NovelToon NovelToon
Mantan Kekasihku, Pemilik Putraku

Mantan Kekasihku, Pemilik Putraku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Mafia / Lari Saat Hamil / Berbaikan
Popularitas:31k
Nilai: 5
Nama Author: Nagita Putri

"Bisakah kita segera menikah? Aku hamil." ucap Shea Marlove dengan kegugupan ia berusaha mengatakan hal itu.
Tak ada suara selain hembusan nafas, sampai akhirnya pria itu berani berucap.
"Jangan lahirkan bayinya, lagipula kita masih muda. Aku cukup mencintaimu tanpa perlu hadirnya bayi dalam kehidupan kita. Besok aku temani ke rumah sakit, lalu buang saja bayinya." balas pria dengan nama Aslan Maverick itu.
Seketika itu juga tangan Shea terkepal, bahkan jantungnya berdetak lebih cepat dari sebelum ia gugup mengatakan soal kehamilannya.
"Bajingan kau Aslan! Ini bayi kita, calon Anak kita!" tegas Shea.
"Ya, tapi aku hanya cukup kau dalam hidupku bukan bayi!" ucapnya. Shea melangkah mundur, ia menjauh dari Aslan.
Mungkin jika ia tak bertemu dengan Aslan maka ia akan baik-baik saja, sayangnya takdir hidupnya cukup jahat. ......

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nagita Putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 31

_oOOOo_

Bukankah ini seperti mimpi? Aslan tak pernah menyangka, apa yang barusan terjadi di depan matanya?

Seorang Anak kecil memanggil Shea dengan sebutan Mommy?

Oh tidak! Bagaimana bisa Aslan berpikir jernih untuk sekarang, sedangkan wajah Anak itu sangat mirip dengannya.

Kejadian ini membuat Aslan terlempar pada cerita masa lalu dimana Shea mengatakan bahwa dirinya hamil di hadapan Aslan.

Jika Aslan mau kembali berada di masa lalu mungkin ia akan menghukum dirinya sendiri.

“Apa dia Putraku? Tidak! Tidak! Itu tak mungkin bukan? Anak itu memanggil Daddy pada pria yang terbaring diatas ranjang rumah sakit. Bukankah jelas kalau dia bukan Putraku?” tanya Aslan bermonolog.

Sekuat apa Aslan menolak, namun jiwanya mendesak pikirannya dan mulai mengacaukan seluruh isi otak Aslan.

Tangan Aslan terkepal, apa mungkin Shea menipunya? Apa mungkin Shea melahirkan bayi di masa lalu berkat kehamilan itu? Artinya Anak laki-laki itu adalah benihnya Aslan.

Aslan memutar tubuhnya, ia mau pergi tapi hati Aslan menolak untuk pergi. Ia penasaran pada Anak itu, terlebih ia mau mendengar semuanya dari Shea.

Aslan memilih tetap berada di rumah sakit itu, Aslan akan temui Shea lagi.

***

Shea dan Sean masuk ke ruangan dimana Matthew berada.

Tubuh Sean yang berada dalam gendongannya tampak Shea turunkan.

Shea langsung mendekati Matthew.

“Matt.” ucap Shea menatap seluruh alat di tubuh Matthew sudah terlepas kecuali infus di tangannya.

Shea menatap wajah Matthew, raut wajahnya cemas melihat keadaan Matthew.

Namun Matthew memberikan tatapan yang tak bisa Shea mengerti. Tatapan itu bukan seperti Matthew yang biasanya.

Dengan lembut Shea memeluk Matthew yang kini dalam posisi duduk lemah.

Tangan Shea mengusap puncak kepala Matthew.

“Syukurlah Matt, aku benar-benar senang melihat kau bisa kembali sadar.” ucap Shea.

Perlahan tangan milik Matthew menjauhkan tangan Shea yang sedang mengusap puncak kepalanya.

Matthew menatap wajah Sean lalu dalam hitungan detik ia memperhatikan Digo, rahang pria itu mengeras seolah ia marah pada Digo.

“Tuan Matthew, saya…”

“Bawa mereka pergi.” ucap Matthew dengan nada datar.

Shea mengernyitkan dahinya.

Barusan Matthew memerintahkan Digo untuk membawa Shea dan Sean pergi.

“Matthew, kau meminta aku dan Sean pergi?” tanya Shea sebelum Digo menjawab.

Matthew menoleh membuat tatapan matanya bertemu dengan Shea. Tangan Shea terulur mengusap lembut rahang Matthew. Apa mungkin Matthew kecewa? Itulah pikiram Shea saat ini.

Cup!

Shea mengecup pipi Matthew, mata pria itu malah melotot terkejut seolah tak menyangka mendapatkan kecupan dari Shea.

“Apa kau marah karena aku tak jadi kembali ke Houston? Maaf kalau Sean malah datang ke Los Angeles juga, sebenarnya saat kau kecelakaan…”

“Jangan diteruskan.” ucapnya.

