NovelToon NovelToon
Puncak Pesona

Puncak Pesona

Status: tamat
Genre:Tamat / Ketos / Teen Angst / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Cinta Murni / Cinta Karena Taruhan
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: El Nurcahyani

Di SMA Gemilang, geng syantik cemas dengan kedatangan Alya, siswi pindahan dari desa yang cantik alami. Ketakutan akan kehilangan perhatian Andre, kapten tim basket, mereka merancang rencana untuk menjatuhkannya. Alya harus memilih antara Andre, Bimo si pekerja keras, dan teman sekelasnya yang dijodohkan.

Menjadi cewek tegas, bukan berarti mudah menentukan pilihan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon El Nurcahyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Waktu Begitu Cepat

Bab 20

Waktu begitu cepat berlalu, Alya berhasil melewati berbagai rintangan di SMA Gemilang, baik itu dari geng syantik maupun tugas-tugas sekolah yang menumpuk. Dia tumbuh menjadi siswa yang semakin kuat dan mandiri, meskipun kadang-kadang merasa lelah dengan tekanan yang ada. Alya merasa bangga bisa bertahan dan tetap berprestasi di tengah segala tantangan.

 

Setelah perlombaan akhir tahun antar sekolah selesai, tibalah saat yang dinanti-nanti oleh seluruh siswa kelas 12: acara pelepasan dan pengumuman prestasi. Aula sekolah penuh sesak dengan siswa, orang tua, dan guru. Semua duduk dengan harapan dan semangat, menantikan siapa saja yang akan mendapatkan penghargaan.

 

Panggung utama dihias dengan apik, lampu-lampu berkilauan memberikan suasana yang meriah. Di sana, berdiri kepala sekolah SMA Gemilang, dengan wajah penuh kebanggaan.

 

“Kita semua tahu betapa kerasnya perjuangan siswa-siswa kita selama ini. Sekarang, tiba saatnya kita mengapresiasi usaha dan prestasi mereka,” ucapnya membuka acara.

 

Para siswa dan hadirin mendengarkan dengan antusias. Suasana aula penuh dengan kegembiraan dan ketegangan.

 

“Pertama-tama, saya akan mengumumkan siswa paling berprestasi tahun ini. Siswa ini tidak hanya menunjukkan kecerdasan akademik yang luar biasa, tetapi juga etika dan dedikasi yang tinggi dalam belajar. Penghargaan ini jatuh kepada... Bimo!”

 

Suara tepuk tangan riuh menggema di aula. Bimo, yang duduk di barisan depan, tampak terkejut dan sedikit tidak percaya. Dia perlahan bangkit dari kursinya, melangkah ke panggung dengan langkah pasti meski sedikit gemetar. Wajahnya memancarkan kebahagiaan yang luar biasa.

 

“Bimo telah berhasil mendapatkan beasiswa penuh untuk melanjutkan kuliah di University of Cambridge, Inggris, jurusan Teknik Mesin,” lanjut Pak Rudi dengan senyum lebar.

 

Alya, yang duduk tak jauh dari panggung, merasa campur aduk. Dia tidak menyangka Bimo bisa mendapatkan beasiswa sebesar itu. Perasaan kagum dan sedikit terkejut bercampur menjadi satu.

 

“Bimo juga berhasil menyelesaikan program akselerasi, sehingga hanya perlu dua tahun untuk menyelesaikan pendidikan SMA-nya,” tambah Pak Rudi.

 

Alya merasa bangga sekaligus termotivasi. Dia tahu Bimo memang cerdas dan tekun, tetapi prestasi ini benar-benar mengagumkan. Namun, seketika Alya menyadari, jika Bimo mendapatkan jalur akselerasi, berarti tahun ini dia lulus. Dan Alya langsung berpisah dengan Bimo. Mungkin dalam waktu yang lama. Atau ... tidak akan pernah bertemu lagi.

 

‘Inggris kan jauh,’ gimana Alya tanpa sadar telah memikirkan Bimo begitu dalam.

 

Ketika giliran Alya diumumkan sebagai peringkat kedua, tepuk tangan kembali menggema. Dia tersenyum, menyadari bahwa usahanya selama ini tidak sia-sia.

 

Setelah semua penghargaan diumumkan, acara berlanjut dengan pelepasan kelas 12. Momen yang penuh haru dan kebanggaan bagi para siswa dan orang tua mereka. Alya merasa lega sekaligus sedih, menyadari bahwa dia sampai pada tingkat akhir di sekolah ini, waktu setahun lagi bukanlah lama untuk dilalui.

 

Usai acara, Alya mendekati Bimo yang sedang berbicara dengan beberapa teman. Dia ingin mengucapkan selamat secara pribadi.

 

“Bimo, selamat ya. Aku benar-benar bangga sama kamu,” kata Alya dengan senyum tulus.

 

“Terima kasih, Alya. Kamu juga hebat. Kamu selalu yang terbaik di depanku,” jawab Bimo sambil tersenyum.

 

Sesaat Alya membeku dengan ucapan Bimo, tapi diabaikan saja, mungkin dia salah dengar. “Aku nggak nyangka kamu bisa dapat beasiswa ke Cambridge. Itu luar biasa banget,” kata Alya dengan mata berbinar.

