Bercerita tentang seorang pemuda yang ditinggal menikah oleh wanita pujaannya dengan sahabatnya sendiri. Lebih tepatnya wanita yang disukainya itu pasangan sahabatnya sendiri. Ia menyukai wanita itu karena ada hal istimewa yang ada di dalam wanita itu.
Berbagai cara, dia lakukan untuk melupakan wanita itu. Namun hasilnya nihil, dia sudah berusaha untuk melupakannya. Dan itu sulit baginya. Wanita itu terlalu membekas di hatinya.
Hingga akhirnya ia bertemu wanita lain yang membuatnya jatuh cinta. Wanita sederhana dan senyum manisnya, yang membuatnya jatuh cinta. Berbagai cara dia lakukan untuk menyatukan cintanya pada wanita itu. Namun lagi-lagi ada halangan besar yang menghalangi perbedaan mereka.
Lalu apa yang akan dilakukan pemuda itu? Apakah pemuda itu tetap melanjutkan pilihan hatinya?
Atau dia akan menyerah dan merelakan wanita itu bersama dengan yang lain?
Ingin tahu lebih lanjut ceritanya, jangan lupa untuk membaca kisah selengkapnya....
Happy reading....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jyoti_Pratibha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7
“Apakah warga desa tetap membantu kita?”
“Iya bos, mereka tetap membantu kita.”
“Tolong panggilkan salah satu dari mereka kesini.”
“Baik.”
Yukti pergi menemui warga desa itu untuk dibawa kesini.
Derandra memutuskan untuk berbicara kepada mereka terlebih dahulu. Dia akan mengemukakan pembicaraan tentang jembatan itu. Dan juga dirinya akan mengusulkan tentang pembukaan pariwisata di desa ini.
Sangat disayangkan baginya jika keindahan desa ini hanya dinikmati warga sini saja. Desa ini harus mendapat pemasukan dari para wisatawan yang berkunjung, nantinya pemasukan itu digunakan untuk merawat fasilitas yang ada disini. Termasuk jembatan itu.
Dia akan mengusulkan tentang desa pariwisata nantinya, dan juga niatnya untuk membantu membenahi jembatan penghubung antar desa itu.
Sebenarnya dia tidak yakin dengan usulan tentang pariwisata desa ini. Mengingat ucapan Airani yang tidak menyetujui jika desa ini menjadi pariwisata, membuat dirinya ingin menyerah lebih awal.
Namun dia akan mencobanya, jika pun mereka tidak menyetujui usulannya. Kemungkinan dia akan mengeluarkan sebagian tabungannya untuk memperbaiki jembatan itu.
“Semoga saja mereka menerima usulanku tentang pariwisata itu”harap Derandra.
Dia ingin sekali melihat jembatan itu berdiri dengan baik dan membuat pejalan yang melewati jembatan itu, berjalan dengan baik tanpa ada halangan.
Namun ketika mengingat ucapan Veronica, itu seperti mematahkan niatnya. Tapi dia akan tetap mencoba nya.
“Bos”panggil Yukti bersama dengan salah satu warga desa.
Dia pun menyalami warga desa itu dan memintanya untuk duduk. Dia juga menyuruh asistennya untuk memberikan minum pada warga desa itu.
“Jadi begini pak, saya memanggil bapak karena ingin mengusulkan tentang desa ini serta membantu membangun jembatan desa ini yang terhubung dengan desa lain.”
“Mas nya ... serius? Maaf bukannya mau gimana, hanya saja banyak orang seperti mas yang ingin membantu tapi ujung-ujungnya orang itu tidak jadi membantu.”
“Memangnya ada yang pernah ingin memperbaiki jembatan itu pak?”tanya Derandra untuk memastikan ucapan bapaknya.
“Banyak mas, tapi ya itu ujung-ujungnya tidak jadi. Entah saya juga tidak tahu, sudah beberapa kali orang yang ingin memperbaiki jembatan ini. Tapi ya gitu, hanya janji yang tidak ditepati”jawab bapak itu dengan yakin."
Derandra pun terdiam mendengar jawaban bapaknya, dia merasa ada yang ganjil disini. Dia juga sudah berkeliling di daerah dan banyak usaha yang tutup, entah tutupnya karena apa.
“Apakah kepala desa tidak ingin memperbaiki jembatan itu pak?”
“Apa yang mau diharapkan dari kepala desa sih mas, kepala desa hanya memberikan janji tanpa aksi. Kita yang sebagai warga hanya bisa diam mas.”
Ternyata dugaannya benar mengapa jembatan itu tidak segera diperbaiki.
Selama di desa ini dia menduga bahwa jembatan itu tidak diperbaiki karena ada permasalahan di kepala desanya. Dan dugaannya benar.
