NovelToon NovelToon
Flight Attendant, Take Me Fly Captain

Flight Attendant, Take Me Fly Captain

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat
Popularitas:4.7M
Nilai: 4.7
Nama Author: Isma Wati

Delia adalah seorang pramugari di sebuah maskapai penerbangan di Indonesia. Hingga suatu ketika Delia dijadwalkan terbang bersama seorang pilot tampan idola para wanita, menggantikan rekannya yang berhalangan masuk, dan bertemu dengan seorang pilot tampan, yang digandrungi banyak pramugari.

Delia pikir kapten Abian adalah Captain ramah dan baik, nyatanya Captain itu sangat menyebalkan untuknya, membuat Delia begitu membenci pilot itu.

"Aku bersumpah, walau didunia ini laki-laki tersisa hanya dia, aku tak sudi jika harus berjodoh dengan laki-laki bermulut sambal sepertinya," gerutu Delia.

Namun Delia seperti termakan omongannya sendiri, dia yang tak sengaja bertemu mama Abian, dan wanita itu menjodohkan mereka berdua, Delia pun jatuh cinta pada pesona sang pilot.

Hingga saat Abian datang dan melamar Delia. Terungkap jika kematian ayahnya ada hubungannya dengan Abian.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Isma Wati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dia Milikku

"Dasar anak nakal."

Amanda menekan-nekan kepala dan bahu Abian, sampai Abian tertunduk. Abian baru saja kembali dari mengantarkan Delia ke apartemenya, setelah insiden Amanda memergokinya, Delia banyak terdiam karena malu.

"Sakit Maa, ampun."

"Rasain kamu ya, lagian cari-cari kesempatan, memanfaatkan sakit kamu, buat nyosor-nyosor anak gadis orang." Amanda masih menekan-nekan dan memukul kepala Abian menggunakan kipas bambu miliknya.

"Iya maaf, Abian tadi khilaf Ma. Ampuuunn."

Amanda benar-benar di buat syok atas tindakan anaknya, nafasnya tersengal karena terlalu emosi, "Mama rasanya jijik sekali, apa kamu juga seperti itu sama Attaya selama ini?, Mama merasa sangat bersalah pada Delia, dia hanya dapat bekas lambe yang suka obral kesana kemari."

Amanda mendudukkan pantatnya di mini bar kichen mereka, saat emosinya mulai mereda, dan melepaskan mangsanya yang sudah lemas, dia menuang air putih kedalam gelas, lalu menenggaknya hingga tandas.

"Hanya sekali Ma," jawab Abian lirih, dia ikut duduk disebelah mamanya, melakukan hal yang sama, menuang air putih, lalu meneggaknya hingga tandas.

"Hanya sekali katamu?, tapi bekas virus-virusnya menempel sampai ketenggorokan, dan mungkin sekarang bersarang di orak kamu, makanya kamu jadi punya otak omes seperti itu." Amanda meneken telunjuknya di pelipis Abian, dia gemas dengan anak laki-lakinya ini.

"Mama mikirnya terlalu berlebihan, pesona Delia dan Attaya beda Ma, dulu Abian sama sekali tak berminat menyentuh Attaya, karena selain belum mendapat restu Mama, Abian juga_entahlah, Abian rasanya bisa menahan itu semua, tapi bersama Delia, Abian tidak bisa menahanya."

Abian menunduk lesu, meletakkan kepalanya diantara kedua tangannya yang berada diatas meja bar, ada rasa bersalah karena rasanya dia tidak bisa mengendalikan dirinya terhadap Delia.

"Maka jaga jarak dulu sebelum kamu menikahi Delia, kamu lihat, kakak-kakak kamu dulu begitu dihargai oleh suami-suaminya, menikah dengan cara yang benar, meminta kepada Mama dan papa secara baik-baik.Mama berharap kamu juga seperti itu Bian, jaga Delia, jika memang kamu sudah diujung, cepat datangi orang tua Delia, minta baik-baik anak mereka. Ingat Bi, walau kamu mendapat restu dari Mama, tapi bukan seenaknya kamu bisa sosor-sosor Delia kayak siang."

