Semua sudah diatur kita hanya menikmati alur yang sudah ditentukan dan juga ditakdirkan untuk kita.
Alisha seorang Dokter umum yang mengambil spesialis di salah satu rumah sakit. Wanita cantik yang sehari-hari menggunakan hijab yang memiliki wajah teduh yang menenangkan semua orang yang siapa saja melihat dirinya.
Siapa sangka calon pewaris rumah sakit itu dijodohkan pada dia.
Dalam usia yang sangat muda Alisha harus menikah dengan Adrian sang calon pewaris rumah sakit. Adrian sangat terpaksa menikah dengan Alisha. Karena tidak ingin hak waris rumah sakit jatuh kepada orang lain.
Pernikahan yang indah yang pernah menjadi impian Alisha yang ternyata tidak sejalan dan semulus itu. Bagaimana tidak dia harus menikah dengan laki-laki yang tidak menginginkannya.
Alisha harus menjalani rumah tangganya yang tidak seperti rumah tangga pada umumnya. Laki-laki yang dia nikahi bersikap tidak baik.
Lalu apakah Alisha akan bertahan dalam pernikahannya atau justru akan mundur?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 20 Labrakan
Alisha memegang tangannya yang cukup perih akibat yang di lakukan Adrian yang membuat pergelangan tangannya memerah. Wajah Alisha terlihat takut melihat Adrian yang sangat terlihat sangat menyeramkan dengan menatap dirinya penuh dengan kebencian.
"Kamu dengar ya Alisha. Jika sampai orang-orang tahu kamu menikah denganku. Maka aku tidak akan melepaskan kamu. Kamu akan menerima konsekuensinya yang sudah berani-berani membongkar semua itu!" tegas Adrian dengan penuh penekanan dan mengeluarkan ancaman untuk Alisha.
"Saya permisi!" ucap Alisha dengan menundukkan kepala dan langsung pergi dari hadapan Adrian yang pergi begitu saja tanpa mengatakan apapun. Bagi Alisha percuma juga melakukan pembelaan ini dan itu. Adrian terus merasa menang dan tidak peduli pada dia.
"Seenaknya pergi begitu saja dan apa aku menyuruhnya pergi! Jangan-jangan dia menganggap tidak ada orang yang berbicara padanya. Dasar manusia sok polos. Tetapi nyatanya sangat begitu pintar bersandiwara," umpat Adrian dengan penuh emosi yang terlihat semakin kesal dan benar-benar muak pada Alisha.
Alisha menghela nafas yang keluar dari ruangan itu dengan wajahnya yang cemas, mata Alisha menoleh kearah belakang yang membuat Alisha menghela nafas yang mungkin tidak mengerti dengan suaminya itu.
Tiba-tiba Dokter Katy yang melihat Alisha dari jauh.
"Itu dia. Dari tadi di cari," gumam Dokter Katy yang ingin menghampiri Alisha.
Tetapi langkah Katy terhenti ketika melihat Adrian yang keluar dari ruangan yang sama dengan Alisha yang membuat Katty kaget dengan dahi mengkerut.
"Pak Adrian, kenapa mereka berasal dari ruangan yang sama?" tanya Katty dengan penuh kebingungan.
Dia memperhatikan bagaimana gerak-gerik Alisha dan juga Adrian yang membuat Katty merasa curiga.
"Ada apa sebenarnya?" tanyanya dengan kebingungan yang begitu sangat penasaran dengan dua orang itu.
***
Alisha yang berada di kamar mandi dengan mencuci tangannya di wastafel. Alisha mengingat baru saja yang terjadi pada dia dan Adrian bagaimana Adrian memberikan peringatan pada Alisha.
"Jika sudah menganggap salah, maka akan terus di anggap salah. Jelas-jelas aku tidak mengatakan apapun dan untuk apa aku mengatakan semua itu," gumam Alisha dengan menghela nafas yang kemudian mengambil tisu dan melap tangannya.
Alisha yang merasa seperti ada seseorang di belakangnya membuat Alisha bisa melihat dari cermin dan benar saja ternyata ada Dokter Katty. Dari bayangan cermin Alisha melihat bagaimana sang Dokter yang tidak pernah memperlihatkan wajah ramah dan selalu saja seperti mempunyai dendam pribadi pada dia dan dari tatapan mata itu terlihat begitu membenci dirinya.
Hal itu yang langsung buat Alisha membalikan tubuh yang saling berhadapan dengan Dokter tersebut.
"Dokter!" sapa Alisha.
Dokter Katty yang tiba-tiba mendorong bahu sebelah kiri Alisha yang membuat Alisha bersandar pada dingding wastafel dan dia sangat kebingungan dengan apa yang dilakukan Dokter tersebut memperlihatkan wajah dengan penuh amarah. Alisha merasa tidak melakukan kesalahan apapun dan mendapatkan perlakukan yang tidak baik.
"Kamu merasa paling kecantikan di rumah sakit ini? Sok cantik, sok kecentilan hah?" tanya Dokter Katty yang membuat Alisha kebingungan dengan dahi mengkerut.
"A-apa maksud Dokter?" tanya Alisha dengan gugup.
