NovelToon NovelToon
Oppa Korea Suamiku

Oppa Korea Suamiku

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Nikahmuda / Duda / Pernikahan Kilat / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang
Popularitas:96.8k
Nilai: 5
Nama Author: rishalin

"Aku mohon jadilah Mamaku Ra!!" Pinta Hannah temannya sejak pertama kali masuk SMA.
"Jika dalam waktu satu minggu, orang tua mu tak bisa membayar sisa hutangnya, kamu harus menikah denganku manis." Ucap pria lintah darat yang terkenal didaerah itu.

Danira Grisela,
Seorang gadis polos yang baru saja menyelesaikan pendidikan SMA, harus terjerat ancaman seorang lintah darat yang akan menikahinya jika orang tuanya tak bisa melunasi sisa hutangnya.
Namun, ia juga dihadapkan dengan permintaan sahabatnya yang memintanya untuk dengan Ayahnya dan berjanji akan melunasi semua hutang orang tuanya dan menanggung semua kebutuhan keluarganya.

Pilihan manakah yang akan Danira pilih?
Yuk langsung baca ceritanya!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rishalin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Eps 31

"Iya, Pak!" jawab Arvin.

"Bisa tolong hubungi keluarga mereka?"

"Baik, Pak!" jawab Shaka

"Boleh saya ikut di mobil ambulans, Pak?" tanya Arvin pada salah satu para medis.

"Iya silahkan, Pak!"

Di dalam mobil ambulans, Arvin menggenggam tangan Danira dengan erat melihat Darah yang mengalir di kaki Danira, membuat Arvin cemas luar biasa.

"Ya ALLAH.... Aku mohon padaMU. Selamatkan Danira, dan bayinya. Jangan biarkan hal yang lebih buruk menimpa mereka. Aku mohon ya ALLAH. Aku rela tak medapatkan cintamu, Danira. Aku rela tak bisa selalu bersamamu. Rela hanya bisa memilikimu dalam anganku. Rela hanya bisa memandangmu, tanpa bisa menyentuhmu. Rela hanya bisa mengagumimu. Rela... aku rela apapun juga, asal kamu bahagia. Tapi sungguh, aku tak rela kalau kamu menderita. Tolong bertahanlah Danira. Kamu harus kuat. Kamu harus sehat. Kamu harus....!" Tak terasa airmata menetes di sudut mata Arvin.

Beberapa saat setelah Danira di bawa ke rumah sakit. Hajun yang menerima telpon dari Shaka, andai bisa terbang, ia ingin sekali terbang secepatnya kerumah sakit.

Dan kini Hajun tengah menggenggam jemari Danira yang masih belum sadar juga.

Dokter mengatakan kalau Danira sempat mengalami pendarahan, untung bayi yang dikandung Danira cukup kuat dan masih bisa bertahan.

Pak Asep sendiri, sukurnya hanya mengalami luka ringan dan langsung di ijinkan pulang hari itu juga.

Dari keterangan para saksi di tempat kejadian, polisi mengatakan kalau ada sebuah mobil box yang menabrak mobil Pak Asep.

Diperkirakan, supir mobil box itu mabuk. Tapi ada kemungkinan juga, supir mobil box itu sengaja menabrakan mobilnya.

Padahal selama ini Hajun merasa tak punya musuh, dalam bisnis maupun pergaulan di luar pekerjaan.

Jadi motif orang itu masih samar, kalau memang benar orang itu dengan sengaja menabrak mobilnya, sampai membuat Pak Asep, dan Danira terluka, bahkan Danira sampai hampir kehilangan bayinya.

Tapi, Hajun tiba-tiba teringat dengan mimpi Danira.

"Mimpi itu... apakah mimpi itu memberi tanda tentang kejadian ini?" Hajun menggelengkan kepalanya resah.

"Aaayyy...." Danira membuka matanya.

"Sayang... syukurlah kamu udah sadar, kamu gak boleh banyak bergerak."

"Bayi kita Aayyy?" tanya Danira cemas lalu tangannya mengelus perut.

"Bayi kita sangat kuat, Sayang. Dia hebat, kaya Mamanya, kaya kamu, Sayang."

"Pak Asep gimana, Ay?" tanya Danira lagi masih dengan raut wajah yang sama.