Abian diam, jika diminta menjaga jarak, rasanya sulit untuknya, sedangkan untuk meminang Delia secepatnya, Abian ragu, dia takut Delia menolaknya. Abian memutar-mutar gelas pikirannya jauh menerawang, sekarang dalam pikirannya takut kehilangan Delia.

"Lagian Mama tadi ngapain sih masuk kamar Bian nggak ketuk pintu dulu?"

"Karena kekuatan malaikat didalam diri Mama lebih kuat dari setan, makanya itu terjadi, supaya kamu tidak melebihi batas."

Ck, Abian mengacak rambutnya "Kan biar cepat jadi Ma cucunya," Abian menggoda mama, dengan mengedipkan matanya.

Tok

Kipas tangan mamanya kembali mendarat di kening Abian.

"Mama tetap ingin, mempunyai cucu yang halal, ada lebel MuI nya."

Abian tertawa terbahak, rasanya sudah lama sekali dia tidak mengobrol dan curhat seperti ini dengan mamanya, semenjak dia berhubungan dengan Attaya, hubungan kedua ibu dan anak ini sedikit merenggang, Abian yang lebih banyak menghindari, sebab jika dia bertemu dengan sang mama, pasti mama akan banyak memberi ceramah gratis yang tak berkesudahan, yang akan membuatnya pusing tujuh keliling.

Abian berdehem, menegakkan tubuhnya "Ma, apa sih yang membuat Mama dulu tak menyukai Attaya?" Abian memiringkan wajahnya, menunggu jawaban mamanya.

"Kamu sekarang sudah tau jawabannya."

"Kenapa mama nggak kasih tau Bian sejak awal?, memberi bukti pada Bian gitu?"

Mama tersenyum meremehkan "Kamu kemaren otaknya masih tumpul, hati kamu buta, dan telinga kamu terlalu disumpal batu koral, kamu tidak akan percaya walau Mama memberi bukti si porselen itu telan jang bulat sama laki-laki lain, sedang gosip tentang dia menjalin hubungan sana sini saja kamu anggap angin lalu, makanya Mama membiarkan kamu membuktikannya sendiri."

"Bagaimana kalau Bian terjerumus dijalan yang salah?, apa Mama tidak menyesal?"

"Bian, dalam hidup ini terkadang kita harus mengalami terjatuh lebih dulu agar bisa tau, mana yang baik dan mana yang buruk. Mungkin jika kamu sampai khilaf sama Attaya, kamu harus menjalani fase itu terlebih dahulu."

"Dan Mama akan membiarkan Bian, menjalani itu semua?"

"Jik itu semua sudah takdir Tuhan, Mama bisa apa?" Amanda menangkupkan kedua telapak tangannya diatas meja bar.

"Apa Mama selama ini selalu mendoakan yang baik buat Bian, Ma?"

"Omong kosong, heh, pertanyaan macam apa itu anak muda?"

Abian terkekeh "Bian bersyukur punya Mama, makasih ya Ma, dan makasih juga, Mama memberikan Delia dalam hidup Bian."

Abian merangkul pundak Amanda, Abian membayangkan, jika sampai kemarin dia sampai lepas kendali bersama Attaya demi mendapat restu sang mama, Abian yakin, mama adalah orang yang paling terluka.

"Ma, apa Mul sudah Mama suruh ambil motor di bandara, soalnya Abian besok mau bawa mobil saja, nggak mungkin nanti bawa Delia naik motor.'

"Sudah tenang, ingat Bian, jangan ada orang ketiga kalau kamu lagi berduaan sama Delia, bila perlu, ajak teman Delia."

"Nggak asik banget, kalau begitu kapan Bian berduaan sama Delianya?."

"Tumben kamu sakitnya nggak lama Bi?" Amanda sedikit heran, Abian yang biasanya jika sakit berhari-hari, tapi sekarang dalam hitungan jam dia sudah sembuh total.

"Karena ada penawarnya kali Ma." Abian mengulum senyum, masih sangat membekas rasa bibir Delia yang begitu manis.

