NovelToon NovelToon
Mira: Jiwa Api, Darah Malam

Mira: Jiwa Api, Darah Malam

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Vampir
Popularitas:858
Nilai: 5
Nama Author: revanyaarsella

Mira Elvana tidak pernah tahu bahwa hidupnya yang tenang di dunia manusia hanyalah kedok dari sesuatu yang jauh lebih gelap. Dibalik darahnya yang dingin mengalir rahasia yang mampu mengubah nasib dua dunia-vampir dan Phoenix. Terlahir dari dua garis keturunan yang tak seharusnya bersatu, Mira adalah kunci dari kekuatan yang bahkan dia sendiri tak mengerti.

Ketika dia diculik oleh sekelompok vampir yang menginginkan kekuatannya, Mira mulai menyadari bahwa dirinya bukanlah gadis biasa. Pelarian yang seharusnya membawa kebebasan justru mempertemukannya dengan Evano, seorang pemburu vampir yang menyimpan rahasia kelamnya sendiri. Mengapa dia membantu Mira? Apa yang dia inginkan darinya? Pertanyaan demi pertanyaan membayangi setiap langkah Mira, dan jawabannya selalu membawa lebih banyak bahaya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon revanyaarsella, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 5: Di Antara Api dan Kegelapan

Mira berdiri terpaku di depan cermin besar yang memantulkan dua sosok bayangan: satu dikelilingi oleh nyala api biru yang melambangkan kekuatan Phoenix, dan satu lagi tenggelam dalam kegelapan yang memancarkan aura vampir yang dingin. Pilihan di hadapannya terasa semakin menekan. Dia tahu, keputusan ini akan mengubah segalanya—tapi dia masih belum mengerti apa yang sebenarnya dipertaruhkan.

"Apa yang kau inginkan?" bisikan lembut dari cermin menggema dalam pikirannya, membuat pikirannya semakin kacau. "Siapa kau sebenarnya, Mira? Phoenix atau vampir? Api atau malam?"

Pertanyaan itu menghantui Mira. Sejak kecil, dia merasa ada sesuatu yang berbeda, tapi dia tidak pernah membayangkan bahwa rahasianya begitu dalam. Sekarang, di hadapannya, dua sisi dari dirinya sendiri mulai menariknya ke arah yang berbeda. Tapi dia belum siap memilih. Belum ada jawaban yang jelas.

"Aku tidak tahu," Mira berbisik. "Aku tidak tahu siapa aku."

Tiba-tiba, cermin itu mulai bergetar, seolah marah mendengar kebingungannya. Bayangan di dalamnya bergerak semakin cepat, membaur menjadi satu, memancarkan cahaya yang semakin terang dan menakutkan. Mira melangkah mundur, merasa ada sesuatu yang salah.

"Tidak ada tempat bagi keraguan!" Suara itu kali ini bukan lagi bisikan. Ia menggelegar seperti guntur, membuat ruangan bergetar. "Hanya mereka yang mengenali dirinya yang pantas menguasai kekuatan ini. Jika kau ragu, maka kekuatan itu akan menghancurkanmu!"

Mira merasa panik. Bagaimana dia bisa tahu? Bagaimana dia bisa memilih ketika seluruh hidupnya hanya dihiasi kebohongan? Dia mencoba menarik napas panjang, berusaha menenangkan dirinya. Evano pasti tahu jawabannya, pikirnya. Tapi Evano tidak ada di sini sekarang. Dia sendirian.

Dalam keheningan yang mencekam, langkah-langkah samar terdengar dari belakangnya. Mira membalikkan tubuhnya dengan cepat, namun dia hanya melihat bayangan hitam menyusup di antara dinding batu yang retak. Sosok itu bergerak cepat, seperti hantu yang muncul tanpa suara.

"Siapa di sana?" Mira bertanya dengan suara gemetar. Tapi tidak ada jawaban. Hanya keheningan yang mengancam.

Dia menatap kembali ke cermin, berharap mendapatkan petunjuk dari bayangan-bayangan di dalamnya. Namun, bayangan itu telah menghilang, meninggalkan cermin kosong, hitam seperti jurang tak berdasar. Sekali lagi, dia merasa sendirian, terjebak di antara pilihan yang tidak dia pahami.

"Mira..." suara itu kembali, namun kali ini terdengar berbeda. Bukan lagi bisikan yang berasal dari cermin, melainkan sebuah suara lembut dari kegelapan di lorong yang mulai tertutup.

Mira membeku. Suara itu bukan suara asing—itu adalah suara dari masa lalunya, suara yang dia pikir sudah lama hilang.

"Mira... kau sudah semakin dekat..."