"Pak Asep cuma luka ringan, dia udah diijinin pulang."

"Mobilnya gimana?"

"Ya ampun, Sayang... gak usah mikirin mobilnya." Hajun sedikit berdecak karena bisa-bisanya Danira masih memikirkan mobil.

"Apa ini arti dari mimpiku semalam ya, Ayy?" tanya Danira lirih.

"Mimpi itu cuma bunga tidur, Sayang, yang namanya musibah gak pernah ada yang bisa tau." Ucap Hajun seraya mengusap lembut kepala Danira.

"Haus Ayy." Ucap Danira tiba-tiba.

Hajun meraih segelas air yang berada di atas nakas lalu membantu Danira untuk minum.

"Polisi yang yang ngasih kamu kabar, Ayy?" tanya Danira sambil menyeka bibirnya yang sedikit basah.

Kepala Hajun menggeleng. "Shaka yang ngasih aku kabar, dia sama Arvin melewati tempat kecelakaan." jawab Hajun.

"Ooh...." Jawab Danira singkat.

"Tadi Ibu sama Bapak juga ke sini, tapi udah aku suruh pulang, kasihan adik-adik kamu, cuma berdua jaga depot kalo ditinggal kelamaan."

Danira hanya mengangguk saja menanggapi ucapan Hajun.

"Istirahat ya, tidur lagi, Sayang." Ucap Hajun sambil merapikan selimut Danira.

"Ayy juga tidur di sini ya." pinta Danira sambil menepuk tempat di sebelahnya.

Hajun naik ke atas ranjang, ia merebahkan dirinya dengan posisi miring di sisi Danira, ia menjadikan lengannya sebagai bantal untuk Danira.

Sementara tangan yang satunya mengusap lembut perut Danira dan Danira menyusupkan kepalanya ke lekukan leher Hajun.

"Polisi tadi bilang apa Ayy?" tanya Danira dalam pelukan Hajun.

"Katanya, ada mobil box yang nabrak mobil kamu, mungkin supirnya mabuk. Mobilnya masih belum ketemu. Para saksi di tempat kejadian, gak ada yang lihat plat nomernya. Kamu gak usah ikut memikirin hal itu ya, biar Polisi yang menanganinya." Jawab Hajun lalu mengecup pipi Danira.

"Tidurlah...." lanjut Hajun sambil mengusap lembut rambut Danira.

Tak butuh waktu lama Danira sudah terlelap dalam pelukan Hajun, sedangkan Hajun masih terjaga. Ia masih memikirkan kejadian hari ini dan juga mimpi Danira.

Suara pintu yang terbuka membuyarkan lamunan Hajun, Hannah masuk bersama Oma dan Opanya.

Hajun hendak bangun untuk menyambut orang tua Ibunya Hannah. Tapi, mereka dengan cepat melarangnya.

"Gak usah bangun, Hajun, di situ aja, kami cuma mampir sebentar kok, tadi dari bandara tadi langsung ke sini." Cegah Omanya Hannah, saat melihat Hajun yang hendak bangkit.

"Papa... Danira sama adik di perutnya nggak papa kan?" tanya Hannah pelan, sambil mendekat ke arah ranjang. Mata Hannah terlihat bengkak, sepertinya dia menangis sepanjang perjalan.

"Tadi sempat pendarahan, Han, tapi kata dokter untungnya, adik kamu kuat."

"Alhamdulillah... Pak Asep, gimana?"

"Pak Asep cuma luka ringan, dia udah diijinin pulang, dia sedikit shok juga, makanya sampai pingsan." jawab Hajun.

"Hannah gak berhenti nangis, setelah mendapat kabar dari Shaka." ucap Opanya Hannah.

"Aku takut benget, Danira sama adikku kenapa-kenapa." Jawab Hannah yang kembali berkaca-kaca.

"Polisi bilang apa, Hajun? Shaka bilang yang nabrak kabur ya, udah ketangkap belum?" tanya Omanya Hannah.

"Kata saksi mata, mobil box itu kaya sengaja nabrak mobilnya Danira, tapi ada kemungkinan juga supirnya mabuk. Mobilnya belum terlacak soalnya gak ada orang yang lihat plat nomernya." jawab Hajun.

"Semoga kasus ini bisa segera terbuka. Dan Danira bisa segera pulih, aamiin."

