Sherin mempunyai perasaan lebih pada Abimanyu, pria yang di kenalnya sejak masuk kuliah.
Sherin tak pantang menyerah meski Abi sama sekali tidak pernah menganggap Sherin sebagai wanita yang spesial di dalam hidupnya.
Hingga suatu ketika, perjuangan Sherin itu harus terhenti ketika Abi ternyata mencintai sahabat Sherin sendiri, yaitu Ana.
Lalu bagaimana kisah mereka setelah beberapa tahun berlalu, Abi datang lagi dalam kehidupannya sebagai salah satu kreditor di perusahaan Sherin sedangkan Sherin sendiri sudah mempunyai pria lain di hatinya??
Apa masih ada rasa yang tertinggal di hati Sherin untuk Abi??
"Apa sudah tidak ada lagi rasa cinta yang tertinggal di hati mu untuk ku??" Abimanyu...
"Tidak!! Yang ada hanya rasa penyesalan karena pernah mencintaimu" Sherina Mahesa....
Lalu, bagaimana jika Abi baru menyadari perasaanya pada Sherin ketika Sherin bukan lagi wanita yang selalu menatapnya dengan penuh cinta??
Apa Abi akan mendapatkan cinta Sherin lagi??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon santi.santi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cerita Sena
"Maaf Bu Sherin, Nona Sena sudah menunggu Anda sejak tadi"
Sherin baru saja keluar daei ruangan meeting, namun salah satu stafnya memberitahu Sherin tentang keberadaan Kakak iparnya itu.
Dahinya berkerut kebingungan, pasalnya wanita yang lebih tua satu tahun darinya itu tidak pernah berkunjung ke kantornya sama sekali.
"Kak Sena?? Mau apa dia kesini??"
"Baiklah terimakasih"
Sherin segera menuju ruangannya. Dia yakin pasti ada sesuatu yang ingin di sampaikan Sena kepadatan. Kalau bukan hal yang penting, tak mungkin wanita itu sampai mengimbanginya ke kantor.
Cklek...
"Sherin"
Baru saja membuka pintu ruangannya, Sherin sudah di kagetan dengan wajah sembab penuh air mata milik Sena.
Wanita cantik itu bahkan langsung memeluknya, menumpahkan tangisannya di bahu Sherin.
"Kak, sebenarnya ada apa?? Ayo duduk dulu, ceritakan semuanya sama aku"
Sena melepaskan pelukannya, dia kembali ke tempat duduknya. Membiarkan Sherin melihat dirinya dalam kondisi paling buruk saat ini. Dia tidak malu lagi saat Sherin melihat wajahnya yang sembab penuh air mata.
"Ada apa Kak?? Apa kamu ada maslah sama Kak Ramon??" Sherin ikut duduk di samping Sena.
"Sebenarnya aku malu sampai seperti ini di hadapan kamu Rin. Aku bingung harus cerita sama siapa. Selama ini aku berusaha untuk memendamnya sendiri, tapi aku sudah tidak kuat"
Punggung sena kembali bergetar, dia menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Terisak sejadi-jadinya di hadapan Sherin.
"Katakan dengan jelas, apa yang membuatmu seperti ini" Sherin tidak akan tau apa yang di rasakan Sena kalau dia terus menangis seperti itu.
Sena menarik nafas panjangnya, menghapus air matanya yang tak akan kering itu. Kemudian mulai menceritakan semuanya pada Sherin.
Malam di mana Ramon marah karena tuntutan cucu dari kedua orangtuanya, membuat Ramon gelap mata dan menggagahi Sena dengan kasar dan brutal. Cacian pun terus terdengar dari bibir Ramon di saat tubuh mereka saling menyatu.
Ramon terus saja mengungkit masalah kesucian Sena, karena dia merasa di tipu dengan sikap lembut dan polos dari Sena.
Sejak malam itu, hubungan mereka justru semakin dingin. Ramon mulai menyentuh Sena setiap hari namun dengan keadaan mabuk dan kasar.
Tiga tahun Sena bersabar untuk menantikan cinta dari suaminya itu, namun saat ini, kesabaran itu mulai runtuh.
"Maaf aku tidak bisa menceritakan masa kelam ku sampai aku harus kehilangan kesucian ku. Aku tidak sanggup untuk mengingat hal itu lagi"
"A-apa benar Kak Ramon seperti itu??" Sherin tak menyangka jika Kakaknya setega itu pada Sena.
Selama ini dia tau kalau rumah tangga Kakaknya tidak baik-baik saja. Namun Sherin tak tau kalau Kakaknya sampai bermain dengan mantan kekasihnya di belakang Sena.
Sherin yang selalu menganggap Kakaknya adalah pria baik-baik kini berada di antara percaya dan tidak percaya.
"Nggak papa kalau kamu nggak percaya Rin. Aku datang ke sini bukan untuk mencari pembelaan. Tapi aku hanya ingin sedikit mengurangi beban ku saja. Karena seberapa kuat aku mencoba bertahan selama ini, tapi nyatanya aku sudah sampai di fase menyerah"
"Apa maksud Kakak??"
