The Soldier And The CEO

Kediaman Bayu dan Ajeng O'Grady Manhattan New York

"Kok mokat ? Nggak asyik ! Padahal aku sudah persiapan !" omel Ajeng saat mendengar Kristoffer Dourdan tewas bunuh diri. Oma cantik itu lalu mengomel dengan bahasa Jawa. "Ora sumbut Karo polahe ( tidak sesuai dengan kelakuannya ) ! Wong kecing ( pengecut )! Masa iya kudu Wedi Karo oma-oma ( masa harus takut sama oma-oma )?"

Bayu hanya menikmati kereogan istrinya yang masih mondar mandir sambil ngemil pisang goreng.

"Jeng ..."

"APA?"

"Astaghfirullah, istrinya Mas Kal-el galake ..." kekeh Bayu.

"Mas ! Cari tahu dong siapa sing ndisiki ( ngedahuluin ) aku ! Iki nasibe gobang ku sing Wis diasah piyeeee ( ini nasibnya gobang aku yang sudah diasah bagaimana )?" rengek Ajeng.

"Lho kan lumayan buat motong pohon yang sudah berantakan," jawab Bayu kalem.

"Ora ngunu mas ! Iki ora patut ( ini nggak benar )!"

Bayu hanya menghampiri Ajeng dan memeluknya. "Dengar sayang, kamu tahu pelakunya kan. CIA. Ayahnya Liam itu agen CIA dan mereka berhak melakukannya. Kita kan hanya terima bersih ..."

Ajeng menyipitkan matanya. "Mas Kal-el."

"Yes Ajeng."

"Jangan sekalian ngelap tangan bekas minyak pisang goreng di daster Ajeng dong !"

Bayu cemberut. "Kok ya tahu sih..."

***

Kediaman James dan Scarlett O'Connor di Washington DC

"CIA.," jawab James saat Scarlett menanyakan siapa yang 'membersihkan' keluarga Dourdan.

"Tapi Tanguy, tidak semua ikutan kan ?" ucap Scarlett. Dominic hanya diam saja karena untuk sementara dia, Liam dan Terry mendapatkan skorsing selama seminggu baru nanti melapor pada CO yang baru di markas militer mereka. Hukuman dari pengadilan militer adalah skorsing buat ketiganya dan pemulangan Letnan Satu Gizem Karaman dan Letnan Satu Peter Thomassen ke negara masing-masing.

"Duh padahal Mama sudah pengen ayunin gobang nya macam menggal Highlander..."

UHUK !

Dominic tersedak saat mendengar ucapan ibunya soal Omanya yang sudah ingin memenggal kepala Kristoffer Dourdan.

"Astaghfirullah... Oma !" ucap Dominic tidak habis pikir kenapa Omanya makin amburadul.

"Paling hanya hiperbola, Blue Jay," senyum James.

"Tapi kok mukanya serius ya?" gumam Scarlett.

Dominic memilih tidak bertanya lebih lanjut karena sudah pasti akan merembet kemana-mana.

***

Ruang Kerja Bayu O'Grady

"Kalian masih melakukan embargo?" tanya Bayu ke keponakannya yang Emir Timur Tengah.

"Masih. Sampai pemilu dua bulan lagi karena kami ingin melihat siapa yang akan menjadi presiden apakah dari Demokrat, Republik atau Independen," jawab Malik Al Khalifa.

"Bagaimana dengan bisnis kalian di Amerika?" tanya Bayu lagi. "Selain minyak?"

"Well, so far so good Oom. Tidak berani macam-macam karena dampaknya cukup membuat Amerika mengalami inflasi kan? Mereka butuh pahlawan supaya bisa membenahi pemerintahan." Rauf tersenyum.

"Oom Bayu tidak mau mengajukan jadi presiden?" goda Eren Al Sharif.

"Ogah ! Mending mikir PRC Group dan Jang Corp. Aku saja benci politik !" jawab Bayu judes membuat para keponakannya terbahak.

***

Sementara itu di suatu tempat terpencil di Mesir

"Apakah keluarga ku dibantai oleh keluarga Dominic ?" tanya seseorang melalui telepon satelit yang terenkripsi.

"Bukan. Mereka dihabisi oleh CIA atas ijin presiden dan menteri pertahanan," jawab lawan bicaranya.

"Bukan keluarga Pratomo?" tanyanya lagi untuk mendapatkan kepastian.

