Lelaki Itu Suamiku

Mataku membulat aku tidak percaya dan aku baru tahu kalau Irman orang yang menggendong ku dan membawaku ke ruangan itu,sama sekali tak terpikirkan oleh ku .Tuhan tolong jaga hatiku.

Hatiku begitu tak karuan. . bagaimana bisa Irman menggendong ku? mungkin bagi wanita-wanita lain hal yang biasa tapi tidak bagiku aku wanita bersuami dan tak selayaknya aku di gendong oleh seorang yang bukan muhrim ku. Sahabatku tahu akan hal itu ,

tentang pantangan hidupku Yang enggan untuk di sentuh oleh orang lain yang bukan muhrim ku ...tapi aku yakin pasti waktu itu ketiga sahabatku melarang itu Irman pasti dengan sengaja dan mencari kesempatan.

" Mery, Risya, Sifa tolong jelaskan padaku apa maksudnya? tanyaku penuh selidik

" Apa yang harus Kami jelaskan mami!!!ucap Risya

"Tadi aku dengar kalian berbicara kalau Pak Irman orang yang telah membawaku ke ruangan kesehatan???;kenapa kalian tak mencegahnya. .kan kalian juga tahu pantangan hidup aku untuk tak mau di sentuh oleh lawan jenis yang bukan muhrim!!!

" Waktu itu kami panik. ..ketika aku , Risya dan Mery mencoba untk mengngkat Mami tiba-tiba saja Pak Irman datang dan langsung menggendong mu, sungguh tak ada kepikiran sampai sana " ucap Sifa penuh penyesalan .

" Ia Mami itu benar. kenapa Mami begitu berlebihan begitu? .timbal Risya dan Mery

Apa yang sebenarnya terjadi dengan diriku??? apa yang ketiga sahabatku bilang memang benar kenapa aku begitu berlebihan seperti ini. Entahlah aku juga bingung dengan sikapku seperti ini , awalnya aku merasa takut dengan sosok yang bernama Irman setelah kesalah pahaman teratasi bukannya sikapku ramah , baik kepada dia tapi yang ada setiap ada atau mendengar namanya saja membuat hati ku kacau sekacau -Kacau nya selalu merasa apa yang ia lakukan itu salah.

Aku takut perasaan delapan tahun dulu hadir lagi, padahal tau itu semua hanyalah perasaan seorang anak kecil yang belum bahkan tidak paham denagn yang namanya cinta.

Aku hanya bisa ketawa kecut menertawakan diriku sendiri , bisa -bisa nya aku memikirkan seorang laki-laki selain suamiku. Tidak. .tidak. .ini bukan diriku aku tak pernah seperti ini sebelumnya mengapa seorang Irman bisa meruntuhkan pendirianku. Ingin pergi menjauh tapi tidak bisa, aku masih punya waktu satu tahun lagi untuk menyelesaikan pendidikan ku, di tambah dia sering Masuk memberikan materi di kelas. Alloh benar-benar sedang menguji kesetiaan ku pada Abang , ujian demi ujian rumah tangga kini satu persatu mulai datang, kuat , sabar aku pasti bisa melewati ini semua. Tak akan ku biarkan orang yang ada di masa lalu ku menghancurkan semuanya, sudah cukup sampai disini saja.

------

Bel istirahat berbunyi seperti biasa aku dan ketiga sahabatku pergi ke kantin tak lupa Aku pun sudah janjian dengan Abang untuk makan bareng.

Namun sayang sesuatu yang tak ingin aku lihat kini ada melintas di hadapan meja yang aku tempati bersama Abang dan ketiga sahabatku . Mungkin jalan satu-satunya segera mengenalkan Abang dengannya agar tak terus mengikuti aku sebelum semunya terlambat.

Saat tak sengaja aku berpasan melihat dia, aku langsung tertunduk kini tubuhku kembali gemeteran . Gemeteran karena takut Irman berbicara hal-hal yang akan membuat Abang salah faham padaku. Terlihat setelah memesan makanan Irman mengarah ke meja yang sedang aku , Abang dan ketiga sahabatku tempati. Ternyata benar saja Irman minta izin agar bisa duduk bersama mereka dengan alasan tempat duduk sudah penuh hanya tertinggal satu tempat duduk lagi yaitu di meja kami. Dan entah bagaimana memang Hari ini kantin mendadak penuh biasanya tidak seperti ini atau mungkin keberuntungan sedang ada di tangan Irman.

