HANYA HALUAN AUTHOR, DAN NOVEL INI TIDAK MENGENAL AGAMA APAPUN❗
"Ahh..! " pekik Reqy sambil membuang jutaan kecebong ke dalam kantung pengamannya di dalam sana. Setelah itu bergegas mengeluarkan uang warna merah dari pouch bagnya dan mengusir wanita itu.
Reqy Sebanan adalah seorang duda matang, berusia 38 tahun yang dipecundangi oleh istri yang sangat dicintainya 10 tahun yang lalu. Reqy tahu istrinya mendesah di bawah kungkungan laki-laki lain, tapi dia tak bisa melakukan apapun.
Cinta yang teramat dalam membuat Reqy membiarkan dan memendamnya dalam hati, sampai talak itu jatuh ketika istri yang dicintainya berani menampar putra mereka.
Hingga Reqy dipertemukan dengan daun muda 19 tahun dari desa yang membuatnya kelimpungan.
Bagaimana kisah hot duda satu ini?
Ikuti ceritanya
by : Roro Halus
❗DILARANG PLAGIAT ❗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Roro Halus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
31. Membantu wanitaku
"Baby Rain, masih haus! Aku pergi!" ucap Reqy dingin.
Nia hanya diam menerima baby Rain tanpa menjawab!
Entah kenapa merasa tidak nyaman!
Canggung!
Nia juga merasa sedikit bersalah karena pertikaian terakhir kali mereka!
Nia merasa sikapnya sudah sangat keterlaluan pada Reqy, tapi mengingat Reqy menculik dan memenjarakan dirinya seperti ini, membuat Nia kembali berkeras hati.
Hatinya memang sangat labil!
Marah benci dan merasa bersalah dalam satu waktu itu sangat menyakitkan.
"Tunggu, Pak!" tahan Nia.
Reqy langsung menghentikan langkanya saat mendengar ucapan Nia. Reqy sebenarnya masih belum ingin bertemu dengan Nia saat ini.
Namun, terpaksa karena kabar putrinya membuat hatinya juga ikut sedih!
Reqy juga tidak tau, kenapa dulu bisa dengan mudah menerima kenyataan bahwa Sonia berhubungan badan dengan laki-laki lain.
Sedangkan Nia, Reqy masih sakit hati melihat bekas percintaan itu di tubuh Nia walaupun sudah lima bulan yang lalu.
Reqy membalikkan badanya tanpa berkata sepatah katapun!
Rio tidak tau harus berkata atau bersikap seperti apa pada Nia, sedangkan hatinya masih terasa sakit!
Oek! Oek! Oek!
"Sepertinya Rain sangat merindukanmu, Aku takut dia tidak mau berhenti menangis, lagi!" jawab Nia mendengar baby Rain menangis.
Dalam hati Nia berterima kasih pada putrinya karena menyelamatkan dirinya dari kecanggungan.
Reqy pun mendekat dan memajukan wajahnya pada baby Rain yang ada digendongan Nia.
Reqy menggesekkan hidungnya pada hidung mancung baby Rain, hal yang selalu Reqy lakukan saat bertemu dengan baby Rain diam-diam.
Baby Rain langsung berhenti menangis saat mendapati gesekan hidup papanya itu.
"Princess papa hari ini rindu, ya? lucu sekali sih! Ayo papa temani Rain sepanjang hari, Oke?" gumam Reqy.
Baby Rain otomatis menggerakkan bibirnya dengan suara khas anak kecil dan Reqy terkekeh melihat putrinya merespon dengan antusias.
"Aku akan tunggu di sofa sambil menunggu baby Rain menyusu," kata Reqy dingin.
Kemudian bergerak mundur, namun tangan baby Rain menggenggam kuat kerah kemeja Reqy.
Nia melihat Reqy menghentikan gerakannya dan melihat asal sumbernya.
Nia tertawa dalam hati saat melihat tingkah lucu putrinya yang tidak mau ditinggal papanya itu!
Sangat menggemaskan!
"Papa tunggu di sofa ya, Sayang, Rain minum susu dulu!" kata Reqy berusaha memberi pengertian baby Rain.
Reqy yakin jika baby Rain akan mengerti kalimatnya walaupun tidak menjawab, namun baby Rain tidak kunjung melepaskan kerah kemeja Reqy.
Jantung Nia dan Reqy semakin tak bisa dikendalikan karena jarak yang begitu dekat!