* * *

Pagi ini Delia sudah menyiapkan beberapa bekal yang akan dia bawa, hari ini mereka akan melakukan penerbangan rute di kota yang agak jauh, tanpa sadar Delia terus mengembangkan senyumnya, Delia menjadi sangat bersemangat, walau pipinya terkadang memanas jika mengingat hal yang memalukan kemarin, bagaimana bisa, dia yang malamnya diminta untuk menjalin kedekatan dengan anaknya, eh paginya malah ketahuan sedang melakukan tindakan yang memalukan, Delia meraba wajahnya yang tiba-tiba panas, uhhh susah sekali melupakan kejadian itu.

Ingin sekali Delia membenturkan kepalanya, agar ingatan itu segera hilang dari ingatanya.

"Banyak banget bekal kamu Del?" Voni melongo isi tempat bekal Delia yang dua kali lipat dari biasanya.

"Eh, Voni." Delia nyengir, menutupi kegugupan, "kita kan akan ada perjalanan jauh, makanya aku bawa sedikit banyak."

Voni itu seperti cenayang, terlalu peka terhadap perubahan Delia. "Dari tadi kamu juga keliatan agak aneh, jadi curiga, sebenarnya kemarin kamu nginap dimana sih,?" tangan Voni sudah mau menyomot roti ditempat bekal Delia.

"Upps jangan yang ini, yang ini saja." Delia mengangkat tempat bekal yang ia khususkan untuk Abian, dan memberikan tempat bekal miliknya.

"Nasi dua kotak, roti dua kotak, dan ini camilan semua serba double, jadi curiga." Voni memperlihatkan camilan Delia, lalu melipat kedua tangannya, memperhatikan gerakan Delia, dan mengamati perubahan wajah Delia.

"Biar nanti aku nggak jajan."

Voni memutar bola matanya malas "Yasudah jika tidak mau kasih tau sekarang, semua pasti akan ketahuan juga, denger ya Del, Captain Rendy itu marah-marah sama aku, katanya aku membohonginya, memanfaatkan dia yang mendekati kamu, huh jadi ketahuan kan sifat aslinya. Dia bilang katanya kamu sudah punya pacar, makanya kamu belum menjawab permintaan dia."

"Siapa yang bilang pada Captain Rendy kalau aku punya pacar?"

Voni mengendikkan bahunya "Entahlah."

Delian merasakan harinya berbeda dari hari sebelumnya, rasanya dia memiliki semangat baru, ini merupakan hari pertama buat dia dan Abian menyandang status sebagai sepasang kekasih, untuk sementara, Abian dan Delia akan menyembunyikan dahulu status mereka.

Delia bahkan menolak Abian yang akan menjemputnya, Delia berharap mereka bisa menjalani pekerjaan secara profesional.

Saat turun dari taksi yang ditumpanginya, Delia melihat Abian yang sudah berdiri diparkiran, Abian melepaskan kaca mata hitamnya, keduanya saling lempar senyum, Abian merasakan senyum Delia sangat berbeda, yang membuat jantungnya berdetak tak karuan, ingin sekali rasanya Abian membawa kabur Delia, dan mengurung Delia seharian, melakukan aktivitas panas, hingga tubuh keduanya lemas, Astaga Abian menarik nafas, sepagi ini pikirannya sudah sangat kotor, apa benar kata mamanya, jika virus omes sudah melekat diotaknya, sehingga hanya melihat Delia saja pikirannya sudah jauh traveling kemana-mana.

Saat berjalan melewati koridor bandara, Delia kembali bertemu dengan Daniel.

"Hai Delia, good morning," sapa Daniel.

"Eh Pak Daniel, morning too," Delia balas menyapa Daniel ramah.

"Morning Coffee Delia, khusus aku pesankan buat kamu."

Daniel memberikan satu cup kopi dari gerai ternama pada Delia.

"Cuma satu Pak?, Delia kan berdua sama saya, wah saya nggak dianggap," Voni nyeletuk, satu yang ada dipikirannya, jika Delia sedang menjalin hubungan dengan Daniel, salah seorang dari jajaran petinggi di maskapai ditempat mereka bernaung.

Wow Delia it's amazing, puji Voni dalam hati, pantas Delia lebih milih pak Daniel ketimbang Rendy, batinya menebak-nebak sendiri.

Dari jauh Abian kembali dibuat geram, Daniel suka sekali menghampiri Delia, Abian tahu jika Daniel sengaja menunggu Delia agar bisa mengobrol dengan Delia setiap hari. Andai tak ada Voni, Abian pasti sudah menghampiri Delia, dan mengatakan pada Daniel jika Delia sudah menjadi miliknya.