Tak lama terdengar suara Sean.

“Daddy seperti bukan Daddy.” ucap Sean.

Kali ini Matthew menatap Sean, ia tak bersuara apapun selain diam saja.

Melihat diamnya Matthew membuat Shea berucap.

“Matthew, apa kau benar-benar…”

“Bisakah kau pergi?” tanya Matthew membuat Shea terkejut mendengar nada suara itu.

Tak membuang banyak waktu, Shea langsung menggendong tubuh Sean. Shea segera pergi dari sana tanpa berucap banyak hal lagi.

Hatinya sedikit terusik dengan tatapan yang Matthew berikan, benar kata Sean… Matthew seperti bukan Matthew. Ada apa ini? Shea benar-benar kebingungan, tapi tidak seharusnya Matthew berlaku seperti itu didepan Sean.

Saat Shea dan Sean sudah pergi, pria yang duduk di ranjang rumah sakit itu berucap pada Digo.

“Kau tahu betul bahwa aku bukan Matthew, sekarang dimana si keparat itu?” tanya nya.

Digo menunduk, namun langkahnya mendekat.

“Tuan Daniel, syukurlah anda sudah sadar. Tapi saya mohon untuk berperanlah sebagai Tuan Matthew beberapa saat ini, lagipula Tuan dan Tuan Matthew adalah kembaran.” ucap Digo.

Daniel menatap wajah Digo dengan muak.

“Sialan! Apa kau berpikir bahwa aku dan Matthew punya hubungan yang baik? Sejak awal dia bukan saudara kembaran untukku. Aku tak mau terlibat, lihat kegilaannya saat ini. Dia membuatku hampir mati dalam kecelakaan itu. Katakan padaku, dimana Matthew gila itu berada?!” marah pria dengan nama Daniel itu.

Digo masih menunduk.

“Tuan Daniel, apapun keadaan hubungan anda dan Tuan Matthew…saya berharap untuk bisa menerima keadaan saat ini. Saya hanya mendapatkan amanat agar Tuan mau berperan menjadi suami bagi Nyonya Shea beberapa saat kedepan. Jika Tuan tak mau, maka Tuan Matthew akan membunuh Nona Jane.” ucap Digo.

Tangan Daniel semakin terkepal, rahangnya juga mengeras.

“Matthew sialan! Dia benar-benar manusia tak tahu diri! Apa dia tak sadar bahwa keluarga Jane sudah berbaik hati mengangkatnya sebagai Anak? Dasar gila! Aku tanya sekali lagi, dimana Matthew?!” tanya Daniel.

“Maaf Tuan, saya hanya bisa menyampaikan ini saja. Tuan Daniel terbangun terlalu cepat, jadi saya harap Tuan bisa menggantikan Tuan Matthew untuk menjadi suami bagi Nyonya Shea.” ucap Digo.

Daniel memberikan tatapan penuh kemuakan pada Digo.

Digo akan pergi tapi Daniel berkata.

“Matthew yang melenyapkan orang tua angkatnya bukan? Itu bukan hanya kecelakaan, pasti semuanya ada dibalik Matthew. Iyakan? Dia benar-benar bukan saudara kembarku! Dia iblis.” ucap Daniel.

“Tuan, saya tak tahu.” ucap Digo.

Daniel menatap kepergian Digo, tangannya mengusap pipinya sendiri. Bekas kecupan yang Shea berikan masih terasa di pipi Daniel.

“Bagaimana bisa kau menipu wanita dan Anak sekecil itu Matthew. Apa tujuanmu sialan?! Kau benar-benar bukan manusia!” kesal pria dengan nama Daniel itu.

Wajah Daniel dan Matthew sungguh begitu mirip bahkan postur tubuh mereka pun hampir sama.

***

Shea yang akan masuk ke dalam taksi tampak menghentikan langkahnya saat Aslan menahan lengan Shea.

“Kenapa kita tak bicara saja Shea, terlebih melihat raut wajahmu saat ini. Apa suamimu telah melupakanmu?” tanya Aslan terdengar seperti ejekan.

Sean yang masih ada dalam gendongan Shea tampak menatap wajah Aslan dengan tatapan tak suka.

“Lepaskan tanganmu dari lengan Mommy ku!” ucap Sean.

Lagi-lagi Aslan terusik, ayolah siapapun juga akan penasaran sosok yang ia lihat saat ini. Aslan semakin menyadari bahwa Sean mirip sekali dengannya.

“Shea, apa dia Putra…”

“Hei! Menjauh dariku!” tegas Shea sebelum Aslan menyelesaikan ucapannya.

Aslan menggeleng.

“Naik ke mobilku! Kau dan Anak ini harus ikut denganku.” ucap Aslan mutlak.

