Anindiya Dianka Putri
Gadis cantik yang harus rela menelan pil pahit di hari pernikahan nya. Sang calon suami membatalkan pernikahan mereka tepat di hari pernikahan mereka karena dia harus menikahi gadis lain setelah empat tahun mereka menjalin asmara namun semua nya hancur dalam sekejap
Sekuat apakah hati Anin menghadapi semua ini, akan kah kebahagian datang menghampiri serta bisa mengobati luka hati yang sedang dia derita dan apakan Anin mau membuka hati nya kembali setelah pengkhianatan itu.
Hingga datang seseorang di hidupnya, mengacaukan kinerja otak nya, mengenalkan diri dengan status yang berbeda dengan diri Anin.
Bagaimana kelanjutan nya apa mereka bisa menerima status satu sama lain
Cerita hasil karya sendiri....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Defri yantiHermawan17, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Siapa?
Anin sudah siap dengan penampilan nya. Hari ini dia harus menghadiri sebuah fasion show atas undangan salah satu rekan kerja nya. Dengan pakaian santai namun terkesan elegan Anin bergegas keluar dari kamar nya
"Pagi Bund, pagi Yah." Anin mengecup bergantian kedua orang tuanya yang sedang menikmati sarapan mereka.
"Pagi kak."
"Pagi putri Ayah."
Anin tersenyum manis pada sang Ayah. Memang benar laki laki yang benar benar tulus memberikan cinta pada nya itu hanya satu yaitu hanya sang Ayah.
"Tumben make baju santai, emang nya kamu gak pergi hari ini kak." Anin yang sedang memakan sereal serta susu nya pun mengangkat wajah nya.
"Oh Anin nanti pergi kok Bun, cuma Anin mau ke butik sebentar. Lagian Anin nyaman kok pake baju ini, baju itu gak harus bagus mewah atau pun mahal yang terpenting nyaman saat di pakai. Percuma mahal sama mewah kalo di pake nya ribet." Sang Bunda hanya menyedikan bahunya, dia tahu benar sifat putri sulung nya ini. Anin paling anti dengan barang mahal tak berguna walaupun dia seorang deisener tapi Anin lebih suka serta lebih nyaman memakai baju yang simple dan gak ribet contoh nya kaos dan celana.
"Kak minggu depan kita dapat undangan ulang tahun anak kedua nya om Delon dan tante Rika. Kamu usahain datang ya sama bunda dan ayah."
Anin terlihat mengecek ponsel nya sebentar lalu kembali menoleh pada sang Bunda yang tengah sibuk menuang teh tawar untuk sang Ayah.
"Kayak nya bisa Bun, Anin usahain ya." sang Bunda hanya memandang malas pada putri sulung nya itu.Dia tahu Anin pasti selalu mencari alasan untuk memghadari acara seperti itu.
Contoh nya dulu saat mereka mendapatkan undangan dari sakah satu kawan lama suami nya pas masih bertugas di angkatan darat. Bunda Mella dan Ayah Ardan memaksa Anin untuk ikut dan alhasil setelah bujuk membujuk akhir nya Anin mau ikut mereka. Namun saat tiba di sana para tamu malah memandang sang putri dengan rasa iba ada juga yang memandang nya dengan pandangan sinis setelah mengetahui kalau sang putri gagal menikah dengan putra dari keluarga Mahendra.
Bukan lagi terdengar kasak kusuk tapi mereka seakan dengan sengaja membesarkan suara saat mereka mengghibahkan putri satu satu nya itu. Ada yang bilang kalau Anin perempuan sial bahkan ada yang menyebar gosip kalau sang putri sebagai orang ketiga karena itu putra dari keluarga Mahendra lebih memilih wanita itu dari pada Anin.
Padahal mereka tidak tahu apa apa tentang Anin tapi mereka seakan sok tahu dengan kehidupan anak nya itu. Dari saat itu Anin yang mulai bersosialisasi lagi pun kembali menjadi introvet dan penyendiri. Anin lebih senang berada di butik dan kamar nya, lebih di sibukan dengan menggambar rancangan bajunya dari pada harus keluyuran tidak jelas.
"Bun..!" Lamunan Bunda terpecah saat Ayah tiba tibal menyentuh lengan nya karena teh yang dia tuang sudah meluber kemana mana.
"Ah iya apa Yah."
"Teh nya kepenuhan,Bunda ngelamun?"
Bunda terlihat menyunggingkan senyum canggung membuat Ayah dan Anin heran.
"Aduh kenapa jadi tumpah semua." Bunda segera mengambil lap pel yang ada di kamar mandi dekat dapur.
"Bunda kenapa Yah." Ayah yang sedang menyeruput teh tawar nya pun hanya menyedikan bahu nya tanda tidak mengerti. Melihat itu Anin pun mengacuhkan nya dia kembali menikmati sereal nya yang mulai mengembang.