"Jangan sok polos dan kecantikan di depan ku. Kamu pikir aku tidak tahu hah! Bagaimana kamu yang sangat kecentilan dan cari-cari perhatian di depan pak Adrian. Kamu sengaja ingin mendekati dia dan caper di depannya. Agar apa hah! Agar kau dengan mudah lulus. Jadi kamu ingin lulus secara instan begitu," ucap Dokter Katty yang marah-marah memberikan semua tuduhannya pada Alisha.
"Dokter saya sama sekali tidak mengerti dengan apa yang Dokter katakan. Saya juga tidak dekat-dekat dengan pak Adrian dan apalagi punya niat seperti itu yang hanya ingin lulus dengan cara yang tidak benar," ucap Alisha meyakinkan yang melakukan pembelaan.
"Kamu pikir saya buta hah! Saya melihat dengan mata kepala saya sendiri bagaimana kamu keluar dari ruangan yang sama dengan pak Adrian. Pasti kamu menggoda dia bukan? Kamu kecentilan dan sok cantik. Percuma saja kamu pakai jilbab jika jiwa-jiwa penggoda kamu sangat terlihat jelas. Kamu benar-benar seperti berpengalaman, sungguh sangat menakutkan!" Katty terus saja menuduhkan semua yang dia pikirkan kepada Alisha.
"Oh saya tahu kamu pasti sengaja berpenampilan seperti ini yang seolah menjadi wanita baik-baik untuk menutupi bagaimana kelakuan buruk kamu yang lebih parah daripada perempuan murahan!" tegas Katty yang berbicara begitu sangat kasar.
Alisha sampai tidak bisa berkata apa-apa dan hanya geleng-geleng kepala yang bisa menebak jika Dokter yang di depannya itu mungkin saja suka pada Adrian dan dia sangat marah dengan tindakan yang dia lihat. Padahal apa yang di lihat Katty tidak sama dengan kenyataannya.
"Aku peringatkan kepada kamu untuk tidak kecentilan di rumah sakit ini dan apalagi dekat-dekat dengan pak Adrian. Jika aku melihat hal itu sekali lagi, maka kamu akan berurusan dengan ku dan aku pastikan kamu tidak akan lulus dari rumah sakit ini!" tegas Katty yang menunjuk tepat di wajah Alisha.
"Dasar murahan, penggoda!" ucapnya dengan dua kata yang sangat kasar itu dan dia langsung pergi dari hadapan Alisha.
"Astagfirullah...." lirih Alisha yang mengelus dadanya. Dia tidak percaya akan mendengarkan kalimat seperti itu.
"Ya Allah sebenarnya apa ini memang petunjuk darimu untuk pernikahan ini. Kenapa justru aku menikah dengan pak Adrian, aku menghadapi masalah yang semakin banyak. Dokter Katty mungkin menyukai pak Adrian sehingga dia sangat marah kepadaku dan padahal aku tidak melakukan apa-apa dan bagaimana jika beliau tahu kalau aku sudah menikah dengan Pak Adrian. Apa memang ini perundungan yang sesungguhnya," gumam Alisha yang terlihat ngeri membayangkan semua itu.
Alisha merasa terjebak dalam pernikahan yang telah terjadi. Bukan hanya berhadapan dengan Adrian setiap hari yang tidak menyukainya dan belum lagi wanita yang diketahui Alisha sebagai kekasih Adrian dan sekarang ditambah dengan Katty yang terang-terangan melabrak Alisha hanya karena melihat Alisa dekat dengan Adrian.
****
Mobil Alisha yang baru sampai kediaman rumah Adrian.
"Assalamualaikum!" sapa Alisha ketika melihat ada Agni di ruang tamu.
Alisha yang langsung menghampiri Agni dan mengeluarkan tangan yang ingin mencium punggung tangan Agni. Agni menghela nafas dengan terpaksa mengulurkan tangannya sedikit. Baru saja Alisha memegang dan ingin mencium punggung tangan itu sudah ditarik kembali oleh Agni.
"Kamu itu kalau sudah menikah biasakan pulang kerumah itu jangan lama-lama. Bukankah saya sudah mengatakan. Jika rumah ini punya aturan dan jangan buat peraturan sendiri!" ucap Agni menegaskan.
"Maaf Tante. Tadi Alisha banyak pekerjaan di rumah sakit," ucap Alisha memberikan alasannya.
"Kamu itu jangan bawa-bawa pekerjaan dan apalagi tentang rumah sakit. Kamu harus sadar jika rumah sakit itu punya keluarga saya. Suami saya seorang profesor ahli bedah dan putra saya Direktur. Mereka saja yang memiliki jabatan tinggi dan pekerjaan yang lebih banyak tahu aturan pulang ke rumah. Sementara kamu hanya Dokter umum, sudah merasa paling sibuk!" tegas Agni yang tidak lupa menyombongkan diri
Alisha hanya diam saja dengan kata-kata Agni. Alisha hanya diam saja yang memang tidak bisa mengatakan apa-apa. Tidak di rumah, di rumah sakit, dia selalu saja mendapatkan masalah.
Bersambung