Bagai tikus dan kucing yang hampir setiap harinya bertengkar membuat semua orang sudah tidak kaget lagi jika melihat Elang dan Eliza terlibat perdebatan.
mereka tidak mau kalah satu sama lain dan selalu membalas. namun siapa sangka pertengkaran itu akan membawa mereka menuju ke sebuah ruang hati yang di penuhi dengan bunga bermekaran.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nonaniiss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 31
Elang membuka matanya dengan terkejutnya kemudian melompat dari kasurnya. Ia ingat ada presentasi penting yang akan menentukan masa depannya kelak. ia melihat jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 09.15, itu artinya ia sudah sangat telat. Tapi bagaimanapun juga ia tetap harus berangkat karena masih ada waktu.
Ia hanya mencuci muka saja kemudian berganti baju dan berangkat. Ia mengendarai sepeda motornya dengan kecepatan tinggi bahkan ia seperti tidak menginjak rem sama sekali karena mengejar waktu.
Beberapa saat kemudian, ia sampai di kampus dan langsung berlari dengan kencangnya. Walaupun hanya sisa waktu 1 menit saja, Elang tetap optimis bisa melakukan presentasi tersebut. hanya saja, saat ia akan masuk ke ruang presentasi, semua orang justru malah keluar yang artinya presentasi sudah selesai.
"Emang udah selesai?" tanya Elang.
"Udah lah. Lo kemana aja emang?"
Pak Bobby selaku dosen pembimbing pun keluar dan menatap Elang dengan tatapan malasnya. Semenjak kejadian Elang yang mengerjai pak Bobby sampai pria itu jatuh dari motor bahkan tanpa minta maaf, membuat pak Bobby masih merasa kesal dengan Elang.
"Ngapain kamu? Dari mana kamu?" tanya pak Bobby.
"Ah saya telat pak kejebak macet. Jadi masih boleh kan saya ikut presentasi." kata Elang.
"Terus siapa yang mau dengerin? Bapak paling tidak suka jika ada murid bapak yang telat dan tidak disiplin seperti kamu. Karena kamu sudah menyia-nyiakan waktu yang bapak berikan, maka kamu bapak hukum selama 3 hari membersihkan toilet dan menata gudang. Jika dalam waktu 3 hari tidak selesai juga, maka akan bapak tambah menjadi satu bulan." kata pak Bobby membuat Elang terkejut.
"Lahh kok gitu pak. Nggak bisa dong. Saya serius banget loh." kata Elang.
"Bukan urusan saya." kata pak Bobby dengan berlalu pergi.
Elang terus membujuk pak Bobby agar memperbolehkannya ikut presentasi. Tapi bukannya mendapatkan persetujuan, tapi Elang malah mendapat double hukuman dengan membersihkan sampah yang ada di kampus.
itu adalah pertama kalinya Elang mendapatkan hukuman di kampus. dengan terpaksanya, ia pun langsung menuju toilet untuk menjalani hukumannya. Beberapa mahasiswa yang melihat Elang menenteng peralatan pembersih kamar mandi pun langsung berbisik-bisik.
Walaupun sepanjang pekerjaannya di sertai dengan umpatan kasar tapi ia tetap menyelesaikan hukuman itu. Sementara di sisi lain tepatnya di toilet wanita yang bersebelahan dengan toilet pria, ada seorang gadis yang hanya berdecak kesal saja karena sedari tadi mendengarkan umpatan kasar dari Elang.
Entah kebetulan atau tidak tapi keduanya pun keluar secara bersamaan karena itu mereka berdua terkejut. Terkejut karena tidak menyangka jika pria yang sedari tadi mengumpat serapah itu adalah Elang begitupun juga dengan pria itu. Ya gadis itu adalah Eliza yang juga mendapatkan hukuman karena telat.
"Lo!!!" seru keduanya secara bersamaan.
"Jadi cowo yang berisik banget itu Lo hah!! pantes aja sih." kata Eliza dengan menatap Elang dari atas sampai bawah.
"Ngapain Lo ngeliatin gue. gue ganteng? Ya emang. Lo baru sadar kah?"
"Orang ganteng bersihin toilet? Hahaha mimpi apa gue semalem ya."
"Lo ngga liat diri Lo sendiri apa? Kita sama kali. Biar gue tebak, Lo pasti di hukum."
"Biir gii tibik pisti Li di hikim....ngeselin banget sih Lo."
