Bercerita tentang seorang permaisuri bernama Calista Abriella, yang telah mengabdi pada kekaisaran selama 10 tahunnya lamanya. Calista begitu mencintai Kaisar dan rela melakukan apa saja untuknya, namun cinta tulus Calista tak pernah berbalas.
Sampai suatu peristiwa jatuhnya permaisuri ke kolam, membuat sifat Calista berubah. Ia tak lagi mengharap cinta kaisar dan hidup sesuai keinginannya tanpa mengikuti aturan lagi.
Kaisar yang menyadari perilaku Calista yang berbeda merasa kesal. Sosok yang selalu mengatakan cinta itu, kini selalu mengacuhkannya dan begitu dingin.
Akankah sifat Calista yang berbeda membuat kaisar semakin membencinya atau malah sebaliknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kleo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25 - Mengambil Alih
Calista membuka matanya dan memandang ke sekitar, barulah wanita itu sadar jika ia tertidur bersama Leonardo di ranjang yang sama, dengan putranya yang berada di tengah-tengah keduanya.
Calista segera bangkit, kala itu Theodore juga ikut terbangun karna gerakan sang ibu.
“Ibu apa kau ingin kembali ke istana putih?”
Calista mengangguk, “Ya, ada banyak pekerjaan yang menunggu ibu, jika Theo ingin pergi jangan lupa untuk mengatakannya pada ayah.”
Theodore mengangguk.
Calista pun kembali ke istana putih, setelah membersihkan diri, ia mulai berisap untuk kembali bekerja. Kali ini Calista mengenakan gaun yang bisa dibilang tak layak untuk dikenakan seorang permaisuri.
Bagaimana tidak, Calista mengenakan gaun dengan banyak tambalan di berbagai sisi, entah dari mana ia mendapatkan pakaian seperti itu.
“Yang Mulia, saya rasa anda tidak cocok dengan gaun ini.”
Calissta yang telah duduk di kursi kerjanya menatap Daisy, “Memangnya ada apa dengan gaun ini? Ini lebih nyaman dari pada gaun-gaun berat itu.”
“Yang mulia tapi Anda harus menjaga martabat anda sebagai permaisuri,”
Wanita itu tertawa kecil, “Untuk apa? Lagi pula di mata mereka aku tetaplah permaisuri yang buruk.”
“Sekarang adalah waktunya aku menikmati semua ini sebelum berakhir.”
“T-tapi Anda tidak harus mengenakan g-gaun itu kan Yang Mulia.”
Calista menghela nafas, “Kalian ini tidak selamanya bunga yang cantik selalu mekar dengan indah, ada masa di mana ia akan layu … dan berakhir,” balas Calista dengan seulas senyum.
“Pikirkanlah lagi keputusan Anda, Yang Mulia adalah seorang permaisuri yang hebat, bagaimana bisa anda ingin turun dari tahta?” tanya Elisha.
“Tentu saja bisa, lagi pula dia sudah memberikan surat cerai padaku, jika aku mendatanginya maka semua akan berakhir.”
Ketiganya terdiam menatap permaisuri yang tetap tenang tanpa beban, meski mengatakan perkataan yang menyakitkan itu.
Di saat bersamaan Wiliam – Asisten kaisar, datang menemui Calista.
“Salam Yang Muli Permaisuri, Wiliam Edmud datang menghadap anda.”
“Tuan Wiliam, apa yang membawa Anda kemari?”
“Maaf atas kelancangan saya Yang Mulia, dan maaf menggangu waktu Anda. Saya menghadap anda untuk membicarakan mengenai pekerjaan kaisar.”
“Karna baginda sendiri sedang sakit, saya tidak bisa mengambil keputusan atas kehendak saya sendiri. Saya kemari untuk meminta anda mengurus pekerjaan kaisar, karna setiap keputusan hanya bisa diputuskan oleh Kaisar dan anda, Yang Mulia.”
“Hmm, kenapa anda tidak menunggu baginda kaisar sembuh saja, Tuan Wil?”
“Karna ini urusan mendesak Yang Mulia, saya tidak bisa membicarakan ini dengan baginda, karna ia sendiri sedang sakit.”
“Baiklah apa masalahnya. Ceritakan padaku?”
“Begini Yang Mulia, anda tahu berita tentang Tibelia, daerah yang paling makmur di kekaisaran, sekarang para rakyatnya tiba-tiba banyak yang terserang penyakit, bahkan telah mematikan lebih dari setengah penduduk di sana.”
“Benarkah bagaimana bisa? Bukankah selama ini baik-baik saja, bahkan orang yang dikirim ke sana juga mengatakan baik-baikc saja.”
“Saya juga tidak tahu pasti, para penduduk di sana juga bahkan tidak ingin menyambut kedatangan para bangsawan yang datang melihat.”
“Bahkan para rakyat Tibelia sekarang juga dalam masa krisis karna hasil panen kali ini sangat sedikit.”
“Ya, aku tahu itu, banjir yang disebabkan karna bendungan itu rusak, telah menyebabkan para penduduk yang sebagian besarnya berfropesi sebagai petani gagal panen.”
“Jadi Yang Mulia menurut anda langkah apa yang harus kita ambil, apa kita kembali mengirim bantuan ke sana.”
Calista kembali menghela nafas, “Aku belum bisa memutuskan jika tidak melihatnya langsung. Karna itu aku akan ke Tibelia.
sblmnya aku mendukung Aaron, skrg males banget