"Aamiin." Ucap mereka bersamaan.

***

Danira membuka matanya pelan, matanya mengedar menatap sekeliling.

Danira melihat Hajun dan Hannah tengah duduk di atas sajadah mereka.

Mereka tengah memanjatkan doa, yang ikut diamini oleh Danira.

Setelah selesai solat dan berdoa, Hannah membereskan bekas sholat mereka. Sementara Hajun berjalan mendekati Danira.

"Kenapa bangun, Sayang?" tanya Hajun.

Hannah yang berniat tidur lagi setelah sholat malam, mendengar ayahnya bicara dengan Danira langsung mendekati mereka.

"Maaammm... aku kangen banget, harusnya aku bisa jaga kamu, sama adik aku. Maafin aku ya, Mam." ucap Hannah yang kini terisak, sambil menggenggam jemari Danira.

"Aku juga kangen, Han, tapi kamu jangan menyalahkan diri kamu ya." Jawab Danira sambil berusaha untuk bangun.

"Kamu gak boleh bangun, Sayang. Gak boleh banyak gerak dulu, takut nanti pendarahan lagi." Ucap Hajun, sambil tangannya menahan bahu Danira.

"Pegel Ayy... dari tadi baring terus." protes Danira.

"Kalau kamu gak nurut, kita bisa lebih lama nanti di rumah sakitnya." bujuk Hajun.

"Kalo lama di rumah sakitnya, berarti lama juga dong puasanya, iya kan, Yah?" goda Hannah.

Ctak!!!

Kening Hannah dijentik pelan keduanya.

"Ngomong apa kamu, Han?"

Hannah pikir, orang tuanya sudah lupa dengan kebiasaan menjentik keningnya, ternyata tidak.

Membuat Hannah langsung pura-pura cemberut.

"Sakit, Mam, Pa, masa anaknya baru ketemu lagi, udah disakitin gini sih!" rajuk Hannah dengan bibir mengerucut.

Hajun merangkul Hannah. "Papa juga merasa, sejak ada Shaka, Papa kamu nomer duakan, Han!" ucap Hajun menggoda Hannah.

"Papa juga, sejak punya Danira, aku dinomer duakan!" balas Hannah.

Danira melotot. "Oohhh... jadi ceritanya nyesel nih minta aku nikah sama Papa kamu, Han?" tanya Danira pura-pura merajuk.

Hannah memeluk Danira. "Seumur hidup aku, keputusan paling baik yang pernah aku ambil adalah, meminta kamu jadi Mama aku, Mam. I love you so much, muaaaccchhh!" Hannah mengecup basah pipi Danira.

"Iihh... jorok Han!" protes Danira.

Tapi Hannah bukannya berhenti, malah mengecup basah lagi pipi satunya dan dahi Danira sambil terkekeh.

"Aku saaaaaayang Mama!" ucap Hannah lalu memeluk Danira dengan erat.

"Aku sayang kamu juga, Han."

"Gak ada yang sayang sama Papa yaa?" tanya Hajun memelas.

Danira dan Hannah saling pandang, lalu tertawa kecil bersama.

***

Pagi harinya, Hajun ke luar untuk mencari sarapan, hanya ada Hannah dan Danira di dalam kamar.

Tapi, saat Hajun kembali, ia tak sendiri, tapi ia kembali bersama Dona.

"Dona mau nengok kamu, Sayang." Ucap Hajun seraya mendekati ranjang tempat Danira berbaring.

"Arvin yang ngasih tau aku, katanya kamu kecelakaan, Danira. Untung kamu gak papa ya." Ucap Dona raut wajah khawatirnya lalu Dona meletakan keranjang buah yang dibawanya ke atas meja.

"Terima kasih." jawab Danira singkat.

Danira memegangi perut dengan kedua tangannya. Ia merasakan tak ada ketulusan di mata Dona.

Beruntung Dona datang hanya sebentar karena katanya harus kembali ke kantor.

Sesaat setelah Dona pulang, Hannah langsung membuang sekeranjang buah yang tadi dibawa Dona.

"Kenapa dibuang, Han?" tanya Hajun.

"Aku takut itu beracun!" jawab Hannah ketus.

"Kamu terlalu berlebihan, Han, Dona gak mungkin sejahat itu!" ucap Hajun.

