Elang Dan Eliza
''Akhhhhhh sialannnn!!!" maki Eliza ketika genangan air di jalan mengenai baju dan wajahnya, sementara orang yang mengendarai motor itu tidak memperdulikannya sama sekali.
Sepanjang perjalanan menuju kampusnya, gadis itu tak henti-hentinya memaki karena kesal. entah kenapa pagi itu ada saja hal-hal yang selalu membuatnya kesal, di mulai dari ia bangun sampai akan berangkat ke kampus.
Ia selalu berangkat ke kampus menggunakan motor tuanya pemberian mendiang kakeknya yang sudah meninggal saat dia masih duduk di bangku SMP. Karena mesin yang sudah tua dan sering kali bermasalah alhasil ia pun terpaksa harus naik kendaraan umum agar bisa ke kampusnya.
Sebelum masuk ke kelasnya, ia ke kamar mandi untuk membersihkan bajunya yang kotor. Sialnya, baju yang dia pakai bewarna putih. Karena sudah basah, dalaman yang dia pakai pun terlihat jelas yang membuatnya semakin kesal.
"Kalau gue ketemu orangnya, awasss aja gua bakal kasih dia pelajaran. Ck baju gue jadi gini kan." kata Eliza dengan terus menggerutu sepanjang
"Akhhhhh....Lo!!!! Apa-apaan sih. kalau jalan pake mata dong.'' umpat Eliza dengan kesalnya sementara pria yang di tabrak nya itu hanya diam saja.
''Lo yang jalan pake mata, bukannya malah nyalahin gue. Udah salah nggak minta maaf, malah marah-marah nggak jelas Lo. '' kata pria itu kemudian berlalu pergi. Pria itu adalah Satria Erlangga, mahasiswa yang terpilih dari program pertukaran mahasiswa antar kampus. ia biasa di panggil, Elang.
Eliza hanya berdecak kesal saja mendengar ucapan pria tadi. kemudian ia pun segera menuju kelasnya. Sesampainya di kelas, hanya tinggal dirinya saja yang yang belum masuk dan sialnya hanya sisa satu kursi dan itu ada di samping pria menyebalkan yang membuat dia semakin kesal.
Karena hari itu dia ada presentasi penting, alhasil mau tak mau ia pun duduk di kursi itu. Eliza menatap pria di sampingnya dengan tatapan kesalnya, namun tiba-tiba saja ide licik muncul di kepalanya. gadis itu menjatuhkan bolpoinnya dan langsung ia ambil, tapi sebelum itu ia menginjak kaki pria di sampingnya itu lebih dulu sehingga membuatnya berteriak kesakitan.
"Lo apa-apaan sih!! gila Lo ya!!!" umpat pria itu dengan kesalnya.
"Upss sorry...gue pikir injakan kursi." kata Eliza dengan mengibaskan rambutnya dan duduk seanggun mungkin
"Kenapa Lo?" tanya salah satu pria yang duduk di belakang Elang
"Noh cewe gila." kata Elang yang membuat Eliza menoleh.
"Lo bilang gue gila!!!?" seru Eliza dengan tatapan kesalnya.
"Lo ngerasa kalau Lo gila? Ok baguslah kalau ngerasa." kata Elang dengan sinisnya.
"Ishhh ngeselin banget anjirr, siapa sih nih anak, tengil banget. Gue nggak pernah liat sebelumnya." batin Eliza dengan kesal sekaligus penasaran.
Dosen pun datang dan langsung memulai presentasi. yang membuat Eliza terkejut karena presentasi pertama di mulai dari pria yang duduk di sampingnya itu. Dan yang lebih mengejutkan lagi, ketika pria itu memperkenalkan diri, di tambah lagi presentasi yang di lakukannya terbilang sangat baik.
Seluruh ruangan pun riuh dengan tepuk tangan kecuali satu gadis yang tak lain dan tak bukan adalah Eliza Septiana. Tatapan gadis itu tampak tak menyukai Elang sama sekali.
"Minggir!" kata Elang yang ingin kembali duduk.
Eliza hanya menatapnya saja dengan sinis dan ide jahil pun kembali muncul. Ia sengaja memberi jalan pada Elang tapi saat Elang akan melangkah, tiba-tiba saja pria itu hampir terjatuh karena kaki Eliza.
Elang menatap Eliza dengan tatapan nyalangnya. Ia benar-benar di buat kesal oleh gadis di sampingnya itu. inilah yang paling tidak dia sukai saat terpilih progam pertukaran mahasiswa, karena dia harus kenal orang baru yang menyebalkan seperti gadis di sampingnya itu.
