entah kenapa, author selalu tertarik dengan cerita transmigrasi. jadi, pembacanya author jangan bosan ya hehehe....😁😁
kali ini. kisah ini menceritakan seorang Narita yang tiba-tiba saja menjadi seorang ibu dari dua anak lelaki.
hidup tubuh yang di tempati oleh Narita ini, sama sekali tidak mendapatkan perhatian dari suaminya. ia juga melakukan segala macam cara untuk mendapatkan perhatian suaminya, sampai akhirnya Narita mengambil alih tubuh itu.
lalu bagaimana kah kisah selanjutnya ?. ikuti terus ya guys 🥰🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nisa saumatgerat, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
24. mengurus kedua balita
Namun sebelum ia akhirnya. kembali menemui kedua orang tua Laura terlebih dahulu nyonya Tamara menekan amarahnya itu dan berusaha untuk tampil elegan, tersenyum dan bersikap biasa-biasa saja. Iya juga harus memikirkan apa yang harus disampaikan kepada kedua orang tua Laura itu.
"maaf ya jeng jadi menunggu lama. saya juga meminta maaf karena Alexander tidak bisa hadir di akibatkan oleh kerjaannya yang mendesak. jadi dimaklumi saja ya jeng."ucap nyonya Tamara kepada kedua orang tua Laura beguel.
"Iya nggak papa jeng, Alexander juga bekerja kan untuk masa depan anak-anak nanti."ucap nyonya Sartika sebut saja namanya seperti itu ya.
mendengar penuturan nyonya Tamara Laura hanya diam saja. Iya tahu bahwa Alexander sama sekali tidak bisa dihubungi. karena ia sudah mencoba berkali-kali untuk menghubungi Alexander.
Namun nyatanya tak satupun panggilannya diangkat oleh Alexander. namun walaupun begitu Laura tidak mengatakan hal itu kepada kedua orang tuanya agar berjalan aman dan tidak ada kendala apapun.
Mereka pun terus mengobrol membahas masalah keluarga anak dan masalah pernikahan Laura dan Alexander nanti. setelah itu keluarga Laura pun langsung memutuskan untuk pulang ke rumah mereka.
***
di malam hari Alexander terbangun dari tidurnya. Iya Pun pelan-pelan menggerakkan tangan kirinya yang menjadi bantal kedua putranya itu.
Alexander pelan-pelan dan merasa kram pada tangan kirinya. Iya terbangun untuk memenuhi hajatnya di kamar mandi. setelah berhasil terbebas dari kepala kedua putranya itu Alexander pun menarik selimut dan memperbaiki selimut kedua anaknya.
setelah itu ia bergegas pergi ke kamar mandi. tak lama Ia pun kembali, Iya melihat jam dinding sudah menunjukkan jam satu malam. Iya berniat untuk berjalan ke arah kamar sang istri.
namun sebelum ia keluar terlebih dahulu Alexander mengaktifkan handphonenya. saat diaktifkan ternyata banyak sekali panggilan dan pesan masuk dari nyonya Tamara.
"Kamu sedang di mana sih.?"
"Kenapa pesan mama tidak dibalas?"
"kenapa handphone kamu tidak aktif?"bla bla bla dan masih banyak lagi pesan itu masuk ke dalam handphonenya.
termasuk mengatakan keberadaan Laura dan keluarganya di rumah mereka. membaca itu semua Alexander menarik nafasnya gusar dan berat.
"huh kapan Mama akan menghentikan semua kegilaan ini. aku benar-benar sudah tidak tahan lagi menghadapi sifat mama yang selalu mendesak ku untuk menikah dengan Laura. kalau dia sangat mencintai Laura Kenapa ia tidak menikahinya sendiri. huh bikin kesel saja.."ucapnya dengan pelan takut membangunkan kedua anaknya itu. karena mood Alexander sudah rusak.
Iya tidak jadi pergi ke kamar istrinya, Iya lebih memilih membaringkan kembali tubuhnya di samping kedua anak-anaknya. mata Alexander enggan terpejam, matanya mulai menerawang menatap langit-langit kamar tersebut. sesekali akan terdengar hembusan nafas besar dan lelah.
"kapan hidupku akan bahagia. saat Anastasia masih mencintaiku Aku malah tidak menghargai cintanya. saat ia sudah tidak mencintaiku Aku malah seperti orang yang kehilangan arah dan kehilangan akal, selalu menangis dan histeris. ditambah lagi Mama selalu berusaha untuk menjodohkanku dan menikahkanku dengan Laura, dan seharusnya aku sangat senang terhadap itu. Namun nyatanya keadaannya malah berbanding terbalik. aku malah menghindar dan lebih memilih istri dan kedua anakku, walaupun mereka tidak menganggapku lagi."ucap Alexander dengan suara lirih dan mata terus menerawang.
