NovelToon NovelToon
I Love You, Paman

I Love You, Paman

Status: tamat
Genre:Teen / Tamat / Cintapertama / Beda Usia / Cinta Murni / Romansa / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:56.1k
Nilai: 5
Nama Author: Aurora.playgame

"Papa tidak setuju jika kamu menikah dengannya Lea! Usianya saja berbeda jauh denganmu, lagipula, orang macam apa dia tidak jelas bobot bebetnya."

"Lea dan paman Saga saling mencintai Pa... Dia yang selama ini ada untuk Lea, sedangkan Papa dan Mama, kemana selama ini?."

Jatuh cinta berbeda usia? Siapa takut!!!

Tidak ada yang tau tentang siapa yang akan menjadi jodoh seseorang, dimana akan bertemu, dalam situasi apa dan bagaimanapun caranya.

Semua sudah di tentukan oleh sang pemilik takdir yang sudah di gariskan jauh sebelum manusia di lahirkan.

Ikuti ceritanya yuk di novel yang berjudul,

I Love You, Paman

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aurora.playgame, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 31 - Hujan

Setelah Saga membersihkan diri, ia melihat Nadia masih menunggu dengan setia di ruang tamu. Namun, melihat wajahnya yang tampak cerah, Nadia sepertinya lebih ingin mengobrol di tempat yang lebih santai.

"Nadia, bagaimana kalau kita ke pinggir sungai? Tempat yang waktu itu, lebih nyaman untuk ngobrol," usul Saga.

Nadia mengangguk setuju, dan mereka pun beranjak pergi ke pinggir sungai yang jaraknya tidak jauh dari rumah Saga.

Suasana disana begitu tenang dengan suara gemericik air yang mengalir. Beberapa pedagang kaki lima terlihat menjajakan dagangannya di sepanjang jalan kecil yang mengapit sungai tersebut.

Saga dan Nadia memilih duduk di salah satu bangku kayu yang menghadap ke arah air yang berkilauan karena terkena sinar senja.

"Sebenarnya, aku ke sini juga karena ada sesuatu yang ingin kubahas soal proyek di perusahaan," kata Nadia membuka pembicaraan.

"Kita sedang ada rencana ekspansi dan butuh orang yang bisa diandalkan. Aku tahu kamu sibuk, tapi aku yakin kamu punya potensi besar untuk membantu," lanjutnya.

Saga mendengarkan, sementara pikirannya berputar memikirkan tawaran yang diberikan Nadia.

"Terima kasih sudah percaya padaku, Nadia. Tapi kamu tahu, pekerjaan ini memang sudah menyita banyak waktuku. Kalau ditambah lagi, aku khawatir tidak bisa membagi waktu dengan baik."

Nadia tersenyum dan menepuk bahu Saga dengan lembut. "Aku paham. Tapi kamu juga harus ingat, ada kesempatan yang tidak selalu datang dua kali. Mungkin ini saatnya kamu mempertimbangkan sesuatu yang lebih besar."

Mereka berdua terdiam sejenak. Sambil memakan camilan yang dibeli dari pedagang kaki lima, mereka pun melanjutkan pembicaraan tentang banyak hal.

Waktu terus berlalu, tanpa mereka sadari hari pun sudah malam. Hingga akhirnya tiba-tiba hujan turun tanpa di duga dan mereka pun segera berlari pulang ke rumah Saga dengan basah kuyup.

**

Hujan deras mengguyur kota sejak senja, membasahi jalanan dan membuat suasana menjadi dingin.

Di dalam kafe yang kini hampir kosong, Lea duduk sendirian di dekat jendela, menatap tetesan air yang terus turun tanpa henti.

Ia melirik jam di dinding, melihat waktu yang sudah menunjukkan pukul tujuh malam, namun hujan belum juga mereda.

Kafe tempat Lea bekerja tutup lebih awal malam ini. Para pegawai lainnya sudah pulang dan menyisakan Lea dan dua teman kerjanya yang masih harus menunggu hujan reda sebelum bisa meninggalkan tempat itu.

Glekk...

Lea meneguk secangkir teh hangat yang disajikan oleh rekannya sebelum pulang tadi, untuk mengusir rasa dingin karena cuaca.

"Hujannya belum reda," gumam Lea pelan, dengan sorot mata yang masih terpaku pada jendela.

Di benaknya, sempat terlintas bayangan Saka yang mungkin sedang dalam perjalanan untuk menjemputnya. Namun, Lea segera menggelengkan kepala dan menepis pikiran itu.

Apalagi, mengingat semalam Saga sudah bersikap kasar padanya. Lagipula, selama ini Lea tidak pernah mengharapkan Saka untuk mengantarnya pulang.

Lea tidak ingin menambah masalah, terutama dengan Saga yang begitu protektif terhadapnya. "Aku bisa pulang sendiri, biasanya juga, aku pulang sendiri kok!," bisiknya.