 

Bimo menggaruk belakang kepalanya, sedikit malu. “Iya, aku juga nggak nyangka. Tapi ini semua berkat dukungan teman-teman dan guru-guru di sini. Terutama Ibu.”

 

Alya merasa sedikit canggung, tapi dia melanjutkan, “Bimo, aku minta maaf kalau selama ini aku pernah bikin kamu merasa nggak nyaman. Aku tahu mungkin aku terlihat aneh dengan sikapku.”

 

Bimo menggeleng. “Nggak apa-apa, Alya. Aku ngerti kok. Kita semua punya tekanan masing-masing. Yang penting, kita udah melalui semuanya dengan baik.”

 

Alya tersenyum, merasa lega mendengar kata-kata Bimo. “Iya, kamu benar. Terima kasih, Bimo. Semoga sukses di Cambridge.”

 

Bimo mengangguk. “Terima kasih juga, Alya. Tinggal setahun lagi nih, semoga lancar dan sukses selalu ya.”

 

Hari itu, Alya merasa bahwa segala sesuatu yang dia lalui di SMA Gemilang telah memberinya pelajaran berharga. Dia siap menghadapi tantangan berikutnya dengan semangat dan keyakinan. Meskipun banyak rintangan yang dia hadapi, Alya tahu bahwa dia tidak sendirian, masih ada lita dan Arga, selalu ada di sana untuk mendukungnya. Karena setelah ini tanpa Bimo.

 

Waktu berlalu cepat. Alya, meskipun tanpa Bimo, tetap tekun belajar dan fokus pada tujuannya. Ia semakin tegas dalam menghadapi pria-pria yang mencoba mendekatinya, termasuk Arga dan Andre.

 

Andre masih mencoba mendekati Alya. “Alya, kita pulang bareng lagi yuk?” tawarnya suatu hari.

 

Alya menghela napas. “Andre, aku masih ada tugas di perpustakaan. Kamu duluan aja, ya.”

 

Andre tersenyum tipis, sedikit kecewa, sekali lagi dia berusaha membujuk Alya. Namun, penolakan lagi, akhirnya Andre menghargai keputusan Alya.

 

Rina dan geng cantiknya mulai jarang mengganggu Alya. Rina pernah menghampiri Alya di lorong sekolah. Mungkin karena alasan ini juga, Rina tidak begitu mengganggu Alya.

 

“Alya, aku mau ngomong. Kamu cape nggak aku gangguin terus?” tanyanya sinis.

 

“Biasa aja,” jawab Alya santai.

 

“Kenapa kamu gak nyerah aja?”

 

“Dalam hal apa?”

 

“Gak usah sok kecakepan, sok pinter, sok bersaing sama aku.”

 

Alya merasa heran, ucapan Rina sudah bukan sesuatu yang harus dijawab lagi. Sebab semua itu bukan keinginan Alya, punya wajah cantik, pintar dan menarik banyak orang. Alya mau jawab apa? Itu semua anugerah dari Tuhan.

 

“Loh, loh. Mau ke mana? Gak sopan banget orang lagi ngomong kok.” Rina menarik rambut Alya.

 

“Lepas nggak Rin?” Alya langsung tegas.

 

“Bales aja ayo, bales. Kita duel juga ayo!” Rina malah balik menantang.

 

Alya menatap Rina dengan tenang. “Hem, ok. Akan aku balas. Tapi, aku balas pake diam aja ya. Jika tadi kamu nanya aku capek nggak, maka akun akan sabar sampai kamu sendiri yang capek.” 

 

Rina terdiam, sedikit terkejut dengan jawaban Alya. Seakan terhipnotis dengan kata-kata Alya, dia terpaku dengan tatapan tak lepas pada Alya yang kini sudah semakin jauh.

 

Mungkin dari itu Rina jadi memilih tidak lagi mengganggu Alya. Rina tahu, Alya kuat, Alya bisa bertahan dari serangan-serangan dirinya. Atau diam untuk mengatur strategi pembalasan? Sekarang atau di masa yang akan datang.

 

##*

 

Sementara itu Lita selalu ada di sisi Alya. Mereka sering menghabiskan waktu bersama, belajar dan berbagi cerita. Termasuk membahas geng syantik yang sudah tidak begitu brutal nb

 

 “Kamu kuat banget, Alya. Aku salut,” kata Lita suatu sore saat mereka duduk di taman sekolah.

 

“Thanks, Lit. Kamu juga selalu ada buat aku,” balas Alya dengan senyum.

Bersambung...

1
Sodikin Jin
hmmmm...kak, saya lebih suka, cerita tentang kultifasi. 🙏
El Nurcahyani -> IG/FB ✔️: Tapi sayang, sepertinya tidak dilanjutkan. Jika ingin audionya dilanjut, harus banyak yang beri saran langsung pada pihak Mangatoon
Sodikin Jin: tidak apa kak... saya tunggu setiap audio kakak tentang kultifasi.
total 3 replies
Kamaya
kenapa ya, geng cewek ky gini merasa harus memiliki cowok populer di sekolahny. pdhal aslinya dia gak dilirik samsek ma tuh cowok. tapi ttp aja mngklaim jgn direbut org lain. hm.,..
Kamaya
Pasti jodoh Alya cowok. Iya kan tor? 🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!