Mira tahu dia mengenali suara itu, tapi ingatannya kabur, seperti kabut tebal yang menghalangi pandangannya. Dia ingin tahu, tapi rasa takut mulai merayapi dirinya. Mengapa suara itu terasa begitu akrab, tapi begitu jauh?

"Siapa kau?" Mira bertanya, kali ini suaranya lebih kuat. "Apa yang kau inginkan dariku?"

Sosok hitam itu bergerak semakin dekat, muncul dari bayangan di sudut ruangan. Dia mengenakan jubah hitam panjang, wajahnya disembunyikan oleh tudung yang menutupi hingga matanya tidak terlihat. Namun, meski tersembunyi, Mira bisa merasakan tatapan yang tajam dan dingin dari balik tudung itu.

"Aku adalah bagian dari dirimu yang hilang," kata sosok itu, suaranya rendah tapi penuh kekuatan. "Bagian yang selama ini kau lupakan."

Mira menelan ludah. "Apa maksudmu? Aku tidak pernah melupakan siapa aku."

Sosok itu tertawa pelan, nada tawa yang menghantui. "Kau telah dibohongi, Mira. Keluarga angkatmu menyembunyikan kebenaran darimu. Kau adalah putri dari dua dunia, dan takdirmu bukanlah hidup di dalam bayangan. Kau lahir untuk membawa perubahan besar, tapi hanya jika kau tahu siapa kau sebenarnya."

Mira merasakan denyut di dadanya, rasa takut bercampur dengan keinginan untuk tahu lebih banyak. "Siapa aku sebenarnya?" Mira menatap sosok itu tajam, mencoba mencari jawabannya di balik tudung hitam.

Sosok itu mendekat, suaranya semakin rendah. "Kau adalah keturunan dari garis darah terkuat—darah Phoenix dan darah vampir. Kekuatan dalam dirimu bisa membakar seluruh dunia atau menghancurkannya dalam kegelapan abadi."

Mira menggigit bibirnya, mencoba mencerna kata-kata itu. "Tapi kenapa aku? Kenapa aku yang harus membawa beban ini?"

Sosok itu berhenti, matanya yang tersembunyi terasa menusuk ke dalam jiwa Mira. "Karena kau adalah satu-satunya yang bisa mengendalikan kekuatan itu. Tapi ingat, kekuatan sebesar itu membutuhkan pengorbanan yang tidak sedikit."

"Pengorbanan apa?" Mira bertanya cepat.

Sosok itu menoleh, dan di bawah tudung, Mira bisa melihat secercah senyum dingin. "Kau harus memilih antara api atau malam. Dua dunia yang tidak bisa bersatu sepenuhnya. Dan hanya satu dunia yang bisa kau selamatkan."

Mira terdiam, rasa takut mulai menggumpal di hatinya. "Bagaimana aku bisa memilih?"

Sosok itu mendekat lagi, suaranya berbisik. "Kau akan tahu jawabannya saat waktunya tiba. Tapi ingatlah, tidak ada jalan kembali setelah kau memilih."

Tiba-tiba, sosok itu memudar ke dalam bayangan, menghilang seperti debu yang ditiup angin. Ruangan itu terasa semakin dingin, meninggalkan Mira sendirian dengan pikirannya yang penuh teka-teki. Api biru di sekelilingnya perlahan meredup, meninggalkan ruangan dalam kegelapan total.

Mira berdiri di tengah kegelapan, merenungkan setiap kata yang baru saja dia dengar. Pilihan di depannya bukan hanya tentang dirinya, tapi tentang nasib dua dunia yang saling bertentangan. Apakah dia siap menghadapinya? Apakah dia bisa memilih satu dunia dan meninggalkan yang lain?

Dalam keheningan yang mencekam, Mira menyadari bahwa pencarian identitasnya baru saja dimulai. Namun, dengan setiap jawaban yang dia temukan, semakin banyak misteri yang terbuka.

Dan di dalam hatinya, Mira tahu—bahaya yang lebih besar sedang menunggu di tikungan.

 

1
Yurika23
aku mampir ya thor....bagus ceritanya..penulisannya juga enak dibaca...lanjut terus Thor..
Yurika23: gak membingungkan kok kak...semangat terus...
Revanya Arsella Nataline: iya, makasih
maaf kalau agak membingungkan
total 2 replies
Afiq Danial Mohamad Azmir
Tidak sabar untuk mengetahui bagaimana kisah ini akan berakhir. Semangat thor! 💪
Revanya Arsella Nataline: makasih, maaf kalau kurang nyambung
total 1 replies
Ngực lép
Semoga semangatmu selalu terjaga agar bisa sering nulis, thor 💪
Revanya Arsella Nataline: makasih, semoga suka dengan ceritanya soalnya masih pemula
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!