"Bun Yah Anin berangkat ya, mungkin Anin pulang nya agak malem soalnya harus ngehadirin undangan fasion show dari rekan Anin."
Bunda yang baru keluar dari kamar mandi sembari membawa pel'an pun menganggukan kepalanya
"Jangan lupa minggu depan kamu harus bisa ikut kak, Bunda gak mau tahu. Sudah saat nya kamu keluar dari sarang jangan angkrem terus kayak ayam ."
Anin yang mendengar ucapan sang Bunda hanya mengerucutkan bibir nya, tega banget sih Bunda nyamain putri cantik nya ini sama ayam. Sedangkan Ayah bukan nya menghibur sang putri yang teraniaya Ayah malah ketawa seneng banget.
Anin yang melihat Ayah nya tertawa walau pun masih tersirat amarah dan kesedihan di mata nya setelah kejadian memalukan itu pun merasa hati nya menghangat walaupun masih banyak tersisa rasa beku dan dingin di dalam sana.
"Iya Bundaaa sayang iyaaaa nanti Anin usahain, ya udah Anin berangkat ya. Dah Bunda dah Ayah love you guys."
Bunda dan Ayah hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan putri sulung nya itu. Ya ampun padahal putri nya itu sudah berusia 23 tahun tapi kelakuan nya masih seperti anak kecil saat bersama mereka. Sangat berbeda dengan sang adik Arlan, orang orang bahkan tidak menyangka kalau Arlan adik nya Anin mereka malah menyangka Arlan adalah kakak nya padahal usia mereka berbeda tiga tahun mungkin karena perawakan Arlan yang tinggi besar sedangkan Anin tinggi semampai semeter tak sampai, eh becanda Anin lumayan tinggi kok walau pun cuma 160centimeter sedangkan Arlan 178 centimeter.
Suara deru mobil kesayangan Anin terdengar meninggalkan rumah yang lumayan mewah untuk kalangan biasa seperti mereka. Mungkin terlihat biasa untuk kalangan atas seperti mantan calon suami nya dulu yang rumah nya besar bak istana negara yang ada di Bogor.
Menempuh waktu sekitar 30 menit apa bila tidak macet akhirnya Anin sampai di butik milik nya sendiri yang dia rintis dari awal lulus SMA. Karena Anin pandai membuat deisen aneka perbajuan akhir nya sang Ayah mendukung nya dari pada menuruti ke mauan nya yang menginginkan sang putri menjadi seorang dokter.
Anin yang di bantu Ayah serta Bunda dalam merintis usahanya pun semakin bersemangat dia tidak ragu lagi saat ada event event yang berhubungan langsung dengan hoby nya itu. Dan setelah perjuangan panjang Anin mampu mengembangkan butik nya menjadi seperti sekarang bahkan saat dia masih menjalin hubungan dengan pria brengsek yang hampir menjadi suami nya.
"Pagi semua..!"
Anin memasuki butik nya dan ternyata semua karyawannya sudah siap dengan tugas nya masing masing.
"Pagi Mbak Anin."
Sebenarnya para karyawan nya sangat canggung saat memanggil Anin dengan sebutan Mbak. Namun karena itu permintaan Anin sendiri mau tidak mau mereka menurut, lebih baik di panggil mbak atau kak dari pada Anin harus di panggil dengan sebutan ibuk. Hello punya anak saja belum kok di panggil ibuk jangan kan punya anak punya suami saja gagal malah di gondol orang.
"Mbak tadi ada yang nyariin Mbak Anin." Langkah Anin terhenti saat Indri salah satu karyawan nya menyodorkan sesuatu.
Buku,sepertinya Anin pernah melihat buku itu tapi di mana. Seketika ingatan nya muncul, Oh astaga dia baru ingat kalau buku ini di sangka hilang oleh nya karena hilang akibat Anin mendadak lupa.
"Kamu dapat buku ini dari mana." Si Indri malah senyum senyum tidak jelas saat Anin menanyakan dari mana dia dapat buku itu.
"Eemm...Anu mbak, tadi eemm tadi ada..."
Anin menghela nafas nya kesal mendengar ucapan Indri yang senin kamis seperti uang tanggung bulan.
"Apa Ndri."
"Emmm tadi ada cowok ganteng yang nganterin kesini. Katanya dia tahu alamat pemilik butik kita dari catatan di dalam buku itu."
Anin sudah menduga siapa pun yang menemukan buku nya pasti kalau dia niat mengembalikan dia akan datang ke alamat butik milik nya.
"Oh ya udah makasih."
"Emm iya Mbak sama sama,,lagian bukan aku yang nemuin tapi cowok itu heeeheee..."
Anin malah tertular senyum nya Indri dia pun ikut menyunggingkan senyum tipis nya.
"Cowok nya ganteng loh mbak Nin."
**ANINDIYA DIANKA PUTRI
JANGAN LUPA LIKE VOTE AND KOMENTARNYA YAAA GUUYYYSSSSS
SEE YOU NEXT PART**....