Namun, kenyataan berkata lain. Hujan deras membuatnya sulit untuk pulang. Bahkan, menggunakan transportasi online pun bukan pilihan karena banyak kendaraan yang memilih menepi karena menunggu hujan reda.

Dengan terpaksa, Lea pun menunggu di kafe yang sudah mulai gelap karena lampu-lampu sebagian telah dimatikan.

Suara pintu kafe yang tertutup dengan berat menambah kesan sepi di tempat itu. Lea merapatkan jaketnya, karena rasa dingin semakin menusuk kulitnya.

Sementara itu, di suatu tempat yang tidak jauh dari kafe, Saka sedang berteduh di sebuah kedai kecil dengan motornya yang diparkir di depan.

Ia sudah siap untuk menjemput Lea seperti biasa, tetapi hujan yang turun mendadak membuatnya harus menunda perjalanan.

Saka duduk di kursi dekat pintu, matanya sesekali menatap keluar, berharap hujan segera reda. "Aku akan menjemputnya, apapun yang terjadi," batin Saka.

Setelah menunggu cukup lama di dalam kafe, akhirnya hujan mulai mereda. Tetesan air yang tadinya deras kini berkurang, hanya menyisakan gerimis tipis yang membasahi jalanan.

Lea memanfaatkan momen ini dan segera memesan ojek online sebelum hujan kembali turun.

Dia berdiri dari kursi, merapikan jaketnya, dan tanpa pikir panjang, langsung bergegas menuju pintu keluar.

Karena terburu-buru untuk segera pulang, Lea tidak menyadari bahwa tas yang berisi seragam sekolahnya masih tergeletak di kursi depan kafe.

Saat ojek sudah tiba, Lea langsung melompat ke atas motor ojek yang sudah menunggu di depan kafe. "Cepat, Mas, sebelum hujan turun lagi," pintanya kepada sang pengemudi.

Motor pun melaju membelah jalanan yang masih basah. Lea terus-menerus melihat ke langit karena khawatir hujan akan kembali turun dengan deras.

Dalam perjalanan pulang, Lea was-was. Ia tidak ingin sampai kehujanan dan jatuh sakit, terutama setelah hari yang begitu melelahkan.

Jalanan yang licin membuatnya khawatir, tetapi Lea hanya bisa berharap ojek yang ditumpanginya itu bisa mengantarnya dengan cepat dan selamat sampai di rumah.

Tak lama setelah Lea berangkat, Saka akhirnya tiba di kafe. Namun, yang ia dapati hanyalah kafe yang sudah hampir sepenuhnya tutup, dengan lampu-lampu yang sebagian besar telah dipadamkan.

Saka memarkir motornya di depan kafe, lalu segera turun dengan tergesa-gesa, berharap masih bisa menemui Lea.

Namun, ia tidak menemukan Lea di sana. Saat hendak pergi, Saka melihat salah satu pegawai kafe yang baru saja keluar dan bersiap untuk pulang.

"Apa Lea sudah pulang?," tanya Saka.

"Sudah, baru saja. Dia naik gojek."

Saka berjalan kembali ke motornya dengan langkah pelan. Saat menghidupkan mesin motor, sempat terlintas di benaknya untuk menyusul Lea ke rumahnya, ingin memastikan bahwa dia benar-benar pulang dengan selamat.

Namun, bayangan Saga yang dingin dan tidak bersahabat saat kemarin malam membuat Saka berpikir dua kali.

"Aku tidak ingin membuat Lea kesulitan, Paman nya terlihat galak," pikirnya.

Saka akhirnya membalikkan motornya dan memilih untuk pulang ke rumahnya. Berharap Lea benar-benar sampai di rumah dengan selamat dan tidak ada hal buruk yang menimpanya.

**

Lea turun dari gojek dengan perasaan lega. Hujan yang sempat membuatnya takut saat perjalanannya pun menghilang, menyisakan aroma segar di udara.

"Syukurlah... Akhirnya sampai rumah," gumamnya sambil mengeluarkan dompet untuk membayar ongkos.

Saat itulah, Lea tiba-tiba tersadar bahwa seragam sekolahnya tertinggal di kafe. "Ya ampun! Seragamku... Untung masih ada seragam yang lain," gumamnya, lalu melangkah cepat menuju pintu rumah.

Begitu Lea membuka pintu, sebuah pemandangan yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya menyambutnya.

Ia melihat Nadia keluar dari kamar Saga dengan mengenakan baju yang jelas bukan miliknya melainkan milik Saga.

Mata Lea membelalak, dan dadanya terasa sesak. Rasa terkejutnya semakin bertambah ketika Saga ikut muncul dari kamarnya sambil memegang baju Nadia di tangannya.

Lea terdiam, tubuhnya membeku sejenak di ambang pintu. Pikirannya berputar cepat dan menerka-nerka.

