NovelToon NovelToon
Jejak Kelabu

Jejak Kelabu

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengganti / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama / Mengubah Takdir / Romansa
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Lili

Tetesan-tetesan air hujan meninggalkan jejak basah kilau bening di pucuk-pucuk daun mahoni ditambah semburat cahaya mentari yang mulai meredup bak permata.... indah itulah dipengelihatanku.
Kumengadah ke atas kelabu itu sudah beranjak pergi berganti cahaya kemerahan di sana....kuhirup perlahan aromanya sambil memejamkan mata masih terasa segar....
Ku buka mata....masa itu... kenapa tiba-tiba menyergap ku....kuraba hatiku....masa yang selalu menghantui hidupku....apakah jejak kelabu dihatiku kan berganti ataupun sudah terkikis? kata hatiku berkata....aku rindu

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lili, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30 Meminta Restu Papi dan Mami

...•...

...•...

...•...

...~Selamat Membaca~...

...°°...

"Yo hpmu berbunyi itu, diangkat dulu siapa tahu penting." ucap Liona kepada Rio. Lalu Liona melanjutkan makannya dengan tenang.

Mereka saat ini sedang makan di resto setelah mereka selesai berwisata di taman kota. Rio menaruh sendok dan garpu di atas piring menghentikan makanannya sejenak.

Segera mengecek hpnya, ternyata Zafran yang meneleponnya. Rio membelalakkan kedua matanya. Hpnya masih berdering.

"Mbak aku keluar dulu ya angkat telpon dari orang penting." untuk mbak lanjutnya dalam hati.

"Oke, kasihan kalau dia nunggu." ujar Liona

"Iya."

Lalu Rio berjalan keluar resto. Mencari tempat yang agak sepi. Lalu

"Sorry Zaf nunggu lama ya, cari tempat dulu sama agak menjauh dari mbak ini."

"Jadi gimana ini tadi lancar atau nggak?"

"Ehm jawabannya ada 2 Yo, lancar dan nggak."

"Ha? Maksudnya?"

"Syukurnya Ibu, Mbak Raya dan Mas Rendi mau memberi gue kesempatan buat kenal sama Liona tapi Ayah Lo nggak ngasih komentar apa-apa lalu ninggalin gue."

"Ehm soalnya gue itu tadi, langsung ngasih tahu niat gue untuk menjadikan Liona isteri gue. Gue rasa kayaknya gue salah langkah deh Yo. Harusnya gue harus pendekatan dulu sama orang tua lho baru setelah gue diterima di keluarga lo baru gue nyatakan niat gue."

"Gue takut Yo." Disana Zafran menggaruk-garuk kepalanya. Bukan karena gatal tapi karena gusar.

"Lo nyerah?"

"Gue nggak nyerah Yo, restu dari keluarga lo selain ayah Lo syukurnya udah gue kantongi. Tinggal ayah Lo aja."

"Gue bingung, gue harus apa?"

"Ayah dulu sama Mas Rendi juga gitu kok Zaf, nggak langsung diterima dan kelihatan nggak suka sama mas Rendi, tapi ya sekarang mereka dekat."

"Lo harus usaha terus. Ayah gue tuh 11 12 kayak Liona suka berkebun, suka merawat tanaman gitu coba Lo ndeketin dengan cara itu."

"Lo kan udah dapat restu dari ibu gue, Mbak Raya dan Mas Rendi dan dari gue juga."

"Dan untuk ayah gue memang sih beliau itu wataknya keras tapi ada sisi lembutnya. Intinya Lo jangan menyerah sih."

"Lo harus jujur juga sih Zaf, soal keluarga lo juga. Keluarga lo juga harus tahu itu. Gue nggak mau ya kalau Mbak gue kenapa-kenapa."

"Lo harus juga menyakinkan keluarga Lo."

Zafran diseberang telpon menyimak apa yang diucapkan oleh Rio. Lalu Rio memberikan solusi dan saran untuk Zafran.

Zafran setelah berbicara dengan Rio merasa sudah plong dan lega. Benar ini baru langkah awal dia harus benar-benar berusaha untuk mendapatkan restu dari ayah Liona.

Karena dengan itu dia bisa untuk mengenal lebih dekat dengan Liona dan bisa menjadi pasangan hidupnya.

