Apa jadinya bila seorang gadis yang baru lulus SMA harus menjadi seorang ibu pada anak kembar 7 yang tidak sengaja ia temukan. mampukah gadis itu merawat anak kembar 7 itu sendirian? Atau malah di titipkan kepanti asuhan? temukan jawaban nya di novel ini. kalau penasaran baca yuk.
Cerita ini hanya lah fiktif semata.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pa'tam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kami punya Daddy?
.
.
.
Darmendra memeluk ketujuh putra nya. air matanya tak dapat di bendung lagi. Perasaan bahagia begitu terpancar di wajahnya.
Diva yang menyaksikan itu pun ikut terharu, perlahan ia mengusap air matanya yang sedari tadi jatuh.
"Aku tidak boleh egois, aku melihat kebahagiaan mereka, aku harus rela walau harus kehilangan mereka." Batin Diva.
"Daddy sudah lama mencari kalian, tapi hasilnya nihil. Daddy sangat merindukan kalian," kata Darmendra.
"Kami juga merindukan Dady, kami akhirnya punya Daddy," ucap si kembar.
"Mari masuk," Darmendra mengajak anak anak untuk masuk.
Diva hanya mengekori di belakang mereka. sampai di ruang keluarga, Oma dan Opa sudah menunggu di sana.
"Sini Sayang sama Opa, Daddy kalian mau mandi," ucap Jordan.
"Diva, mari Mommy antar ke kamar, kamu pasti capek istirahat lah dulu." kata Vera.
"Tidak apa-apa, Mommy, tidak terlalu capek kok," Jawab Diva.
"Mommy mau kekamar?" tanya Ram.
"Sebentar lagi sayang, Mommy mau di sini dulu." jawab Diva.
"Mommy, apa kita akan tinggal di sini bersama Daddy?" tanya Ram lagi.
"Tidak sayang," jawab Diva.
"Kenapa? bukan kah kita sudah bertemu Daddy?" tanya Ram lagi
Diva terdiam, tidak tahu harus menjawab apa?
Dia hanya menghela nafas, lalu memandang ke arah Darmendra, seolah meminta bantuan. Darmendra yang faham pun angkat berbicara.
"Sayang, Mommy sama Daddy belum bisa untuk tinggal bersama," Darmendra.
"Memang nya kenapa Dad?" tanya Roy,
"Oh iya, Daddy belum tau nama nama kalian," kata Darmendra mengalihkan pembicaraan.
"Aku Rayden, anak pertama biasa di panggil Ray." kata Ray memperkenalkan diri.
"Aku Rendra, anak kedua biasa di panggil Ren."
"Aku Rasya," kata Rasya.
"Aku Rakha." kata Rakha.
"Aku Raffa," kata Raffa.
"Aku Roy."
"Aku Ramendra, anak bungsu biasa di panggil Ram," kata Ram
Darmendra bernafas lega karena bisa mengalihkan pertanyaan putra nya.
"Bagaimana cara Daddy mengenali kalian satu persatu? sedangkan wajah kalian sama." tanya Darmendra yang memang belum hafal sepenuhnya dengan mereka.
"Walaupun wajah mereka sama, tapi sifat mereka beda beda," jawab Diva.
"Baiklah, siapa yang mau mandi sama Daddy?" tanya Darmendra.
"Aku," jawab si kembar serentak.
"Kalau gitu, come on boys." ajak Darmendra.
Mereka semua bangkit dan berlari mengikuti Daddy mereka.
"Kamu tidak istirahat, sayang?" tanya Vera.
"Nanti aja Mom." jawab Diva.
"Kamu tau, Nak? putra Mommy tidak pernah sebahagia saat ini. Dia menikah bukan karena kemauan nya," ucap Vera.
"Maksud Mommy?" tanya Diva.
"Darmendra menikah karena terpaksa," jawab Jordan.
"Kejadian nya, malam itu Darmendra menghadiri acara reuni bersama teman kuliah nya. dan istrinya bernama Monalisa juga seangkatan dengan Darmendra. Darmendra yang tidak pernah mabuk, tiba tiba malam itu dia mabuk. saat sadar dia sudah tidur dengan seorang wanita, sebulan setelah kejadian itu, Mona datang untuk meminta pertanggung jawaban dari Darmendra. demi menyelamatkan reputasi perusahaan Darmendra pun menikahi Mona, tapi sampai beberapa bulan berlalu Darmendra tidak pernah mencintai istrinya, kadang ia selalu menyibukkan diri di kantor. Sampai kejadian saat Mona di culik. sampai sekarang kami tidak bisa menemukan dalangnya." ucap Vera panjang lebar.
Diva hanya diam mendengar cerita itu, tak tau mau berkata apa?
"Oh ya, bagaimana kamu bisa bertemu dengan Mona?" tanya Jordan.
