Qin Yichen adalah putra kesayangannya kaisar dan sangat dimanjakan. Karena sangat dimanjakan, Qin Yichen tumbuh menjadi remaja yang suka membuat masalah dan akhirnya dikirim ke akademi militer kerajaan di bawah bimbingan Jenderal Bao. Di sana dia bertemu dengan putri jenderal Bao yang tomboy. Putri jenderal itu bernama Bao Jiali. Qin Yichen jatuh cinta pada Bao Jiali. Namun, politik yang kejam membuat Qin Yichen ditarik kembali ke istana dan Jenderal Bao sekeluarga dibunuh kecuali Bao Jiali. Bao Jiali berhasil hidup dan masuk ke dalam istana sebagai penari untuk menuntut balas.
Ikuti kisah komedi romantis penuh suka dan duka ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lizbethsusanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Manis Sekali
"Memang kenapa dengan senyum Istri kamu?" Tongyue bertanya dengan wajah heran. "Dia tersenyum seperti biasanya. Nggak ada spesialnya"
"Di....dia menepuk bahu pria itu. Kau lihat tidak?!" Yichen menoleh tajam ke Tongyue.
Tongyue sebenarnya melihat waktu Bao Jiali menepuk bahu pria dengan setelan baju sutra berwarna putih dan pria itu cukup tampan, cukup tinggi, tapi dia memilih untuk menggelengkan kepala dan berkata tidak alih-alih menganggukkan kepala dan berkata, iya.
"Sial! Aku harus bunuh patahkan bahu pria itu karena A Li sudah menyentuh bahu pria itu" Yichen melangkah lebar ke depan dan dengan cepat Tongyue berlari kecil lalu menahan lengan Yichen sambil memekik, "Jangan ke sana!"
"Lepaskan aku!" Yichen menarik kasar lengannya dari cengkeraman Tongyue dan Tongyue langsung menyemburkan, "Pergilah ke sana dan kamu akan mendapatkan kekecewaan"
Qin Yichen sontak menghentikan langkahnya dan menoleh kaget ke Tongyue sambil menyemburkan, "Kekecewaan?"
"Iya. Istri kamu akan kabur dari hidup kamu selamanya karena kamu terlalu mengekangnya. Perempuan itu tidak suka dikekang. Percaya sama aku. Aku ini mantan playboy, kan? Aku lumayan sering pacaran sedangkan kamu sama sekali belum pernah pacaran. Jadi, percayalah sama aku"
"Tapi, A Li terus memberikan senyum cantiknya ke pria itu dan tadi A Li menepuk bahu pria itu dengan tawa riang. A Li bahkan......" Qin Yichen menunduk lesu.
"Bahkan apa?" Tanya Tongyue sambil menunduk untuk melihat wajah sahabatnya yang tampak lesu dan sedih.
Yichen melengkungkan bahunya dan menghela napas panjang lalu berkata, "A Li bahkan belum pernah tertawa seperti itu di depanku"
"Tegakkan badan kamu dulu! Kamu ini Jenderal di medan perang dan Kaisar negeri ini, kamu nggak pantas menunduk dan melengkungkan bahu seperti ini. Tegakkan badan kamu dan aku akan ajari kamu caranya membuat perempuan tertawa" Ucap Tongyue sambil memegang kedua bahu Yichen dan berusaha menegakkan bahu itu.
"Cara kamu nggak bakalan aneh-aneh, kan?"
"Tentu saja tidak. Aku akan ajari kamu beberapa pantun lucu atau tebak-tebakan lucu. Aku akan tuliskan nanti yang banyak untuk kamu"
Yichen kembali menghela napas panjang lalu melangkah pelan saat dia melihat Bao Jiali dan Bao Meili kembali melangkah. Di saat itulah terdengar derap laju lari seseorang.
Yichen dan Tongyue sontak menghentikan langkah mereka lalu memutar badan mereka dengan cepat.
Shiqing sontak membungkukkan badan sambil berkata, "Maafkan saya, Yang Mulia Kaisar. Saya tadi sakit perut dan berada di dalam kamar mandi cukup lama. Pas saya keluar, Yang Mulia Selir dan Nona Bao Meili sudah tidak ada"
"Aku tidak akan berikan hukuman ke kamu karena A Li sangat menyukai kamu. Tapi lain kali jangan diulang lagi"
"Baik, Yang Mulia Kaisar"
"Kamu ikuti A Li bersama Tongyue. Aku ada urusan sebentar"
"Baik" Sahut Shiqing dan Tongyue sontak menyemburkan, "Urusan apa?!"
Yichen hanya menepuk pundak Tongyue lalu melangkah pergi meninggalkan Tongyue.
Tongyue sontak memutar badan mengikuti arah perginya Yichen lalu berteriak, "Hei! Kamu mau ke mana?!"
Qin Yichen hanya melambaikan tangan kanannya tanpa menoleh ke belakang.
"Sial! Dia masih saja suka semaunya. Sudahlah ayo kita ikuti Meili dan Kakak iparku" Sahut Tongyue ke Shiqing.
Sementara itu, Qin Yichen masuk ke dalam kios berlantai dua untuk mencari pria yang tadi mengobrol dan bercanda santai dengan Bao Jiali.
Qin Yichen menemukan pria itu berdiri di balik meja kasir. Pria tampan itu kemudian melangkah cepat ke meja kasir dan berdiri di depan meja kasir itu dengan hunusan tatapan tajam ke pria yang tadi mengobrol santai dengan Bao Jiali. Qin Yichen mengeraskan gerahamnya saat dia melihat bahu pria itu, bahu yang tadi ditepuk santai oleh Bao Jiali.
"Ada yang bisa saya bantu, Tuan?" Tanya pria itu.