"Oke sip gue tutup dulu ya, pokoknya Lo jangan langsung menyerah ngadepin sikap ayah gue. Beliau pasti lulus dan gue yakin Lo bisa ngeluluhin hati ayah gue."

"Makasih ya Yo, Lo emang temen yang gue andalin. Udah ya gue tutup. Kasihan Liona kalau sendirian. Segera samperin." ucap Zafran

"Gue tutup dulu ya, gue sebagai calon adik ipar yang baik kan tugasnya jagain calon isteri lo."

Tak lama sebuah pesan dari Rio berupa sebuah potret seorang gadis yang sedang tersenyum dengan anak kecil.

"Manis banget kamu Na, tunggu aku ya....aku nggak sabar nikahin kamu." ucap Zafran dengan melihat foto Liona.

...°°°...

Di hari pertama Zafran berkunjung di rumah Liona, Zafran sudah mengantongi restu dari keluarga Liona tinggal ayahnya Liona dan tentu saja restu dari keluarga Zafran.

Untuk itu dia akan pulang ke rumah meminta doa dan restu kepada mereka. Jika dia ingin bertemu dengan ayah dari Liona dan Rio dan seumpama beliau bertanya tentang izin dari orang tuanya dia bisa menjawabnya. Sekalian juga dia ingin menjenguk orang tuanya.

Besoknya Zafran pulang ke rumah. Gerbang rumah yang menjulang tinggi itu tanpa basa basi segera dibukakan oleh 2 orang penjaga rumah orangtuanya karena tahu dan kenal dengan mobil yang dikendarai oleh anak si Tuan dan Nyonya.

"Den Zafran."

"Iya Pak, mari."

Zafran lalu melajukan mobilnya menuju rumahnya, menjalankan dengan pelan menyusuri jalan. Lalu dia segera menghentikan mobilnya ketika sudah sampai di basement.

Karena masih pagi tentu Papi dan Maminya tengah sarapan. Zafran segera berlalu ruang makan.

Terlihat orangtuanya masih akan memulai sarapan. Orangtua Zafran kaget melihat anaknya datang. Tanpa kabar tiba-tiba datang.

"Papi...Mami."

"Zafran nggak bilang-bilang sama papi dan mami kalau ke sini."

"Ayo sarapan bersama, Bi tolong buatkan pancake buat Zafran ya....."ucap mami Zafran antusias.

"Baik Bu."

"Mi nggak perlu. Yang ada di meja makan sudah cukup."

"Nggak apa-apa, nggak lama juga kok."

Semenjak dia lulus kuliah dari luar negeri. Zafran sudah tidak lagi tinggal di rumah orangtuanya. Bukan karena ada masalah dengan orangtuanya dia ingin hidup mandiri.

Sekarang dia tinggal di apartemen yang masih 1 kota dengan tempat tinggal orang tuanya. Zafran juga mulai mengurus bisnisnya yang mulai berkembang.

"Ayo Zaf, segera duduk kita sarapan bersama."

"Iya Pi."

Zafran sebenarnya ingin langsung memberitahukan niatnya mengunjungi orang tuannya. Mungkin setelah sarapan saja dia akan mengutarakan niatnya itu.

"Papi hari ini nggak ke kantor?"

"Nggak Zaf, hari ini papi ngurus dari rumah aja. Nemenin Mami sekali-kali ya kerja di rumah."

"Gimana Zafran kerjaanmu lancar di sana?."

"Lancar Pi, papi dan mami sehatkan?"

"Kami sehat sayang, semenjak menikah kedua kakakmu jarang kemari. Mamikan sendiri apalagi kalau pas papi sibuk kerja. Kamu juga milih tinggalnya di apart."

"Kan Zafran sering-sering ngunjungjn papi dan mami juga emang yang akhir-akhir ini jarang soalnya kan ngurus bisnis Zafran Mi, Pi."

Lalu mereka menghabiskan waktu sarapan dengan mengobrol ringan. Setelah selesai makan mereka menuju ruang keluarga.

"Pi, Mi, Zafran ingin berbicara dengan kalian." Dengan raut muka serius Zafran berbicara.

"Iya Zaf kamu mau berbicara apa?"