“Aku tak mau! Menjauhlah, atau kau ingin aku…”

Aslan malah tak peduli pada ucapan Shea, dengan kuat lengan Shea malah ditarik oleh Aslan seolah emosi berkumpul diraut wajah Aslan.

Terkadang Aslan memang tak bisa mengendalikan emosinya dengan baik.

Sean mengeratkan pelukannya, melihat Shea ditarik secara kasar oleh Aslan.

“Aslan! Aslan sakit!” ucap Shea.

Aslan menghentikan kelakuan nya, ia menoleh pada Shea yang meringis pelan. Bodohnya Aslan, ia baru sadar bahwa saat ini ada Anak kecil dalam gendongan Shea.

Tanpa berpikir panjang Aslan merebut Sean dari gendongan Shea.

“Pilihlah Shea, kau ikut aku atau Anak ini aku culik?” tanya Aslan dengan santainya.

Shea menatap benci pada Aslan, ia mau merebut Sean lagi tapi Aslan berjalan lebih dulu tanpa memperdulikan ucapan Shea.

“Aslan! Hei Aslan!” kesal Shea emosi.

Untuk kali ini, anehnya Sean malah diam dalam gendongan Aslan.

Shea terpaksa mengejar Aslan, sungguh berkat kelakuan Aslan kali ini Shea benar-benar diuji kesabaran oleh pria yang makin gila itu.

Langkah Shea terhenti saat Aslan memasukkan Sean ke mobil.

“Jangan mengganggu putraku! Kembalikan dia padaku!” ucap Shea tak terima saat Aslan menutup pintu mobil itu.

“Tidak Shea! Kau harus memilih, kalau kau mau tetap melihat Anak itu maka naiklah ke mobilku juga, tapi kalau tidak ya sudah… kau bisa temui Suami mu dan Anak itu akan bersamaku.” ucap Aslan menyeringai menatap Shea semakin emosi karena ucapan Aslan.

“Kau sangat gila Aslan! Dia Putraku! Dia…”

“Benihku bukan? Kau melahirkan anakku Shea! Itu Anak kita, aku benarkan?” tanya Aslan memotong ucapan Shea.

Tatapan Aslan begitu mengerikan, sedangkan Shea sama sekali tak takut.

Tangan Aslan mencengkram rahang Shea dengan kesal, wajahnya menampilkan raut emosi yang tak terkendali.

“Beraninya kau membohongiku! Apa kau berpikir aku ini bodoh? Aku bisa melakukan tes DNA, terlebih jika dia Anakku maka aku akan…”

“Kau tak pernah menginginkan Anak, Aslan brengsek!” ucap Shea, akhirnya Shea benar-benar sudah sangat muak.

Detik itu juga Aslan menarik Shea lalu memasukan Shea ke dalam mobil.

Aslan tak membawa Shea duduk disamping Sean namun pria itu membiarkan Shea duduk di sampingnya, ah ya jangan lupa kalau di mobil itu sudah ada Aron yang mulai sakit kepala melihat tingkah Tuannya itu.

Ditambah keadaan membuat Aron bingung, ada Anak kecil yang waktu itu.

Lihat sekarang, Sean malah santai membuka buku bacaan dan tak peduli pada pertikaian pasangan yang kini duduk di belakang.

Aslan menahan pinggang Shea, ia biarkan Shea dalam sisinya.

“Kau berontak terus, akan aku perkosa kau didepan Anak kita.” ucap Aslan.

Nafas Shea tak beraturan, Aslan benar-benar minta ditampar. Mata Shea memberikan kilatan amarah, di dalam mobil itu ada Sean dan bisa-bisanya Aslan bicara tak senonoh.

“Aron, jalanlah!” ucap Aslan.

“Baik Tuan.” balas Aron patuh.

Tadinya Aslan memang membawa Aron, apalagi kepalanya masih berdenyut karena sisa mabuknya.

Shea memilih diam, ia sempat melihat Sean duduk tenang bersama buku di tangannya.

Hanya dengan tatapan saja, Aslan tahu bahwa Shea seperti akan melenyapkannya melalui emosi dari sorot mata itu.

Cup!

Aslan mengecup bibir Shea singkat, lihat sekarang Sean duduk diam bersama buku di samping Aron yang mengemudi.

"Kau harus menjelaskan semuanya Shea." bisik Aslan tepat ditelinga Shea sedangkan pinggang Shea masih erat ditahan oleh Aslan.

Mau Shea berontak juga Aslan terlalu kuat.

Bersambung…

1
Bandar Jayalampung
aku jd bingung . klo Mathew anaknya athur artinya shie sodara kandung sama matew ya 🙏
Bandar Jayalampung
smga shea slmt
Bandar Jayalampung
hRusnya kalian sadar she hanya untuk aslan
Lee Mba Young
lanjutt
Epijaya
pasti mommy Aslan yg memintak penjahat td utk mencelakankan Shea dgn memfitnah Aslan.
muna aprilia
lanjut
LISA
Aq mampir Kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!