NovelToon NovelToon
Ronan-17:The Battle Cyborg

Ronan-17:The Battle Cyborg

Status: sedang berlangsung
Genre:Sci-Fi / Reinkarnasi / Robot AI
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: Dovey

Siapa sangka kalau gadis lugu yang introvert luar biasa bisa menjadi seorang pelindung umat manusia? Terlahir kembali setelah selamat dari kecelakaan mengenaskan, Reina Sasaki kini berubah menjadi seorang Cyborg yang dilengkapi senjata dan kemampuan bertarung hebat. Bisakah Reina menjadi orang yang berbeda di dunianya yang baru saat ini?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dovey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 30: Decision

Dengan secepat kilat Reina kemudian  menerjang ke arah monster paling besar disana. Ia juga kemudian mengayunkan pedang besarnya itu ke arah sang monster, namun serangannya masih belum bisa melukai sang monster.

Mengetahui kalua hal ini akan terjadi, ia pun segera berteriak ke arah Eve dan Tiff. “Sekarang!!” Teriak Reina dari atas. Si kembar kemudian melancarkan tugas mereka dengan mengelilingi seluruh tubuh sang monster tikus.

Karena merasa terganggu, sang monster kemudian teralihkan dengan adanya si kembar. Mereka berhasil mengubah situasi dan si monster jadi kurang aware dengan Ronan lain. Di sisi lain, Chips juga sibuk mendobrak penghalang yang diciptakan Green Snake.

“Kalau aku gunakan peledak, bisa saja tempat ini dan kita yang ada disini terkubur hidup-hidup” ucap Palaki kebingungan melihat aksi Chips dan yang lain sibuk membobol penghalang itu. “Aku tahu! Kita hanya perlu meledakkan bomnya secara bersamaan, agar penghalang ini bisa lepas” ucap Palaki.

Ide itu awalnya diragukan oleh banyak orang. Hal ini wajar karena mereka menganggap hal itu sama saja dengan misi bunuh diri. Palaki kemudian mencoba meyakinkan semua Ronan.

“Kita bisa keluar dengan kecepatan sepersekian detik. Caranya adalah, saat ledakan dari ujung jalur bom diletakkan, Diane akan melebarkan perisainya demi melindungi kita semua dari ledakan. Dan saat ledakan itu usai, kita haru sangat cepat keluar dari tempat ini.” Ucap Palaki.

“Ini juga bisa meledakkan rumah monster-monster di tempat ini. Karena kalau kulihat, meskipun Reina dan yang lain mampu mengalahkan si bos monster, jumlah monster yang ada di dalam induknya itu akan terus berdatangan.” Pungkas Plaki.

Semua orang terdiam, sampai Ethan datang menangkal ide itu. “Maaf, tapi aku tak suka ide itu” ucap Ethan. Ia kemudian menjelaskan apa yang menjadi kendala dari rencana itu.

“Kau tahu sendiri kalau bom buatanmu itu mampu meledak dengan daya ledak yang luar biasa. Mungkin kita mampu berlindung untuk sementara, namun kau juga harus tau kalau sisa reruntuhan ini akan sangat besar jumlahnya dan tak mungkin kita bisa keluar secepat itu” ucap Ethan.

Charo juga ikut bersuara soal ini “Aku tak suka dengan cara ini. Namun meskipun berbahaya, aku mungkin akan ikut dengan rancana Palaki” ucap Charo. “APA? Yang benar saja?” tanya Ethan terkejut keheranan.

“Jawabannya sederhana: tak ada jalan lain. Aku akan mencoba jalan ini meskipun nyawaku taruhannya” ucap Charo. Melihat tak ada lagi yang mengelak, Ethan juga melihat kondisi teman-temannya yang sedang bertarung. Akhirnya ia pun menerima rencana itu.

“Hmmm.. Apa disini hanya ada aku saja yang punya pemikiran yang logis?” tanya dirinya. Chips kemudian merangkul Ethan. “Kita pasti selamat.” Ucap Chips sambil tertawa. “Diam kau” ucap Ethan melepaskan rangkulannya.

‘Baiklah, sudah kita tetapkan. Sementara itu, Diane, apa kau siap?” tanya Palaki meyakinkan Diane “Siap!” ucap Diane menyanggupi.

Palaki pun tersenyum dengan lega. Mereka pun akhirnya Kembali menyerang monster-monster kecil yang mengelilingi Reina, Eve dan Tiff.

Satu persatu monster berhasil dikalahkan, begitu juga dengan Reina yang berhasil membuat si monster tikus besar kelelahan.

“Charo!! Ethan!! Hancurkan kedua kakinya!!” ucap Reina. Keduanya pun lalu menyerang kaki sang tikus dan voila, sang monster berhasil tumbang.

Dengan kondisi yang kini ada di tangan Reina, ia melepaskan serangan pamungkasnya dengan pedangnya. “Terima ini!!” Teriak Reina dengan sekuat tenaga.

Sang monster pun berhasil ditebas oleh Reina. Semua orang pun senang dengan hal itu. Tak lama kemudian, Palaki kemudian berteriak.

“Kita kabur sekarang! Reina, ayo ikut kami!!” ucap Palaki yang kemudian mengarahkan semua Ronan berlindung dibalik perisai buatan Diane.

Mereka semua pun masuk ke dalam pelindung yang berhasil Diane perbesar dan bom pun kemudian diaktifkan. Secara mengejutkan bom itu benar-benar meledak dengan sangat kencang. Perisai milik Diane juga hampir hancur sesaat bom itu meledak.

Usai ledakan tersebut, tanah disekitar dan langit-langit gua kemudian bergetar hebat. “Akan kubuatkan kalian semua roket! Bersiaplah!” ucap Reina.