Eliza berlalu pergi meninggalkan Elang dengan kesalnya. sementara Elang yang memang sangat malas jika soal hukuman, ia pun mencari sembarang orang agar bisa menggantikannya membersihkan gudang dan tentu saja ia bayar dengan uang yang lumayan banyak.
"Inget, sebelum 3 hari harus udah kelar. Lo paham kan. Dan jangan bilang siapapun kalau gue yang nyuruh elo." kata Elang.
"Santai aja bro. Semuanya beres. Oke deh gue kesana sekarang." kata Edo dengan berlalu pergi
Tanpa Elang ketahui, Eliza pun juga mendapatkan hukuman yang sama dengannya dan sekarang Eliza juga tengah menuju ke gudang. tapi entah kenapa alih-alih kembali ke kelasnya, justru Elang malau penasaran dengan gudang yang di maksud itu seperti apa.
Melihat ada orang lain yang datang, membuat Eliza menoleh. ia tidak tahu siapa itu begitupun juga dengan Edo. Mereka mulai membersihkan gudang tanpa saling menyala lebih dulu. Elang mengintip dari balik sela jendela dan terkejut ketika ada Eliza juga di sana.
"Aishhh harusnya gue kesini sendiri nggak nyuruh tuh anak." ucap Elang dengan berfikir keras dan Tiba-tiba ia pun masuk begitu saja yang membuat Eliza dan Edo terkejut.
"Lo disini? Katanya Lo nyuruh gue aja. Tenang aja bro semuanya beres kok. Lo kalau kau pulang atau main nggak papa. Serahin semuanya ke gue." kata Edo yang membuat Eliza menatap Edo dan Elang secara bergantian.
Tentu saja hal itu membuat Elang canggung apalagi tatapan Eliza yang tak biasa padanya membuat ia seperti tidak bisa berkata-kata.
Elang pun menyeret paksa Edo keluar. Entah apa yang di bicarakan pria itu tapi setelah itu ia kembali ke dalam tanpa Edo. Eliza hanya menoleh sebentar saja tanpa tertarik untuk bertanya apapun.
"Wahhh gudang ini kayaknya udah lama nggak di beresin. Apa mereka nggak ada yang mau ngeberesin ini semua ya. Wahhh... Hahahah Eh elo juga disini ternyata. Ternyata hukuman kita sama." kata Elang dengan berbasa-basi.
"Nggak usah ngomong aja lo Lang. Kelarin cepetan." kata Eliza dengan berdecak kesal.
Hatccciiiii.....
Eliza menoleh ke arah Elang yang tengah menggosok-gosok hidungnya. Senyum kecil pun terbit di bibirnya tapi ketika Elang menyadari tatapan itu ia langsung merubah raut wajahnya menjadi biasa saja.
Sesaat kemudian Elang meloncat jauh dengan berteriak yang membuat Eliza terkejut. Apalagi ketika pria itu bersembunyi di belakang Eliza.
"Apaan sih Lang, Lo ngagetin gue ajaaaa." seru Eliza dengan kesalnya.
"Ada kecoa El. Sumpah gue nggak boong banyak banget." kata Elang dengan memegangi baju Eliza.
"Udah sih cuma kecoa doang. Lepasin baju gue, robek nih " kata Eliza dengan berdecak.
Tetap saja Elang tidak mau melepaskan baju Eliza dan terpaksa gadis itupun memeriksa dengan Elang yang masih berada di belakangnya. ketika ia membuka sebuah kain, ia juga langsung melompat terkejut karena banyaknya kecoak yang tiba-tiba keluar entah dari mana.
"Kan gue bilang apa, gue nggak boong." kata Elang yang langsung berlari untuk keluar tapi sialnya pintunya tiba-tiba saja tidak bisa di buka.
"El, nggak bisa di buka." kata Elang yang membuat Eliza terkejut dan berusaha membukanya juga
"Akhhh sialann anak itu, gue nyuruh cuma buat jagain biar nggak ada orang yang kesini bukannya di kunci." gumam Elang.
"Lo ngomong apa?" tanya Eliza bingung.
Mereka terkunci di gudang dengan Elang yang beberapa kali berteriak karena kecoak yang terbang. Bukannya mencari jalan keluar dan solusi tapi pria itu justru menghabiskan waktunya hanya untuk berterima saja.
Eliza benar-benar di buat kesal bahkan Elang sudah ia pukuli beberapa kali agar tidak berisik tapi entahlah ia merasa jika berada di dekat Elang maka ia akan terkena sial.
Laksa walaupun tengil tapi keren 👍🏻