Diva pun menceritakan tentang kejadian waktu itu, tidak ada yang di tambah tambahin dan tidak ada yang di kurang kurangi.
Vera yang mendengar cerita Diva tak kuasa menahan air matanya. Vera pun menangis dalam pelukan suaminya.
Sedangkan di kamar Darmendra, si kembar begitu senang.
"Wah kamar Daddy besar sekali," kata Ram.
Ramendra atau di panggil Ram, yang paling cerewet di antara saudara saudara nya.
"Apakah kalian mau tidur dengan Daddy?" tanya Darmendra.
"Tapi bagaimana dengan Mommy? kami tidak pernah jauh dari Mommy?" tanya Ram dengan wajah lesu.
"Kalian bisa bujuk Mommy untuk nginap disini," Darmendra.
"Iya deh, nanti kami bujuk Mommy," kata si kembar.
"Daddy mau mandi, kalian mau mandi?" tanya Darmendra.
"Kami tidak punya baju ganti," jawab si kembar.
"Ada, semua sudah Daddy persiapkan," Darmendra.
Mereka pun mandi bersama, suara gelak tawa menggema di kamar mandi. Darmendra lah yang paling bahagia saat ini.
Selesai mandi mereka pun ganti pakaian. pakaian yang sama hanya berbeda warna.
Kini si kembar berbaring di atas ranjang, sambil memeluk Daddy mereka.
"Dad, kenapa Mommy tidak bisa tinggal bersama Daddy?" tanya Roy.
Ternyata pertanyaan itu masih mengganjal di hati mereka.
"Kalau Mommy mau tinggal sama Daddy, Mommy dan Daddy harus menikah dulu." jawab Darmendra.
"Kenapa sih orang dewasa selalu ribet?" tanya Ray akhirnya buka suara.
"Nanti kalau kalian sudah dewasa, kalian juga akan merasakan nya. untuk sekarang Daddy tidak bisa menjelaskan semuanya," Darmendra.
"Dad, mengapa sistem keamanan di perusahaan Daddy sangat lemah?" tanya Ren.
"Hah..." Darmendra tercengang.
"Mengapa bengong sih Dad?"
"Dari mana kalian tau sistem keamanan perusahaan Daddy lemah?"
"Tentu saja kami tau, yang meretas perusahaan Daddy itu kami," jawab si kembar.
Darmendra di buat syok, dia mati matian melacak pelaku yang meretas perusahaan nya, ternyata adalah anak nya sendiri.
"Jadi kalian...?" Darmendra tidak dapat meneruskan kata katanya.
"Iya kami lah pelaku nya. kenapa Dad?"
"Daddy rasanya tidak percaya, kalau Daddy mempunyai anak anak jenius."
"Daddy harus nya bangga sama kami."
"Ya Daddy sangat bangga dengan kalian, lalu apalagi keahlian kalian?"
"Daddy tau perusahaan SEVEN R?" Darmendra mengangguk.
"Iya tau," jawab Darmendra.
"Perusahaan itu milik kami Dad, tapi karena kami masih kecil jadi Mommy yang pegang."
"Perusahaan yang menciptakan produk mainan yang terkenal itu milik kalian?" tanya Darmendra.
"Iya Daddy, kami yang menciptakan produk itu."
Darmendra geleng-geleng kepala.
"Daddy tidak percaya?"
"Percaya, Daddy percaya."
Tanpa terasa hari sudah mulai gelap, pertanda siang berganti malam. si kembar dan Darmendra pun keluar dari kamar nya. mereka berlarian menuju kearah lift. setelah sampai di bawah, si kembar menuju dapur. karena mereka sudah lapar, mereka pun duduk di kursi meja makan. hidangan makan malam sudah tersedia.
"Diva mana Mom?"
"Tadi istirahat di kamar, kata nya sebentar lagi turun." jawab Vera.
"Kalian sudah lapar?" tanya Vera kepada si kembar.
"Kita nunggu Mommy aja deh," jawab si kembar.
Tak berapa lama Diva pun datang.
"Loh, kok belum makan?" tanya Diva.
"Kita lagi nungguin Mommy," jawab si kembar.
"Maaf ya sayang, Mommy terlambat." Diva.
"Sudah, sudah lebih baik kita makan." Vera.
Diva melayani si kembar lebih dulu, mengambil kan nasi dan lauk pauk nya. setelah selesai melayani si kembar, Darmendra menyodorkan piring nya ke Diva, minta di layani juga.
Darmendra kaya nya memang ada rasa sama Diva.
.
.
.
Banyak pelajaran yang bisa kita ambil bersama, Dari sisi kemanusiaan toleransi terhadap sesama dan dari sisi ke Genius si Penulis Cerita aku suka banget,Tank you Author 👍👍👍💪💪💪🥇🥇🥇
wellcome😘😘
tapi gakpapa sih
aku se7 tunggu mereka dewasa barulah diberitahu