"ya ini salahku... aku terlalu sombong dan angkuh dan tidak pernah tegas pada pendirianku. kalau saja aku mau menghargai Anastasia walaupun ia mendapatkanku dengan cara yang tidak benar, namun Anastasia telah mengandung anakku. seharusnya dari sana Aku berfikir bahwa walaupun aku tidak mencintainya dan merasa marah seharusnya aku menghormatinya dan tak harus menghina dan menjadikannya pelacur."gumamnya lagi. tak berhenti di situ Alexander terus merenungi semua kesalahannya di masa lalu.
"huh.!! sudahlah yang pasti aku sudah bertekad akan memperbaiki hubunganku dengan kedua anakku dan tidak akan menyakiti mereka lagi aku rasa aku harus tegas dan mengubah semua pola pikir dan tindak dan buku. ya aku rasa seperti itu."ucap Alexander lagi.
karena terlalu lelah berpikir akhirnya ia kembali terlelap dia memeluk tubuh kedua anaknya namun tangannya tidak dijadikan bantal lagi.
pagi hari pun menjelang. Anastasia pagi-pagi sudah bangun dari tidurnya.
Iya mencuci wajahnya dan sambil menunggu kedua anaknya bangun ia memilih untuk berjalan-jalan kecil di sekitar rumah. setelah ia merasa sudah cukup berjalan-jalan ia kembali ke dapur untuk memasakkan sarapan pagi untuk kedua anaknya dan lelaki itu.
walaupun Anastasia tidak menyukai keberadaan Alexander namun dia bukanlah pribadi yang tega membiarkan seseorang kelaparan di rumahnya.
ia mulai berkutat di dapur, suaranya ring spatula dengan panci mulai terdengar.
akibat suara nyaring itu Alexander pun ikut terbangun. ia mengerjakan matanya sedikit mengucek-ngucek untuk mengembalikan penglihatannya yang kabur.
kemudian ia bangkit dan duduk sambil mengumpulkan nyawanya yang masih berserakan. tak lama iya bangkit dari duduknya dan melihat jam sudah menunjukkan pukul 06.00 pagi.
tanpa pikir panjang Ia pun langsung pergi ke kamar mandi untuk mencuci mukanya setelah itu ia pergi ke dapur dan melihat sang istri yang sedang memasak sarapan untuk mereka dengan perut yang sudah besar.
Alexander mencium aroma masakan yang membuat perutnya merenta-ronta ingin diisi. karena dari semalam ia belum makan. Iya berjalan mendekat ke arah sang istri yang masih sibuk berperang di dapur.
"pagi sayang..."ucap Alexander kepada Anastasia. mendengar suara Alexander Anastasia pun langsung mengarahkan pandangannya kepada Alexander. Iya sedikit menajamkan penglihatannya kepada Alexander mengenai panggilannya itu.
"jangan memanggilku sayang, kita tidak sedekat Itu."ucap Anastasia mulai jengah dengan perlakuan Alexander itu bisa-bisanya ia memanggil sayang kepadaNya setelah apa yang sudah ia lakukan kepada Anastasia.
"kenapa? walaupun begitu kamu masih tetap istriku."ucap Alexander tidak memperdulikan tatapan tajam dan suara datarnya itu. Iya lebih memilih berjalan lebih dekat ke arah sang istri.
"Apakah ada yang bisa saya bantu?"ucapnya berbasa-basi agar lebih lama berada di dekat Anastasia.
"kamu tidak perlu melakukan apapun aku bisa melakukannya sendiri. dan sebaiknya kamu tidak berada di sini, Karena kamu hanya akan mengganggu pekerjaanku saja." ucap Anastasya lagi dengan datar dan agak sedikit ketus.
walaupun begitu Alexander tidak merasa sakit hati, seolah kata-kata itu adalah sebuah motivasi untuk ia bekerja lebih giat lagi.
"aku kan tidak melakukan apa-apa. aku hanya melihatmu memasak, dari mananya aku mengganggu pekerjaanmu. kalau kamu merasa terganggu berarti kamu tidak fokus karena memikirkanku hahaha."goda Alexander kepada Anastasia.
sementara Anastasia yang mendengar godaan Alexander itu jantungnya sedikit berdetak dan menghangat. Iya menjadi salah tingkah dengan ucapan Alexander.
"tidak usah menggodaku. karena itu tidak akan mempan"ucap Anastasia berbohong dan menyembunyikan detak jantungnya yang berdegup kencang. Alexander pun terkekeh.