Dengan cepat Reina mengeluarkan banyak sekali Sepatu roket dari tangannya. Ia kemudian membagikan semua roket tersbeut ke masing-masing Ronan. “Se-sejak kapan kau?” tanya Chips. “Tidak ada waktu untuk menjelaskan, ayo keluar!” ucap Reina.

Goa itu pun mulai runtuh dan semua orang hampir saja terjebak disana selamanya, jika bukan karena Taz yang berhasil menembak kencang reruntuhan di depan mereka. Sementara itu, dibagian luar gua paling dalam semua bagian lereng juga ikut runtuh usai ledakan yang Palaki ciptakan.

Dan dengan begitu, satu-satunya saksi bisu dari peristiwa mengenaskan bumi di 70 tahun yang lalu, lenyap seketika. Pada akhirnya, mereka semua berhasil keluar dengan selamat dari lereng itu yang kemudian runtuh sepenuhnya.

Dengan munculnya mereka ke permukaan, radio milik Palaki kemudian bisa diaktifkan Kembali. Tanpa basa-basi, Dokter Mayfreed kemudian mengirim portal alat teleportasi dan memulangkan mereka dengan kedipan mata.

Lalu bagaimana dengan Nasib Satoshi dan Jules?

Beberapa waktu lalu, sebelum tim Reina masuk lebih dalam, Satoshi yang sudah memasuki mode White Lotus akhirnya bertarung dengan Portigas. Bak sudah dicatatkan dalam catatan takdir, keduanya bertemu Kembali di tempat yang berbeda.

Serangan keduanya benar-benar berkualitas tinggi. Satoshi dengan mode White Lotus miliknya terus melancarkan serangan tebasan yang membuat banyak gelombang pembelah, sementara Portigas juga berhasil menghindari semua serangannya dengan Gerakan super gesit.

Dibantu oleh Jules, Portigas berhasil dikelabuhi dengan banyaknya pijakan yang baru saja ia lalui terhempas akibat ditembak oleh Jules. Meskipun tak berdampak signifikan pada awalnya, hal ini berhasil memberikan Portigas di situasi yang tidak mengenakan.

“Cih, benar-benar menganggu. Rasakan ini!!” Ucap Portigas sambil melancarkan roket dari punggungnya. Dengan wujud yang sekarang, Portigas mampu menembakkan roket dengan daya ledak luar biasa dalam jumlah yang banyak.

Namun usahanya sia-sia karena helai benang milik Satoshi berhasil melinduginya. “Musuhmu itu aku, Portigas!!” ucap Satoshi, memantulkan kembali tembakan roket miliknya. Dengan mode White Lotus-nya, Satoshi berhasil menghambat laju Portigas hingga dia benar-benar tersudutkan.

“Ugh.. Ini benar-benar gawat. Aku harus segera pergi!” ucap Portigas dalam hati. Saat ia akan kabur, helai benang Satoshi mampu mengikat kedua kakinya hingga Portigas jatuh. Satoshi kemudian menghampiri Portigas dengan aura putih menyelimuti dirinya.

“Menyerahlah, kawan lamaku” ucap Satoshi dengan raut muka agak meringis. Portigas tak peduli dan masih tetap diam, mencoba menenangkan dirinya.

“Sampai saat ini kau masih berkutat denagn perasaanmu, Satoshi. Itulah kenapa kau selalu tampak begitu hebat namun di sisi lain membahayakan umat manusia!” ucap Portigas.

Satoshi terdiam. Ia tahu betul kalau Portigas sedang memainkan perasaannya namun ia juga tak bisa mengelak dengan ucapan Portigas. “Ayo!! Bunuh aku sekarang!!” ucap Portigas dengan pose menantang.

Satoshi untuk sesaat terdiam sejenak, dan dia pun mencoba menenangkan pikirannya. Tak lama, ia pun memutuskan untuk menghunuskan katana miliknya kea rah Portigas.

Namun sayang Portigas berhasil dilepaskan dengan bantuan Ivone yang entah datang darimana, yang kemudian mampu melepaskan helai benang dengan mudahnya.

“Hah! Kau lihat, itulah kelemahanmu!” ucap Portigas sambil menghilang perlahan. “Kita akan bertemu lagi di lain waktu, Satoshi! Sampai jumpa!” ucap Portigas dan Ivone yang menghilang begitu saja.

Sesaat tempat tersebut tampak hening. Memang betul kalau Black Magnesia masih aman untuk saat ini. Namun, kenyataan kalau Potigas sangat mungkin dilenyapkan, harus gagal karena Satoshi yang masih ragu.

“Tidak apa tuan Satoshi. Yang penting Black Magnesia masih am-“ ucapan Jules terhenti saat melihat ke dalam isi tambang Black Magnesia yang terlihat seperti sudah menghilang Sebagian dan diganti dengan bom.

“MEREKA MENGAMBILNYA!! SEGERA KELUAR DARI SINI!!”. Jules tak sempat menyelesaikan ucapannya karena bom itu segera meledak.

Bagaimana Nasib mereka saat ini? Apakah mereka lenyap Bersama meledaknya tambang Black Magnesia?

1
Mikey
Cemilan dan kopi sudah siap nih..
Lanjutkan thor/Cake//Coffee//Good/
anggita
👌oke Thor. semoga novelnya sukses. terus berkarya tulis👏.
Shahriar Ilham: Terimakasih doanya! 😁🎉
total 1 replies
anggita
Reina.. nomor 17
anggita
like👍+☝iklan.
anggita
the Conqueror..
anggita
Reina Sasaki.. the cyborg 💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!