Warga desa disini tidak bermasalah dengan bantuan yang diberikan orang-orang yang ingin memperbaiki jembatan. Hanya saja ada penghalang yang membuat orang-orang itu tidak jadi memperbaikinya.
“Apa bapak tidak masalah jika saya memperbaiki jembatan itu?”tanya Derandra lagi.
“Apa mas yakin?”tanya balik bapak itu
“Saya yakin pak, hanya saja saya membutuhkan persetujuan dari bapak dan warga desa sini. Dan juga usulan saya tentang pariwisata di desa ini, apakah bapak menyetujui usulan saya?”
“Saya menyetujuinya mas, nanti saya akan berbicara dengan warga desa lain tentang perbaikan jembatan itu. Hanya saja untuk pariwisata desa ….bolehkah saya mendiskusikannya terlebih dahulu?”
“Tentu boleh pak.”
Bapak itu mengangguk kan kepalanya dan mengucapkan terima kasih berkali-kali.
Mata bapak itu tidak bisa berbohong bahwa dirinya sangat terharu akan hal ini. Mungkin bapak itu terharu karena ada yang ingin memperbaiki jembatan itu.
Dia akan mencari beberapa orang yang ingin memperbaiki jembatan itu, dan bekerja sama dengannya. Dan mungkin bantuan dari mereka juga nantinya.
Derandra sangat ingin membantu desa ini keluar dari permasalahan jembatan itu. Sangat disayangkan jika desa ini tidak banyak yang kenal, desa ini mempunyai potensi menjadi desa wisatawan.
Apalagi budaya di daerah sini yang mengesankan.
Dan juga makanan khas desa ini, adalah surga tersembunyi yang harus diketahui banyak orang.
Makanan yang mempunyai ciri khas tersendiri bagi pencinta kuliner di negara ini.
“Aku berharap mereka menyetujui usulanku tadi, sangat disayangkan jika dianggurkan dan tidak di manfaatkan dengan baik.”
“Mengapa bos sangat ingin membantu mereka?”
“Pemandang disini sangat bagus dan juga masih asri, aku juga ingin warga desa ini mengenal perkembangan teknologi. Agar mereka tidak ketinggalan tentang teknologi nantinya.”
“Semoga saja tidak ada halangan.”
Harapannya sama dengan asistennya. Mereka berdua juga ingin membantu warga desa yang kesulitan sepeti ini. Terutama asisten Derandra, dia juga berasal dari desa. Dan desa terpencil, akses menuju kota itu sangat sulit karena masalah utamanya ada di jembatannya dan juga jalanannya.
“Andra”panggil selagi wanita yang menemaninya selama beberapa hari di desa ini.
Wanita itu pun mendekat ke arahnya dnegan berjalan hati-hati. Karena keberadaan wanita itu ada di tengah sawah.
“Apa yang kau lakukan disini?”tanya Veronica yang mendudukkan tubuhnya di bangku.
“Hanya sedang melihat-lihat daerah sini tentunya. Apalagi yang kulakukan selain itu”jawab Derandra dusta.
Veronica mengangguk-anggukkan kepalanya, di pun mengedarkan pandangannya.
“Lalu apa yang kamu lakukan disini?”tanya balik Derandra.
“Mengantar makanan untuk ayahku yang berada di sawah sana”tunjuknya ke arah tempat ayah berada. Derandra pun ikut ke arah yang ditunjuk Veronica.
“Kamu mau? Tapi kalau suka ya, soalnya ini makanan warga desa sini ketika ke sawah”tawarnya pada Derandra.
Derandra pun menerima makanan itu, makanan sederhana seperti yang dibilang Veronica. Ubi rebus dengan tape goreng sebagai pelengkapnya. Sangat menyehatkan.
Mereka pun terdiam sambil menikmati ngin yang berhembus di sawah ini. Sangat menyenangkan dan menyejukkan. Dia menyukai udara ini.
“Mas”panggil bapak yang diajaknya bicara tadi. “Saya membawa beberapa warga desa untuk mendengar niat mas secara langsung. Mereka tidak langsung percaya dengan apa yang saya sampaikan. Lebih baik masnya menyampaikan niatnya sendiri.”
“Jadi begini pak_”
Derandra menjelaskan niatnya pada warga desa itu dan juga Veronica yang duduk disampingnya. Dan dia juga mengemukakan usulannya tentang pariwisata di desa ini, dan juga pembagian hasil pariwisata.
Nantinya dirinya hanya mengarahkan warga desa tentang pembagian hasil, dan juga perawatan biaya jembatan agar tidak rusak lagi.
“Apa kamu yakin Andra? Maksudku apa kamu benar-benar yakin dengan niatmu, warga desa sini sudah terlalu banyak dijanjikan ini itu. Tapi tidak pernah dilaksanakan?”pungkas Veronica.