"Pi, Mi, aku ini tadi niat datang ke sini selain mengunjungi kalian sekaligus untuk memohon doa dan restu kepada Papi dan Mami. Zafran ingin mempersunting gadis pilihan Zafran untuk jadi isteri Zafran." ucap Zafran serius.

Mami dan Papinya sungguh terkejut. Karena tahu Zafran masih terlalu muda untuk menikah. Namun melihat raut kesungguhan dari anak bungsunya itu membuat mereka yakin bahwa anaknya itu benar-benar serius atas apa yang diucapkannya.

Anak yang jarang berbicara dan pendiam. Tiba-tiba saja banyak berbicara karena hal ini.

"Aku berharap kalian merestui aku." ucap Zafran kemudian.

"Dengar Zafran....kamu yakin menikah di usia muda Zaf? Bukannya papi nakutin kamu. Nanti setelah menikah hidup kamu berbeda saat kamu masih lajang kamu harus memprioritaskan keluarga kecilmu dan dengan pekerjaanmu sekarang ini apakah kamu mampu untuk menghidupi anak dan isterimu?"

"Seberapa siap kamu Zaf."

"100 persen Zafran siap Pi. Jika Papi dan Mami merestui Zafran. Restu kalian sangat berharga bagi Zafran."

"Kamu sudah dewasa Zaf, kalau itu menurutmu baik, kamu siap dan yakin ya laksanakan segera."

"Papi yakin pilihanmu itu tidak salah nak."

"Jadi maksud Papi, Papi ngasih restu Zafran buat menikahi pilihannya Zafran." tanya Zafran

Papi menganggukkan kepalanya. Sedangkan maminya sejak tadi hanya diam saja.

"Bagaimana dengan mami, Zafran juga butuh restu dari mami."

"Siapa dia Zaf?" tanya maminya.

"Kalian pernah ketemu kok. Dia gadis yang baik."

Lalu Zafran menceritakan tentang Liona kepada orangtuanya. Papinya terlihat tidak mempersalahkan status keluarga dari Liona.

"Bagaimana Mami."

"Kalau itu mau kamu Zafran. Mami restuin." ucap mami. Mungkin karena syok maminya tidak begitu berkomentar apa-apa.

"Awal ketemu dengan dia papa suka, dia gadis yang nggak neko-neko. Makanya segera kenalin ke kami ya. Papi dan Mami juga ingin berkenalan dengan calonmu dan keluarganya juga."

"Terimakasih Papi, Mami, terimakasih sudah memberikan restu kepada Zafran."

"Dengan restu kalian buat Zafran lebih semangat dan kuat."

"Doakan Zafran ya Pi Mi semoga ayah Liona merestui Zafran."

"Tentu Zaf, papi selalu mendoakan kamu."

Sebelum meninggalkan tempat tinggal orang tuanya. Zafran berbicara banyak hal kepada Papi dan Maminya.

1
Lili
I have everything I need to be happy right now. Walau belum sesukses orang lain, tapi cukup kok.


Bukan karena cepat puas. Justru karena tujuanku besar yah aku belajar menikmati apa yg aku punya hari ini sambil berjuang untuk mimpi-mimpi berikutnya.


Rasa cukup ini yang bikin hati semakin luas.

I have everything I need to be happy right now. Walau belum sesukses orang lain, tapi cukup kok.


Bukan karena cepat puas. Justru karena tujuanku besar yah aku belajar menikmati apa yg aku punya hari ini sambil berjuang untuk mimpi-mimpi berikutnya.


Rasa cukup ini yang bikin hati semakin luas.
Lili
💪💪💪
Lili
semangat
Lili
semangat terus jangan malas-malasan
Lili
ayo terus berkarya
Lili
tetap berkarya
Lili
tetap fighting
Lili
jangan menyerah
Lili
semangat 💪💪💪
Lili
semangat ya 😇
Lili
👍💜💙💚♥️💛
Lili
semangat jangan pantang menyerah
Lili
💛💪
Lili
terus berkarya ya
Lili
💪💪💪💪
Lili
semangat jangan menyerah
Lili
jangan malas-malasan
Lili
harus benar-benar kuat
Lili
semangat ya
Lili
semangat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!