"Apa Papa gak pernah sadar, kalau yang menimpa Danira mungkin saja udah direncanakan sebelumnya!"

"Apa maksud kamu, Han?" tanya Hajun bingung.

"Kalau Papa punya musuh, pasti Papa sasarannya, tapi kenapa ini Danira?Dan cuma Tante Dona yang gak suka sama Danira, Pa!" Jawab Hannah menjelaskan.

"Cukup, Han! Jangan menuduh orang tanpa bukti." Ucap Hajun sedikit meninggikan suaranya.

Hajun mendekati Danira yang sejak tadi diam saja. Hatinya kini merasa sakit karena Hajun membela Dona tepat di depan matanya.

"Aku ke kantor dulu ya, Sayang. Hannah yang akan menjagamu." Ucap Hajun seraya mengecup kening Danira.

Danira hanya merespon dengan mengangguk saja.

"Jangan bebani pikiran sama perasaan kamu, Sayang. Kasihan anak kita, dia juga pasti ikut merasakannya." Hajun kini membelai rambut Danira lembut.

Sekali lagi Danira hanya mengangguk saja.

"Han, jangan bicarain hal yang berat yang akan jadi beban pikiran buat Danira. Ingat ya, Han." pesan Hajun.

Hannah hanya mengangguk, padahal hatinya ingin sekali membahas tentang Dona dengan Danira.

**********

**********

1
Aliya326
sangat best dan sangat menarik
Melia Gusnetty
iihh..kok menjijik kn nengok lakik macam luu hajun...ms ke kamar mandi mau d temanin pelakor...gk mikir perasaan istri nya...si istri juga plin pkan...nnt udh d cium...luluh lg...sm aja😏😏👎👎
Melia Gusnetty
ini laki2 paling tolol..plin plan gk peka sm perasaan istri..egoiis...si pelakor begelayut sm dia mau juga..menjijik kn..giliran istri d dekatin laki2 lain cembokor...huuuh..😏😏😏
Melia Gusnetty
si hajun goblok..si danira terlalu lemah...pasangan yg👎👎
kiya
kok jd merasa arvin lebih baik buat danira, si oppa menang dpt cinta aja tp lebih sering bikin sedih danira ga sih, ga peka jg masih suka layanin perempuan lain jg walopun alasan cinta hny buat danira to kelakuannya sering bikin sedih danira
ellasarniaa
tiara siapa thorr??
Rishalin: typo kak
total 1 replies
Yati Siauce
semngt y thor
kiya
halah omong doang, msh aja mau dideketin pelakor, drmh sakit ada perawat cowok kok mlh mau aja dipegang2 pelakor, bikin sakit hati istri aja, mn lg hamil sensitif hatinya. coba dibalik klo istrinya yg dipegangi cowok lain, rela ga
kiya
ahh danira cewe labil ga jelas, marah kok gitu aja pdhal lakinya sampe lupa istri karna meladeni cewe lain, kek gitu ktnya cm cinta istrinya aja, omong kosong bget, istri yg lg hamil loh yg dilupain, bukan krna sesuatu yg penting lg lupainnya
Emylia Rosliayana
best dan seru...cuma updatenya sedikit...kalau boleh yang banyak updatenya..
Emylia Rosliayana
thor please up datenya yg bnyak...jgn kdekut ya up date nya..lg seru bca soalnya..
Vien Habib
Luar biasa
kiya
malas bget liat laki ga peka perasaan istri, dah tau si pelakor mau sm dia tp msh aja kasi peluang, giliran istri didekatin cowo lain, marah.. waras ga sih ni laki, menyebalkan..mana istri lg hamil pasti lbh sensitif perasaan nya
Yurniati
tetap semangat terus
Yurniati
terus update nya thorr
Neng Nosita
Bagus thor ceritanya... semangat berkarya 💪
Yurniati
tetap semangat terus update nya thorr
Yurniati
kok Hajun Tak peka ya,Dona itu yang menguasai kamu kasian Danira,,
ruhe
ini si tua keladi gmna sih ,bikin kesel aja, insting cewe tuh gk pernah slah, palingan meleset dikit, banyak bener biasa, nyesel baru tau luh 😑ini gue lagi bete min sorry to worry 🙏😁
Indah Darma Indah
semoga danira dn bayi nya selamat.ini pasti ulah dona
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!