Dia hanya ingin menanyakan niat Derandra yang ingin memperbaiki jembatan itu. Dirinya sebenarnya sudah muak dengan janji yang diberikan orang-orang seperti Derandra. Maka dari itu dia meyakinkan niat Derandra agar tidak hanya memberi janji saja.
“Aku yakin Veron, untuk itu aku meminta izin pada warga desa sini untuk menyetujui usulanku. Lalu tentang desa pariwisata itu, aku menyerahkan pada warga desa saja tempat-tempat yang boleh dikunjungi nantinya”ucap Derandra dengan penuh keyakinan.
“Jika itu memang niat mas kami akan menyetujui saja, kami juga akan membantu nantinya jika memang dibutuhkan. Tapi untuk pariwisata itu kami masih merundingkannya”ucap salah satu warga desa.
“Benar mas, asalkan tidak hanya janji saja. Kami akan menyetujui niat masnya”sautnya yang lain.
“Tapi kalau boleh saya nanya apakah boleh saya membangun jembatan itu tanpa izin kepala desa?”tanya Derandra dengan hati-hati.
Bapak yang diajaknya berbicara tadi tersenyum padanya. “Itu terserah masnya saja.”
Derandra menganggukkan kepalanya dan tersenyum pada warga desa. Dia tahu maksud dibalik senyuman bapaknya, mungkin bapak itu tahu jika nanti dirinya berbicara pada kepala desa. Pasti akan ada pertentangan dari dirinya dan kepala desa itu.
Bapak yang bercerita tentang kepala desanya tentu pasti paham mengapa dirinya tidak melapor ke kepala desa terlebih dahulu. Mungkin jika dirinya berbicara dengan kepala desa terlebih dahulu, dirinya pasti akan disuruh untuk membayar kepala desa itu terlebih dahulu dan pembangunan jembatan itu akan dikerjakan oleh mereka.
Hal seperti itu sudah biasa baginya yang sering membangun proyek di daerah desa. Pasti akan ada beberapa pihak yang tidak setuju dengan apa yang dilakukannya.
Namun dirinya akan menghiraukan mereka, tak peduli seberapa keras nantinya jika pertentangan terjadi, dirinya akan tetap memperbaiki jembatan itu.
Karena itu adalah niatnya dari dalam hati untuk membantu warga desa yang ada disini.
ΩΩΩΩ
“Apakah warga di desa ini sering mendapat janji seperti itu Veron?”tanya Derandra.
“Yah begitulah,seperti yang kamu lihat tadi warga desa sangat rentan terhadap kepercayaan orang yang ingin membantu dan ujungnya tidak ditepati. Banyak yang ingin membantu sebelum dirimu sebenarnya, hanya saja seperti yang ku katakan tadi. Mereka pergi dengan janji yang tidak ditepati”jawab Veronica.
“Ternyata itu alasannya, kukira karena mereka tidak ingin dibantu saja hingga harus bertanya berkali-kali untuk menyakinkan ku”ujar Derandra.
“Orang seperti kita ini hanya dibutuhkan ketika menginginkan sesuatu saja. Ketika sudah tidak dibutuhkan dihempas begitu layaknya sampah”jawabnya.
Orang yang menginginkan sesuatu memang akan memanfaatkan segala cara agar mendapatkannya.
Termasuk melakukan janji-janji palsu yang tidak akan pernah dipenuhi.
Terkadang dirinya bingung dengan kelakuan manusia seperti ini.
Mereka yang berkata bahwa jika berjanji harus ditepati, tapi ketika mereka berjanji tidak ditepati lalu menyalahkan orang atas janjinya yang tidak ditepati. Dan ketika disalahkan malah menyalahkan balik.
Manusia yang haus akan keinginan tinggi, terkadang hanya untuk memenuhi nafsunya tanpa berpikir dampak dari setelahnya.
Mungkin Derandra akan menyebut manusia seperti adalah manusia yang rakus dan tidak menyisakan tempat untuk orang lain berbicara.
“Sangat menyebalkan”batinnya yang ingin mengumpati manusia seperti itu di depan mereka langsung.
“Oh ya Andra, aku ingin bertanya tentang hal yang privasi tentangmu mungkin. Bolehkah?”tanya Veronica dengan hati-hati.
“Tentu.”
“Kalau boleh tahu apa pekerjaanmu? Maaf kalau sedikit lancang, hanya saja aku ingin menanyakan tentang ini. Karena aku sangat penasaran bagaimana kamu ingin memperbaiki jembatan tua itu? Dan mungkin anggaran yang dikeluarkan akan sangat banyak nantinya. Tapi jika kau tak ingin menjawab juga tidak apa-apa.”