"Pendekatan yang sangat murahan."

Abian merogoh hapenya, mengetik pesan pada Delia.

Buang kopi itu, atau aku akan bilang pada semua awak cabin kalau kita menjalin hubungan saat ini juga.

Delia yang merasakan hapenya bergetar, segera membukanya, Delia tersenyum ternyata sang pengirim adalah Abian. Dan Delia membalas pesan itu.

Iya.

Abian segera membuka pesan dari Delia.

Cepat pergi, atau aku hajar Daniel, jangan terlalu sering mengobrol dengannya.

Lagi, Delia menjawab pesan Abian dengan singkat.

Iya.

"Ataga Delia, apa begitu jadulnya ponsel mu? sampai tak ada tombol lain selain huruf i, y dan a" Abian jadi geram sendiri, berharap ada kata sayang diujung pesan Delia.

Abian masih menyorot dari kejauhan, Daniel yang seakan menahan langkah Delia, membuat Abian tak tahan, dan ia pun segera menghampiri.

"Hai Daniel," sapa Abian yang membuat Delia cukup terkejut.

"Oh Hai Abian, selamat pagi." Abian hanya menanggapi dengan anggukan.

"Pramugari saya sepertinya harus segera menuju flops, mereka banyak pemeriksaan disana bukan?, mohon beri mereka jalan."

"Oh oke Delia, sampai bertemu lagi, aku akan kirim pesan sama kamu, bolehkan aku nelpon kamu jika sedang tidak sibuk?." Daniel mengangkat alisnya menunggu jawaban Delia.

Delia tersenyum lalu menjawab "Iya Pak, mari kami duluan," jawaban yang membuat Abian kesal.

Seperginya Delia dan Voni, Abian masih bersama Daniel.

"Jangan hubungi Delia, dia milikku," ucap Abian tegas, tepat di wajah Daniel.

Mendengar ucapan Abian, Daniel malah tersenyum remeh, "Kalian belum menikah kan?, sepertinya tidak ada salahnya jika aku berusaha mendekatinya, Delia benar-benar menggiurkan," jawab Daniel sinis, lalu dia meninggalkan Abian, membuat Abian mengepalkan tangannya.

.

.

.

.

Met sahur all, semoga puasanya lancar ya 😘🥰🥰

Oh ya, jika ada yang mau bergabung di grup chat silahkan ya, dengan nama Group Isma. Disana kita bisa berbagi tentang informasi cerita" Aku, ini juga baru bikin hari ini 🤭😁

1
Oma Said
Luar biasa
Sulfia Nuriawati
g bs d pungkiri restu ibu tu mood booster utk rmh tgga anaknya,kalo d langgar pasti g berkah tu rmh tgga, byk contoh d sktr Kita
Yenni Ajah Lah
Lumayan
Irene Susanti
Luar biasa
Yuliana Nengrum
ditunggu kelanjutan ceritanya kak, Daniel dan denisa secepatny oke
Yuliana Nengrum
keren kak,terus berkarya ya/Smile//Smile/
Padmi
kok di cari nggak ada thor
Cut SNY@"GranyCUT"
semangat thor.. Novelmu bagus.
Kesuksesan penulis itu bisa diukur dari minat pembaca terhadap karya tulisannya.
Jangan kecil hati dengan komentar negatif, jadikanlah komentar sebagai bahan koreksi dan masukan bagimu untuk lebih meningkatkan kualitas dan kuantitas karyamu🙂
Nanda Keisya Amelia
gak sukaa sama danisa ...
pur wati
auto di nikahkan langsung ini mah....😄😄😄
pur wati
mampus lu ..abian.
Vony Ayu Sulistiowati
koq namanya sama y Vony juga
deni syahputra
cukup sedih dan terharu Thor sama ceritanya..pokoke the best lah
Nanda Keisya Amelia
daniel gatell...danisa reseee
deni syahputra
Luar biasa
Anonymous
ok
Alfi
ya gitu tu keturunan mama amanda /Chuckle/
Alfi
mama lupa dek
Alfi
/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Alfi
awas lo bi , dia kaya macan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!