Setelah presentasi selesai, Kini Eliza duduk seperti biasa di kantin sambil menikmati segelas kopi panasnya. Ia memilih duduk di paling ujung karena di sanalah ia bisa menghirup udara segar yang terasa begitu menyejukkan.
Hanya di kampus lah tempat yang bisa membuat Eliza nyaman dan tenang. Ia seolah tidak pernah punya beban hidup sama sekali. semua masalah rasanya hilang ketika ia berada di tempat itu.
Kantin yang tadinya sepi sunyi, kini menjadi riuh seketika. ketenangan yang tadinya ia rasakan pun buyar seketika. Ia menoleh melihat siapa yang datang, dan tatapannya pun tak sengaja bertemu dengan tatapan Elang. Ia hanya berdecak kesal saja melihat itu.
Ia juga tidak habis pikir kenapa para gadis itu begitu menyukai Elang sampai berteriak dan meminta foto. di matanya, Elang sama saja seperti pria pada umumnya. kondisi kantin pun bertambah ramai, tak kala seorang mahasiswi cantik jelita yang di juluki bunga kampus itu datang menghampiri Elang.
Melihat drama romantis itu, membuat Eliza benar-benar bertambah kesal. Ia mencari ketenangan seperti biasanya, tapi justru malah keributan yang dia dapat. Ia menggebrak meja dengan begitu kerasnya sehingga membuat semuanya terdiam dan menoleh ke arahnya.
ia beranjak tanpa berkata apapun, tapi dari raut wajahnya, tentu saja siapapun bisa melihat jika gadis itu tengah kesal.
"Paan sih nggak jelas banget tuh orang." kata Jesicca yang langsung tersenyum pada Elang
"Gue boleh duduk disini?" tanya Jesicca pada Elang.
"Harus di sini banget? Masih banyak kursi lain yang kosong." kata Elang dengan cueknya.
Tapi tanpa tahu malu, Jesicca justru langsung duduk di samping Elang dan berlagak sok akrab dengan pria itu. Laksa yang melihat itupun langsung menengahi keduanya dengan ia duduk di tengah-tengah mereka.
"Udah udah gue di tengah." kata Laksa
Laksa adalah sahabat dekat Elang dari kecil, tapi ia memilih beda kampus dengan Elang. Tapi entah takdir atau bagaimana, justru sekarang mereka malah satu kampus dan satu kelas.
Di sisi lain, Eliza tengah berada di atap. Atap juga tempat kesukaannya saat ia berada di kampus. kursi kursi yang sudah tidak terpakai berserakan di mana-mana ia manfaatkan sebagai tempat untuknya tidur atau hanya untuk bersantai saja.
"Kayaknya ini tempat terkahir gue cari ketenangan deh. Ck gara-gara cowo itu, gua jadi nggak bisa di sana lagi. lagian apa bagusnya sih cowo itu kenapa pada tergila-gila sama dia." gerutu Eliza.
Ia memejamkan matanya sebentar sambil menunggu bel masuk berbunyi. Cukup lama bahkan sampai ia tertidur pulas. Ia lupa kalau ia akan presentasi. dering ponsel membuat Eliza terbangun dan terkejut karena lupa. Ia berlari sekencang-kencangnya menuju kelasnya. ia datang dengan tergopoh-gopoh dan nafas tidak teratur.
"Kenapa kamu telat Eliza?" tanya dosen.
"Maaf pak." ucap Eliza yang kemudian langsung maju.
Sialnya, ia lupa tidak membawa materinya yang sempat ia baca tadi di atap. sementara semua orang sudah menunggu presentasinya dan tidak ada waktu untuk mengambilnya.
"Dimana materinya?" tanya dosen.
"Maaf pak."
"Kamu itu, selaluuuuuu lupa. Kalau kaya gini terus, nilai kamu bakal bapak turunkan. Sudah presentasi hari ini selesai." kata dosen yang membuat Eliza terkejut.
"Ehh pak, nggak bisa gitu dong, walaupun tanpa bawa materi tapi saya bisa presentasi. Bapak nggak inget yang udah-udah ya. Ya pak please, lain kali nggak bakal saya ulangi lagi." kata Eliza dengan memohon
"Bener-bener udah gila tuh cewe. Gue liat kemampuan Lo sampai mana. gaya banget nggak bawa materi." batin Elang dengan tersenyum smrik.
"Hehhh jangan ngremehin Eliza, Lang. Lo belum tahu aja kemampuan yang tuh anak punya." kata Laksa dengan terkekeh.
"Kebiasaan! Yasudah bapak kasih waktu 15 menit."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments