NovelToon NovelToon
Pilihan Hati Di Sekolah

Pilihan Hati Di Sekolah

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Sistem / Kehidupan Tentara / Perperangan / Persahabatan / Harem
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: AYANOKOUJI

Di sebuah SMA ternama di kota kecil, siswa-siswi kelas 12 tengah bersiap menghadapi ujian akhir. Namun, rencana mereka terganggu ketika sekolah mengumumkan program perjodohan untuk menciptakan ikatan antar siswa. Setiap siswa akan dipasangkan dengan teman sekelasnya berdasarkan kesamaan minat dan nilai akademis.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AYANOKOUJI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 26

PErjanjian akan membutuhkan kerja keras dan komitmen jangka panjang. Namun, mereka juga tahu bahwa mereka telah membuktikan bahwa perubahan positif itu mungkin, bahkan dalam situasi yang paling sulit sekalipun.

Beberapa minggu kemudian, Andi, Putri, dan Amira kembali ke Indonesia. Mereka disambut sebagai pahlawan, tetapi mereka dengan rendah hati mengingatkan semua orang bahwa keberhasilan ini adalah hasil dari upaya bersama banyak pihak.

Setelah periode yang intens ini, keluarga memutuskan untuk mengambil waktu istirahat sejenak. Mereka kembali ke Desa Global, proyek model komunitas multikultural yang mereka dirikan beberapa tahun sebelumnya.

Di sana, mereka melihat bagaimana ide-ide mereka telah berkembang dan berbuah. Anak-anak dari berbagai latar belakang bermain bersama di taman, orang dewasa berbagi resep dan cerita di pasar komunitas, dan sekolah lokal mengajarkan kurikulum yang menekankan pemahaman lintas budaya.

Suatu sore, saat mereka duduk di teras rumah mereka yang sederhana di Desa Global, Amira tiba-tiba berkata, "Aku punya ide untuk proyek berikutnya."

Andi dan Putri saling pandang, tersenyum. Mereka tahu bahwa masa istirahat mereka tidak akan berlangsung lama.

"Apa idemu, sayang?" tanya Putri.

"Bagaimana kalau kita membawa konsep Desa Global ini ke dunia maya? Sebuah platform digital di mana orang-orang dari seluruh dunia bisa berinteraksi, belajar bahasa satu sama lain, berbagi cerita dan pengalaman mereka. Kita bisa menyebutnya 'Global Village Online'."

Andi mengangguk dengan antusias. "Itu ide yang brilian, Amira. Kita bisa memanfaatkan teknologi untuk menjangkau lebih banyak orang, terutama anak muda yang mungkin tidak memiliki kesempatan untuk bepergian secara fisik."

"Dan kita bisa mengintegrasikannya dengan program pendidikan kita," tambah Putri. "Bayangkan siswa di Indonesia bisa berinteraksi langsung dengan teman sebaya mereka di Brasil atau Jepang, belajar tentang budaya mereka secara langsung."

Mereka menghabiskan malam itu membahas ide tersebut, merencanakan fitur-fitur yang mungkin dimasukkan, dan bagaimana mereka bisa memastikan platform ini aman dan inklusif bagi semua orang.

Keesokan harinya, mereka mulai bekerja. Amira memimpin tim pengembangan teknologi, Putri fokus pada konten pendidikan dan budaya, sementara Andi menjalin kemitraan dengan sekolah-sekolah dan organisasi di seluruh dunia.

Dalam beberapa bulan, "Global Village Online" diluncurkan. Platform ini segera menjadi hit, menarik jutaan pengguna dari berbagai negara. Anak-anak sekolah menggunakannya untuk proyek pertukaran budaya virtual, orang dewasa menggunakannya untuk belajar bahasa baru dan berbagi pengalaman hidup mereka.

Saat mereka melihat dampak dari proyek terbaru mereka ini, Andi, Putri, dan Amira menyadari bahwa perjalanan mereka masih jauh dari selesai. Setiap tantangan yang mereka hadapi, setiap jembatan yang mereka bangun, hanya membuka pintu menuju peluang baru untuk menciptakan pemahaman dan perdamaian

Setahun setelah peluncuran "Global Village Online", platform tersebut telah berkembang menjadi komunitas global yang dinamis dengan lebih dari 50 juta pengguna aktif dari 195 negara. Keberhasilan ini menarik perhatian PBB, yang mengundang Andi, Putri, dan Amira untuk berbicara di Sidang Umum tentang peran teknologi dalam membangun perdamaian global.

Saat mereka berdiri di podium PBB, Andi memulai pidato mereka, "Hari ini, kita hidup di dunia yang lebih terhubung dari sebelumnya. Namun, paradoksnya, kita juga menghadapi perpecahan yang semakin dalam. 'Global Village Online' menunjukkan bahwa teknologi bisa menjadi alat yang kuat untuk menjembatani perbedaan ini."

Putri melanjutkan, "Melalui platform ini, seorang anak di pedesaan Indonesia bisa belajar tentang kehidupan sehari-hari temannya di New York. Seorang nenek di Tokyo bisa berbagi resep tradisional dengan keluarga muda di Brasil. Ini bukan hanya tentang pertukaran informasi, tapi tentang membangun koneksi manusia yang nyata."

Amira mengakhiri presentasi dengan sebuah pengumuman, "Kami dengan bangga mengumumkan bahwa 'Global Village Online' akan bermitra dengan UNESCO untuk mengembangkan kurikulum pendidikan perdamaian digital yang akan diimplementasikan di sekolah-sekolah di seluruh dunia."

Pidato mereka mendapat standing ovation. Banyak delegasi negara menyatakan minat untuk mengadopsi program ini di negara mereka.

Namun, di tengah kegembiraan ini, mereka juga menghadapi tantangan baru. Beberapa kelompok ekstremis mulai menyalahgunakan platform untuk menyebarkan propaganda kebencian. Selain itu, ada kekhawatiran tentang privasi data pengguna dan potensi penyalahgunaan informasi pribadi.

Kembali di markas Bridging Cultures Foundation di Jakarta, keluarga ini mengadakan rapat darurat dengan tim mereka.

"Kita harus bertindak cepat," kata Andi. "Keamanan dan integritas platform kita harus menjadi prioritas utama."

Putri menambahkan, "Kita juga perlu meningkatkan upaya pendidikan kita. Mengajarkan literasi digital dan pemikiran kritis adalah kunci untuk melawan disinformasi."

Amira, yang telah tumbuh menjadi ahli teknologi yang andal, mengusulkan solusi, "Bagaimana kalau kita mengembangkan sistem AI yang canggih untuk mendeteksi dan memblokir konten berbahaya? Kita bisa bekerja sama dengan ahli-ahli etika AI untuk memastikan sistem ini adil dan transparan."

Selama berminggu-minggu, tim bekerja tanpa kenal lelah untuk mengimplementasikan perubahan ini. Mereka juga meluncurkan kampanye global "#DigitalPeacebuilders" untuk mendorong pengguna berpartisipasi aktif dalam menjaga keamanan dan keharmonisan komunitas online.

Upaya mereka membuahkan hasil. "Global Village Online" tidak hanya berhasil mengatasi tantangan ini, tetapi juga muncul lebih kuat dan lebih aman. Platform ini bahkan mulai digunakan dalam negosiasi perdamaian internasional, menyediakan ruang netral di mana pihak-pihak yang bertikai dapat berkomunikasi dan membangun pemahaman.

1
sakura
....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!