" Assalamu'alikum, permisi boleh aku ikut duduk di sini kebetulan semua bangku penuh kecuali di sini " ucap Irman kepada aku dan Yang lainnya.

Ketika mendengar suara itu Ketiga Sahabatku langsung terdiam bola mata mereka membulat dan tatapan mereka tertuju pada sosok pria yang bernama Irman .

Secara spontan aku berkata tidak boleh , namun yang lainnya malah berkata boleh .

" Tidak boleh. ......boleh " ucap ku , Abang dan ketiga sahabatku berbarengan.

Mata mereka semua mengarah padaku karena perkataanku tadi.

" Mami apa-apa an sih.... pak Irman boleh kok duduk di sini kasihan " ucap Risya

" Ia Mami biarin saja ..." timbal Sifa dan Mery.

" Eh....eh...anu.... terbata -bata aku berbicara namun Abang memegang

pundakku dan berkata.

" Biarkan saja Dosen Adek duduk di sini. ..lagian kan ada Abang jadi gak akan kenapa -kenapa "

Kalau abang yang meminta Aku tidak bisa menolaknya. Dengan terpaksa aku mengizinkan Irman duduk di tengah-tengah kami.

" Terima kasih sudah membagi tempatnya " ucap Irman denagn tersenyum manis membuat ketiga sahabatku gelepekan seperti ikan yang kekurangan air.

" Sama-sama Pak Irman " jawab ketiga sahabatku berbarengan sambil matanya tak henti memperhatikan Irman.

" Oh yah Bapak dosen baru yah kok aku baru liat Bapak? tanya Abang pada Irman.

" Ia , aku hanya seorang dosen pengganti saja"

" Oh yah. . perkenalkan pak nama saya Rudi saya mahasiswa fakultas hukum semester akhir " ucap Abang dan mengulurkan tangannya.

" Hallo ... nama saya Irman " ucapnya dan membalas uluran tangan Abang.

" Seneng berkenalan dengan Bapak, oh yah pak saya juga nitip istri saya yah...kalau dia gak fokus sama pelajarannya tegur saja ia " ucap Abng sambil merangkul pundakku.

Irman terlihat berpura-pura tidak tahu dengan Abang.

" Apa isrti? ?ucap Irman pura-pura terkejut. .." Wah ternyata ada pasangan muda yah ,

" Ia Pak Alhamdulillah saya sudah menikah dengan istri saya beberapa bulan yang lalu "

" Selamat yah atas pernikahan nya semoga jadi keluarga sakinah, mawaddah , warrohmah."

" Aamiin ..terima kasih atas doanya pak " ucap Abang pada Irman. " pak ngomong -ngomong bapak sendiri apa sudah berkeluarga? ?

" Untuk sementara ini aku belum menikah, niatnya tahun ini saya mau menikah tapi sayang calon istri saya sudah menikah dengan orang lain "

Tiba-tiba aku tersedak dengan salivanku sendiri ." uhuk. ..uhuk. ....

" Minum dek ...minum !! ucap Abang dan Irman bersamaan sambil menyodorkan gelas ke padaku.

Saat itu aku tak begitu memperhatikan aku langsung saja mengambil gelas yang entah gelas punya siapa yang aku ambil dan meminumnya.

Setelah hampir habis aku baru tersadar kalau gelas yag tadi saya ambil milik Irman, aku langsung saja meletakkan gelas itu dan segera mengambil gelas milik Abang.

" Maaf bang " aku meminta maaf pada Abang dan di balas senyuman termanisnya.

Aku yakin pasti Abang saat ini kecewa karena aku malah mengambil gelas orang lain ketimbang gelas milik Abang.

..

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

mohon maaf yah jika ceritanya di luar ekspektasi readers. Semoga saja Author bisa membuat cerita yang sesuai ekspektasi para readers.

mohon dukungannya dan jangan menghina karya seseorang ..baik buruk suatu karya mohon untuk di hargai karena sebuah karya hasil dari pemikiran si pembuat karya. jangan sampai malah mematahkan semangat seseorang.