"hehehe.. baiklah, aku akan kembali ke kamar anak-anak untuk membangunkan mereka. masak yang enak ya istriku..."ucap Alexander langsung meninggalkan dapur itu. selepas kepergian Alexander Anastasia mengintip sedikit, setelah ia memastikan Alexander benar-benar sudah masuk ke dalam kamar kedua anaknya Ia pun menarik nafasnya lega.
"huh akhirnya bisa bernafas lega. Kenapa juga jantung ini harus berdetak mendengar gombalan itu. dasar Narita, Apakah sebegitu awamnya kamu mengenai kata-kata gombal itu. sedikit saja orang menggodamu kamu sudah salah tingkah."rutuk Anastasia pelan kepada dirinya sendiri.
ia melanjutkan pekerjaan memasaknya sampai selesai.
sementara Alexander masuk kembali ke kamar anak-anaknya dan membangunkan mereka dengan sayang.
Ia pun memandikan keduanya dengan telaten, walaupun ia merasa kesusahan Namun sepertinya karena d yang sudah tertanam dalam hatinya, rasanya Alexander melakukan itu dengan lancar dan tanpa hambatan apapun. setelah memandikan kedua buah hatinya Alexander juga menggantikan pakaian kepada keduanya dan membantu keduanya sampai selesai.
"wah.. anak-anak Ayah sudah ganteng dan harum. hmmmm..." ucap Alexander sambil menghirup aroma tubuh kedua anaknya itu.
ariano dan alzio yang belum merasakan seperti apa kasih sayang seorang ayah itu tersenyum senang, kapan lagi mereka diperlakukan seperti ini.
"Siapa dulu dong yang memandikan kita. kan ayah yang membuat kita jadi wangi hehehe.."ucap ariano menimpali ucapan ayahnya itu sementara alzio hanya menunjukkan deretan gusinya yang baru ditumbuhi 2 gigi.
mendengarkan putranya itu pun Alexander sangat berasa bersyukur, karena walaupun ia belum bisa meluluhkan hati ibu mereka. setidaknya ia sudah mendapatkan hati kedua anaknya.
setelah selesai, Alexander pun langsung mengajak kedua buah hatinya untuk bergabung kepada Anastasia yang sejak tadi sudah menyiapkan sarapan untuk mereka. saat mereka keluar dari kamar, tatapan Anastasia langsung beralih kepada mereka.
Iya menatap Putra sulungnya yang sudah mandi dan segar sementara alzio yang berada di gendongan Alexander pun juga begitu. aryano memegang satu jari sang ayah, sambil melangkahkan kaki menuju ke meja makan.
"selamat pagi bunda..."ucap mereka bertiga dengan serentak. seketika Anastasia menjadi malu dan wajahnya mulai mengeluarkan semburan merah itu.
Iya tidak mengatakan apa-apa selain memberikan senyum yang manis kepada kedua buah hatinya. sementara untuk Alexander Ia hanya memberikan tatapan tajam saja.
melihat tatapan tajam yang diberikan kepadanya, Alexander Mala terkekeh dan tersenyum gemas, ingin sekali ia mencubit pipi sang istri yang saat ini.melihat pipi itu sedang cubi-cubinya.
di meja makan, mereka langsung mengambil formasi lengkap. dengan telaten Anastasia pun mau tidak mau melayani mereka bertiga. Iya mengambilkan sarapan untuk mereka. dan saat itu juga, mereka mulai makan makanan mereka. tak lama acara makan-makan itu pun selesai.
****
waktu sudah menunjukkan jam 09.00 pagi. waktunya bagi Alexander untuk pergi ke kantor. namun, sebelum ia berangkat ke kantor terlebih dahulu ia sudah mengabari asistennya ferry untuk mengatakan kepadanya menyiapkan baju kerjanya.
***bersambung***
𝐞𝐡 𝐭𝐩 𝐜𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐧𝐭𝐚𝐫 𝐠𝐤 𝐚𝐝𝐚 😁😁
𝐭𝐡𝐨𝐫 𝐭𝐲𝐩𝐨 𝐦𝐮 𝐭𝐡𝐨𝐫
𝐤𝐚𝐥𝐚𝐮 𝐬𝐮𝐝𝐚𝐡 𝐭𝐢𝐚𝐝𝐚 𝐛𝐚𝐫𝐮 𝐭𝐞𝐫𝐚𝐬𝐚 𝐛𝐚𝐡𝐰𝐚 𝐤𝐞𝐡𝐚𝐝𝐢𝐫𝐚𝐧𝐧𝐲𝐚 𝐬𝐮𝐧𝐠𝐠𝐮𝐡 𝐛𝐞𝐫𝐡𝐚𝐫𝐠𝐚.... 💃💃💃💃💃
𝐂𝐄𝐎 𝐤𝐨𝐤 𝐩𝐞'𝐚