"Sepertinya dia tidak ingin jauh dari, Papanya!" kata Nia.
Reqy diam bingung bagaimana menjawab pernyataan Nia!
Reqy terus menghindari bertatap mata dengan Nia!
Reqy kemudian terus membujuk Rain untuk melepaskan tangannya karena genggamannya sangat kuat hingga Reqy takut tangan Rain terluka.
Reqy enggan berdekatan terlalu lama dengan Nia!
Dan ternyata, bujukan-bujukan itu berakhir tangisan keras baby Rain.
"Oke ... Oke! Ayo minum susu, Papa temani, Sayang. Jangan nangis ya?" kata Reqy akhirnya.
Nia tidak punya pilihan dan baby Rain sungguh menguji imannya hari ini, akhirnya Nia menyerah.
Nia merebahkan dirinya di atas kasur dan membawa baby Rain yang terus memegang kerah Reqy ke tengah kasur.
"Hadap sana, Pak!" dingin Nia kemudian mengeluarkan satu bongkahan kenyalnya yang sudah mengeras dan sakit sambil meringis dan memberikan pada baby Rain.
Nia tidak lagi memikirkan rasa malu pada Reqy!
Yang penting, putrinya kenyang dan tidur!
"Ishh ... Pelan-pelan, Nak!" ringis Nia yang merasakan baby Rain begitu bersemangat menyusu, "Jangan di gigit!"
Sebelah tangan Nia yang tidak menopang tubuhnya sendiri dia gunakan untuk memijat pelan dadanya yang sangat keras itu.
"Sakit?" tanya Reqy lirih yang dari tadi mencuri lihat ke arah Nia.
Deg!
Suara lembut Reqy yang bertalun dengan nada khawatir didalamnya membuat jantung Nia tak karuan.
"Hmmm!" jawab Nia pelan sambil menatap Rain karena salah tingkah ditatap oleh Reqy.
"Pelan-pelan menyusunya, Princess. Kasihan, Mommymu, Nak!" kata Reqy pada baby Rain pelan sambil mengusap pipi bulat Rain dengan jari telunjuknya.
Jari telunjuk yang mengusap pipi Rain itupun tanpa sengaja menyenggol pabrik susu baby Rain.
Deg! Deg! Deg!
"M—maaf," kata Reqy terkejut.
Nia diam tak menjawab, karena tak ingin pembahasan jauh, sambil meluruskan tangannya yang menopang kepalanya karena sudah mulai keram.
"Kerasa sekali!" batin Reqy mulai luluh melihat kesakitan Nia.
Hatinya tetap tak tega, melihat wanita yang dia cintai kesakitan!
Baby Rain sudah mulai nyenyak tidur diapit oleh Papa dan mommynya, begitu juga Nia yang sudah kelelahan sejak pagi Rain sangat rewel.
Reqy, menatap dua wanita yang sangat berarti untuknya itu dengan pandangan yang dalam.
"Tidur yang nyenyak, Princess Papa. Tidur yang nyenyak calon nyonya Sebanan!" kata Reqy sambil melepas bibir Rain pelan dari dada Nia.
"Eughhhh," lenguhan Nia sambil bergerak terlentang karena terganggu dengan gerakan Reqy.
Hingga kedua dadanya terekspos.
Reqy yang melihat ujung menantang itu meneguk savilanya berat, keimanannya diuji oleh ibu dari anaknya itu.
Reqy kemudian mengangkat perlahan baby Rain dan membawanya kedalam box bayi agar tidur lebih nyaman lagi. Memasang alat yang biasa digunakan untuk mengelus punggung Rain.
Setelah itu mendekat ke arah Nia, dan duduk disebelah Nia.
Menggapai alat yang biasa Nia gunakan untuk memompa Asi !
Requ tidak tega jika membiarkan Nia tidur dengan dada yang masih keras dan bangun dengan rasa yang lebih sakit lagi.
Requ ingin membantu Nia sedikit setelah lima bulan menghilang.
"Sekarang dadamu sudah terbentuk, beda dengan saat pertama aku menikmatinya dulu saat masih tak ada puncaknya ini!" gumam Reqy tersenyum sambil mengusap puncak dada Nia yang sudah terbentuk.
"Ahhh—"
Bersambung...
sejauh ini suka gak sama ceritanya, sayang sayang? lanjut gak nih?