Derandra yang mendengar pertanyaan Veronica tersenyum tipis. Dia bingung harus menjawabnya darimana.
“Tidak masalah, hanya saja aku bingung harus menjawabnya dari mana. Pertanyaanmu sangat membingungkan untuk dijawab, mungkin aku akan menjawabnya dari alasan mengapa aku mau membantu memperbaiki. Alasannya adalah aku ingin melihat warga desa sini tidak kesusahan ketika ke desa lain. Melihat mereka bergotong royong dalam menyebrangi, tentu itu akan memperlambat pekerjaan mereka yang seharusnya tidak bisa ditunda.”
Ia pun duduk di pinggir jembatan kecil untuk beristirahat. Mereka berdua sudah terlalu jauh berjalan dari tempat semula.
Derandra mengedarkan pandangannya di sekitar sini. Sangat indah, dan lukisan hijau alami serta suara sungai yang menenangkan. Serta aktivitas warga daerah sini yang sedang menanam padi. Dia sangat menyukai suasana desa ini. Sangat menyenangkan dan menenangkan.
“Untuk pekerjaanku, aku adalah seorang karyawan di suatu perusahaan. Dan untuk anggaran, sebenarnya bosku saat itu sedang meninjau restoran yang dibangunnya di daerah ini. Bosku sangat kasihan melihat warga desa yang sulit menyebrangi jembatan itu, dia pun berinisiatif untuk memperbaiki jembatan itu. Dan melalui diriku untuk menyampaikan niatnya itu pada warga desa”jelas Derandra.
Veronica menganggukkan kepalanya, sekarang ia paham dengan maksud Derandra.
Terkadang dirinya selalu curiga terhadap orang yang ingin membantu warga desanya.
Karena terlalu sering dijanjikan, dirinya jadi sering berprasangka buruk pada orang-orang yang ingin membantu warga desa.
“Aku lihat-lihat hidup di desa cukup menyenangkan ya. Pemandangan yang alami seperti ini pasti mereka tidak akan merasakan stres berlebihan hingga mengakibatkan bunuh diri.”
“Tidak juga, semua pasti mengalami stres itu. Hanya saja mungkin tidak terlihat.”
“Benar juga.”
“Terkadang jika kita menganggap hal menyenangkan di suatu tempat pasti akan menganggap seperti itu terus. Karena belum berada di tempat itu lama. Tapi bagi orang yang sudah lama berada di tempat itu, mungkin akan berpikir sebaliknya.”
“Benar juga, tapi setidaknya ketika mereka mengalami stres warga sini pasti ada hiburan di depannya. Secara pemandangan alam disini sangat menyejukkan mata.”
Veronica tersenyum menanggapi ucapan Derandra. Bisa dibilang yang diucapkan Derandra ada benarnya.
Hanya saja hidup di desa tidak semudah apa yang dibayangkan orang-orang.
“Banyak yang mungkin kamu belum mengetahui tentang kehidupan di desa Andra. Karena kamu orang kota, baru mengetahui keadaan desa beberapa hari disini. Pantas bagimu mengucapkan hal seperti itu. Namun bagiku yang sudah tinggal lama di desa, hal seperti itu seperti dongeng yang ingin sekali diwujudkan meskipun itu mustahil”jelas Veronica.
Bertahun-tahun dari kecil hingga dewasa hidup di desa ini. Banyak hal yang disukai serta tidak disukainya.
Dulu dia ingin sekali bertempat tinggal di tempat yang tidak banyak orang dan sunyi. Dia menginginkan suasana seperti itu, karena ia sudah muak dengan semua hal di desa.
Namun itu hanyalah keinginan yang tidak akan tersampaikan untuk dirinya.
“Apakah kamu pernah mengalami hal yang tidak menyenangkan di hidupmu Veron?”tanya Derandra.
“Banyak, hanya saja aku sering mengesampingkan hal tidak menyenangkan itu. Jika terus di ingat akan menimbulkan penyakit yang menyakiti diri sendiri nantinya”jawab Veronica seadanya.
Veronica berjalan ke arah pohon jambu yang berada di pinggir sungai, ia pun meraih tangkai pohon itu dan mengambil buahnya. Setelah itu dia mencuci buah itu di sungai.
Dia menyodorkan buah yang diambilnya pada Derandra. Dan mereka memakan buah itu bersama di pinggir sungai dengan kaki yang berada di sungai.
“Setiap tempat pasti ada ceritanya sendiri dan tentu tempat itu memiliki ciri khas masing-masing termasuk desa ini”ujar Veronica.
Derandra yang mendengar ujaran wanita itu menatapnya dengan dalam. Dia tersenyum melihat wanita itu yang menguyah buah jambu.
“Wanita yang unik”batin Derandra.
salam hangat dari saya👋
jika berkenan mampir juga🙏