Farah adalah seorang psikolog muda yang energik dan penuh dedikasi. Setiap pagi dimulai dengan keceriaan, berinteraksi dengan penjaga gedung sebelum menuju tempat kerjanya di lantai enam. Sebagai seorang psikolog yang sudah berpraktik selama empat tahun, Farah menemukan kebahagiaan dalam mendengarkan dan berbagi tawa bersama pasien-pasiennya.
Pada suatu hari, saat makan siang, Farah mendengar kabar bahwa ada seorang psikiater baru yang bergabung di rumah sakit tempatnya bekerja. Jantungnya berdebar-debar, berharap bahwa psikiater baru tersebut adalah kakaknya yang telah lama tak ia temui. Di tengah-tengah rasa penasaran dan kekecewaannya karena belum mendapat kepastian, Farah bertemu dengan seorang pria misterius di kantin. Pria itu, seorang dokter psikiater dengan penampilan rapi dan ramah, membuat Farah penasaran setelah pertemuan singkat mereka.
Apakah pria itu akan berperan penting dalam kehidupannya? Dan apakah akhirnya Farah akan menemukan kakaknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ariadna Vespera, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 31
"Mau kemana kau?"
Farah hanya membalas dengan senyuman. Setelah
percakapan itu Farah mulai mengurus segala persiapannya untuk pergi ke luar
negeri.
Farah juga tidak memberi tahu siapa pun tentang hal
ini, meski Farah tidak tahu metode apa yang Reno gunakan untuk melacaknya
namun, Farah masih ingin tetap berusaha sebisa mungkin untuk menghindar.
Farah memang sudah lama ingin melanjutkan S3 namun,
belum terpikir waktu pastinya untuk pergi. Setelah mengalami semua ini dia
akhirnya membulatkan tekad untuk pergi sekarang juga.
Farah bukan cuti dari rumah sakit melainkan
berhenti karena alasan pribadi. Ayah dan ibunya masih belum mengetahui
keputusannya itu, sedang neneknya akan dia beri kabar jika memang dia sudah
siap.
Pergi tanpa memberi tahu siapapun tentang
perjalanannya, membuat Farah merasa sedikit tentang. Bagaikan memulai hidup
yang baru.
Farah juga mencari uang dengan menjual pakaian.
Farah belajar sedikit banyak tentang busana dari Pera, meski tidak yang terlalu
mendalami namun itu cukup membantu.
Sedikit menyesal karena kepergiannya yang
tiba-tiba, banyak sekali yang harus di tinggalkannya. Apalagi tamu yang masih
membuat jadwal dengannya.
Farah hanya berusaha meyakinkan dirinya bahwa
mereka semua akan baik-baik saja tanpa dirinya. Semua akan berjalan seperti
biasa.
Semua berjalan lancar, Farah tenang dan menikmati
proses belajarnya. Jika luang Farah juga akan mencari berbagai pengalaman baru,
mencoba berbagai jenis pekerjaan.
Saat sudah 6 bulan waktu perjalanan, Farah menemui
Pera di halam kampusnya sedang menangis tanpa henti. Banyak yang melihat ke
arahnya, menarik perhatian semua orang yang sedang lewat.
Farah awalnya tidak mengenali siapa itu, mencoba
tidak peduli dengan orang yang sedang berada di lapangan itu. Namun, entah
kenapa naluri dia berkata lain. Dan akhirnya Farah menemukan Pera yang sedang
menangis.
"Bagaimana kamu bisa sampai kesini?"
"Ah... Bukan itu yang penting, sekarang ayo
kita pergi ke apartemenku."
Farah masih tidak percaya bisa menemukan Pera dalam
keadaan seperti ini. Farah juga baru pertama kali melihat Pera menangis sungguh
kejadian yang langka. Namun, jika sudah seperti ini berarti yang Pera lewati
kali ini sangat berat baginya.
Farah membawa Pera masuk ke dalam namun, baru saja
melewati pintu kamarnya.
"Ical, jahat. Ical, jahat. Ical, jahat."
Pera terus berkata seperti itu sambil berlutut.
Farah membujuk Pera untuk masuk terlebih dahulu.
Agar nyaman mereka bisa mengobrol. Namun, Pera tetap menolak. Tanpa ada
pergerakan sama sekali. Tatap di posisi yang sama sambil mengulang kata-kata
yang sama juga.
Dari pukul 5 sore hingga pukul 10 malam. Tidak ada
yang bisa Farah lakukan saat itu, Farah hanya bisa membiarkan Pera mengeluarkan
semua emosinya terlebih dahulu. Jika memang sudah tenang baru Farah mencari
cara agar bisa membujuk Pera.
Sudah pukul 3, malam juga sudah mulai berlalu.
Namun, Pera masih melakukan hal yang sama tanpa henti. Farah tidak bisa tidur
malam itu karena menghawatirkan Pera.
Farah khawatir jika Pera melakukan hal gila seperti
bunuh diri misalnya. Jadi Farah juga terus mengawasi Pera sambil membujuknya
dengan makanan dan berbagai hal lainnya.
Sudah 12 jam full Pera melakukan hal yang sama
tanpa henti. Hingga akhirnya dia tertidur kelelahan. Saat itu tidak ada yang
Farah pikirkan kecuali Pera.
Saat menggendongnya ke kamar Farah sadar bahwa
perut Pera sudah mengecil. Apakah dia keguguran pikir Farah. Namun sekarang
yang penting adalah kondisi Pera.
Jika terus seperti ini akan sulit untuk mendapatkan
informasi penjelasan dari Pera. Karena tadi Pera terus mengatakan bahwa Ical
jahat berarti semua ini berhubungan dengannya. Farah sengaja mengganti
handphone hingga kartunya saat pergi.
Farah mengambil handphone Pera mencari nomor
telepon Ical namun, tidak ada. Apa yang sebenarnya mereka lakukan.
Oh iya, Ical adalah seorang model, Aktor bahkan
singer jadi Farah berpikir untuk menyewa Ical untuk menjadi model dari bisnis
bajunya.
Meski mengeluarkan bajet yang sangat mahal untuk
menyewa Ical. Tapi Farah tidak menyesal sekali pun. Karena harus menyesuaikan
dengan jadwal Ical yang padat Farah tidak bisa bertemu secepatnya dengan Ical.
Farah berpikir untuk menuliskan pesan dalam kontrak
kerja mereka.
'ini aku Farah, Pera aman bersamaku. Namun aku
tidak bisa mendapatkan penjelasan apapun darinya. Sudah 12 jam dia menangis
dengan mengatakan hal yang sama. Jika kamu memang masih peduli padanya maka
hubungilah aku'
Itu yang Farah katakan dalam kontrak rahasia yang
memang hanya Ical yang boleh membukanya.
Tidak lama setela kontra kerja itu terkirim Ical
menceritakan semua kepada Farah.
Pera sudah mengalami keguguran dua bulan yang lalu
di usia kehamilan 20 Minggu.
Meski Pera masih belum menerima Ical sama sekali
namun, Ical tidak bisa membiarkan Pera berjuang sendiri. Ical selalu mengamati
Pera dari jauh, dengan mata kepala seperti atau dari orang suruhannya.