"Bukan. Sudah terbukti bukan mereka. Keluarga Pratomo sebatas melakukan embargo minyak ke Amerika dan tidak bertanggungjawab atas kematian keluarga kamu, JD."

Jim Dourdan tampak mengeraskan rahangnya. Jadi si presiden dan si Menteri pertahanan adalah biang keladi habisnya keluarga aku ! Kurang ajar ! Dasar pengkhianat ! Kalian cuci tangan agar tidak dicap terlibat kan ?

"Akan aku habisi mereka !" geram Jim Dourdan.

***

Dominic tampak melamun di halaman belakang rumahnya dan James menghampiri putra tunggalnya sambil menawarkan kopi buatannya.

"Tidak bisa tidur kamu ?" tanya James.

"Sulit Pa. Tapi ini bukan PTSD ( post traumatic syndrome disorder ). Hanya aku butuh waktu bisa mencerna semuanya," jawab Dominic sambil menerima kopi dari James.

James duduk bersebelahan dengan Dominic. "Papa dan Mama senang kamu selamat Dom. Tidak kebayang bagaimana saat kamu dikejar-kejar dan nyaris mati ..."

Dominic tersenyum. "Aku sendiri juga tidak yakin akan bisa keluar dari Libya dengan selamat mengingat Terry mengorbankan diri dan kami semua menangisi kematiannya. Lalu tiba-tiba dia datang macam zombie ? Aku seperti mendapatkan plot twist yang menyebalkan !"

"Bukankah kamu sudah merencanakan dengan Terry ?"

"Tapi Terry left behind itu rencana dadakan. Aku saja kaget karena bukan seperti itu awalnya ..." jawab Dominic.

James tertawa kecil. "Paham lah kamu dan ketiga rekan kamu shock kan ?"

"Absolutely..."

"Dom, jika kamu dikirim lagi ke daerah konflik, papa minta jangan berbuat aneh-aneh lagi ya. Kamu bukan kucingnya mama yang punya sembilan nyawa !" pinta James.

Dominic tertawa. "Selama aku tidak melihat sesuatu yang membahayakan, aku tidak akan bertindak. Kalaupun aku dikirim ke Libya lagi, tidak apa-apa. Toh CO nya sudah bukan JD kan ?"

James mengangguk. "Ngomong-ngomong, JD menghilang."

Dominic terkejut. "Diculik CIA ?"

James menggelengkan kepalanya. "CIA tidak menemukannya dimana-mana."

Dominic tampak berpikir. "Apakah dia bersembunyi?"

James mengangguk.

"Tapi dimana ?"

"Itu yang papa tidak tahu, Dom," jawab James.

***

Istanbul Turki

Gizem mendapatkan pelukan dari ayah dan ibunya setelah selesai kasus persidangan militer di Washington. Kemal dan Eliya Karaman bersyukur putri mereka selamat mengingat mereka diburu dari Kroasia, London, Glasgow hingga Washington DC.

"Alhamdulillah kamu selamat, sayang," ucap Eliya yang merupakan dokter di rumah sakit militer Turki.

"Alhamdulillah..." Gizem tersenyum ke arah ibunya.

"Papa sudah berterima kasih pada Mr O'Grady dan Emir Khalid yang sudah melindungi kalian semua," ucap Kolonel Kemal Karaman.

"Kabarnya Opa Dominic ngamuk di persidangan?" tanya Eliya.

"Iya mama. Opanya Dom sangat menyeramkan kalau marah. Dia tidak perduli jika harus melawan satu Pentagon."

Kolonel Kemal Karaman terbahak. "Tentu saja Bayu O'Grady tidak perduli. Semua rahasia Pentagon dia pegang ! Hanya saja, dia tetap menyimpannya sebagai kartu As jika diperlukan. Tahu sendiri kan dia salah satu CEO Jang Corp?"

Gizem mengangguk. Suara ponsel Gizem berbunyi dan gadis itu tersenyum saat tahu siapa yang menelponnya.

"Maaf Papa, mama. Aku harus terima dulu ..." ucap Gizem.

"Silahkan sayang..."

Gizem pun menjauhi kedua orang tuanya. "Assalamualaikum Dom..." sapanya.

***

Yuhuuuu Up Malam Yaaaaaaaa

Thank you for reading and support author

Don't forget to like vote and gift

Tararengkyu ❤️🙂❤️