"Aku ingin bertemu dengan pemilik kios ini karena aku ingin dia memecat salah satu pegawai laki-lakinya yang tadi mengobrol dengan seorang perempuan alih-alih bekerja menjaga toko" Qin Yichen menyipitkan kedua mata dan mengeraskan gerahamnya.
Pria itu langsung keluar dari balik meja kasir lalu berdiri sopan di depan Qin Yichen sambil berkata, "Nama saya Su Panchi. Saya pemilik kios ini. Anda bisa tunjuk pegawai laki-laki saya yang mana yang tadi mengabaikan tugasnya dan saya akan memberikan sanksi padanya"
Sial! Dia ternyata pemilik toko ini. Cukup kaya, dong dia. Dan sialnya lagi, dia cukup tampan dan tinggi. Batin Qin Yichen dengan wajah yang bertambah kesal"
"Tuan?" Pria yang mengaku bernama She Panchi itu melambaikan tangan di depan Qin Yichen.
Qin Yichen sontak berdeham lalu bertanya, "Kamu kenal dengan perempuan berbaju biru tadi?"
"Kenal. Tapi, kenapa jadi membahas perempuan berbaju biru tadi? Bagaimana dengan pegawai saya yang tadi Anda katakan melalaikan tugas?"
"Lupakan soal pegawai kamu! Bagaimana bisa kamu mengenal perempuan berbaju biru tadi?Di mana kamu bertemu dengannya?"
"Saya akan menjawabnya tapi tidak gratis. Anda harus membeli beberapa barang dulu di toko saya ini"
Qin Yichen menggeram kesal lalu dia asal tunjuk ke sebuah rak yang penuh dengan bedak, minyak wangi, dan pewarna bibir. "Bungkus semua yang ada di rak itu"
"Ah, Anda murah hati sekali, Tuan" Panchi kemudian menoleh ke pegawainya dan dengan sigap pegawainya membungkus semua yang di tunjuk oleh Qin Yichen.
"Sekarang jawab pertanyaanku tadi" Geram Qin Yichen.
"Baik, Tuan. Emm, dia dulu tinggal di kaki gunung yang berada di dalam hutan terlarang. Saya sering ke sana untuk mengumpulkan tanaman herbal yang tumbuh di sekitar hutan terlarang. Saya bertemu tidak sengaja dengannya lalu dia menawarkan kerja sama dengan saya saat dia tahu saya memiliki toko kosmetik dan toko obat di pusat kota"
"Kerja sama apa?"
"Dia membuat pewarna pipi alami dan dia menjualnya ke saya. Dia juga menjual kayu bakar dan obat herbal untuk batuk. Dia pandai ilmu pengobatan juga selain pandai berbisnis"
A Li bahkan bekerja sekeras itu. Kenapa aku terlambat menemukannya. Batin Qin Yichen dengan wajah kesal.
"Ada lagi yang ingin Anda tanyakan, Tuan?" Ucap Panchi sembari melangkah masuk kembali ke balik meja kasir.
Qin Yichen membayar semua barang belanjaannya dan menggeram di depan meja kasir, "Jangan pernah menyapanya lagi kalau dia lewat ke sini! Jangan pernah mengajaknya mengobrol apalagi bercanda kalau dia lewat sini! Jangan pernah biarkan dia menyentuh bahu kamu kalau tidak ingin aku mematahkan bahu kamu"
"Tapi, kenapa begitu Tuan? Anda memiliki hak apa melarang saya menyapa, mengobrol, dan bercanda dengan teman saya?"
Qin Yichen menggebrak meja kasir sambil menggeram, "Kamu punya niat tersembunyi dan A Li bukan teman kamu! Kalau kamu mengabaikan semua laranganku tadi, maka jangan salahkan aku kalau aku membuat kios kamu ini rata dengan tanah"
"Memangnya Anda memiliki hubungan apa dengan Gu Jiali?"
"Dia Istriku" Geram Qin Yichen sambil menunjukkan plakat pernikahannya dengan cepat karena dia tidak ingin. pria itu membaca namanya di plakat itu dan seketika itu juga Panchi melengkungkan bahunya dan membatin kecewa, Yeeaaah, pupus sudah niatku untuk menembak Jiali jadi pacarku.
"Camkan baik-baik laranganku tadi dan percayalah aku tidak main-main dengan ucapanku soal meratakan kios kamu ini kalau kamu melanggar semua laranganku tadi" Geram Qin Yichen.
Beberapa jam kemudian, Qin Yichen masuk ke kamarnya dan menemukan Bao Jiali tidur meringkuk di atas ranjang.
Shiqing membungkukkan badan lalu berkata, "Yang Mulia Selir kecapekan"
"Dia membeli apa?" Tanya Yichen sambil meletakkan semua barang belanjaannya di atas balai-balai yang berada di sisi timur ranjangnya.
"Yang Mulia Selir hanya berjalan-jalan dan tidak membeli apapun. Saya sudah mengambil juban Anda yang tadi tertinggal di taman tersembunyi dan meletakkannya di atas meja sebelum Yang Mulia Selir melihatnya"
"Hmm. Keluarlah!"
Shiqing menundukkan wajahnya lalu dia bergegas keluar dari kamar junjungannya.
Qin Yichen kemudian duduk, melepas kedua sepatunya lalu naik ke ranjang untuk memeluk tubuh istri tercintanya. Qin Yichen tersenyum saat dia melihat di tembok ada lukisan hasil karyanya.
"Aku senang A Li mau menempelkan lukisan itu di tembok kamar. Itu berarti dia menyukai hasil karyaku. Ah, manis sekali kamu A Li" Qin Yichen mencium pipi Bao Jiali lalu pria tampan itu tertidur pulas sambil memeluk tubuh istri tercintanya.