bella di paksa ibu tirinya menikahi paktua kaya demi uang yang di janjikan pak tua itu. namun siapa sangka, saat di sebuah hotel, dia memberontak berusaha kabur dari paktua itu hingga bella bersembunyi di sebuah ruangan yang sedikit gelap bella kira di dalam ruangan itu tidak ada siapa siapa. ternyata seorang lelaki sedang sempoyongan karena pengaruh obat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yasbyhasbi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bayi lucu
"Kalian mau langsung bulan madu....?."
Sontak! Kalimat yang keluar dari bibir nyonya Kayle membuat Bella dan Richard terkejut.
"Tidak mom.... Aku belum mau bulan madu...." tolak Bella lembut.
"Kenapa? Kalian sudah menikah, seharusnya kalian bulan madu. Dan berikan cucu untukku...." ucap nyonya lagi.
"uhuk....uhuk...." Tiba tiba Richard yang mendengar ucapan ibunya itu langsung tersedak oleh minuman yang di minumnya. "Mom jangan berlebihan, sudah baik kami menuruti keinginanmu sekarang." tambahnya.
"Memangnya salah kalo mom nyuruh kamu bulan madu dan memberiku cucu? Seharusnya kan...."
" Tapi mom....ah terserahlah..." Lelaki itu bukan tak ingin berbulan madu, namun ia tak mau memaksa jika istrinya belum siap toh bukankah ini menurut Bella hanya pernikahan sementara. Walau nantinya mungkin lelaki itu mustahil akan melepaskan perempuan itu.
"Bagaimana Bell....?" tanya sang nyonya pada menantunya.
"A-aku belum siap mom...." sahut Bella pelan, tidak enak menolak permintaan mertuanya.
"Baik... Kalau kalian belum siap. Tapi mom minta kalian tinggal disini ya. Mom tidak ada teman, papi kan belum pulang dari luar negeri." pinta nyonya, menyuruh mereka untuk tinggal dahulu di mansion, sebelum mereka pindah ke apartemen. Niatnya untuk mendekatkan mereka, agar mereka lebih saling mengenal satu sama lain dan menumbuhkan rasa cinta mereka. Jika langsung pindah ke apartemen mungkin mereka akan saling jaga jarak, terutama pada Bella.
"Baik mom, kami akan tinggal disini." Ucap Richard pada mom nya itu, di susul anggukan oleh Bella tanda menyetujui permintaan ibu mertuanya.
**************
Mansion besar keluarga Anderson...
"Kau jaga adikmu disini, papa takut keluarga Richardo menyakitinya." ucapnya pada Stefan.
Anderson mengkhawatirkan Bella anak angkat yang sangat di sayang itu. Ia khawatir jika Richardo akan memperlakukan Bella tidak baik, Ia tahu betul sifat Richardo, karena dahulu adalah rekan bisnisnya hingga akhirnya mereka memutuskan hubungan karena percekcokan dalam bisnisnya.
Saat pernikahan Richard dengan Bella, Richardo sama sekali tidak hadir. Entah karena nyonya Kayle tidak memberitahunya atau Richardo sedang sangat sibuk dengan pekerjaannya di luar negeri.
"Baik pa, aku akan jaga Bella dengan baik." sahut Stefan, ia sekarang akan tetap di negara A mengurus perusahaan ayahnya sembari menjaga sahabat sekaligus adik angkatnya itu. Walau nantinya ia akan di buat panas dengan kedekatan Bella dan Richard, tapi rasa khawatirnya lebih tinggi, takut jika orang orang yang tidak menyukai Bella berusaha menyakitinya.
"Dengan begitu papa akan terasa lebih tenang." Ucap Anderson yang kini sudah bersiap dengan koper yang di dorongnya, untuk kembali ke negara B. "kau jaga juga dia (menunjuk Mahendra) jangan sampai dia menyakiti adikmu lagi." sorot mata tajam Anderson terhadap Mahendra. Membuat Mahendra tertunduk, tak berani menatap apalagi berbicara. Ia menyadari kesalahannya terhadap Bella.
"Papa jangan khawatir.." Stefan mengantar ayahnya hingga pintu gerbang Mansion, ia tak mengantar sampai bandara karena papanya menolaknya. Papanya itu membawa banyak pengawal, jadi tidak perlu khawatir.
"Om tadi liatkan, betapa sayangnya dan khawatirnya papa terhadap Bella. Bahkan papa membiarkanmu tinggal di apartemennya. Apa kau tidak merasa malu." ucap Stefan mendelik pada Mahendra.
"sungguh om sangat malu, om telah menyia nyiakan satu satunya anak om demi wanita yang murahan. Om begitu menyesal." Mahendra kini semakin menunduk, ia sangat malu. Seorang Anderson begitu mengkhawatirkan Bella, menjaganya dengan baik. Sedangkan dirinya, ayah kandung yang membuat anak nya terluka.
Malam telah tiba
Di kediaman Richardo, kini dua orang wanita sedang bersantai di ruang tv. Menonton acara kesukaan mereka sambil berbincang bincang, Bella dan mertuanya begitu akrab. Lain halnya dengan Richard, dia malah memperhatikan mereka dari ambang pintu ruang bacanya.Senyuman tipis terlukis dari bibirnya.
"Mam...Aku tidak bisa tidur." Rengek seorang anak berlari menghampiri Bella. Yang di susul oleh bik Nimah. "Aku mau tidur bersama mam." tambahnya yang kini sudah berada di pangkuan sang ibu.
"Baiklah, mami temenin kamu tidur ya..." ucap Bella membelai rambut anaknya.
"Garrel tidur sama nenek ya, mami mu sedang ada urusan penting sama papa Richard." segera Kayle menyela.
"Papa Richard?(berfikir,mengetukkan telunjuknya di dagu) memang papa Richard papaku? Mam, bukankah papaku itu papa Stefan? Dan kalian ada urusan penting apa malam malam begini.?" pertanyaan Garrel yang membuat mereka kebingungan untuk menjawabnya.
"Garrel cucu nenek, mulai sekarang papamu adalah papa Richard. Emm kamu mau seorang adik tidak?" ucap Kayle.
"Adik?..." Garrel masih kebingungan dengan ucapan neneknya itu.
"Iya, jika kamu membiarkan mamimu mengurus urusan penting bersama papa Richard, nanti kamu akan punya bayi lucu." Bual Kayle. Meyakinkan anak itu. Bella yang mendengar ucapan itu pipinya menjadi semu merah,
'Bayi! Astaga, aku belum siap punya bayi lagi. apalagi kami tidak saling cinta, tak mungkin kita bisa melakukan begituan.' gumam Bella dalam hati.
"Aku suka bayi,(sumringah) mam pergilah menyelesaikan urusan penting itu. Dan nanti bawa bayi lucu ya." pinta Garrel, ia senang begitu mendengar jika maminya itu akan memberinya bayi lucu. "Ayo nek, aku mau tidur.." tambahnya menarik tangan neneknya itu untuk segera pergi ke kamar.
"Ayo sayang..."