"Paman, apa yang terjadi? Kenapa kalian berdua..." Lea mencoba bertanya, tapi suaranya terhenti seakan tercekik oleh perasaannya.

Air mata yang ia coba tahan akhirnya pecah dan mengalir tanpa bisa dihentikan. Karena ia berpikir jika Saga dan Nadia sudah tidur bersama.

Saga dan Nadia saling bertukar pandang, mereka tahu situasi ini bisa disalahartikan oleh Lea dan mereka pun mencoba menjelaskan.

"Lea, tidak terjadi apapun tadi..." jelas Saga dengan tenang, tapi Lea tidak mau mendengar lebih jauh.

"Paman jahat!."

1
Helda Watie
huhuhuhu..terbaik novel nya wahai penulis..buat season 2.....suka lh dng jln cerita nya.
Aurora: Terima kasih banyak kakak atas dukungannya... 🙏😘 Mampir juga di karyaku yang lain yuk... Mudah-mudahan suka juga 😍
total 1 replies
Helda Watie
aduhhh..semoga ke bahagia milik mereka..aamiin
Helda Watie
huhuhuhu..jng mengalah saga.pertahankan hubungan kamu dng lea..masa kamu mahu dengan wanita siluman ular...hhaahaaaa..banyak sangat dugaan dan rintangan dlm hubungan mereka.jawapan ada pada kamu saga.jadikan kn lh lea pasangan halal mu..tingal kn kekayaan mu.hidup lh semula seperti dulu andai kata kekayaan yg kamu dpt atas ikhsan dari keluarga siska..
Hasriani Ache
Sabar Yaa Siska, Paman Saga Hanya Milik Lea Dan Abi
Helda Watie
😂😂😂😂😂 itu yang ku mahu..semoga berbahagia lea saga dan abi.jauh kn wanita ular itu dari saga..akal busuk..
Aurora: Hihihi... Hati hati nanti bisa jadi siluman ular lho 😂😂
total 1 replies
Sarah Yuniani
sampe usia 12 tahun , Lea belum ketemu ortunya ???
Aurora: Ya, karena saat itu Saga sangat tertutup dan punya trauma pernah di penjara anak...
total 1 replies
Sarah Yuniani
beruntung Lea ditolong paman baik
Aurora: Baik banget
total 1 replies
Helda Watie
yes akhir nya saga mahu menolong lea..mudah mudahan kebenaran tentang abi dan saga terungkap.ambik kau siska.dasar wanita ular...
Helda Watie
aduhhh..up lagi wahai penulis.sikit banget 😂😂😂
Aurora: Siap kakak... Tunggu ya lagi proses nulis, masih berkutat kejutan apa ya yang pengen author kasih buat pembaca 😃😅🙏
total 1 replies
Aurora
Kakak-kakak semua, kasih penilainya yuk disini, mudah-mudahan suka dengan ceritanya dan ngasih bintang 5 😃😍🙏
ovi
lnjut kk,,, buat happy lea dan abi dong kk
Helda Watie
aduhh..andai benar saga menikahi siska.aku akn stop membaca novel ini..bye.aku akn undur diri daripada membaca novel ini yg membuat aku sakit hati dng pernikahan saga dan siska..not fair buat lea dan abi..
Helda Watie: ok.aku tunggu.harap aku menunggu dng hasil yg memuaskan hati semua pembaca..aku suka dng novel ini.harap lea dan saga bersatu .
Aurora: Tunggu dulu kak, masih ada kelanjutannya yang gak akan buat kecewa pastinya... 😍 Nantikan Next episode, di jamin puas deh 😘
total 2 replies
Hasriani Ache
Yaa Kok Nikah Sih Thor Paman Saga Sama Ulet Bulu Itu.
Aurora: Xixixi ulet bulu mestinya di basmi ya 😅. Tunggu dulu kak, masih ada kelanjutannya 😍
total 1 replies
martina melati
cemburu ni yeeee
Suanti
buat abi sakit perlu donor darah dari saga 😅
Helda Watie: huhuhu dasar wanita ular.kerana seorang pria sanggup melukai hati seorang perempuan lain.sedang kan dia pun seorng perempun.di mana kh hati kamu siska sanggup mengubah DNA seornag ank dng bapak.Aku harap perkahwinan saga dan siska tidak akn dilansungkan..buat saga ingat masa lalu nya wahai penulis.jng pisah kn mereka..
total 1 replies
martina melati
pdhl sd ada pelajaran sains ttg anatomi tubuh manusia secara sederhana. shrsny sdh tahu
Aurora: Mungkin belajarnya sambil ngelamun jadi gak ketangkep 🤣😅
total 1 replies
martina melati
gk cari ortu papa evan dan mama daisy???
martina melati
hahaha tanggung jawab anak org
martina melati
hahaha
martina melati
hahaha....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!