"Aku ingin berpisah dari Mas Ramon. Tapi dia tidak ingin melepaskan aku. Aku bingung harus bagaimana. Padahal satu-satunya alasan kenapa dia mempertahankan ku hanyalah karena hubungan bisnis keluarga kita saja. Aku juga sudah menjanjikan akan menyerahkan semua harta warisan ku kalau dia mau melepaskan aku, tapi dia tetap tidak mau Rin. Dia malah terus mencela dan mengungkit ketidaksempurnaan ku" Dada Sena terasa sesak saat mengingat bagaiman Ramon menghinanya setiap hari.
"Tapi apa Kakak mencintai Kak Ramon??"
"Pertanyaan apa itu Sherin?? Kami memang menikah karena perjodohan, sudah tiga tahun juga kita bersama walau dia tidak pernah memperlakukan aku selayaknya seorang istri, tapi entah sejak kapan rasa itu muncul. Aku jatuh cinta sendirian Rin. Aku mencintai Kakakmu yang tidak pernah menganggap keberadaan ku"
Nyess...
Mata Sherin mendadak panas. Air mata menyeruak begitu saja apalagi melihat mata sendu penuh kepedihan milik Sena.
Dia seakan berkaca saat ini. Dia melihat dirinya ada pada diri Sena. Dia tau betul apa yang Sena rasakan saat ini.
Tapi nasib Sena tak seberuntung dirinya. Untung saja dia tidak bodoh seperti Sena. Dia mampu pergi dan terlepas dari pria yang dulu menyia-nyiakan dirinya. Bahkan sekarang Sherin bisa menghilangkan nama pria itu dari hatinya.
"Kalau Kakakku memang bejat seperti itu, kenapa tidak kamu tinggalkan saja??" Walau Sherin masih berharap jika apa yang Sena ceritakan adalah kebohongan belaka, tapi dia tetap tidak suka kalau ada pria yang menyakiti wanita yang sudah tulus memberikan cintanya.
"Tidak semudah itu Sherin, kita sudah menikah. Beda cerita kalau kita masih pacaran. Apalagi kita ada di balik dua perusahaan besar. Tentu tidak akan segampang itu Rin"
"Lalu apa yang akan Kakak lakukan sekarang??"
"Sepertinya, pergi sejauh mungkin adalah pilihan yang tepat"
"Jangan aneh-aneh Kak, mau pergi ke mana kamu??"
Sherin tau kalau Sena sedang rapuh saat ini. Dia dulu juga sempat kepikiran untuk pergi menjauh dari semua orang.
"Entahlah" Sherin menatap iba pada Sena. Dia sungguh merasakan dejavu dalam hubungan Sena dan Kakaknya.
*
*
*
Brakk...
"Ck...sungguh menjijikkan"
Suara pintu yang di buka dengan keras di iringi dengan suara wanita itu membuat wanita di atas pangkuan Ramon langsung berdiri dan merapihkan bajunya. Kegiatan panas yang mereka lakukan terpaksa harus terhenti saat ini.
"Sherin?? Ngapain kamu di sini??" Ramon terlihat gugup karena adegan tak senonohnya sempat dilihat oleh Sherin.
"Ternyata selama ini aku tidak tau kalau kelakuan Kakak di luar begitu mengerikan seperti ini" Sherin bergidik menatap Kakaknya sendiri.
Ramon terdiam, dia tau kalau dari dulu Sherin selalu membanggakan dirinya sebagai pria idaman perempuan di luar sana.
Sherin menatap garang kepada Ramon dan perempuan yang menundukkan kepalanya di samping Ramon itu. Sherin tau betul siapa wanita itu.
"Kalau memang kalian sama-sama saling mencintai, lebih baik segera menikah dan ceraikan Kak Sena. Jangan tahan dia di hubungan toxic kalian"
"Kakak dulu sudah pernah mendengar cerita tentang cinta pertama ku kan Kak?? Cinta yang aku kejar selama empat tahun ternyata sia-sia. Dan saat melihat Kak Sena, aku seperti melihat diriku sendiri"
Ramon semakin tak bisa menjawab apapun yang di katakan Sherin.
"Aku tau bagaimana menunggu seseorang yang tidak pernah mencintai kita. Aku tau sakitnya seperti apa. Jadi kalau Kakak benar-benar mencintai Naima, lepaskan Kak Sena. Biarkan dia hidup bahagia dengan pria yang tulus mencintainya. Seperti aku yang akhirnya menemukan Zain"
Ramon tidak suka saat Sherin menyuruhnya untuk melepaskan Sena. Bukan karena masalah semua sahamnya yang akan di tarik oleh Papanya, tapi karena sebagian hati Ramon merasa tak rela. Apalagi membayangkan Sena bahagia dengan pria lain.
"Nggak, aku nggak akan menceraikan Sena"
Sontak saja wanita di samping Ramon langsung menoleh seakan meminta penjelasan pada Ramon.
"Kalau gitu, Kakak menang laki-laki b****sek yang egois!!"
Brakkk...
Sherin kembali membanting pintu ruangan itu untuk pergi dari hadapan pasangan pezinah itu.
bukan mcm kmu bermuka dua🤭🤭